Anda di halaman 1dari 25

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

QUANTUM TEACHING DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH: FITRI FAUZIAH R SURYAMAN DHYWA DARMAWAN Kelompok 14 Prodi : Pendidikan Teknik Bangunan (Regular) Dosen: Hartini Nara, M.Si UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Jalan Rawamangun Muka Telp: (021) 4890046, 4893726, 4893982, Fax: (021) 4893726 Jakarta 13220 (5415111857) (5415111865) (5415111867)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Quantum Teaching dan Penerapan dalam Pembelajaran", yang mmenurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita. Penulis meyakini bahwa manusia bukanlah makhluk yang benar-benar sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun terhadap karya tulis ini Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Jakarta, Maret 2013

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......... i Kata Pengantar ii Daftar Isi ......... iii BAB I PENDAHULUAN A. B. C. Latar ..... 1 Perumusan Masalah .. ... 3 Tujuan Pembahasan .. ... 3 BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F. G. Definisi Karakteristik Asas Prinsip Model yang digunakan dalam Quantum Quantum Quantum dalam Quantum Teaching Teaching Teaching Teaching Teaching ............ 4 ............ 5 ............ 6 Quantum ...... 7 .. 8 Peranan Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. 11 Langkah-langkah .... 13 dalam menerapkan Quantum Teaching Belakang

iii

H. I.

Penerapan Quantum Teaching dalam Pembelajaran . 14 Keunggulan dan Kelemahan Quantum Teaching .. 17

BAB III PENUTUP A. B. Kesimpulan ... 19 Saran . 19 Daftar Pustaka ... 20 . .

iv

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sekolah pada dasarnya bukan hanya untuk mencapai skor tetapi sekolah itu belajar untuk kehidupan, bahkan hidup itu sendiri. Didalam proses pembelajaran akan terjadi proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana kita mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung (Lozanov, 1978). Bila kita menengok kondisi saat ini, sekolah masih dianggap suatu aktifitas yang mengasyikkan justru di luar jam pelajaran, tetapi bila di dalam kelas mereka terbebani. Hal ini tampak dari sorak-sorai siswa bila mereka mendengar pengumuman pulang pagi karena ada rapat guru. Wajah mereka berseri-seri seakan terbebas dari belenggu yang menjerat lehernya. Seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan juga memerlukan berbagai inovasi. Hal ini penting dilakukan untuk kemajuan kualitas pendidikan, tidak hanya pada tataran teori tapi sudah diarahkan pada hal-hal yang bersifat fraksis. Diakui atau tidak, walau belum ada penelitian khusus tentang pembelajaran, banyak yang merasa sistem pendidikan terutama proses belajar mengajar sangat membosankan. Dalam perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah pendekatan pengajaran yang disebut dengan Quantum Teaching, dikembangkan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Quantum Teaching sendiri berawal dari sebuah upaya Dr Georgi Lozanov, pendidik asal Bulgaria, yang bereksperimen dengan suggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. Pada perkembangan selanjutnya, Bobbi de Porter (penulis buku best seller Quantum Learning dan Quantum Teaching), murid Lozanov, dan Mike Hernacki,

mantan guru dan penulis, mengembangkan konsep Lozanov menjadi Quantum Learning. Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori. Antara lain sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan holistik. Konsep itu sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang dibangun de Porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktroral pada 1991, yang melibatkan sekitar 6.042 responden. Dari penelitian itu, Super Camp berhasil mendongkrak potensi psikis siswa. Antara lain peningkatan motivasi 80 persen, nilai belajar 73 persen, dan memperbesar keyakinan diri 81 persen. Sekolah yang didirikan de Porter itu, menjadi pusat percontohan tempat metode Quantum dipraktikkan. Remaja, karyawan, eksekutif perusahaan, menjadi murid di sekolah ini. Tujuannya satu: menjadi manusia baru. Pada akhirnya Quantum Learning itu kembali disempurnakan menjadi Quantum Teaching. Itulah sebabnya Jack Canfielf, penulis buku Chicken Soup of the Soul mengatakan, metode ini akan mengobarkan kembali api yang ada di dalam diri Anda. Dalam bahasa Quantum Learning, merumuskan tujuan disebut sebagai proses mencari AMBAK. AMBAK adalah akronim dari Apa Manfaatnya bagiku? Menurut Quantum Learning, AMBAK yang sangat jelas dan spesifik akan dapat memotivasi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara hebat. AMBAK yang dapat memotivasi diri dapat dilakukan lewat kegiatan bertanya. AMBAK telah membantu kita untuk membangun emosi positif di dalam diri dan kemungkinan besar dapat mengusir emosi negatif yang telam bersemayam lama di dalam diri seseorang. AMBAK juga akan mendorong pengajar mengaitkan materi pelajaran yang diajarkan dengan keseharian siswa. AMBAK sangat dibutuhkan dalam setiap pembelajaran. Karena tanpa informasi yang didapatkan dalam proses belajar mengajar akan terbuang sia-sia. Dan

