Anda di halaman 1dari 46

PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA UMKM “PIA RAMAYANA” DI KOTA


GORONTALO

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas MK Metodologi Penelitian yang diampuh oleh
Ibu Dr. Meyko Panigoro S.Pd, M.Pd

OLEH

FITRIYANA

NIM. 911419022

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Fokus Penelitian ................................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................... 8

2.1.1 Usaha Mikro, Kecil & Menengah..................................................... 8


2.1.2 Pengertian Usaha Kecil....................................................………… 12
2.1.3 Peran dan fungsi usaha mikro, kecil dan menengah....................... 13

2.1.4 Pengertian Dari UMKM...................................................................... 14

2.1.5 Peran Dari UMKM............................................................................. 15

2.1.6 Karakteristik UMKM ......................................................................... 16

2.1.7 Klasifikasi UMKM......................................................................... 17

2.1.8 Kekuatan & Kelemahan UMKM....................................................18

2.1.9 dampak Covid-19 terhadap Ekonomi & UMKM...........................20

2.1.10 Indikasi dampak Covid-19 terhadap UMKM..............................21

2.1.11 Covid-19......................................................................................22

2.1.12 Strategi bertahan UMKM............................................................23

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan.......................................................25

2.3 Kerangka Konseptual Peneltian........................................................30


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Latar Penelitian ................................................................................... 32

3.2 Pendekatan & Prosedur Penelitian ...................................................... 32


3.4 Kehadiran Penelitian……..…………………………………………. 33
3.5 Data & Sumber data………………………………………………….. 34
3.5 Teknik Pengumpulan Data………………………………………. …. .36
3.6 Pengecekan Keabsaan Data…………………………………………… .36
3.7 Analisis Data…………………………………………………………… 37

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah Robbil’ Alamiin, segala puji hanya milik Allah SWT, satu-
satunya Zat dengan segala kekuasaan-Nya yang telah melimpahkan rahmat, karunia,
hidayah serta anugerah ilmu kepada hamba-Nya, sehingga peneliti dapat
merapungkan penulisan proposal ini. Demikian pula sebagai umat Rasulullah SAW,
patutlah peneliti menghaturkan shalawat dan salam kepada beliau, para keluarga dan
para sahabatnya, Insya Allah segala rahmat yang Allah curahkan kepada beliau akan
sampai kepada kita semua.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga tugas proposal tentang “PERKEMBANGAN USAHA MIKRO
KECIL DAN MENENGAH (UMKM) SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA
UMKM “PIA RAMAYANA” DI KOTA GORONTALO” dapat diselesaikan.
Proposal ini disusun guna memenuhi tugaspada mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga Proposal ini dapat
bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gorontalo,10 Desember 2021

Penulis

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha mikro kecil dan menengah adalah sektor usaha yang memegang peran

penting dalam perekonomian Indonesia baik dilihat dari kontribusi terhadap PDB

Nasional maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. UMKM juga merupakan satu-

satunya sektor ekonomi yang mampu bertahan dalam menghadapi terpaan krisis

moneter yang memporak-porandakan sturktur ekonomi indonesia khususnya di Kota

Gorontalo. Seiring dengan era globalisasi saat ini, UMKM di tuntut untuk melakukan

pembenahan dan perubahan agar meningkatkan daya saingnya. Sala-satu upaya yang

mutlak dilakukan oleh UMKM yaitu dengan mampu bersaing secara sehat bersama

pelaku usaha UMKM lainnya.

Menurut Mutegi, Njeru &Ongesa (2015) kinerja UMKM adalah hasil atau

evaluasi kerja perusahaan yang digapai oleh seseorang atau kelompok dengan

pembagian kegiatan berupa tugas dan perannya pada periode tertentu dengan standar

dari peusahaan tersebut.

Kinerja UMKM di masa pandemi Covid-19 berimbas besar pada

kelangsungan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), di Indonesia krisis

ekonomi yang di alami oleh UMKM pun menjadi ancaman besar bagi perekonomian,

mengingat UMKM merupakan penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga

kerja terbesar dalam beberapa dekade.

2
Perkembangan pandemi Covid-19 di Kota Gorontalo masih berada di zona

hijau dan kuning. Ibu Kota Provinsi Gorontalo ini juga terus mempertahankan

posisinya dalam penanganan kasus pandemi Covid-19. Hal itu menjadi motivasi

pemerintah Kota Gorontalo yang menargetkan awal tahun 2021 Kota Gorontalo

bebas dari Covid-19. Dari data yang diterima tim pemberitaan bagian Humas,

protokol dan dokumentasi pimpinan setda Kota Gorontalo melalui Dinas Kesehatan

Kota Gorontalo, tercatat ada lima wilayah yang berkategori zona hijau, dan empat

Kecamatan zona kuning.

“Lima wilayah yang sudah berzona hijau di antaranya, Kecamatan

Hulantalangi, Kecamatan Kota Timur, Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota

Tengah, dan Kelurahan Piloloda’a. Dengan yang masih berstatus zona kuning

masing-masing Kecamatan Dumbo Raya, Sipatana, Dungingi, dan Kecamatan Kota

Barat,”(Tim pemberitaan Bagian PKP Setda Kota Gorontalo, 2020)

Sementara itu secara rinci total jumlah kasus yang terkomfirmasi di Kota

Gorontalo sampai dengan saat ini, mencapai 1.230. sedangkan kasus yang positif

sedikitnya enam kasus, dan mereka yang sembuh sebanyak 1.191 orang dan

meninggal dunia itu ada 33 orang. Jadi kondisi Kota Gorontalo dari pandemi Covid-

19 ini , menunjukan progres yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari penanganan

Covid-19 oleh pemerintah Kota Gorontalo, yang bekerja sama dengan semua pihak.

Pada usaha mikro kecil dan menengah saat ini merupakan usaha yang mampu

memperluas lapangan kerja juga dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas

3
kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan serta peningkatan

pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi.

Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disingkat UMKM merupakan

salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu

juga dengan Negara Indonesia.Usaha kecil dan menengah mempunyai peran yang

strategis dalam pembangunan ekonomi Nasional, selain berperan dalam pertumbuhan

ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil

pembangunan.Saat ini, banyak bermunculan usaha kecil menengah yang mengolah

bahan pertanian menjadi produk makanan olahan. Banyaknya Usaha Kecil Menengah

ini membuat persaingan antara usaha-usaha tersebut semakin ketat. Dalam

menghadapi persaingan, para pelaku usaha haruslah memiliki faktor yang dapat

dijadikan sebagai senjata dalam usahanya untuk memenangkan persaingan dengan

para pesaingnya didunia bisnis. Pada dasarnya tujuan umum suatu usaha adalah untuk

memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan

harus mampu untuk menghadapi para pesaing dan perusahaan sejenis yang semakin

banyak bermunculan. Untuk mengatasi persaingan tersebut, perusahaan memerlukan

suatu metode yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan (Abdul, 2014:1).

Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah terbukti mampu

hidup dan berkembang di dalam badai krisis selama bertahun-tahun, sektor ini pada

kenyataannya mampu menunjukkan kinerja yang lebih tangguh dalam menghadapi

4
masa kritis. Dan tidak hanya itu, Pemerintah pun harus memberi perhatian yang

sangat besar terhadap pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)

karena jumlah UMKM yang sangat mendominasi.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha produktif

yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai

usaha mikro, misalnya usaha kuliner. Pada tiga tahun terakhir perkembangan UMKM

di Indonesia mencapai 99,9 persen dari total unit usaha di Indonesia. Usaha mikro

kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak pada usaha kuliner yang berada di Kota

Gorontalo saat ini, dari sekian banyak UMKM yang berada di Kota Gorontalo,

UMKM yang telah diteliti yaitu bertempat/berlokasi di UMKM “Pia Ramayana”

yang berada di Kota Gorontalo. Yang tempat usahanya mengolah pia khas Gorontalo

yang merupakan hasil dari produksi UMKM yang dikhususkan untuk oleh-oleh Khas

Gorontalo.

Perkembangan UMKM sebelum adanya Covid-19, prodak-prodak atau usaha

yang dijalankan masuk pada toko-toko yang ada di Kota Gorontalo, seperti tempat

oleh-oleh saronde/maharani. Tiap minggunya sampai beberapa kali orderan masuk

pada toko-toko yang ada di Kota Gorontalo, setelah adanya Covid-19 banyak orang-

orang luar yang biasanya membeli prodak-prodak usaha dari sala-satu UMKM, karna

mulai adanya Covid-19 ini harga jualan menurun. Ditengah perkembangan UMKM

yang belum terlalu baik di awal tahun 2020, UMKM di Indonesia kini kembali di uji

5
dengan munculnya wabah Covid-19 ditengah masyarakat Indonesia. Sala-satunya

berpengaruh pada sektor UMKM yang ada di Kota Gorontalo.

Pada awal pandemi berlangsung, perekonomian mengalami kemerosotan, hal

ini berdampak pada perekonomian UMKM. Salah-satunya UMKM “Pia Ramayana”

yang hampir saja memberhentikan beberapa karyawan. Dengan adanya

perkembangan dan mematuhi protokol kesehatan dan di adakannya sosialisasi

pemerintah usahanya tetap berjalan walaupun pendapatan tidak seperti sebelum

Covid-19 berlangsung. Dalam hal mengupayakan pengembangan UMKM pada saat

pandemi Covid-19 ini, pemerintah telah mengadakan fasilitas penunjang agar usaha

UMKM tetap berjalan. Sala-satu upaya lainnya adalah para UMKM memasarkan

produknya lewat jalur sosial media untuk menarik konsumen yang tidak terjangkau.

Selama Covid-19 UMKM juga menerima bantuan dari pemerintah sekitar

Rp.2.400.000,00 selain itu tidak ada bantuan lainnya.

Jenis usaha kecil ini memang sangat kuat dan tahan banting terhadap krisis

ekonomi sekalipun. Karena itu kita perlu mengembangkannya, dalam hal ini

pemerintah yang paling bertanggung jawab dan memiliki peran yang besar terhadap

pengembangan usaha mikro kecil dan menegah di indonesia khusunya di Kota

Gorontalo.

6
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)

selama pandemi Covid-19 di Kota Gorontalo”.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi Fokus Penelitian yaitu

“Bagaimana Perkembangan UMKM Pia Ramayana Selama Pandemi Covid-19

Di Kota Gorontalo”.

1.3 TujuanPenelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu “Untuk Mengetahui

Perkembangan UMKM Pia Ramayana Di Kota Gorontalo”.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini secara otomatis diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang

berkembangnya usaha mikro kecil dan menengah selama pandemi Covid-19.

b. Bagi penulis, penelitian ini sangat bermanfaat dalam mencari tahu lebih dalam

lagi perkembangan usaha kecil menengah.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan

penelitian berikutnya yang sejenis.

7
1.4.2 Manfaat Praktis

Melalui analisis sumber ini dapat digunakan sebagai acuan dalam

kinerja peningkatan kualitas produksi dan Daya saing disemua jenis UMKM,

khususnya di Kota Gorontalo.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah saat ini merupakan usaha yang masih

dapat bertahan ditengah badai krisis moneter yang berkepanjangan UMKM berperan

strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan mengalami perkembangan

tiap tahun yang cukup pesat. Untuk itu, pemerintah berupaya dengan keras untuk

membina usaha mikro kecil dan menengah guna menjadikannya sebagai penyumbang

devisa bagi negara.

Peran pelaku UMKM ditengah wabah untuk tetap menjaga pertumbuhan

UMKM menjadi sangat penting. Saat ini yang perlu di lakukan pemerintah adalah

menahan penyebaran Covid-19. Sebab, menahan laju penyebaran Covid-19 akan

berpengaruh terhadap perekonomian. Pertanyaannya, sampai kapan bisa bertahan.

Karena itu, pemerintah perlu melakukan langkah nayat perlindungan kepada UMKM

yang terdampak Covid-19.

Untuk itu berikut ringkasan perbedaan antara usaha mikro, kecil dan

menengah diantaranya :

1. Usaha mikro

Usaha yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp. 50.000.000,- serta tidak

termasuk bangunan dan tanah tempat usaha.

9
2. Usaha kecil

Usaha ekonomi yang berdiri sendiri baik dimiliki perorangan atau

kelompok,serta bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan utama.

3. Usaha menengah

Usaha yang bukan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat dengan total

kekayaan bersihnya sesuai yag sudah di atur dengan peraturan perundang-undangan.

Sesuai dengan Undang-undang No 20 tahun 2008, pengertian usaha mikro,

kecil dan menengah (UMKM) adalah:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang di

lakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana yang di maksud dari

undang-undang ini.

3. Yang dimaksud usaha kecil menengah adalah kegiatan usaha dengan skala

aktivitas yang tidak terlalu besar , manajemen masih sangat sederhana, modal

yang tersedia terbatas, pasar yang dijangkau juga belum luas.

10
4. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, di kuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana

di atur dalam undang-undang ini.

