PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana landasan teori tentang CV?
2. Bagaimana prosedur pendirian CV?
3. Bagaiaman modal untuk pendirian CV?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui landasan teori tentang CV.
2. Untuk mengetahui prosedur pendirian CV.
3. Untuk mengetahui modal untuk pendirian CV.
2
BAB II
PEMBAHASAN
______________
1
Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, ( Bandung: Citra Aditia Bakti, 2004). Hlm. 23.
2
Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia (Jakarta : Sinar Grafika,
2006) hlm. 90.
3
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia. (Bandung: Citra Aditia
Bakti, 2006). hlm. 93.
3
2. Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer
Adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika
perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang
disertakan dan begitu juga apabila untung, uang yang mereka peroleh terbatas
tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat
disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang
hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak
ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha
perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.
______________
4
Sentosa Sembiring, Hukum Dagang..., hlm. 24.
4
bersaham adalah tidak mudah menarik kembali modal yang telah di setorkan.
Oleh sebab itu, CV bersaham membebaskan pemilik aktif dan pasif untuk
mengambil saham yang di keluarkan sesuai keinginan.
4. CV Diam-Diam
CV Diam-diam adalah jenis persekutuan komanditer yang
memperlihatkan identitas sebagai sebuah rumah firma, tetapi tetap dimiliki oleh
pemilik aktif dan pasif. Pada CV diam-diam, pemilik aktif menjalankan tugas atau
tanggung jawab sebagai penggerak perusahaan. Sementara itu, pemilik pasif
menjalankan tugas atau tanggung jawab sebatas menyerahkan uang, benda,
ataupun tenaga kerja kepada CV sebagaimana yang telah di sanggupi.
5. CV Terang-Terangan
CV Terang-terangan adalah jenis persekutuan komanditer yang
memperlihatkan identitasnya dengan nama CV dan bukan sebuah firma. Pada
umumnya, didalam CV terang-terangan terdapat lebih dari satu pemilik yang aktif
dan pasif mereka bekerja secara berkelompok menjalankan tugas atau tanggung
jawab masing-masing.
C. Prosedur Pendirian CV
Prosedur pendirian CV sama dengan prosedur pendirian firma.
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan, CV diatur dalam Pasal 16 sampai
dengan 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sebagaimana juga
proses pendirian firma, dan pada prakteknya di Indonesia telah menjadi suatu
kebiasaan bahwa setiap orang yang hendak mendirikan CV, dibuat dalam Akta
Notaris (Otentik), dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri (PN) yang
berwenang, serta kemudian diumumkan dalam Tambahan Berita Negara R.I.5
Tahapan Proses Pendirian CV, yaitu:
1. Pembuatan Akta Pendirian CV oleh Notaris;
2. Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP);
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
______________
5
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia..., hlm. 94.
5
4. Surat KeteranganTerdaftar Sebagai Wajib Pajak;
5. Pendaftaran ke Pengadilan Negeri;
6. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
6
tanggungjawabnya diperluas menjadi sama dengan sekutu
komplementer, yaitu tanggungjawab secara renteng.
3. Tugas Sekutu Pasif yaitu :
a. Wajib menyerahkan uang, benda ataupun tenaga kepada persekutuan
sebagaimana yang telah disanggupkan
b. Berhak menerima keuntungan
c. Tanggung jawab terbatas pada jumlah pemasukan yang telah
disanggupkan; dan
d. Tidak boleh campur tangan dalam tugas sekutu aktif (Pasal 20 Kitab
Undang-undang Hukum Dagang), bila dilanggar maka tanggung
jawabnya menjadi tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan
(tanggung jawab sekutu aktif) berdasarkan pasal 21 Kitab Undang-
undang Hukum Dagang.
4. Tugas Sekutu Aktif yaitu :
a. Mengurus CV
b. Berhubungan hukum dengan pihak ketiga dan
c. Bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan
d. Risiko bagi Pengurus CV
7
Pasal 1646 KUH Perdata menyebutkan bahwa paling tidak ada 4 hal
yang menyebabkan persekutuan berakhir yaitu:
1. Lewatnya masa waktu perjanjian persekutuan,
2. Musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok
persekutuan,
3. Kehendak dari sekutu,
4. Jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan
atau dinyatakan pailit. 6
Akta Otentik Pendirian Persekutuan Komanditer saat ini pada umumnya
mencantumkan ketentuan mengenai tidak berakhirnya Persekutuan dalam hal
salah satu Sekutu dinyatakan Pailit. Secara logika, ketentuan tersebut bertentangan
dengan ketentuan dalam KUH Perdata sedangkan perjanjian yang bertentangan
dengan Undang-Undang adalah batal demi hukum.