dengan

meciptakan

AMBAK

pada

diri

masing-masing

diharapkan

dapat

meningkatkan rasa ingin tahu seseorang untuk mempelajari suatu bidang dan menambah keinginan untuk mempelajari bidang lainnya.

Perumusan Masalah 1. Apa pengertian Quantum Teaching? 2. Bagaimana karakteristik dari Quantum Teaching? 3. Bagaimana asas yang digunakan dalam Quantum Teaching? 4. Bagaimana prinsip dalam Quantum Teaching? 5. Apa saja model dalam Quantum Teaching? 6. Apa saja langkah dalam menerapkan Quantum Teaching? 7. Bagaimana penerapan Quantum Teaching dalam pembelajaran? 8. Apa saja keungglan dan kekurangan dari Quantum Teaching?

Tujuan Pembahasan Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan apa saja yang terkait dengan Quantum Teaching dan dapat diterapkan dalam pembelajarannya.

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Quantum Teaching Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar . Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar guru lewat pemaduan seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, pada mata pelajaran yang diajarkan. Dengan menggunakan metode Quantum Teaching, guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi siswa. Selain itu guru juga akan mencintai dan lebih berhasil dalam memberikan materi. Quantum Teaching dapat memaksimalkan usaha pengajaran guru melalui perkembangan hubungan, penggubahan belajar dan penyampaian kurikulum serta menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Quantum Teaching merupakan sebuah program yang mengizinkan pendidik untuk memahami perbedaan gaya pembelajaran para siswa di kelas.

Menerapkan model pembelajaran partisipatif, siswa akan merasa diperhatikan dan dihargai sebagai individu yang sedang belajar. Siswa tentu akan merasa senang, dan kondisi ini akan sangat mendukung tumbuhnya kesadaran, keinginan, dan kemauan pada diri siswa untuk belajar.

B. Karakteristik Quantum Teaching Walaupun memiliki akar landasan bermacam-macam sebagaimana

dikemukakan di atas, pembelajaran kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat memantapkan dan menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum. 1. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif 2. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi, dan sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal atau optimal. Hadiah dan hukuman dipandang tidak ada karena semua usaha yang dilakukan manusia patut dihargai. Kesalahan dipandang sebagai gejala manusiawi. 3. Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivis Pembelajaran kuantum menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal dan memudahkan keberhasilan tujuan pembelajaran. 4. Pembelajaran kuantum tidak memisahkan dan tidak membedakan antara res cogitans dan res extenza, antara apa yang di dalam dan apa yang di luar 5. Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi

Menurut pembelajaran kuantum, proses pembelajaran harus berlangsung cepat dengan keberhasilan tinggi. Untuk itu, segala hambatan dan halangan yang dapat melambatkan proses pembelajaran harus disingkirkan, dihilangkan, atau dieliminasi 6. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan belajar, untuk belajar, dan keterampilan hidup.