Di dalam undang-undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk

mendefinisikan UMKM pun tercantum dalam pasal 6, yakni nilai aset tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan. Sehingga tujuan

yang ingin dicapai ialah terwujudnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

yang tangguh dan mandiri, serta berperan dalam permodalan untuk menghadapi

persaingan bebas.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.17 Tahun 2013 tentang

pelaksanaan Undang-undang No.20 Tahun 2008.Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah, dalam Pasal 2 PP ini, Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan

kewenangannya menyelenggarakan pemberdayaan UMKM, dengan :

1) Pengembangan Usaha

Terkait dengan pengembangan usaha terhadap UMKM, sesuai Pasal 5 PP ini

dilakukan melalui:

a. Pendataan, identifikasi potensi, dan masalah yang di hadapi

b. Penyusunan program pembinaan dan pengembangan

11
c. Pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan

d. Pemantauan dan pengedalian pelaksasnaan program.

2) Kemitraan

Pasal 10 sampai Pasal 28 peraturan pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 ini

mengatur secara khusus masalah kemitraan antara UMKM dengan usaha besar,

yang meliputi inti plasma, subkontrak, waralaba, perdagangan umum, distribusi

dan keagenan, bagi hasil, kerja sama operasional, usaha patungan,

penyumberluaan, dan bentuk kemitraan lainnya.

3) Perizinan

UMKM dalam melakukan usaha harus memiliki bukti legalitas usaha dalam

bentuk:

a. Surat izin usaha

b. Tanda bukti pendaftaran, dan

c. Tanda bukti pendataan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan kemudahan perizinan

dengan keringanan persyaratan yang mudah dipenuhi oleh UMKM yang

dimiliki oleh orang perseorangan WNI dan Badan Hukum Indonesia.

4) Koordinasi dan pengendalian pemberdayaan UMKM

Dilaksanakan secara sistematis, sinkron, terpadu, berkelanjutan, dan dapat

dipertanggung jawabkan untuk mewujudkan usaha UMKM yang tangguh dan

mandiri.

12
Secara umum, UMKM menghadapi berbagai kendala dalam pengembangan

usahanya. Beberapa kendala diantaranyaadalah: permodalan, pemasaran, bahan baku,

teknologi, manajemen, birokrasi,infrakstruktur, dan kemitraan. Kendala-kendala ini

merupakan faktor menurunnya kinerja. Secara tidak efektif dan efisien serta tidak

dapat mencapai tujuannya secara maksimal, sehingga perlu dilakukan perbaikan

kinerja untuk meningkatkan kualitas dari UMKM.

Daya saing UMKM perlu di tingkatkan agar dapat bersaing di jenjang

Nasional maupun Internasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha

mikro, kecil dan menengah adalah suatu bentuk usaha ekonomi produktif yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi

kriteria usaha mikro kecil dan menengah.

2.1.2 Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif mandiri atau independen yang

memiliki oleh perorangan atau kelompok dan bukan sebagai cabang bisnis utama.

Dikelola dan dimiliki serta merupakan bagian dari perusahaan menengah baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Di samping itu juga Usaha kecil merupakam jenis usaha yang paling banyak

jumlahnya di Indonesia, tetapi saat ini batasan mengenai kriteria usaha kecil di

Indonesia masih beragam. Pengertian kecil dalam usaha kecil bersifat relatif,

sehingga perlu ada batasan yang dapat menimbulkan definisi-definisi usaha kecil dari

berbagai segi.

13
Selanjutnya, Usaha kecil juga merupakan tipe usaha yang cocok untuk proyek

perintisan. Sebagian usaha besar yang ada saat ini merupakan usaha skala kecil yang

telah berkembang, dan untuk membuka usaha skala besar juga kadang kala diawali

dengan usaha skala kecil. Hal ini ditunjukan untuk menghindari resiko kerugian yang

terlalu besar akibat kegagalan jika usaha yang dijalankan langsung besar, sebab untuk

memulai usaha dengan skala besar sudah tentu diperlukan modal awal yang besar

juga.

Dalam rangka perekonomian di masa mendatang , usaha kecil menengah

harus dapat melakukan antisipasi secara cepat terhadap globalisasi ekonomi. Karena

dalam kondisi tersebut ekonomi akan semakin terintergrasi kedalam system ekonomi

global yang ditandai oleh kemauan kuat untuk mengurangi berbagai bentuk proteksi.

Dari berbagai literatur memiliki beberapa persamaan, sehingga dari pendapat-

pendapat usaha kecil menengah dapat berproduksi secara efektif dan dapat menyerap

tenaga kerja.

2.1.3 Peran dan fungsi usaha mikro, kecil dan menengah

Usaha mikro, kecil danmenengah memiliki fungsi dan peran yang sangat

penting untuk perekonomian Nasional. Adapun fungsi dan peran dari usaha mikro,

kecil dan menengah diantaranya sebagai penyediaan barang dan jasa, peningkatan

taraf hidup, penyerapan tenaga kerja, untuk pemerataan pendapatan maupun sebagai

nilai tambah bagi suatu produk daerah.

Erwansyah (2018), menyatakan UMKM memiliki peranan penting sebagai

sektor yang potensial dan penjaga stabilitas perekonomian. Mengingat usaha mikro

14
kecil dan menengah mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap angkatan kerja dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Hamdani (2003), peran dan fungsi usaha mikro, kecil dan menengah

diantaranya :

a. Penyediaan barang dan jasa kebutuhan hidup manusia sebagian besar tidak dibuat

sendiri. Barang dan jasa yang di konsumsi sebagian besar di peroleh dari tukar-

menukar. Usaha kecil dapat berperan sebagai pemasok atau pengadaan proodusen

barang dan jasa diperlukan oleh usaha menengah dan sebagai penyalur hasil usaha

menengah untuk kebutuhan masyarakat.

b. Sala-satu sektor ekonomi yang dapat menanggulangi dan memperbesar

kesempatan kerja adalah sektor usaha kecil. Dengan demikian usaha kecil dapat

berfungsi sebagai penyedia lapangan kerja yang luas bagi golongan masyarakat

kecil.

2.1.4 Pengertian Dari UMKM

UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan atau badan usaha itu

sendiri yang sudah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Usaha ini berskala kecil

dan bersifat padat karya dan melibatkan berbagai aktivitas ekonomi dan bisnis.

Di samping itu juga usaha mikro kecil dan menengah merupakan kelompok usaha

yang memiliki usaha yang paling besar, Menurut Rudjito UMKM adalah sangat

penting selain menciptakan lapangan pekerjaan juga menciptakan usaha yang lebih

banyak.

15
Adapun ciri-ciri dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah sebagai

berikut :

1. Memiliki tempat usaha yang dapat berpindah sewaktu-waktu

2. Masih belum ada administrasi

3. Keuangan pribadi dan usaha masih belum bisa dibedakan

4. Sumber daya manusia (SDM) masih belum memiliki jiwa wirausaha

5. Tingkat pendidikan masih relatif rendah

2.1.5 Peran Dari UMKM

Ada 3 peran penting UMKM dalam roda perekonomian terutama dalam

kehidupan masyarakat kecil. Berikut ini peran UMKM dalam kegiatan ekonomi :

1. Sebagai sarana yang mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, dengan alasan

utamanya adalah tingginya angka daya serap tenaga kerja oleh UMKM.

