didirikan oleh satu atau beberapa orang secara tanggung menanggung, bertanggung
jawab secara seluruhnya atau secara solider, dengan satu orang atau lebih sebagai
pelepas uang (Geldschieter), dan diatur dalam KUHD. 46 Pengaturan hukum atas CV
sama dengan persekutuan firma dimana diatur secara tegas pada Pasal 19 sampai
dengan persekutuan firma adalah adanya pengaturan sekutu pelepas uang yang diatur
menurut ketentuan Pasal 19, 20 dan 21 KUHD. Dalam hal ini dapat dikatakan juga
CV adalah persekutuan firma yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu
komanditer. Karena dalam persekutuan firma hanya terdapat sekutu kerja atau
firmant, sedangkan dalam CV selain sekutu kerja terdapat juga sekutu komanditer,
yaitu sekutu diam yang hanya memberikan pemasukannya saja dan tidak mengurus
perusahaan. 47
46
I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan, cet. 7, (Bekasi: Kesaint Blanc, 2007), hal. 51.
47
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Bentuk Perusahaan,
Jilid 2, cet. 12, (Jakarta: Djambatan, 2008), hal.75.
menyatakan bahwa CV adalah persekutuan yang terdiri dari satu atau lebih sekutu
biasa dan satu atau lebih sekutu diam (yang juga disebut dengan sekutu komanditer),
yang secara pribadi bertanggung jawab untuk semua utang persekutuan. 48 Sekutu
diam kontribusinya hanya memasukkan modal berupa uang, benda atau tenaga
jawab hanya sebesar kontribusinya. Dengan kata lain, sekutu diam atau sekutu
komanditer ini juga mengambil bagian kerugian juga keuntungan persekutuan, namun
dalam hal terjadi kerugian dalam persekutuan, maka sekutu diam atau sekutu
persekutuan.
pihak ketiga ditinjau berdasarkan rumusan Pasal 20 ayat (1) KUHD. Dalam hal ini
mungkin dilakukan oleh seorang sekutu komanditer dengan pihak ketiga. Sejak saat
mengikat persekutuan dengan pihak ketiga. Dinyatakan pula dalam pasal 20 ayat (2)
berwenang melakukan hubungan eksternal dengan pihak ketiga, dan hanya memiliki
kewajiban internal, yaitu pemasukan sejumlah yang disepakati olehnya dan sekutu
48
Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Staatsblad 1847-23, Pasal 19
dalam persekutuan dan tidak perlu memikul kerugian yang lebih pula daripada
jumlah yang telah atau harus dimasukkan olehnya sebagai modal dalam
persekutuan. 49
Persekutuan Komanditer. Tetapi jika dalam Anggaran dasar tersebut tidak ditentukan,
sebagaimana diatur menurut ketentuan Pasal 18 KUHD jo. Pasal 1131 dan 1132
KUHPerdata.
Menurut Pasal 17 KUHD bila sekutu komplementer terdapat lebih dari satu
orang harus ditegaskan diantara mereka, apakah diantara mereka ada yang dilarang
komplementer mengenai siapa di antara mereka yang dilarang untuk bertindak keluar,
tetapi hal tersebut tidak mengurangi tanggung jawab masing-masing dari sekutu
komplementer untuk bertanggung jawab secara pribadi dan keseluruhan sampai harta
49
Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum dalam Bisnis: Persekutuan Perdata, Persekutuan
Firma dan Persekutuan Komanditer, Ed.1, Cet.2, (Jakarta: Kencana, 2006), hal.246-248.
dalam CV bertindak keluar. Sehingga sekutu diam atau yang sering disebut dengan
sleeping partner atau stille vennoot merupakan anggota persekutuan yang pasif dan
tidak melakukan hubungan dengan pihak ketiga. 50 Hal ini disebabkan sekutu pasif
atau sekutu komanditer hanya memiliki fungsi sebagai pelepas uang (geldschieter)
atau pemberi uang, yaitu orang yang mempercayakan uangnya. Dalam hal ini CV
firma.
anggota yang aktif dengan tanggung jawabnya sampai kepada harta pribadinya.
Sekutu komanditer tidak boleh mencampuri tugas sekutu komplementer atau sekutu
pengurus. Namun, terkait dengan adanya hubungan dengan pihak ketiga, setiap
sekutu komanditer yang ikut melakukan perbuatan pengurusan CV, dan sekutu
CV maka akan memikul akibat hukum, yakni dianggap sukarela mengikatkan diri
terhadap semua tindakan pengurus, oleh karenanya sekutu komanditer tersebut ikut
bertanggung jawab secara solider atau bertanggung jawab secara keseluruhan atas
pengurus atau sekutu kerja atau sekutu komplementer, yaitu sekutu yang menjadi
50
I.G. Rai Widjaya., Op.Cit., hal. 52.
51
M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Cet. 2, (Jakarta:Sinar Grafika, 2009),
hal.18-19.
persekutuan firma. Sedangkan sekutu diam atau sekutu tidak kerja atau sekutu
Kehadiran sekutu diam atau sekutu komanditer adalah ciri utama dari Persekutuan
Namun demikian, bila dilakukan pendirian CV dengan Akta Otentik, ada kewajiban
untuk mendaftarkan akta pendirian atau ikhtisar resminya dalam register yang
disediakan pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri tempat kedudukan perseroan itu
(raad van justitie). 52 Akan tetapi yang didaftarkan hanyalah berupa Anggaran
Dasarnya saja sebagaimana diatur menurut ketentuan Pasal 24 KUHD yang sekurang-
terbatas pada cabang usaha tertentu dengan menunjukkan maksud dan tujuan dari
52
Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Staatsblad 1847-23, Pasal 23 dan Pasal 24
53
Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Staatsblad 1847-23, Pasal 26
persekutuan. 54
Namun, satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam CV adalah dimana
para sekutu tidak hanya memasukkan bagian persekutuan dalam bentuk uang atau
pun barang (inbreng) akan tetapi juga dalam bentuk tenaga dan kerajinannya.
Sehingga hal ini tidak bisa secara keseluruhan ditentukan dalam bentuk uang untuk
Pengadilan Negeri setempat dimana CV tersebut berada dan ditanggali pada hari akta
dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia bahwa CV tersebut telah berdiri
dan didirikan dengan akta otentik sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 23
jo. Pasal 27 dan Pasal 28 KUHD tersebut. Terkait dengan pendaftaran dan
pengumuman tersebut, apabila hal itu belum terjadi maka CV terhadap pihak ketiga
54
Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Staatsblad 1847-23, Pasal 27.
CV tersebut. 55
secara umum tidak dapat dikatakan sebagai badan hukum. Dalam hubungannya
dengan pihak ketiga, pihak ketiga tersebut tidak dapat menuntut sekutu komanditer.
Dalam hal ini pihak ketiga hanya berurusan dan bertransaksi dengan CV bilamana hal
itu diwakili oleh sekutu komplementer. 56 Tetapi dalam hal ini bilamana sekutu
dari bentuk hukumnya sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 23 KUHD, dapat
menjadi badan hukum oleh instansi yang terkait. Selain itu, tanggung jawabnya pun
dari para sekutunya tidak terbatas (unlimited liability) sampai meliputi harta pribadi
mereka atau tidak secara mutlak terbatas seperti halnya PT sehingga hal ini tidak
dengan pasal 35 KUHD. Dalam hal ini pembubaran CV dengan Firma adalah sama
55
Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Staatsblad 1847-23, Pasal 29.
56
Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Staatsblad 1847-23, Pasal 21.
KUHD. Pembubaran atas CV dapat dilanjutkan oleh seorang atau lebih, baik atas
kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bilamana diizinkan secara tegas oleh bekas
sekutu yang namanya terdapat dalam persekutuan. Namun apabila hal itu ditentang
oleh ahli warisnya, maka para ahli waris harus membuktikannya dengan suatu akta
Pasal 31 KUHD harus dinyatakan dengan akta otentik serta dilakukan pendaftaran
prosedur pembubaran tersebut dilalaikan oleh para sekutu dari CV yang dibubarkan
tersebut, maka pembubaran tersebut dianggap tidak ada dan CV dianggap masih
berdiri dan tetap terikat hubungan dengan pihak ketiga. Dengan kata lain, apabila
terjadi pelepasan atas salah seorang sekutu baik dikarenakan berhenti, mengundurkan
diri, tidak memenuhi ketentuan sebagai sekutu baik disebabkan oleh sanksi pidana
maupun ditaruh dibawah pengampuan dan meninggal dunia dalam hal tidak ada
sekutu lain yang mengambil alih bagiannya, maka persekutuan dapat bubar.