G. Tujuan Pendirian CV
Setiap CV mempunyai tujuan dalam setiap pendiriannya, salah satunya
agar dapat melakukan kegiatan usaha yang sama dengan perseroan lain atau
berbeda, bersifat khusus atau umum sesuai dengan keinginan para pendiri persero.
Namun ada beberapa bidang usaha yang hanya bisa dilaksanakan dengan
ketentuan harus berbadan hukum PT. Selain itu tujuan dari pendirian CV adalah
sebagai Badan usaha agar suatu usaha memiliki wadah resmi dan legal untuk
memudahkan pergerakan badan usaha itu sendiri, misalnya “pengadaan barang”,
perlu suatu sarana melakukan kerjasama, selain itu biasanya juga diisyaratkan
apabila akan menjalin kerjasama dengan suatu instansi pemerintah atau pihak lain
adanya pembentukan suatu badan usaha. Contohnya : untuk pengadaan barang di
kantor atau instansi pemerintah dengan nilai s/d Rp 200 juta, harus menggunakan
CV atau PT dengan klasifikasi kecil.
______________
6
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia..., hlm. 97-98.
8
H. Kelebihan dan Kelemahan CV
Kelebihan CV antara lain :
1. Prosedur pendiriannya relatif mudah.
2. Modal yang dapat dikumpulkan lebih banyak.
3. Kemampuan untuk memperoleh kredit lebih besar.
4. Kemampuan manajemen lebih luas.
5. Manajemen dapat diversifikasikan.
6. Struktur organisasi yang tidak terlau rumit.
7. Kemampuan untuk berkembang lebih besar.7
Adapun kelemahan CV antara lain :
1. Sebagian anggota memiliki tanggung jawab tidak terbatas.
2. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin.
3. Sulit untuk menarik kembali investasinya.
4. Hutang perusahaan tanggung jawab seluruh sekutu.
______________
7
Dokter Bisnis, Kelemahan dan Kelebihan Persekutuan Komanditer (CV), 2010.
Diakses melalui: http://www.dokterbisnis.net/2010/02/27/kelemahan-dan-kelebihan-persekutuan-
komanditer-cv/, pada tanggal 30 November 2017.
8
Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-Bentuk Badan Usaha Di Indonesia), (Bogor:
Ghalia Indonesia, Anggota IKAPI, 2010), hal. 67-68.
9
Biaya pendirian CV (paket)
Golongan Biaya/paket Masa Proses
CV Kecil Rp. 6.500.000,- Maksimal 50 hari kerja
CV Menengah Rp. 7.800.000,- Maksimal 50 hari kerja
CV Besar Rp. 8.700.000,- Maksimal 50 hari kerja
Syarat pembayaran :
1. 50% uang muka pada saat dokumen lengkap dan siap diproses.
2. 50% sisa pembayaran setelah proses Tahap 4 selesai.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran Badan Usaha dalam perekonomian Indonesia sangat penting guna
mengembangkan perekonomian negara, meningkatkan kemakmuran rakyat
Indonesia, memupuk keuntungan dan pendapatan, dan melaksanakan dan
menunjang pelaksanaan program kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
Banyak sekali bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia, salah satunya adalah
Persekutuan Komanditer atau CV.
Perseroan Komanditer atau biasa disebut CV adalah salah satu jenis badan
usaha di Indonesia. CV termasuk badan usaha bukan berbadan hukum seperti PT,
walaupun demikian keberadaan badan usaha ini tidak mengurangi hak dan
kewajibannya sebagai perusahaan yang diakui pemerintah dan kalangan dunia
usaha khususnya. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya pengusaha, terutama
Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menggunakan badan usaha CV
sebagai landasan untuk dapat melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan badan
hukum yang mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu
komanditer. Sekutu komplementer berhak bertindak untuk dan atas nama bersama
semua sekutu serta bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara tanggung
renteng. Namun sekutu ini bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadi. Hal
ini terjadi jika harta CV tidak cukup untuk membayar hutang saat CV bubar.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai makalah dengan judul
Persekutuan Komanditer (CV) ini. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik penulisan maupun materi
yang ada karena kurangnya ilmu dan referensi yang kami miliki, Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
lebih baiknya makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
12