2. Sebagai sarana pemerataan tingkat perekonomian rakyat kecil.

3. Memberikan pemasukan devisa, banyak produk-produk UMKM yang telah

diekspor. Sehingga ini menjadi pendapatan masuk dari devisa tersebut.

Ada Beberapa faktor yang membuat UMKM masih bisa bertahan ditengah

wabah Covid-19 yaitu :

1. Umumnya UMKM yang menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat

dengan kebutuhan masyarakat. Pendapatan masyarakat yang menurun drastis

tidak berpengaruh banyak terhadap permintaan barang dan jasa yang dihasilkan.

16
UMKM malah bisa bergerak dan menyerap tenaga kerja meski jumlahnya

terbatas dan dalam situasi Covid-19.

2. Pelaku usaha UMKM memanfaatkan sumberdaya lokal, baik sumbernya manusia,

modal, bahan baku, hingga peralatan. Artinya, sebagian besar kebutuhan UMKM

tidak mengandalkan barang impor.

3. Bisnis UMKM tidakdi topang dana pinjaman dari bank, melainkan dari dana itu

sendiri. Ditengah wabah untuk tetap menjaga pertumbuhan UMKM menjadi

sangat penting.

2.1.6 Karakteristik UMKM

Berikut merupakan karakteristik atau ciri-ciri dari usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM) :

1. Jenis barang yang di produksi dapat berganti sewaktu-waktu atau tidak tetap.

2. Tempat untuk melakukan kegiatan usaha dapat berpindah sewaktu-waktu

3. Dalam melakukan kegiatan usaha belum menerapkan administrasi, bahkan

terkadang keuangan pribadi dan keuangan usaha masih disatukan.

4. Biasanya tingkat pendidikan sumber daya manusia dalam UMKM masih relatif

rendah

5. Pada umumnya pelaku usaha belum memiliki surat izin usaha atau legalitas,

termasuk NPWP.

17
Panji Anoraga (2010), Menyatakan tentang karakteristik UMKM secara

umum yaitu: system pembukuan yang sederhana, margin usaha yang cenderung tipis

dengan modal terbatas, minimnya pengalaman manajerial dalam mengelola

perusahaan dengan skala ekonomi yang terlalu kecil, keterbatasan kemampuan

pemasaran dan negosiasi.

2.1.7 Klasifikasi UMKM

Dalam perspektif perkembagannya, usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu

kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi.

Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok usaha mikro kecil dan

menengah yang melibatkan banyak kelompok. Berikut ini adalah klasifikasi usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM).

1) Livelhood Activies, merupakan usaha kecil menengah (UMKM) yang digunakan

sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum biasa disebut

sektor informal. Contohnya pedagang kaki lima

2) Micro Enterprise, merupakan usaha kecil menengah (UMKM) memiliki sifat

pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.

3) Small Dynamic Enterprise, merupakan usaha kecil menengah (UMKM) yang

telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak

dan ekspor.

18
4) Fast Moving Enterprise, merupakan usaha kecil menengah (UMKM) yang telah

memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha

besar.

2.1.8 Kekuatan dan kelemahan UMKM

UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan yang

menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah:

a. Penyediaan lapangan kerja peran industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja

patut diperhitungkan, diperkirakan maupun menyerap sampai dengan 50%

tenaga kerja yang tersedia.

b. Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini

terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru.

c. Memiliki segmen usaha pasar yang unik,melaksanakan manajemen sederhana

dan fleksibel terhadap perubahan pasar.

d. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar

memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri yang

lainnya.

e. Memiliki potensi untuk perkembangan, berbagai upaya pembinaan yang di

laksanakan menunjukan hasil yang menggambarkan bahwa industri kecil

mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk mengembangkan

sektor lain yang terkait.

19
Kelemahan yang sering juga menjadi faktor penghambat dan permasalahan

dari usaha mikro terdiri dari 2 faktor:

1) Faktor Internal

Faktor Internal merupakan masalah klasik dari UMKM yaitu di antaranya:

a. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia

b. Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha indutri kecil lebih

memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran

kurang mampu dalam mengakseskannya, khususnya dalam informasi dan

jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja

c. Kecendrungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk industri

kecil

d. Kendala permodalan usaha sebagian besar industri kecil memanfaatkan

modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan masalah yang muncul dari pihak pengembang dan

pembina UMKM.

Dari kedua faktor tersebut, faktor Internal dan eksternal mampu disiasati oleh

pelaku pengusaha UMKM untuk mendorong kinerja usahanya. Dalam pengembangan

iklim yang kondusif dan pengembangan usaha seluas-luasnya.

20
2.1.9 Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi dan UMKM

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengalami penurunan

yang sangat menghawatirkan, dimana UMKM menurunbukan hanya dari segi

kuantitas melainkan tenaga kerja, modal serta asset mereka. UMKM juga di katakan

usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak begitu

menyedihkan. Hal tersebut dikarenakan prinsip kemandirian yang dimiliki yang

artinya mereka memiliki modal sendiri dan tidak terlalu bergantung pada lembaga

lain sehingga membuat mereka kokoh hingga saat ini dan menjadi katup

perekonomian.

Pencapaian yang sangat menggembirakan bagi UMKM kita tidak dapat hanya

dengan sekali mengedipkan mata.Banyak tantangan yang mereka harus selesaikan

baik secara modal, tenaga kerja, kegiatan produksi dan hal lainnya. Sehingga apabila

terdapat UMKM yang tidak siap dan tak mampu menghindari atau mengatasi gejolak

yang datang maka tidak mustahil akan ada juga UMKM yang kolaps.

Semenjak Covid-19 ditetapkan berstatus pandemi, ada banyak sektor ekonomi

domestik dan global yang terpengaruhi.Dampak pandemi ini yang paling terasa

terjadi pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah (Kemenkop UKM)

melaporkan bahwa tahun 2018, Jumlah UMKM di Indonesia adalah sekitar

64.194.057 buah, dengan daya serap sebanyak 116.978.631 total angkatan kerja.

Angka ini setara dengan 99% toal unit usaha yang ada di Indonesia, dengan

21
presentase serapan tenaga kerja di sektor ekonomi setara dengan 97%.Sementara 3

persen sisanya dibagi-bagi pada sektor industry besar.

Dari seluruh UMKM yang terdata dalam riset ini, komposisi UMKM yang

bergerak dalam industry mikro menempati angka 87,4%. Alhasil dampak awal

pandemi Covid-19 pada sektor UMKM terdeteksi pada level UMKM mikro ini.