Pada pembubaran CV ini, para sekutu yang tadinya bertindak dan memiliki
bilamana dalam perjanjiannya ditentukan lain. Selain itu ada pula kemungkinan
seorang demi seorang dengan suara terbanyak dalam rangka pemberesan tersebut. 57
membayar utang-utang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk
masing. 58 Terhadap uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas CV,
tidak ada perjanjian yang menentukan lain, maka buku-buku dan surat-surat yang
dulu menjadi milik persekutuan yang dibubarkan tersebut tetap ada pada sekutu yang
terpilih dengan suara terbanyak atau pun yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri
setempat karena tidak berhasilnya pemungutan suara dilakukan. Hal ini dilakukan
dengan tidak mengurangi kebebasan dari para sekutu atau penerima hak untuk
melihatnya. 60
57
Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Staatsblad 1847-23, Pasal 32
58
Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Staatsblad 1847-23, Pasal 33
59
Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Staatsblad 1847-23, Pasal 34
60
Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Staatsblad 1847-23, Pasal 35
yang akan dipilih sebagai wadah dalam melaksanakan kegiatan usahanya, perbedaan
1. Bentuk Perusahaan
CV adalah suatu badan usaha dan bukan merupakan badan hukum dimana
(Sekutu Pasif) hanya bertanggung jawab sebatas modal yang disetorkan ke dalam
ini bermakna bahwa PT adalah subyek hukum, dimana perseroan sebagai pendukung
kewajiban dan hak tertentu. Badan hukum adalah orang (person) yang sengaja
diciptakan oleh hukum. Biasanya dikenal dengan artificial person, maksudnya secara
tersendiri yang terpisah dari kekayaan pribadi para pendiri maupun pengurusnya.
Dari definisi itu dapat ditarik unsur-unsur yang melekat pada PT, yakni :
Pada dasarnya badan hukum adalah suatu badan yang dapat memiliki hak-hak
Badan hukum ini adalah rekayasa manusia untuk membentuk suatu badan yang
memiliki status, kedudukan, kewenangan yang sama seperti manusia. Oleh karena
badan ini adalah hasil rekayasa manusia, maka badan ini disebut artificial person. 63
dikategorikan sebagai badan hukum. Persyaratan agar suatu badan dapat dikatakan
61
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 1 angka 1
62
Badan hukum yaitu suatu perkumpulan/organisasi yang oleh hukum diperlakukan seperti
seorang manusia, yaitu sebagai pengemban hak-hak dan kewajiban-kewajiban, dapat memiliki
kekayaan, dapat menggugat dan digugat di muka pengadilan. R. Subekti, dan Tjitrosoedibio, Kamus
Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2000), hal.11.
63
Ridwan Khairandy, Perseroan Terbatas Doktrin, Peraturan Perundang-Undangan, dan
Yurisprudensi, ed. Revisi, cet. 2, (Yogyakarta: Total Media, 2009), hal.4.
kekayaan pribadi para sekutu atau pendiri badan itu. Tegasnya ada pemisahan
Ketiga unsur diatas merupakan unsur material (substansif) bagi suatu badan
hukum. Kemudian persyaratan lainnya adalah persyaratan yang bersifat formal, yakni
adanya pengakuan dari negara yang mengakui suatu badan adalah badan hukum.
Dalam PT misalnya, syarat formal yang harus dipenuhi untuk dapat diakui menjadi
c. Harus sekurangnya didirikan oleh dua orang/badan hukum yang cakap dan
64
H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jilid 2, (Jakarta:
Djambatan, 1982), hal.63.
65
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 7 ayat (1)
66
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 7 ayat (1)
67
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 7 ayat (1)
68
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 16
69
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 34 ayat (1)
memperoleh pengesahan. 70
Saat diperolehnya pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM itulah yang
menjadikan PT itu sebagai badan hukum dalam arti formal. 71 Menurut Ridwan
Pada dasarnya, para pendiri atau pemegang saham atau anggota suatu korporasi
tidak bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerugian atau utang korporasi.
b. Perpetual Succession
Sebagai sebuah korporasi yang eksis atas haknya sendiri, perubahan keanggotaan
tidak memiliki akibat atas status atau eksistensinya. Bahkan dalam konteks PT,
pemegang saham dapat mengalihkan saham yang ia miliki kepada pihak ketiga.
bersangkutan.
70
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 10 ayat (1)
71
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 7 ayat (4)
72
Ridwan Khairandy, Op.Cit., hal.11-12.
Semua kekayaan yang ada dimiliki oleh badan itu sendiri. Kekayaan tidak
dimiliki oleh pemilik oleh anggota atau pemegang saham. Ini adalah suatu
d. Memiliki Kewenangan Kontraktual serta Dapat Menuntut dan Dapat Dituntut atas
Nama Dirinya Sendiri
kontraktual atas nama dirinya sendiri. Sebagai subyek hukum, badan hukum dapat
melahirkan suatu PT sebagai badan hukum (rechtpersoon, legal person, legal entity)
PT sebagai badan hukum memiliki modal dasar, yakni jumlah modal yang
disebutkan atau dinyatakan dalam akta pendirian atau anggaran dasar PT. Modal
dasar tersebut terdiri dan terbagi dalam saham. Modal yang terdiri dan dibagi atas
saham itu, dimasukkan para pemegang saham dalam status mereka sebagai
anggota perseroan dengan jalan membayar saham tersebut kepada perseroan. Jadi,
73
M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, cet. 2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009),
hal.33-36.
modal dasar terdiri atas seluruh nilai nominal saham. 74 Selanjutnya sesuai
ketentuan modal dasar PT paling sedikit Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
pelaksanaan bidang usaha tertentu tersebut, jumlah minimum modal dapat diatur
berbeda. 76 Modal tersebut berasal dari kekayaan pendiri yang dipisahkan, modal
awal itu menjadi kekayaan badan hukum, terlepas dari kekayaan pendiri.
dalamnya. Penegasan ini ditujukan pula untuk membedakan secara jelas substansi
atau sifat badan usaha PT dibandingkan dengan badan usaha lainnya seperti
persekutuan perdata. 77
harus memenuhi ketentuan hukum perjanjian yang diatur dalam Buku Ketiga
tentang ketentuan umum perjanjian (Pasal 1313-1319) dan Bagian Kedua tentang
74
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 31 ayat (1).
75
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 31 ayat (1).
76
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 32 ayat (2)
77
Ridwan Khairandy, Op.Cit., hal.23.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 40 Tahun 2007, agar
sedikit 2 (dua) “orang” atau lebih, ketentuan yang mewajibkan perseroan terbatas
didirikan paling sedikit 2 (dua) orang tersebut tidak belaku bagi persero 78 yang
seluruh sahamnya dimiliki oleh negara atau perseroan yang mengelola bursa efek,
Karena status dan karakteristik yang khusus, persyaratan jumlah pendiri bagi
perjanjian, oleh karena itu mempunyai lebih dari 1 (satu) orang pemegang saham.
78
Persero adalah badan usaha milik negara yang berbentuk Perseroan yang modalnya terbagi
dalam saham yang diatur dalam Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Negara
79
Yang dimaksud dengan orang adalah (i) orang perseorangan (naturlijke person, natural
person) baik warga negara Indonesia maupun orang asing dan (ii) badan hukum Indonesia atau badan
hukum asing.
penjelasannya itu, sesuai dengan yang ditentukan pada ketentuan Pasal 1313
1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, agar perjanjian pendirian PT itu sah,
perikatan, mengenai suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal. Apabila
perjanjian itu sah, maka berdasarkan ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang
kepada mereka.
mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha. Seterusnya pada ketentuan
Pasal 18 UU Nomor 40 Tahun 2007 ditegaskan, maksud dan tujuan serta kegiatan
usaha itu harus dicantumkan dalam anggaran dasarnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
“kegiatan yang dijalankan” oleh PT dalam rangka mencapai maksud dan tujuan
dan harus dirinci secara jelas dalam anggaran dasar dan rincian tersebut tidak
80
Ketentuan Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa: “Suatu
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih”.