C. Asas yang Digunakan dalam Quantum Teaching

Quantum Teaching and Learning bersandar pada konsep Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka menurut De

Porter. B (2004). Inilah asas utama, alasan dasar di balik segala strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching and Learning. Segala hal yang dilakukan dalam kerangka Quantum Teaching and Learning meliputi setiap interaksi dengan siswa, setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode instruksional dibangun atas prinsip tersebut yang mana prinsip tersebut mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia peserta didik sebagai langkah pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama- tama kita harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan peserta didik. Sertifikat mengajar atau dokumen yang mengizinkan guru mengajar atau melatih hanya berarti bahwa guru mempunyai wewenang mengajar. Hal ini tidak berarti bahwa guru mempunyai hak mengajar. Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan dibedakan oleh siswa, bukan oleh Departemen Pendidikan. Belajar dari segala definisinya adalah kegiatan full contact. Dengan kata lain, belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusia yang meliputi pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh disamping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi di masa mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru. Jadi, masuki dahulu dunia mereka. Mengapa? Karena tindakan ini akan memberi izin pada guru untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan peserta didik menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.

D. Prinsip dalam Quantum Teaching Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini: 1. Ketahuilah bahwa Segalanya Berbicara.

Dalam pembelajaran kuantum, segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran. 2. Ketahuilah bahwa Segalanya Betujuan Semua yang terjadi dalam proses pengubahan energi menjadi cahaya mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik pembelajar maupun pengajar harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya selalu bertujuan 3. Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului Penamaan. Proses pembelajaran paling baik terjadi ketika pembelajar telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Dikatakan demikian karena otak manusia berkembang pesat dengan adanya stimulan yang kompleks, yang selanjutnya akan menggerakkan rasa ingin tahu. 4. Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Pembelajaran. Pembelajaran atau belajar selalu mengandung risiko besar. Dikatakan demikian karena pembelajaran berarti melangkah keluar dari kenyamanan dan kemapanan di samping berarti membongkar pengetahuan sebelumnya. Pada waktu pembelajar melakukan langkah keluar ini, mereka patut memperoleh pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Bahkan sekalipun mereka berbuat kesalahan, perlu diberi pengakuan atas usaha yang mereka lakukan. 5. Sadarilah bahwa Sesuatu yang Layak Dipelajari Layak Pula Dirayakan.

Segala sesuatu yang layak dipelajari oleh pembelajar sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya. Perayaaan atas apa yang telah dipelajari dapat memberikan balikan mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan pembelajaran.

E. Model Quantum Teaching Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni, dalam simfoni terdapat banyak unsur dan didalam Quantum Teaching unsur tersebut digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:

1. Unsur Konteks, yaitu unsur pengalaman yang meliputi: a. Suasana yang memberdayakan, suasana kelas mencakup bahasa yang dipilih oleh guru, cara menjalin simpati dengan siswa, dan sikap guru terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh dengan kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar. b. Landasan yang kukuh, adalah kerangka kerja: tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang member guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar. c. Lingkungan yang mendukung, adalah cara guru menata ruang kelas: pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan semua hal yang mendukung proses belajar. Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika guru menggunakan alat peraga dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan.

d. Rancangan belajar yang dinamis, adalah penciptaan terarah unsurunsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi. 2. Unsur isi, yaitu penyajian informasi (ketrampilan penyampaian berbagai macam kurikulum dan strategi dalam mengajar) pada murid yang meliputi: a. Penyajian yang prima, ada beberapa pedoman untuk mencapai presentasi yang prima yaitu: 1. Pahami apa yang anda inginkan, meliputi tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk setiap kegiatan 2. Binalah jalinan dengan siswa. Tempatkan diri anda sebagai pelayan siswa, sehingga dapat mengenal siswa lebih dekat. Guru harus memahami latar belakang, minat, kegagalan dan kesuksesan yang pernah dialami siswa masa lalu. Hal ini dapat meningkatkan kredibilitas guru di mata siswa, sehingga terbentuk jalinan hati. 3. Bacalah mereka (siswa), dengan memperhatikan perilaku, sikap dan informasi lain tentang keadaan siswa sekarang. Guru dapat minta tanggapan siswa tentang pengaruh pelajaran, pemikiran dan dampak yang ditimbulkannya, sehingga guru dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa dan menyesuaikan bahan pelajaran. 4. Targetkan kondisi siswa, maksudnya guru menargetkan kondisi siswa untuk menyiapkan mereka mencapai sukses belajar. Tetapkan target untuk setiap kegiatan belajar. Upayakan kondisi siswa mencapai kondisi target.