Angka ini menunjukan fakta yang lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh bank

Indonesia yaitu sebesar 72,6% dan lebih rendah dari yang dilaporkan oleh LIPI yaitu

sebesar 94,7%. Kedua riset terakhir dilakukan pada bulan juni 2020. Tidak

ketinggalan, riset dari JNE melaporkan angka yang hamper sama dengan yang

dilaporkan oleh LIPI, yaitu 96% UMKM mengaku sebagai yang terimbas parah oleh

pandemiCovid-19.

2.1.10 Indikasi Dampak Covid-19 Terhadap UMKM

Keterpengaruhan sektor UMKM eksportir sebagai yang paling tinggi (95,4%)

dilaporkan merupakan imbas langsung dari PSBB, yang membuat ruang menuju

sasaran produk mengalami kendala. Penjarakan sosial yang dikenal sebagai Social

Distancing juga turut menjadi faktor pemicu hambatan distribusi sehingga

menyebabkan terjadi penurunan omset penjualan dari UMKM eksportir ini.

Secara tidak langsung hal ini memberikan gambaran bahwa :

1) Telah terjadi penurunan daya beli masyarakat

2) Ada hambatan distribusi produk barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Hambatan terakhir di pengaruhi oleh efek kebijakan secara signifikan oleh efek

kebijakan PSBB.

22
2.1.11 Covid-19

Covid-19 merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh corona

virus yang baru ditemukan. Virus ini mulai mewabah di wuhan, tiongkok sejak bulan

desember 2019. Dengan penyebaran yang sangat cepat, sehingga saat ini Covid-19

telah menjadi sebuah pandemi yang terjadi di seluruh dunia. Covid-19 ini

memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap segala aspek kehidupan dan segala

bidang yang ada di suatu Negara. Indonesia menjadi sala-satunya Negara yang

terdampak Covid-19.

Dampak yang sangat dirasakan oleh suatu Negara yaitu dalam bidang

ekonomi. Terhambatnya kegiatan ekonomi yang kemudian mempengaruhi

pendapatan Negara.Dampak Covid-19 selain mempengaruhi pendapatan bisnis besar

juga mempengaruhi usaha mikro yang banyak tersebar di Indonesia. Usaha mikro,

kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Indonesia memberikan pengaruh yang

cukup besar, sehingga di masa pandemi ini banyak dampak negatife yang di rasakan.

Pandemi ini menyebabkan turunnya kinerja dari sisi permintaan yaitu

konsumsi dan daya beli yang kemudian mengganggu proses produksi serta

perdagangan. Selain itu keadaan ini yang menimbulkan permasalahan baru terhadap

pemutusan hubungan kerja dengan ancaman macetnya pembayaran kredit.

Pengurangan tenaga kerja yang signifikan ini memberikan banyak pengangguran

yang disebabkan oleh pandemi ini.

Perubahan ini yang menyebabkan produsen maupun konsumen harus dapat

beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan.Keadaan ini berbanding dengan

23
menurunnya tingkat konsumsi yang disebabkan kurangnnya pendapatan dan

banyaknya pengangguran akibat Covid-19 ini. Sehingga masih banyak dibutuhkan

kebijakan pemerintah dalam melindungi UMKM agar dapat tetap kompetitif

meskipun ditengah pandemi saat ini.

2.1.12 Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19

Tidak dipungkiri dampak Covid-19 membuat perekonomian semakin buruk.

Usaha mikro kecil dan menengah saat ini berkelimpungan menghadapi wabah yang

berbahaya. Namun ada juga UMKM yang masih bertahan di tengah pandemi.

Rata-rata UMKM merasakan penurunan omset selama adanya Covid-19. Hal

ini terjadi karena mulai berkurangnya aktivitas yang dilakukan diluar rumah,

kesulitan dalam memperoleh bahan baku karena terjadi kendala transportasi, serta

mulai turunnya kepercayaan masyarakat terhadap produk yang ada diluar terutama

bidang kuliner. UMKM yang merupakan sala-satu penopang perekonomian karena

juga banyak menyediakan lapangan pekerjaan, dengan adanya Covid-19 ini, juga

mulai ada yang melakukan PHK atau merumahkan karyawan sementara karena

perusahaan/usaha mereka harus tutup untuk sementara waktu.

Ada beberapa strategi bertahan UMKM guna memperbarui produk atau

meningkatkan perbaruan sistem mereka :

a. E-commerce

Di tengah pandemi saat ini penjualan yang bersifat datang langsung ke toko

mengalami penurunan penjualan. Dengan ini e-commerce merupakan sala-satu

24
strategi guna meningkatkan penjualan produk yang berbasis online. Bisa di kerjakan

kapan saja dan dimana saja serta dapat menghemat waktu.

b. Digital marketing

Saat adanya wabah Covid-19, banyak yang menyebabkan penurunan omset

penjualan. Pelaku UMKM dapat memanfaatkan internetdan memikirkan sesuatu yang

kreatif dan inovatif guna mempromosikan produknya. Digital marketing merupakan

kegiatan mempromosikan atau mencari nama pasar dengan memanfaatkan internet

atau media sosial.

c. Perbaikan produk dan pelayanan terhadap konsumen

Pelaku usaha harus melakukan perbaikan produk guna meningkatkan kembali

kepercayaan konsumen dan secara tidak langsung juga dapat memperbarui pelayanan

terhadap konsumen.

d. Mempertahankan produk dan mempertahankan pelanggan atau konsumen yang

sudah ada.

25
2.2. Kajian Penelitian Yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan terdahulu dan memiliki relevansi dengan

hasul kajian peneliti, yaitu penelitian yang dilakukan oleh :

1. Agus Eko Nugoroho (2020) , dalam mengikuti webinar “Dampak Pandemi

Covid-19 terhadap UMKM” UMKM yang merupakan produksi nasional tengah

menghadapi goncangan dari sisi penawaran dan permintaan, hal itu dapat

berimplikasi pada penurunan kesejahteraan masyarakat, ujar kepala pusat

penelitian lembaga ilmu pengetahuan indonesia.

2. Muhammad Syamsudin (2020) , menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 ini akan

berdampak secara signifikan terhadap UMKM, Hal ini dikarenakan adanya

pembatasan operasional usaha dan berkurangnnya omset penjualan serta

hilangnnya pangsa pasar sebagai akibat dari diberlakukannya PSBB sehingga

masayarakat membatasi kegiatan di luar rumah.