atau diwujudkan melalui proses hukum (created by legal process) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Itu sebabnya PT disebut makhluk badan hukum berwujud
artificial yang dicipta Negara melalui proses hukum: (i) untuk proses
oleh Pemerintah, dalam hal ini Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
keputusan pengesahan oleh Menteri. Hal itu ditegaskan pada ketentuan Pasal 7
ayat (4) UU Nomor 40 Tahun 2007 yang berbunyi: “Perseroan memperoleh status
Dalam hal pendirian CV tidak ada Undang-undang atau peraturan yang secara
dapat didirikan secara lisan maupun tertulis (otentik). Sedangkan pendirian PT harus
tentang Perseroan Terbatas, dimana dalam UUPT diatur secara jelas dan terperinci
mengenai pendirian PT. Dalam ketentuan Pasal 7 ayat (1) UUPT menerangkan bahwa
dengan CV yang dapat didirikan dengan secara lisan maupun tertulis (otentik), syarat
sah mendirikan suatu PT adalah dengan membuat akta otentik yang dibuat oleh
Sesuai dengan UUPT, akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan
sekurang-kurangnya identitas lengkap dari nama pendiri, nama pemegang saham dan
nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Jadi jelas bahwa nama pendiri, nama
pemegang saham dan nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris bukanlah bagian
dari anggaran dasar sehingga berarti juga bahwa perubahan terhadap nama pemegang
saham dan anggota Direksi dan Dewan Komisaris bukanlah perubahan anggaran
dasar. 82
Anggaran dasar adalah bagian dari akta pendirian yang berisikan aturan main
yang mengatur hubungan internal antara para pendiri (pemegang saham setelah
pengesahan Menteri Hukum dan HAM RI), Direksi dan anggotanya, Dewan
Komisaris dan para anggotanya. Jadi anggaran dasar adalah aturan main yang
81
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 8 ayat (1)
82
Menurut ketentuan Pasal 14 ayat (2) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor : M.HH-02.AH.01.01 Tahun 2009, maka perubahan nama pemegang
saham dan nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris adalah termasuk perubahan data perseroan.
83
Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab tentang Perseroan Terbatas, cet. 1, (Jakarta:
ForumSahabat, 2008), hal.6.
kurangnya :
e. jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap
saham;
Komisaris;
Selain itu dalam anggaran dasar juga dapat memuat ketentuan lain yang tidak
bertentangan dengan UU Nomor 40 Tahun 2007. Sedangkan hal yang tidak boleh
b. ketentuan tentang pemberian manfaat pribadi kepada pendiri atau pihak lain.
anggaran dasar, maka mata acara atau agenda mengenai perubahan anggaran dasar
persetujuan Menteri Hukum & HAM RI, yaitu dalam hal terdapat perubahan pada:
data perseroan, 85 cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum & HAM RI. Semua
perubahan anggaran dasar harus dimuat atau dinyatakan dalam akta Notaris dalam
bahasa Indonesia. Perubahan anggaran dasar yang tidak dimuat dalam akta berita
acara rapat yang dibuat oleh Notaris, dan harus dinyatakan dalam akta Notaris paling
lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal keputusan RUPS. Perubahan
anggaran dasar tidak boleh dinyatakan dalam akta Notaris setelah lewat batas waktu
84
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 21 ayat (1) dan (2).
85
Menurut ketentuan Pasal 14 ayat (2) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor : M.HH-02.AH.01.01 Tahun 2009, yang termasuk perubahan data
perseroan adalah perubahan : (i) nama pemegang saham dan jumlah saham yang dimiliki; (ii) nama
anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris; (iii) alamat lengkap perseroan; (iv) pembubaran
perseroan; dan (v) berakhirnya status badan hukum karena hukum akibat penggabungan, peleburan
dan pemisahan murni
memerlukan persetujuan diajukan kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal akta Notaris yang memuat perubahan anggaran dasar dan
jangka waktu ini berlaku juga bagi pemberitahuan perubahan anggaran dasar kepada
Menteri. Setelah lewat batas waktu 30 (tiga puluh) hari tersebut, permohonan
persetujuan dan pemberitahuan perubahan anggaran dasar tidak dapat diajukan atau
3. Pendiri Perusahaan
sebagai Warga Negara Indonesia. PT dapat didirikan oleh minimal 2 orang kecuali
bagi persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara atau perseroan yang
mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan
Pasar Modal. Berdasarkan penjelasan dalam Pasal 7 ayat (1) UUPT dimana
maupun asing dan badan hukum indonesia atau asing. Dan ketentuan mengenai
pendirian minimal dilakukan oleh 2 orang, karena pada dasarnya sebagai badan
86
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 21 ayat (3), (4), (5), (6), (7), (8) dan (9).
4. Nama Perusahaan
dalam Pasal 16 UUPT, dimana nama Perseroan harus didahulukan dengan frase
boleh sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau
perseroan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau
menunjukkan maksud dan tujuan perseroan saja tanpa nama diri, nama perseroan
terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak
membentuk kata, nama perseroan mempunyai arti sebagai perseroan, badan hukum
atau persekutuan perdata, nama perseroan tidak boleh sama atau mirip dengan nama
PT yang sudah ada dan berdiri di wilayah Republik Indonesia. Dan untuk lebih
atau modal disetor. Besarnya penyetoran modal ditentukan dan dicatat sendiri secara
terdiri dari Sekutu Komplementer (Sekutu Aktif) dan Sekutu Komanditer (Sekutu
Pasif) dapat dibuat suatu perjanjian tersendiri yang disepakati oleh kedua belah pihak.
hanya berupa uang, benda atau tenaga/keahlian, dan untuk sekutu komplementer
(sekutu aktif) selain memberi pemasukan modal tersebut diatas, sekutu komplementer
terdapat CV “atas saham” yang diharapkan dapat menghimpun dana lebih besar.
Kekurangan modal yang diperlukan untuk CV dibagi-bagi atas beberapa saham, dan
saham dalam CV atas saham yang bertindak sebagai sekutu komplementer (sekutu
pengurus), tetap memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas (unlimited liability)
Salah satu ciri khas PT adalah sifat kumpulan modalnya. Ini berarti bahwa
setiap pemegang saham dalam PT berhak untuk setiap saat menjual atau mengalihkan
atau melakukan tindakan atau perbuatan hukum apapun yang bertujuan untuk
menyerahkan hak milik dari sahamnya kepada siapapun juga yang ingin membelinya,
kecuali hal tersebut dibatasi dalam anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-
87
M. Yahya Harahap, Op. Cit, hal.19-20.
perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham. Karena pada dasarnya PT terdiri
dari sero-sero saham, dan saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya.
saham atas nama pemiliknya dan perseroan tidak boleh mengeluarkan saham atas
tunjuk. 88
Modal Perseroan terdiri dari Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal
Disetor. Modal Dasar menunjukkan nilai saham maksimum yang dapat dikeluarkan
oleh sebuah PT. Modal ditempatkan menyatakan kewajiban penyertaan modal yang
disanggupi untuk diambil bagian oleh para pendiri maupun pemegang saham PT.
dilaksanakan oleh para pendiri maupun pemegang saham dalam PT. Modal dasar PT
ditentukan paling sedikit Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), yang diatur
dalam UUPT adalah mengenai modal minimum, namun bagi bidang usaha tertentu
perusahaan tertentu tersebut dimana modal PT yang bersangkutan harus lebih besar
Modal ditempatkan atau modal yang diambil bagian adalah modal perseroan
yang telah disepakati untuk dimasukkan ke dalam PT oleh para pendiri (sebelum PT
berdiri) atau oleh para pemegang saham (sebagai tambahan dari modal dikeluarkan
88
Gunawan Widjaya, Op.Cit., hal.258.
menyatakan bahwa paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar
harus ditempatkan dan disetor oleh para pendiri perseroan selaku pemegang saham
perseroan.
Modal disetor adalah bagian dari modal yang ditempatkan yang disetorkan
oleh pendiri atau pemegang saham kepada PT. Setiap lembar dari modal yang
diambil bagian oleh pendiri atau pemegang saham harus disetor penuh, pada saat
modal tersebut dikeluarkan oleh PT atau pada saat modal tersebut diambil bagian
oleh pendiri atau pemegang saham. Dalam konteks ini berarti tidak ada lagi utang
pendiri atau pemegang saham kepada PT. Dengan demikian yang secara umum
mencerminkan modal yang telah diambil bagian dan disetor penuh oleh pendiri pada
saat PT didirikan atau oleh seluruh setoran pemegang saham setelah PT memperoleh
mencampuri pengelolaan perseroan. Hal tersebut dengan kata lain pemegang saham
baru memiliki kekuasaaan atau hak suara atas saham-saham yang mereka miliki
(dengan pengertian satu saham mewakili satu suara) terhadap perseroan jika mereka
bertemu dalam satu forum yang disebut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan
89
Gunawan Widjaja, Hak Individu & Kolektif Para Pemegang Saham, cet. 1, (Jakarta: Forum
Sahabat, 2008), hal.7
modal dalam PT, yang prosesnya dilakukan berdasarkan pada persetujuan RUPS.
