DI
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 1
ARIMBI TAHTA
CICI APRILIA
CUT NOVA
MAULIANI
1
2. Pertanyaan nomor 2 ( Pak Usman )
Bagaimana yang dimaksud dengan “seseorang yang berdosa tidak dapat
memikul dosa yang lain”?
Jawaban :
2
tidak di sebutkan dalam Al-qur’an /nash, akan tetapi ada kaidah yang
menyatakan bahwa korupsi merupakan perbuatan tindak pidana atau jarimah
dan bagi orang yang koruptor akan dijatukan hukuman sesuai dengan yang telah
ditapkan dalam pidana islam maupun dalam hukum pidana umum.
4. Pertanyaan nomor 4 ( Qurratul A’yun )
Mengapa para fuqaha berbeda pendapat tentang penjatuhan hukuman
jarimah ta’zir ?
Jawaban: ( Dijawab oleh Cut nova )
Para furqaha barbeda pendapat mengenai penjatuhan hukuman ta’zir ini,
ada yang membolehkan menyatakan bahwa hukuman itu dijatuhkan karena
meninggalkan perintah (takhif) sedangkan dalam makruh atau manzub tidak ada
perintah melainkan hanya sebuah anjuran oleh karenanya siapapun yang
mengerjakan atau meninggalkan kedua perbuatan tersebut, ia tidak layak dijatuhi
hukuman . sedangkan yang membolehkan penjatuhan tersebut menyatakan bahwa
mandub sebenarnya adalah perintah dan makruh adalah larangan, meskipun
demikian,mengerjakan makruh dan meninggalkan mandub tidak disebut maksiat
melaikan hanya disebut mukhalafah (pelanggaran). Untuk penjatuhan hukuman
ta’zir atas perbuatan pelanggaran disyariaatkan berulang-ulangnya
perbuatan ,tetapi apabila perbuatan itu mengganggu kepentingan umum maka
pelaku dapat dikenakan hukuman tanpa berulang-ulang perbuatan .
5. Pertanyaan nomor 5 ( Ira nanda riski )
Bagaimana ciri-ciri azaz legalitas dalam kaidah hukum ?
Jawaban: ( Dijawab oleh Cici Aprilia )
Ciri azaz legalitas dalam kaidah hukum yaitu:
a. Hukum mengatur perbuatan manusia yang bersifat lahiriah
b. Hukuman dijadikan oleh badan-badan yang diakui oleh masyarakat
c. Hukuman berbagai jenis sanksi yang tegas dan bertingkat .
d. Hukuman berrtujuan mencapai kedamaian (ketertiban dan
ketentraman).
3
6. Pertanyaan Nomor 6 ( Zulvikar )
Apakah azas legalitas hanya ada pada bidang pidana saja?
Jawaban:
Azas legalitas tidak hanya ada dalam hukum pidana saja , tetapi juga ada
dalam hukum administrasi negara, hukum tata negara dan lainnya. Hukum
administrasi negara yang menyatakan azas legalitas tersebut pejabat dalam
wewenangnya tersebut, pejabat dalam wewenangnya harus melaksanakan
keputusan dengan sesuai aturan yang ada.
Hukum tata negara menyatakan asas legalitas tersebut bahwa negara
terbentuk dan berdiri dengan adanya pemerintahan yang berdasarkan aturan yang
ada dan dalam pemerintahan tersebut adalah rakyat yang ditunjuk oleh rakyat
untuk memimpin.
Dalam ilmu hukum, asas legalitas adalah asas yang berpedoman bahwa
tidak ada satu orangpun yang bisa dihukum kecuali ada peraturan atau dasar
hukum yang mengatur sebelumnya, demikian halnya dalam hukum pidana Islam
asas legalitas juga berlaku yang didasarkan pada Al-Quran.
7. Pertanyaan nomor 7 ( Khalid Zamzami )
Mengapa hukum pidana sangat memerlukan asas legalitas ?
Jawaban : ( Dijawab oleh Mauliani )
Karena, asas ini memberikan jaminan kepada orang untuk tidak
diperbolehkan sewenang-wenang oleh alat penegak hukum.
Dalam hukum pidana, asas legalitas diatur dalam Pasal I Ayat (1) KUHP
yang berbunyi, “ Sesuatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan
kekuatan ketentuan perundang – undangan pidana yang telah ada”.
Dari pasal diatas dapat disimpulkan bahwa hanya perbuatan yang disebut
dengan tegas oleh peraturan perundangan sebagai kejahatan atau pelanggaran,
atau ada dasar hukum yang menjelaskan hukumannya dan dapat dikenai hukuman
(pidana).
4
8. Pertanyaan Nomor 8 ( Devidiawati )
Apa perbedaan asas legalitas hukum pidana umum dengan hukum pidana
Islam?
Jawaban : ( Dijawab oleh Arimbi tahta )
Asas legalitas dalam islam bukan berdasarkan pada akal manusia tetapi
dari ketentuan Tuhan. Asas legalitas secara jelas dianut dalam hukum islam,
terbukti adanya beberapa ayat yang menunjukkan asas legalitas tersebut. Hukum
Islam lebih cenderung kepada syariah dan fiqh. Fiqh yaitu hukum praktis yang
diambil dari dalil – dalil terperinci dan syariah yaitu peraturan yang diturunkan
oleh Allah SWT kepada manusia agar dipedomi dalam berhubungan dengan
tuhannya, dan sesamanya, dengan lingkungannya dan dengan kehidupannya.
Sumber hukum islam dapat berupa dalil nash yaitu al qur’an dan sunnah, dan juga
dalil ghairun nash yaitu qiyas,ijma’,lstihsan dan lain-lain yang merupakan
pendapat para ulama islam.Sedangkan azas legalitas dalam hukum pidana umum
yang sumber hukumnya didasari undang-undang,artinya keputusan harus diambil
berdasarkan suatu ketentuan undang-undang atau keputusan hakim.