3. Khofifah Nur Ihza (2020) , menjelaskan bahwa sala-satu usaha mikro kecil dan

menengah yang terdampak akan adanya Covid-19 adalah UMKM yang berada di

desa Wates Pinggir, dimana UMKM ini perdagangan barang dan jasa, dan

lingkungannya dikelilingi oleh lembaga sekolah. Meskipun di desa tersebut belum

terdapat pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19, tetapi

kepanikan serta ketakutan warga setempat juga berpengaruh terhadap

perkembangan UMKM itu sendiri.

26
4. Rahmi Rosita (2020) , terkait dengan penelitian langsung peneliti menyatakan

bahwa sejak merebaknya virus corona atau yang dikenal dengan pandemi Covid-

19 terjadilah penurunan Omset pelaku UMKM yang sangat signifikan.

5. Maya Intan Pratiwi (2020) , dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kepada

UMKM khususnya usaha mikro kecil dan menengah masih perlu diperhatikan

apalagi dalam masa pandemi Covid-19 saat ini yang sangat berepengaruh

terhadap perkembangan di setiap usaha khususnya di semua UMKM.

6. Farida Nur Sapitri (2020) , menjelaskan dampak Covid-19 adalah mereka yang

bergerak pada bidang kebutuhan sehari-hari, sedangkan sektor UMKM yang

paling berdampak yakni kebutuhan makanan dan minuman.

Berdasarkan uraian dari beberapa penelitian tersebut maka peneliti melihat

adanya kesamaan dan perbedaan dalam penelitian ini. Dimana kesamaannya

membahas tentang UMKM tersebut, namun perbedaanya pun adalah kedua peneliti

diatas membahas mengenai perkembangan UMKM pada masa Covid-19. Tetapi

kajian yang peneliti lakukan adalah lebih mengarah pada perkembangan UMKM

pada masa Covid-19 itu sendiri.

27
Penelitian Relevan
Tabel 2.1

Judul/ Nama Metode


NO Kesimpulan Perbedaan
Peneliti/Thn Penelitian
1. Penelitian ini
Dampak pandemi Metode yang Dari segi perbedaan
menunjukan
Covid-19 terhadap digunakan dalam UMKM mayoritas
selama proses
UMKM, Agus Eko penelitian ini mengalami penjualan
UMKM. Dampak
Nugoroho (2020) adalah metode yang menurun, serta
pandemi Covid-
penelitian penurunan penjualan
19 terhadap
deskriptif kualitatif berdampak pada adanya
UMKM itu
Covid-19 itu sendiri.
sendiri
mengahadapi
goncangan dari
sisi penawaran
dan permintaan.
Hal itu dapat
berimplikasi pada
penurunan
kesejahteraan
masyarakat.
2. Dampak Covid- Metode analisis Penelitian ini Perbedaannya dari segi
19terhadap UMKM yang dilakukan menunjukan masalah yaitu terjadi
Di Indonesia, Padapenelitian dalam pada hasil UMKM yang
Muhammad iniadalah menanggulangi melaksanakan beberapa
Syamsudin (2020) metodedeskriptif masalah yang upaya atas penurunan
kualitatif dihadapi pelaku omset bagi para pelaku
UMKM.

28
Pemerintah UMKM.
melaksanakan
beberapa upaya
sala-satu nya
memasukkan
pelaku UMKM
sebagai penerima
program bantuan
pemerintah.

3. Dampak Covid-19 Metode yang Penelitian ini Perbedaan dari segi


terhadap Usaha diunakan dalam menunjukan masalah terjadi pada
mikro, kecil dan penelitian ini dalam sala-satu hasil UMKM itu sendiri
menengah adalah metode usaha mikro kecil untuk mengetahui
(UMKM), Khofifah penelitian dan menengah, seberapa tinggi dampak
Nur Izah (2020) kualitatif deskriptif terdampak akan Covid-19 terhadap
adanya pandemi UMKM.
Covid-19 pada
UMKM itu
sendiri.
4. Pengaruh pandemic Metode yang Penelitian ini Perbedaan dari segi
Covid-19 terhadap digunakan dalam menunjukan faktor penelitian
UMKM di penelitian ini yaitu dalam pandemic menjelaskan bahwa
Indonesia, Rahmi metode deskriptif Covid-19 telah UMKM di Indonesia
Rosita (2020) kualitatif banyak membuat berpengaruh semenjak
sektor terpuruk, adanya pandemic Covid-
termasuk sector 19.
UMKM itu
sendiri.

29
5. Dampak Covid-19 Metode analisis Penelitian ini Dari segi perbedaan
terhadap yang digunakan menunjukan masalah sudah menjadi
perlambatan pada penelitian ini tekait keharusan bagi UMKM
ekonomi sector adalah metode perlambatan untuk melakukan
UMKM, Maya kualitatif ekonomi akibat penguatan kelompok
Intan Pratiwi (2020) deskriptif. Covid-19 yaitu ekonomiyang melibatkan
dengan semua usaha UMKMsaat
memberikan pandemi berlangsung.
insentif di sector
parawisata,
menambah hari
cuti bersama, dan
keringan
pembayaran bagi
pelaku UMKM.
6. Dampak Covid-19 Metode yang Penelitian ini Dari segi perbedaan
terhadap usaha digunakan pada menunjukan masalah sala-satu
mikro kecil dan penelitian ini adanya kebijakan UMKM yang bergerak
menengah adalah metode yang dibuat pada bidang kebutuhan
(UMKM) di kualitatif tentunya akan dalam masa pandemi
Indonesia, Farida deskriptif. berdampak pada Covid-19.
Nur Sapitri (2020) para pelaku
UMKM (usaha
mikro kecil dan
menengah) itu
sendiri.

30
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian

Peranan UMKM bagi perekonomian sangatlah besar. Sehingga dengan adanya

usaha mikro kecil dan menengah ini masyarakat dapat keluar dari zona kemiskinan

dan mendapat peluang serta mengurangi pengangguran. Pentingnya usaha mikro

kecil dan menengah yang merupakan sala-satu faktor utama yang mempengaruhi

sektor UMKM dalam pertumbuhan perekonomian di Kota Gorontalo. secara singkat

dapat di katakan bahwa perkembangan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

dalam menjalankan suatu usaha.

Disamping itu, UMKM juga merupakan unit usaha produktif yang berdiri

sendiri, yang di lakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor

ekonomi. Karena itu memang sulit membandingkan pentingnya peran UMKM. Pada

umumnya tujuan atau sasaran yang ingin di capai terwujudnya usaha mikro kecil

menengah (UMKM) yang tangguh dan mandiri yang memiliki daya saing tinggi dan

berperan utama dalam produksi dan distribusi kebutuhan pokok, bahan baku, serta

dalam permodalan untuk menghadapi persaingan bebas.

Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan yang bertujuan untuk menggali

berbagai informasi tentang perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)

dalam masa pandemi Covid-19 khususnya di Kota Gorontalo.