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun, dengan catatan bahwa penyerahan
Dalam hal yang ditingkatkan adalah modal dasar, maka harus diselenggarakan
RUPS Luar Biasa yang diselenggarakan secara khusus untuk mengubah anggaran
selanjutnya harus disetujui oleh Menteri Hukum & HAM RI, didaftarkan dalam
Daftar Perseroan dan diumumkan dalam Berita Negara. Jika yang ditingkatkan adalah
modal ditempatkan, maka RUPS Luar Biasa yang diselenggarakan adalah rapat
pengambilan keputusan dalam suatu RUPS biasa. Hasil RUPS ini cukup
Daftar Perseroan. 92
90
Binoto Nadapdap, Hukum Perseroan Terbatas (Berdasarkan Undang-Undang No.40
Tahun 2007), (Jakarta: Jala Permata Aksara, 2009), hal.50
91
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 41
92
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 42 ayat (2) dan (3).
dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk lainnya. 93 Penyetoran
dengan uang tunai harus dapat dibuktikan dengan bukti setoran yang sah pada
rekening perseroan. 94 Dalam hal penyetoran dilakukan dalam bentuk lain, penilaian
setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai
dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan perseroan.
6. Kepemilikan Saham
Komanditer (Sekutu Pasif) yaitu saham “atas unjuk” dengan ketentuan Sekutu
Komanditer membayar saham penuh secara tunai, dan saham “atas nama” dengan
ketentuan Sekutu Komanditer tidak membayar penuh saham secara tunai. Dalam
kehidupan sehari-hari, saham “atas unjuk” sering disebut sebagai “saham blanko”
karena tidak menyebutkan nama sekutu Komanditer sebagai Pemegang saham atau
pemilik saham tersebut, sehingga siapa yang dapat menunjukkan saham tersebut
dapat dianggap sebagai pemiliknya, dan oleh karenanya peralihan haknya cukup
sedangkan saham “atas nama” nama sekutu komanditer (sekutu pasif) disebutkan
dalam saham tersebut sehingga pemiliknya tertentu, dan yang berwenang mengalikan
93
Bentuk lain baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan
uang dan yang secara nyata telah diterima oleh perseroan. Republik Indonesia, Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Penjelasan Pasal 34 ayat (1)
94
Pada PT yang telah mendapat status badan hukum maka bukti peningkatan modal dapat
dilihat juga dari data laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik atau neraca PT yang
ditandatangani oleh Direksi dan Dewan Komisaris.
Pasal 48 ayat (1) UUPT, dapat diartikan bahwa perseroan hanya diperkenankan
mengeluarkan saham “atas unjuk”. Oleh karena saham atau sero merupakan bagian
dari harta kekayaan Perseroan yang dimiliki pemegang saham dalam saham atas
nama, maka semua saham yang dimiliki para pemegang saham tertulis atas nama
maksud dan tujuan perseroan, dan disesuaikan dengan jenis perseroan tersebut
seperti:
95
Achmad Ichsan, Dunia Usaha Indonesia, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1986), hal.311
b. PT Fasilitas PMA ;
c. PT PMDN ;
e. PT Perbankan ;
udara niaga, perusahaan bongkar muat, ekspedisi muatan kapal laut, ekspedisi
Untuk mencegah terjadinya suatu tindakan yang termasuk kategori ultra vires,
PT harus melaksanakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang ditentukan
dalam Anggaran Dasar perseroan, selain itu tujuan utama dari pencantuman maksud
dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan dalam anggaran dasar perseroan adalah
mengetahui untuk apa uang yang diinvestasikan itu dipergunakan, dan juga
96
Binoto Nadapdap, Op.Cit., hal.59
8. Pengurus Perusahaan
pelaksanaan kegiatan CV, termasuk kerugian yang harus ditanggung terhadap pihak
ketiga sampai harta pribadi, sedangkan sekutu komanditer adalah orang yang
bertanggung jawab sebatas pada besarnya pemasukan modal yang diberikan kepada
persekutuan.
Saham, Direksi dan Dewan Komisaris. Menurut Pasal 1 butir 5 UUPT, Direksi adalah
organ yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan
untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta
mewakili perseroan baik didalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar. Selanjutnya dalam Pasal 92 ayat (1) UUPT menentukan bahwa
dengan maksud dan tujuan perseroan. PT sebagai badan hukum dalam melakukan
perbuatan hukum harus melalui pengurusnya, karena tanpa adanya pengurus maka
badan hukum itu tidak akan berfungsi. Ketergantungan antara badan hukum dan
pengurus menjadi sebab mengapa antara badan hukum dan pengurus lahir hubungan
97
Ibid., hal.62.
semata.
memiliki Direksi. Hal ini dikarenakan perseroan sebagai artificial person, dimana
perseroan tidak dapat berbuat apa-apa tanpa adanya bantuan anggota direksi sebagai
natural person. 98
9. Proses Pendirian
firma maupun CV dapat didirikan dengan akta otentik maupun secara lisan, tidak ada
kewajiban bagi sekutu untuk mendirikan suatu CV dengan akta otentik selama tidak
merugikan pihak ketiga. Tetapi pada umumnya dalam praktek di Indonesia telah
Negeri yang berwenang, dan berdasarkan pasal 24 KUHD yang didaftarkan hanya
akta pendirian CV atau ikhtisar resminya, selanjutnya sesuai dengan pasal 28 KUHD
98
Ridwan Khairandy, Perseroan Terbatas: Doktrin, Peraturan Perundang-Undangan dan
Yurisprudensi, cet.2, (Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2009), hal.203-207.
persetujuan dari instansi yang berwenang, sehingga pemakaian nama boleh sama
dengan CV lainnya yang telah lebih dulu berdiri. Selain itu biaya untuk proses
a. Persiapan pendirian, yaitu musyawarah awal yang dilakukan pendiri yang terdiri
dari 2 orang atau lebih, minimal menghasilkan keputusan mengenai nama untuk
PT, jenis usaha PT, besarnya modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor,
susunan/nama calon anggota Direksi dan Komisaris PT serta jangka waktu masa
jabatannya, besarnya jumlah saham, nilai saham dan besarnya bagian saham yang
akan diambil bagian oleh masing-masing calon pendiri, dan setiap pendiri
b. Pembuatan akta pendirian, dalam hal ini pendiri menghadap ke Notaris untuk
pembuatan akta pendirian berupa akta otentik yang berisi anggaran dasar PT dan
hukum. Berdasar ketentuan Pasal 7 ayat (4) bahwa perseroan memperoleh status
pengesahan badan hukum perseroan. Dalam hal ini pendiri memberi kuasa kepada
perseroan melalui jasa teknologi informasi badan hukum secara elektronik yang
d. Pendaftaran PT, adalah daftar yang diselenggarakan oleh menteri, memuat data
pelaksanaan khusus yang masih berlaku adalah Peraturan Menteri Hukum dan
oleh pejabat yang ditunjuk, yakni Direktorat Jenderal Administrasi dan Hukum
Bentuk badan usaha perseroan terbatas sangat dinikmati oleh para pengusaha
yang potensial untuk memperoleh keuntungan baik bagi instansinya sendiri maupun
99
Harmaizar Zaharuddin, Menggali Potensi Wirausaha, (Bekasi: CV. Dian Anugerah
Prakasa, 2006), hal.198-203
1. Segi Karakteristik PT
karakteristik PT, yang tersimpul dari kata “perseroan” dan ”terbatas”. Dari kedua kata
perseroan dan terbatas itu dapat diartikan bahwa pada PT, seluruh modal yang
pada tanggung jawab para pemegang saham adalah terbatas pada nilai jumlah saham
kerugian-kerugian tersebut akan dibayarkan dari seluruh harta kekayaan yang ada
pada PT. Dengan demikian para pemegang saham tidak akan memikul beban
kerugian melebihi dari bagian kekayaannya yang dimasukan dalam PT. 102 Sebagai
bentuk institusi yang dikatakan sebagai kumpulan modal, dengan sendirinya suatu PT
akan dapat menghimpun modal atau dana yang sangat besar dari sejumlah pemegang