Usaha mikro kecil dan menenagah (UMKM) harus mampu bersaing ditengah

para pengusaha UMKM lainnya. Jika dilihat dari manfaat dan peranannya,

keberadaan UMKM perlu diperhatikan agar dapat menjadi wadah bekerja yang baik

dan mampu bersaing dengan perkembangan jaman yang pesat serta dapat

31
meningkatkan kualitas masyarakat menjadi lebih baik sehingga memberikan dampak

baik pada perekonomian suatu usaha.

Perkembangan Usaha Mikro Kecil


dan Menengah (UMKM) selama
pandemi Covid-19 Di Kota Gorontalo
(Studi kasus pada UKM “Pia
Ramayana” Kel. Ipilo Kec. Kota
Timur Kota Gorontalo)

Fokus Penelitian

Bagaimana perkembangan UMKM selama


Pandemi Covid-19 di Kota Gorontalo

Teori
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus mampu bersaing di
tengah para pengusaha UMKM lainnya. Jika dilihat dari manfaat dan
perannya, keberadaan UMKM perlu diperhatikan, agar dapat menjadi
wadah bekerja yang baik dan mampu bersaing sehingga dapat
memberikan dampak baik pada perekonomian suatu usaha dan
perkembangannya.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perkembangan


UMKM di Kota Gorontalo

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

32
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Latar Penelitian

Tempat penelitian ini berada pada UKM “Pia Ramayana” yang bertempat di

Kota Gorontalo. Pada usaha UKM “Pia Ramayana” memiliki karyawan berjumlah 6

orang yang bekerja dibagian usahanya dan 1 orang bekerja sebagai pengantar /kurir.

Sehubungan dengan penelitian, penetapan lokasi ini di dasarkan pada

pertimbangan bahwa ditinjau dari segi biaya, waktu serta tenaga, lokasi tersebut

mudah di kunjungi oleh peneliti selain itu penulis merasa tertarik dengan objek yang

diteliti di UKM “Pia Ramayana” tersebut.

Adapun waktu pelaksanaan dalam penelitian ini kurang lebih 3 bulan dimulai dari

bulan desember 2021 sampai dengan bulan maret 2021 yang dimulai secara bertahap

dan dimulai dari persiapan penelitian.

3.2 Pendekatan dan Prosedur Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peneltian kualitatif deskriptif, dimana peneliti menggambarkan dan menjelaskan

situasi dan kondisi yang terjadi, setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara.

Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat di amati, penelitian kualitatif akan menghasilkan prosedur analisis yang tidak

menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya.

33
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berisi kutipan-kutipan data untuk

memberi gambaran penyajian. Data penelitian bisa di peroleh dari naskah,

wawancara, catatan, foto, dokumen pribadi dan dokumen resmi lainnya. Laporan

penelitian dilakukan dengan menganalisis data, dengan pertanyaan dengan kata tanya

mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya akan senantiasa di manfaatkan oleh

peneliti.

Dalam memperoleh data, maka dilakukan metode pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Observasi atau pengamatan

Dalam teknik ini, peneliti terjun langsung ke lapangan yaitu di UKM “Pia

Ramayana” yang lokasinya bertempat di Kel. Ipilo Kec. Kota Timur Kota Gorontalo,

untuk melihat serta memahami kondisi atau situasi yang sebenarnya terjadi di

lapangan serta dicatat untuk melengkapi dan menambah hasil pengumpulan data

lainnya seperti wawancara.

Dalam hal ini dikemukakan oleh Guba dan Lincold dalam Lexy J. Moleong

(2000:174) bahwa teknik pengamatan di dasarkan atas pengamatan secara langsung,

memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan

kejadian sebagaimana terjadi pada keadaan sebenarnya.

2. Wawancara

Teknik wawancara merupakan metode inti dalam penelitian kualitatif karena

dengan adanya wawancara langsung kepada informan maka peneliti akan

34
mendapatkan hasil atau data yang di inginkannya dalam penelitian yang dikajinya.

Dengan bantuan dari pedoman wawancara yang telah di susun sebelumnya agar

pertanyaan yang di lontarkan peneliti akan tersusun secara runtut sesuai jawaban yang

diberikan oleh informan. Tidak lupa pula peneliti sambil melakukan wawancara

mencatat hal-hal penting yang di tangkap dari data yang diberikan oleh informan, di

tambah dengan alat perekam sebagai media agar dapat memudahkan peneliti dalam

wawancara untuk menjaga agar peneliti tidak lupa akan jawaban atau data yang

diberikan informan.

Seperti yang di kemukakan oleh Lexy J. Moleong (2007:186) bahwa

wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu di

lakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

mewawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Untuk memperoleh infomasi dari informan yang di wawancarai, sebagai

infomasi kunci (Key Informan) adalah pemilik UKM “Pia Ramayana”dan karyawan

serta berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah dintujukan untuk memperoleh data langsung dari tampat

penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,

foto-foto, filling dokumentasi, data yang relevan penelitian

35
3.3 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peran peneliti ialah sebagai instrument utama penelitian yang

harus beradaptasi dengan kondisi yang ada untuk kepentingan penelitian

ini.Kehadiran peneliti juga sebagai pengamat partisipasi artinya peneliti terlibat

langsung dalam penelitian di lapangan dengan tujuan untuk mengumpulkan data

sehingga diperoleh benar-benar akurat dan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3.4 Data dan Sumber data

Sumber data adalah salah satu yang paling viral dalam penelitian. Kesalahan

dalam menggunakan atau memahami sumber data, maka data yang diperoleh juga

akan meleset dari yang diharapkan.

Sumber data meliputi dua jenis yaitu : pertama sumber data primer, yaitu data

yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yaitu dari wawancara pemilik usaha

UMKM “Pia Ramayana”. dan kedua data sekunder yaitu data-data yang diperoleh

dari pemilik usaha UMKM tersebut.

Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis data sekunder di bagi kedalam kata-

kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan pengambilan foto, dibawah ini

merupakan uraian tersebut :

a) Kata-kata dan tindakan

Kata-kata dan tindakan dari pemilik UMKM “Pia Ramayana” yang di amati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama di catat melalui

perekaman video/audio tapes, atau pengambilan foto.

36
b) Sumber tertulis

Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis

dibagi atas sumber arsip, dokumen pribadi, dan dokumen asli UMKM “Pia

Ramayana”.

c) Foto

Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan

untuk menelah segi-segi subyektif dan hasilnya sering di analisis secara induktif.Ada

dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang

dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan dari peneliti sendiri.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peran peneliti ialah sebagai instrumen utama penelitian

yang harus beradaptasi dengan kondisi yang ada untuk kepentingan penelitian ini.