saham yang cukup banyak. Terhimpunnya sejumlah orang pemegang saham yang
100
Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hal.13
101
Ridwan Khairandy, Op.Cit., hal.11
102
Rudhi Prasetya, Op.Cit., hal.50
Oleh sebab itu apabila para pemegang saham itu jika harus turut bertanggung
jawab secara penuh sampai harta kekayaan pribadi atas perbuatan yang dilakukan
oleh salah satu pesero, maka akan banyak kendala dalam melacak harta kekayaan
pribadi dari tiap-tiap pemegang saham dan karenanya sangat sulit untuk dapat
Sangat berbeda bila dibandingkan dengan karakteristik yang ada pada bentuk
dikenal. Keluarnya salah seorang sekutu dapat menyebabkan bubarnya institusi, oleh
sebab itu unsur ikatan kesatuan anggota dan kekerabatan menjadi salah satu faktor
yang turut menentukan kelangsungan usaha. Pada persekutuan, firma atau CV kerja
sama terbentuk dari beberapa orang sekutu yang jumlahnya relatif tidak terlalu
banyak, hanya terdiri dari beberapa orang yang sebagaian besar telah saling kenal,
kadang masih satu kerabat keluarga. Dengan jumlah sekutu yang tidak terlalu banyak
serta telah terjalin hubungan yang erat diantara para anggota, maka tidak ada
kesulitan manakala salah seorang sekutu harus ikut bertanggung jawab penuh
103
Ibid., hal.51
kedalam suatu PT, bahwa harta kekayaan pribadi akan terhindar dari tuntutan para
pemegang saham. Dengan kata lain jika pemegang saham mengalihkan sahamnya
kepada orang lain baik dengan cara menjual, atau mewariskan, sehingga akan
terdapat pemegang saham baru, nama baru, maka PT tidak akan menjadi bubar, PT
tetap dapat menjalankan kegiatan seperti biasa. 104 Jadi para pemegang saham itu
yang lain yang bersedia menggantikannya. Dalam hal seorang pemegang saham
meninggal dunia, langsung hak atas kepemilikan saham itu dianggap telah beralih
Semua kemudahan ini telah menjadi karakteristik pada PT apalagi tata cara
peralihannya juga dapat dilakukan oleh setiap orang, belum lagi jika perseroan sudah
104
Irawan, Pengantar Ekonomi Perusahaan, (Yogyakarta: BPFE, 1997), hal.71-71
Perusahaan yang berbentuk PT, secara umum tidak diperuntukkan bagi usaha-
usaha dengan skala kecil, dengan modal yang relatif sedikit. Oleh sebab itu modal PT
Para pemegang saham ini mengangkat dewan komisaris, dari dewan inilah
diangkat para direksi yang menjadi pejabat yang mengurus perusahaan, dapat pula
ditentukan beberapa dari pemegang saham itu menduduki jabatan direksi, banyak dari
PT yang besar-besar dikelola oleh pejabat direksi yang profesional dibidangnya, yang
diangkat di luar para pemegang saham sendiri. Jadi di dalam konstruksi PT terdapat
pemisahan antara tugas kepemilikan dan tugas kepengurusan. Dalam hal ini tugas
kepengurusan PT tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemegang saham yang begitu
banyak, sehingga perlu dibentuk suatu lembaga (organ) tersendiri yang terpisah dari
kedudukan pemegang saham 106 dengan alasan tidak mungkin mereka yang begitu
105
Wasis, Pengantar Ekonomi Perusahaan, (Bandung: Alumni, 1984), hal.23
106
Organ Perseroan Terbatas adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Dewan
Komisaris. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 1 angka 2
daripada CV. Didalam KUHD PT diatur mulai Pasal 36 sampai dengan Pasal 56.
Kedua puluh pasal tersebut secara garis besar adalah mengatur mengenai tiga hal
pokok:
Pertama, adalah memberikan pengertian tentang apa yang dinamakan PT itu, dan
kemudian memberikan pengakhirannya sebagai badan hukum dengan tanggung
jawab yang terbatas.
Kedua, tentang kewajiban-kewajiban pengurus serta tanggung jawabnya,
khususnya yang berhubungan dengan pemegang saham;
Ketiga, sisanya mengatur mengenai perlindungan para kreditor PT, agar tidak
dirugikan, terutama berkaitan dengan tanggung jawab yang terbatas itu. Dengan
terbitnya UUPT yang secara khusus mengatur tentang PT, merupakan suatu
langkah pembaharuan hukum dari hukum peninggalan zaman kolonial. Sehingga
dengan berlakunya UUPT telah berakhirlah dualisme yuridis yang selama ini ada
atas bentuk badan usaha NV (Naamloze Vennootchap) diatur dalam KUHD yang
kemudian dalam praktek diartikan dengan PT. 107
landasan hukum yang lebih jelas dan pasti. Secara umum tidak terdapat banyak hal-
hal yang berbeda sangat mendasar sekali. Perbedaan yang paling dapat dirasakan
bahwa UUPT mengatur eksistensi PT secara lebih tegas, lebih luas dan lebih rinci
dari pada ketentuan terdahulu. Beberapa hal yang tidak secara tegas diatur dalam
107
Rudy Prasetya, ”Perbandingan Antara UU No.1/1995 Dengan Ketentuan Dalam KUHD
Tentang Perseroan Terbatas”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional di Fakultas Hukum Untag,
Semarang 29 Juli 1995.
bisnis sangatlah diperlukan sebagai salah satu faktor yang mendorong tercapainya
produktivitas dan efisiensi perusahaan, atas dasar inilah hukum hendaknya dapat
baik bagi pemegang saham, pihak ketiga dan masyarakat umum, sehingga dengan
perseroan (piercing the corporate veil), tanggung jawab fidusia pengurus (fiduciary
108
Peter Machmud Harzuki, “Fungsi Transparansi Laporan Keuangan pada UU No.1/1995”,
Jurnal Hukum Ekonomi, Edisi perdana, Agustus 1995, h.25
109
Ibid.
Hukum adalah suatu sistem yang konsisten, dimana asas-asas hukum harus tetap
juga akan disusul dengan pembaharuan hukum pada bentuk-bentuk badan usaha lain
laun Indonesia akan memiliki sendiri kerangka hukum perusahaan produk nasional
hukum yang jelas daripada bentuk usaha persekutuan seperti CV dan firma.
Disamping itu juga telah cukup mengantisipasi perkembangan dunia usaha dimasa
yang berskala besar dan mempunyai akses pasar yang luas, sampai ke luar negara
3. Segi Praktis
Tinjauan terhadap pertimbangan praktis ini dilihat dari praktek yang ada di
masyarakat, diantaranya bisa dilihat dari sisi kelaziman masyarakat dalam memilih
itu bagaimana dan lain sebagainya. Faktor kelaziman dalam menentukan bentuk
badan usaha ini juga telah tumbuh di kalangan pengusaha. Para pengusaha apabila
tawaran suatu pekerjaan yang nilainya cukup besar, maka dipilihlah bentuk usaha PT.
Memang masyarakat sudah tidak asing dengan sebutan PT sebagai institusi bisnis,
namun sampai sejauh mana masyarakat dapat memahami dan mengerti mengenai PT
ini sebagai institusi bisnis, nampaknya masih banyak yang menilainya dari aspek
hukum PT itu.
4. Segi Ekonomi
Salah satu pertimbangan ekonomis pemilihan bentuk PT, tidak terlepas dari
atribut yang melekat pada bentuk PT, antara lain sebagai himpunan modal, tanggung
jawab yang terbatas dan segi kemudahan dalam peralihan kepemilikannya. Semua
karakteristik ini dari segi ekonomis dinilai dapat memberikan nilai lebih
usaha akan semakin besar dan selanjutnya perolehan keuntungan juga menjadi
meningkat. Apalagi dari segi tanggung jawab pemegang saham yang terbatas, dapat
menghindarkan seseorang dari timbulnya risiko-risiko materiil yang lebih besar, yaitu
tidak sampai menganggu harta kekayaan pribadi. Demikian juga dengan kedudukan
saham maupun pergantian pengurus direksi. Oleh sebab itu PT dapat melakukan kerja
Dengan kerja sama antara perusahaan tersebut dapat dihimpun dana yang
lebih besar serta dapat memperluas akses kepada bidang usaha lain yang memiliki
segmen pasar lebih luas. Dari uraian aspek ekonomis diatas, PT sebagai institusi
bisnis, dari sudut ekonomi merupakan pilihan bentuk usaha yang telah dipahami
yang lebih serta risiko berusaha yang relatif lebih aman bila dibandingkan dengan
bentuk persekutuan.
usahanya tersebut CV tentu melakukan hubungan dengan pihak ketiga yang tentunya
Dagang. 110
Terdapat beberapa langkah awal yang harus dipenuhi agar perikatan antara
macam dalam hal melakukan perubahan bentuk dari CV menjadi PT, yaitu sebagai
berikut :
kepada para pemilik. Setelah proses likuidasi selesai, maka telah terjadi
para eks sekutu tersebut melanjutkan dengan membuat akta pendirian PT pada
dimasukkan kedalam PT. Hal ini dilakukan karena dalam anggaran dasar CV
tidak ada ketentuan mengenai Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal
110
Handri Raharjo, Hukum Perusahaan, (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Yustisia, 2009),
hal.52
institusi baru yang berbentuk PT, dengan catatan dalam hal maksud dan tujuan
Komanditer, namun secara materiil akibat hukum dari pendirian itu akan
baru yang akan didirikan. Jadi dalam hal perubahan bentuk CV menjadi PT secara
yuridis eksistensi CV tidak perlu dibubarkan, sebab likuidasi yang dimaksud hanya
melakukan proses pemberesan saja yang bertujuan untuk menghitung neraca akhir
harta kekayaan CV pada saat akan dialihkan kepada PT untuk selanjutnya dibagi di
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses perubahan bentuk CV
a. Melakukan proses likuidasi dalam hal ini melakukan pemberesan, yaitu tahap
diaudit oleh Akuntan Publik, kemudian laporan keuangan hasil audit itu
diumumkan di dalam 2 (dua) surat kabar harian. Hal ini disebabkan untuk
Neraca Akhir dari CV yang didalamnya memuat hutang dan piutang dari
Persekutuan Komanditer.
Anggaran Dasar PT tersebut yang akan didirikan. 111 Dimana hal tersebut
Menurut ketentuan Pasal 12 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) UUPT, perbuatan
hukum yang berkaitan dengan kepemilikan saham dan setiap bentuk penyetoran
dalam akta pendirian, baik berupa akta bukan otentik maupun akta otentik.
bukan akta otentik, akta tersebut dilekatkan pada akta pendirian, tetapi bila
dinyatakan dengan akta otentik, maka nomor, tanggal dan nama serta tempat
kedudukan Notaris yang membuat akta otentik tersebut cukup disebutkan dalam
akta pendirian Perseroan, hal-hal yang berkaitan dengan kepemilikan saham dan
penyetoran modal yang dilakukan oleh para calon pendiri, dapat dituangkan
111
Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas, cet.1, (Yogyakarta: Pustaka
Yustisia, 2010), hal.65.
dalam CV sebelum PT berdiri dan belum memperoleh status badan hukum, maka
Pasal 13 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
dilakukan oleh calon pendiri (dalam hal ini para sekutu Persekutuan Komanditer)
Perseroan menjadi badan hukum apabila RUPS pertama Perseroan secara tegas
menyatakan menerima atau mengambil alih semua hak dan kewajiban yang
timbul dari perbuatan hukum yang dilakukan oleh calon pendiri atau kuasanya.
Jadi dalam ketentuan tersebut mengatur mengenai tata cara yang harus ditempuh
oleh calon pendiri perseroan untuk mengalihkan hak dan/atau kewajiban yang
timbul dan akan timbul dari perbuatan hukum calon pendiri (dalam hal ini para
jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah PT memperoleh status
badan hukum yaitu setelah Surat Keputusan Menteri mengenai Pengesahan badan
Republik Indonesia. Keputusan atas RUPS pertama tersebut hanya sah jika
dihadiri oleh semua pemegang saham dengan hak suara dan keputusan disetujui
berikut :
a. Bentuk hubungan dengan pihak ketiga yang terkait dengan perbuatan hukum para
dituangkan ke dalam Neraca Akhir dan diaudit oleh Akuntan Publik, lalu
terbuka untuk memberikan catatan aktiva dan pasiva kepada Notaris, sebab
kesepakatan bersama antara para sekutu maupun dengan bantuan jasa juru taksir
terhadap aset kekayaan dan utang-utang dalam Persekutuan Komanditer, yang hasil
dari likuidasi tersebut sebagai bahan acuan untuk menentukan modal dasar, modal
ditempatkan dan modal disetor dalam PT yang akan diambil bagian oleh para eks
sekutu dalam CV sebagai pendiri perseroan. 112 Biasanya para eks sekutu dalam CV
pasca perubahan bentuk perusahaan menjadi PT tersebut akan masuk sebagai organ
PT seperti Direktur atau Komisaris, sekaligus sebagai Pemegang Saham dalam PT.
mengatur mengenai PT. Salah satu persyaratan perubahan bentuk tersebut adalah
melakukan likuidasi. Dari segi yuridis tidak terdapat pengaturan yang memberikan
petunjuk bagi prosedur likuidasi dalam perubahan bentuk dari CV menjadi PT.
Dalam praktik kegiatan bisnis yang dinamis, proses likuidasi tersebut lebih banyak
kepada ketentuan Pasal yang terbatas dalam KUHD yaitu Pasal 19, 20 dan 21, dan
beberapa hal yang tidak diatur dapat menggunakan peraturan mengenai Persekutuan
112
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyani, Notaris Kabupaten Deli Serdang, 31 Juli 2015
memiliki kekuatan hukum. Likuidasi yang dimaksud dalam hal perubahan bentuk
dari CV menjadi PT adalah hanya melakukan proses pemberesan saja yang bertujuan
untuk menghitung neraca akhir harta kekayaan CV pada saat akan dialihkan kepada
PT untuk selanjutnya dibagi diantara para sekutu CV sebagai modal awal dalam
PT. 113
untuk melakukan cek nama atas nama CV untuk mencegah adanya kesamaan antara
nama CV dengan nama PT yang sudah terdaftar dalam Daftar Perseroan, dengan
Administrasi Badan Hukum (SABH) kepada menteri dengan mengisi format isian,
Apabila setelah dilakukan cek nama atas nama CV tersebut ditemukan adanya
kesamaan nama, maka nama yang dipergunakan pada PT bentukan dari CV tersebut
penggantian nama yang telah dilakukan, apakah nama Perseroan tersebut dapat
diterima atau ditolak oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
dari Korektor, Kasie dan Kasubdit, setelah itu baru dapat disetujui oleh Menteri.
113
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyani, Notaris Kabupaten Deli Serdang, 31 Juli 2015
114
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyani, Notaris Kabupaten Deli Serdang, 31 Juli 2015
pemakai nama perseroan yang beritikad baik, yang telah memakai nama tersebut
sebagai nama perseroan dan secara resmi telah dicantumkan didalam akta pendirian
yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM RI, atau kepada pihak yang
tersebut kepada Menteri. 115 Oleh karenanya pengecekan nama perseroan yang telah
(SABH) dalam proses pengecekan nama perseroan terbatas tersebut hanya bisa
dilakukan oleh seorang Notaris yang telah memiliki akses ke SABH, oleh karena itu
penting.
Setelah nama disetujui, maka langkah berikutnya para sekutu dalam CV yang
perjanjian-perjanjian dan perbuatan hukum berupa akta otentik atau akta bukan
otentik dengan pihak ketiga yang dilakukan calon pendiri untuk kepentingan
kurangnya akta pendirian PT berisi hal-hal sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal
2) Apabila dibuat dengan akta otentik maka disebutkan tanggal, hari, waktu dan
c. Perikatan dengan pihak ketiga dan Neraca Akhir CV tersebut selanjutnya akan
dituangkan dalam Akta Pendirian PT, menurut hemat penulis karena perhitungan
mengenai aset kekayaan dan utang-utang CV berkaitan mengenai modal maka hal
tidak lepas dari peranan Notaris dalam proses pengesahan pendirian Perseroan
Terbatas tersebut. Tanggung jawab Notaris sebagai pejabat umum yang membuat
Terbatas, dapat dilihat dari dua segi, yaitu kesalahan dalam pembuatan akta pendirian
Dalam hal ini maka tanggung jawab tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
b. Tanggung jawab Notaris dalam hal terjadinya kesalahan dalam proses pengesahan
Notaris bertanggung jawab atas kebenaran dari Anggaran Dasar yang termuat
dalam akta pendirian sebagaimana diatur dalam pasal 15 UUPT. Tanggung jawab
Notaris dalam pendirian Perseroan Terbatas menuntut Notaris untuk harus selalu
teliti. Pembuatan akta pendirian menuntut Notaris bekerja cepat dan akurat demikian
pula penggunaan SABH dalam proses pengesahan PT. Kinerja SABH ternyata tidak
sistem itu sendiri tidak membuat peran penting Notaris menjadi terganggu. Harus ada
pada saat pembuatan akta pendirian Perseroan Terbatas dihadapan Notaris yang
memuat diantaranya tentang perumusan maksud dan tujuan perseroan, karena Notaris
dituntut untuk seteliti mungkin mengenai hal-hal yang termuat dalam Akta Pendirian
tersebut. 117
mengenai nama, tempat kedudukan dan alamat lengkap, jangka waktu, maksud dan
tujuan serta kegiatan usaha dan modal Perseroan Terbatas menjadi kewenangan dan
tanggung jawab Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia (sekarang Menteri
Hukum dan HAM) . Sedangkan ayat (2) disebutkan bahwa Notaris bertanggung
jawab penuh terhadap materi Akta Pendirian dan Akta Perubahan Anggaran Dasar
yang telah dibuat dihadapannya, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), serta pada
116
Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar Lubis, Notaris/PPAT Kota Medan, tanggal
01 Agustus 2015
117
Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar Lubis, Notaris/PPAT Kota Medan, tanggal
01 Agustus 2015
maka dalam hal tersebut merujuk pada UUJN, dimana bahwa menurut Lumban
Tobing menyatakan bahwa Notaris bertanggung jawab atas akta yang dibuatnya,
a. Di dalam hal-hal yang secara tegas ditentukan oleh Peraturan Jabatan Notaris
(sekarang UUJN);
b. Jika suatu akta karena tidak memenuhi syarat-syarat mengenai bentuknya (gebrek
c. Dengan segala hal, dimana menurut ketentuan-ketentuan dalam Pasal 1365 s/d
Pasal 1367 KUH Perdata terdapat kewajiban untuk membayar ganti kerugian,
d. Jika kita menilik dari Pasal 60 PJN, mengenai ketentuan sanksi (sekarang
termasuk dalam adanya penipuan atau muslihat baik yang dilakukan oleh Notaris
umum.