Kehadiran peneliti juga sebagai pengamat partisipasi artinya peneliti terlibat langsung

dalam penelitian di lapangan dengan tujuan untuk mengumpulkan data sehingga

diperoleh benar-benar akurat dan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3.6 Pengecekan Keabsaan Data

Informan penelitian ini ialah orang-orang yang dapat memberikan informasi

berkaitan dengan data penelitian yang di butuhkan. Dalam pegumpulan data peneliti

bergerak dari informan satu ke informan lainnya dan terus bergulir sehingga menjadi

seperti bola salju sampai mencapai titik redudency pada informan kunci. Titik jenuh

37
atau yang paling di capai apabila penggunaan informa selanjutnya tidak

menghasilkan informasi baru yang berart dalam data penelitian.

3.7 Analisis Data

Analisis data yaitu mengorganisasikan data. Data yang terkumpul seperti catatan

pada saat di lapangan, komentar peneliti, gambar/foto, dokumen, laporan lainnya.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.

Analisis selama di lapangan, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan

setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat melakukan

wawancara, peneliti juga sudah melakukan analisis dengan melihat jawaban dari

informan apabila masih belum memuaskan maka peneliti akan memberikan

pertanyaan berikutnya hingga mendapatkan jawaban yang kredibel.

Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2014:337) teknik analisis data

ini terbagi pada tiga tahapan, yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan.

38
Adapun data yang direduksi adalah berdasarkan fokus masalah yaitu:

1) Peran UMKM dalam perkembangan suatu usaha mikro kecil dan menengah di

antaranya:

a. Penyediaan barang dan jasa

b. Barang dan jasa dari proses tukar-menukar.

c. Pengadaan proodusen dari usaha kecil

d. Penanggulangan kesempatan kerja melalui sektor ekonomi

2) Beberapa faktor UMKM masih bisa bertahan ditengah wabah Covid-19 yaitu :

a. UMKM penghasil barang dan jasa untuk masyarakat

b. Pendapatan masyarakat menurun namun permintaan barang dan jasa

meningkat

c. Penjaringan tenaga kerja oleh UMKM tetap berjalan

d. Pemanfaatan sumberdaya local oleh pelaku UMKM

e. Penopang dana dari pinjaman untuk bisnis UMKM.

Spradley (1980) juga mengemukakan mengenai model analisis data kualitatif

yaitu analisis domain.Sugiyono (2012) menjelaskan bahwa analisis domain dilakukan

untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang

diteliti atau obyek penelitian. Data diperoleh dari grand tour dan minitour questions.

39
Hasilnya adalah gambaran umum tentan gobyek yang diteliti, yang sebelumnya

belum pernah diketahui. Dalam analisisi informasi yang diperoleh belum mendalam,

masih di permukaan, namun sudah menemukan domain-domain atau kategori dari

situasi sosial yang diteliti.

2. Penyajian data

Data dari hasil penelitian dilakukan penyajian data dengan teks yang bersifat

naratif. Data yang disajikan adalah data yang digunakan untuk menjawab

permasalahan yang diteliti.Penyajian data berupa jawaban atas pertanyaan dari

peneliti oleh informan wawancara.

3. Penarikan kesimpulan

Dalam kesimpulan, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat kemudian

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

40
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Firdaus Thaha. 2020.Dampak Covid-19 terhadap UMKM di


indonesia.Jurnal BRAND, 2(1), 147-148.

AnnisaQ Ulfa Siregar. 2018. Analisis perkembangan usaha mikro kecil dan
menengah(UMKM).Skripsi

Ananda, Amin Dwi. 2017. “pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Berbasis Industri Kreatif Di Kota Malang”. Jurnal Ilmu
Ekonomi. 1(1), 124-125

Anandi. Buyung Crismawan 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap UMKM


di Indonesia,(http://genial./read-news/pengaruh-covid19-terhadap-
UMKM-di-indonesia)diakses pada tanggal 5 Februari, pukul 22.00 WIB

Diah Chaerani. Melda Noereast Talytha. Tomy Perdana. Endang Rusyaman dan
Nurul Gusriani. 2020. Pemetaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
pada masa pandemi Covid-19 menggunakan Analisis Media Sosial
Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan. Jurnal aplikasi Ipteks untuk
masyarakat. 9(4),276-277.

Eko Nugroho, Agus. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Dalam Kinerja UMKM.
Webinar:LIPI

Erwansyah. 2018. Peranan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sektor
pangan terhadap kesejahteraan masyarakat dalam perspektif ekonomi
islam.Skripsi

41
Hardilawati. 2019. Strategi UMKM untuk meningkatkan perekonomian selama
pandemi Covid-19 pada saat new normal.Jurnal MUDARRISUNA.
5(1).47-48.

Mira Meilia Marka, Noor Azis dan Mia Ajeng Alifiana. 2018. Pengembangan
UMKM Madumongso melalui manajemen usaha dan legalitas usaha.
Jurnal Abdimas. 22(2), 185-186.

Darwanto.Susilo Toto Raharjo dan Achma Hendra. 2018. “Pengembangan


Produksi Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) Sektor Pertanian
Berbasis Potensi Lokal”. Jurnal Riset Ekonomi Manajemen. 1(2), 29-30.

Khofifah. Nur Ihza. 2020. Dampak Terhadap Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(UMKM).Skripsi

Maskarto Lucky Nara Rosmandi. 2019. Restriksi Pengembangan UMKM Di


Kabupaten Bandung. Jurnal bisnis dan manajemen.2(2), 88-89.

Maya.Intan Pratiwi. 2020. Dampak Covid-19 terhadap perlambatan Ekonomi


sector UMKM. Jurnal Ners. 4(2), 31-33

Anoraga.Panji. 2010. Manajemen Bisnis. Edisi Kedua. Rineka Cipta. Jakarta

Rahmi Rosita. 2020. Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap UMKM Di Indonesia.


Jurnal Lentera Bisnis. 9(2), 109-110.

Sulistyo. 2010. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dengan Basis


Ekonomi kerakyatan DiKabupaten Malang. Jurnal Ekonomi
Modernisasi.6(1), 59-62.
Tulus. Tambunan 2012. Usaha kecil menengah di indonesia: Isu-Isu Penting,
(https://endah240395.wordpress.com/2015/01/05/makalah-
umkm/)diakses pada tanggal 12 November, pukul 19.15 WIB

42
Muhamad Syamsudin. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap UMKM di
Indonesia,(https://www.nu.or.id/post/read/123247/dampak-pandemi-
covid-19-terhadap-UMKM-di-Indonesia)diakses pada tanggal 5 Februari,
pukul 20.00 WIB

Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 tahun 2013


(https://peraturan.bpk.go.id/home/details/5349/pp-no-17-tahun-2013)
diakses pada tanggal 3 maret pukul 21.00 WIB

43

Anda mungkin juga menyukai