Untuk itu dapat dilihat bahwa Notaris sebagai pejabat umum titik beratnya
adalah tanggung jawab untuk memberikan dan menjamin adanya kepastian hukum.
Notaris bisa saja mendapat gugatan oleh pihak yang merasa dirugikan dalam
pembuatan sesuatu akta, sehingga oleh karenanya Notaris selalu berusaha dalam
koridor asas kehatian-hatian dalam pembuatan suatu akta, agar kelak ketika akta yang
yang berujung salah satu pihak membuat pengaduan atau gugatan ke pihak
dapat terlindungi secara hukum. Dalam hal ini permasalahan yang kemudian timbul
tersebut tidak mempengaruhi keotentikan dari akta yang dibuat dihadapan Notaris.
Dilain pihak yakni Kementerian Hukum dan HAM yang mengelola SABH,
adalah sebuah sistem yang memiliki tingkat kecermatan yang tinggi sehingga
menjamin Surat Keputusan yang dikeluarkan sesuai dengan peraturan yang ada.
keuntungan yang membuat sistem ini patut dipertahankan dan mengalami perbaikan.
(enam puluh) hari atau lebih menjadi paling lama 1 (satu ) minggu dan paling
b. Dengan online sistem dapat dihindari frekuensi tatap muka antara penyedia jasa
dan pemakai jasa, dan dapat ditekan seminimal mungkin terjadinya kolusi, dan
yang cukup mahal sehingga sangatlah wajar jika peningkatan pelayanan jasa
undangan;
memerlukan banyak tenaga melainkan cukup dengan sistem yang terkendali baik
f. Dengan online sistem yang memungkinkan akses publik baik di dalam negeri
mapun di luar negeri ke dalam Home page Direktorat Jendral Hukum dan
memasuki era tranparansi dalam dunia usaha yang dapat memberikan keuntungan
undangan.
badan hukum, diatur mengenai pelayanan satu atap. Hal tersebut dapat dilihat pada
Pasal 11, Pasal 21 ayat (1) dan (3), Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 30 Undang-Undang
Perseroan Terbatas, baik masalah yang ada pada SABH, pada Notaris, maupun pada
pihak ketiga yakni klien, jika tidak diantisipasi dan mendapat pembenahan, maka
hanya pada sistem, tetapi juga pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjalankan
sistem tersebut. Sebab seluruh proses pengesahan Perseroan Terbatas telah dilakukan
data pada sistem pun menjadi lebih akurat. Hal ini bergantung pada tenaga ahli yang
terkini dan informasi teknologi yang digunakan harus sejalan dengan sistem yang
kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan perusahaan yang akta pendirian dasarnya
berbasis teknologi. Jasa teknologi informasi dalam bidang hukum bahkan tidak hanya
berguna bagi para ahli hukum saja, tapi juga penting bagi siapa saja ataupun instansi
apa saja yang memerlukan informasi hukum dalam waktu yang cepat, baik para
sarjana hukum yang bekerja di dunia pendidikan, penelitian, bisnis dan pemerintahan.
Masyarakat pada umumnya memerlukan jasa pelayanan hukum yang cepat dan tepat.
Di setiap bidang jasa teknologi informasi dibutuhkan untuk menjamin agar dinamika
pelaksanaan sistem agar berjalan teratur dan taat asas, terutama dilingkungan negara
yang menganut prinsip negara hukum yang mencita-citakan tegaknya prinsip the rule
119
Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar Lubis, Notaris/PPAT Kota Medan, tanggal
01 Agustus 2015
120
Mhd. Shiddiq Tgk., Perkembangan Pemikiran Dalam Ilmu Hukum, (Jakarta: Pradnya
Paramita, 2003), hal.98.
pengecekan nama pada SABH, membuat akta pendirian hingga perseroan terbatas
tersebut mendapat pengesahan sebagai badan hukum dari Menteri Hukum dan HAM.
dituntut untuk seteliti mungkin mengenai hal-hal yang termuat dalam Akta Pendirian
tersebut. Selain itu, ketelitian juga dituntut dalam hal pengurusan pengesahan
oleh:
b. Kelalaian Notaris dalam pengisian Data Isian Akta Notaris pada SABH dan
pada keberadaan PT yang didirikan. Apabila prosesnya ternyata lebih dari 60 hari
sejak ditandatanganinya akta pendirian, maka akta tersebut menjadi batal demi
hukum. Notaris tidak tidak dapat dituntut atas keterlambatan yang disebabkan oleh
121
Hasil wawancara dengan Ibu Netti, Notaris Kabupaten Deli Serdang, tanggal 07 Agustus
2015
122
Hasil wawancara dengan Ibu Netti, Notaris Kabupaten Deli Serdang, tanggal 07 Agustus
2015
sehingga sistem yang berjalan dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada.
Keputusan Menteri paling lambat dilakukan 60 (enam puluh) hari sejak tanggal Akta
yang telah diterima sebelum batas waktu 60 (enam puluh) hari sejak nama perseroan
pertama-tama memilih menu cek nama, kemudian pilih Pengajuan nama Perseroan,
setelah itu masukkan nama perseroan yang akan diajukan prosesnya. Untuk
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kehadiran SABH ini akan
yang dapat diakses oleh setiap Notaris yang mengikuti SABH dari seluruh wilayah
Indonesia. Masing-masing Notaris yang terdaftar pada SABH akan diberikan User Id
Notaris adalah pejabat umum yang diberi wewenang untuk membuat akta
otentik. Keberadaan Notaris selaku pejabat umum ini tidak hanya sekedar untuk
melayani masyarakat yang membutuhkan jasanya tetapi juga atas perintah undang-
tugas Notaris adalah mengatur secara tertulis dan otentik hubungan-hubungan hukum
antara para pihak yang secara mufakat meminta jasa Notaris. 124
pada proses Pra-DIAN 1. Pra-DIAN 1 adalah proses lanjutan yang harus dilalui
setelah pengajuan nama PT dan sebelum tahap DIAN 1. Yang dimaksud dengan
format isian dalam Pasal 9 UUPT, selanjutnya disebut DIAN, sebenarnya terdiri dari
tiga model, yakni DIAN 1 untuk permohonan pengesahan status badan hukum PT,
DIAN 2 untuk permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar PT, dan DIAN 3
tama pilih menu Pra-DIAN 1, kemudian pilih nama perseroan yang akan diajukan
dalam proses DIAN 1. Dalam tahap ini, data-data yang harus dilengkapi
124
Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar Lubis, Notaris/PPAT Kota Medan, tanggal
01 Agustus 2015
untuk setiap jenis perseroan, mengingat ada beberapa jenis perseroan diantaranya PT
Modal Dalam Negeri (PMDN), PT Fasilitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT
Non Publik, Prasyarat Wajib terdiri dari salinan akta pendirian Perseroan, bukti
pembayaran biaya Pungutan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk Pengumuman dalam
Tambahan Berita Negara (TBN) Republik Indonesia, bukti pembayaran biaya PNBP
untuk pemakaian nama, bukti pembayaran biaya PNBP untuk pengesahan, dan surat
(SKDP) atau surat pernyataan tentang alamat lengkap perseroan yang ditandatangani
oleh semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota Dewan
dilengkapi dengan mengklik atau mencentang semua pilihan dalam prasyarat wajib
tersebut. 125
Prasyarat Kondisional terdiri dari bukti setor modal dari Bank atau surat
ditandatangani oleh semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua
anggota Dewan Komisaris perseroan pendiri. Dalam hal pendirian perseroan dari CV
menjadi PT, maka harus melengkapi neraca akhir perusahaan yang dibuat oleh CV
125
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyani, Notaris Kabupaten Deli Serdang, 31 Juli 2015
dalam bentuk barang, harus dilengkapi hasil penaksiran dari Juru Taksir (appraisal),
serta pengumuman dalam (2) dua surat kabar harian nasional. Dimana kesemua
pilihan dalam prasyarat kondisional tersebut harus dilengkapi dengan mengklik atau
Prasyarat Opsional terdiri dari salinan akta Peleburan atau berupa Rancangan
peleburan), Surat Keputusan Menteri tentang status badan hukum Perseroan (apabila
salah satu pendiri adalah perseroan), dan Surat Keputusan Menteri tentang status
badan hukum Yayasan (Apabila salah satu pendiri adalah Yayasan). Dalam pilihan
tersebut diatas.
tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
berlaku pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, yang
mulai diberlakukan pada tanggal 3 Juni 2009 maka pembayaran PNBP yang terkait
dengan proses pengesahan badan hukum PT mengenai jenis kegiatan dan Nilai
Rp.30.000,-
(TBNRI) Rp.550.000,-
langkah yang harus dilakukan untuk pengisian data DIAN 1, yaitu pertama-tama
masuk ke dalam menu DIAN 1. Pada halaman DIAN 1 diharuskan untuk mengisi
data-data dari perseroan, seperti data pokok perseroan, akta perseroan, data modal
dan saham dalam perseroan, data pendiri dan pengurus perseroan, dan data maksud
berikut:
c. Maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha perseroan yang sesuai dengan peraturan
d. Jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang disetor ke dalam
perseroan; dan
126
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyani, Notaris Kabupaten Deli Serdang, 31 Juli 2015
disetujui oleh Menteri, sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Menteri Hukum dan Hak
dokumen pendukung tersebut juga diatur lebih jelas dalam Pasal 7 Peraturan Menteri
Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum
Bila data-data yang telah diisikan telah sesuai dengan akta dan semua
memilih kata “YA” apabila telah yakin dengan pengisian data-data DIAN 1 dan
dengan perubahan bentuk dari CV menjadi PT, sehingga data-data tersebut dapat
diperiksa oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) atau
7. Memonitoring
monitoring, seluruh proses transaksi yang telah diajukan, dapat diketahui prosesnya.
tercatat dalam bentuk tanggal dan jam saat transaksi tersebut dilakukan. 128 Mengenai
monitoring data perseroan memuat status pemesanan nama, status pengajuan dan
Kasie, disetujuinya nama perseroan oleh Kasubdit, dan status pemesanan nama
perseroan “Disetujui”;
c. Status DIAN merupakan tampilan status kendali DIAN, DIAN selesai, korektor
Direktur, penolakan DIAN apabila ada penolakan DIAN, tidak keberatan Menteri,
127
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyani, Notaris Kabupaten Deli Serdang, 31 Juli 2015
128
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyani, Notaris Kabupaten Deli Serdang, 31 Juli 2015
(SK).
Bila data-data yang telah dimasukkan mendapat koreksi atau ada baik data
isian maupun sesuatu yang harus diperbaiki, dapat dilihat dengan detail kesalahannya
melalui menu monitoring. Apabila data-data yang dimasukkan diterima maka Menteri
dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
pernyataan tidak berkeberatan dari Menteri sesuai dengan ketentuan Pasal 10 ayat (6)
UUPT.
korektor, klarifikasi Kasie, dan klarifikasi Kasubdit terdapat tanggal dan jam disertai
8. Dokumen Fisik
merupakan proses terakhir yang harus dipenuhi untuk melengkapi seluruh rangkaian
ayat (5) UUPT dan Pasal 7 PERMEN Hukum dan HAM RI Nomor :
Perusahaan (SKDP) atau surat pernyataan tentang alamat lengkap perseroan yang
f. Bukti setor modal dari Bank atau surat pernyataan telah melakukan penyetoran
Komisaris perseroan;
g. Dalam hal pendirian perseroan dari CV menjadi PT, maka harus melengkapi
h. Dalam hal penyetoran modal dan saham dalam bentuk barang, harus dilengkapi
Jika semua persyaratan baik yang melalui sistem elektronik yaitu SABH
maupun dokumen fisik dinyatakan lengkap maka paling lambat 14 (empat belas) hari,
Menteri atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan Surat Keputusan tentang pengesahan
Perseroan yang telah diterbitkan akan dikirim melalui kiriman pos kepada Alamat
Kantor Notaris yang telah mengakses PT tersebut, dalam hal ini Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia bekerja sama dengan PT. Pos Indonesia
Ada kalanya proses pengesahan badan hukum perseroan tidak semulus seperti
fisik melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tidak dipenuhi maka Menteri atau
pejabat yang ditunjuk langsung memberitahukan hal tersebut kepada Notaris melalui
SABH, dan pernyataan Tidak Keberatan Menteri menjadi “gugur” sesuai dengan
Tidak Keberatan Menteri “tidak gugur” dengan kondisi jika Notaris dapat
dokumen pendukung paling lambat 30 (tiga puluh) hari dari tanggal pernyataan Tidak
130
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Pasal 10 ayat (6)
Pasal 5 ayat (2) PERMEN Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor
fisik surat kedua yang dilampiri dokumen pendukung paling lambat 30 (tiga puluh)
pendukung dalam surat permohonan tersebut diatas, sesuai dengan ketentuan Pasal 6
ayat (2) dan ayat (3) PERMEN Hukum dan HAM RI Nomor M.HH.01.AH.01.01
Tahun 2009.
melalui cara yang sama seperti sebelumnya disebutkan di atas yaitu mengisi DIAN 1
setelah pemakaian nama disetujui oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk dengan
memperhatikan ketentuan batas waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal
diajukan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal akta pendirian
ditandatangani, maka akta pendirian menjadi batal terhitung sejak lewatnya jangka
waktu tersebut, dan perseroan yang belum memperoleh status badan hukum bubar
karena hukum dan pemberesannya dilakukan oleh pendiri sendiri, sesuai dengan
131
Republik Indonesia, Peraturan Memteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor
M.HH.01.AH.01.01 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum
Perseroan, Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, Penyampaian Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan, Pasal 6 ayat (4).
karenanya segala kegiatan pendaftaran sama sekali tidak melibatkan pendiri PT,
Direksi ataupun Notaris. 132 Daftar perseroan dilakukan bersamaan dengan tanggal
Negara Republik Indonesia (BNRI) dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
(TBNRI), dibebankan kepada Menteri dalam hal ini Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum dan Umum, sesuai dengan ketentuan Pasal 30 UUPT. Pengumuman BNRI
dan TBNRI dilakukan oleh Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
RUPS paling lama 60 (enam puluh) hari, 133 sesuai dengan ketentuan Pasal 13 UUPT.
Setiap perjanjian atau perbuatan hukum yang dilakukan calon pendiri untuk
132
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyani, Notaris Kabupaten Deli Serdang, 31 Juli 2015
133
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyani, Notaris Kabupaten Deli Serdang, 31 Juli 2015
badan hukum, jika dalam RUPS pertama tersebut secara tegas menyatakan menerima
atau mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian dan atau
Keputusan RUPS pertama tersebut hanya sah jika dihadiri semua pemegang
saham dengan hak suara dan keputusan disetujui dengan suara bulat. Jika RUPS
pertama tidak diselenggarakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau tidak
berhasil mengambil keputusan, setiap calon pendiri yang membuat perjanjian atau
melakukan perbuatan hukum tersebut bertanggung jawab secara pribadi atas segala
hukum tersebut dilakukan atau disetujui secara tertulis oleh semua calon pendiri
sebelum pendirian perseroan, dalam hal ini adalah eks para sekutu dalam Persekutuan
Komanditer.
134
Hasil wawancara dengan Bapak Mahyani, Notaris Kabupaten Deli Serdang, 31 Juli 2015