10

5. Capailah modalitas mereka, melalui bahasa, suara, gerak dan jenis kegiatan yang melibatkan modalitas belajar siswa (auditorial, visual dan kinestetik) 6. Manfaatkan ruangan, kelas sebagai panggung orkestra pembelajaran di kelas. Manfaatkan berbagai ruang di kelas sebagai tempat penyajian, bercerita, umpanbalik, instruksi awal dan pertemuan 7. Bersikaplah ikhlas, maksudnya guru dalam menyampaikan pesan terbuka, jujur dan adil secara tulus dan ikhlas b. Fasilitas yang luwes, fasilitasi adalah seni dan ilmu untuk

memaksimalkan saat belajar dan bekerja dengan siswa, melompat masuk kedalam kepala dan hati mereka untuk membuka dan menjelajahi cara mereka untuk menyajikan dan memahami apa yang mereka pelajari c. Ketrampilan belajar untuk belajar, apapun mata pelajarannya, siswa belajar lebih cepat dan efektif jika mereka menguasai lima ketrampilan penting ini, yaitu: 1. Konsentrasi terfokus. 2. Cara mencatat 3. Organisasi dan persiapan tes 4. Membaca cepat 5. Teknik mengingat d. Ketrampilan hidup, dalam Quantum Teaching ini mengajarkan hidup diatas garis. Hidup diatas garis berarti bertanggung jawab atas tindakan sendiri dan mau memperbaiki jika perlu.

11

F. Peranan Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Kini cara mengajar guru kita di kelas harus telah berubah. Kalau dulu guru-guru kita mengajar dengan cara mendidik, membimbing atau melatih. Dalam hal ini, guru sebagai satu-satunya sumber belajar yang mengetahui segala hal. Masa depan siswa, ada di tangan para guru. Ibaratnya, merah-hitamnya siswa tergantung gurunya. Paradigma pendidikan seperti itu kini telah berubah. Guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, melainkan sebagai salah satu sumber belajar. Dalam paradigma ini, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi/pengisi botol kosong. Tapi, guru harus bertindak sebagai orang yang membuat suasana kondusif agar siswa bisa belajar dengan nyaman. Guru harus mengupayakan tumbuh dan berkembangnya simpul-simpul saraf siswa dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar (joy of learning). Perubahan paradigma mengajar ini mengharuskan guru mengubah diri dari sumber belajar menjadi pencipta suasana pembelajaran. Guru bertindak sebagai sutradara dan siswa sebagai aktornya. Kondisi ini mengharuskan hadirnya kreativitas dan inovasi guru dalam mengelola kelas agar benar-benar dinamis dan menyenangkan. Apa yang kita kenal dengan Quantum Learning dan Quantum Teaching, pada hakikatnya merupakan pengembangan suatu model dan strategi pembelajaran efektif dalam suasana yang menyenangkan dan penuh gairah serta bermakna sebagaimana dimaksud dalam paradigma baru mengajar ini. Keberhasilan proses belajar yang dialami oleh seseorang, tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik yang berasal dari luar diri individu maupun yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan. Faktor yang berasal dari dalam diri individu berupa: motivasi, partisipasi, konfirmasi, pengulangan, dan aplikasi. Adapun yang berasal dari luar diri individu dapat

12

berasal dari bahan ajar, pengajar, ataupun lingkungan tempat dia belajar. Proses belajar yang terjadi pada individu yang belajar, erat kaitannya dengan struktur otak yang dimilikinya. Berdasarkan belahannya, otak manusia terdiri dari belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Otak kanan memiliki karakteristik dalam cara berfikir logis, sekuensial, linier, dan rasional. Adapun otak kiri memiliki karakteristik dalam berfikir yang acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Agar dalam proses belajar terjadi keseimbangan, harus diupayakan kerja otak kanan dan otak kiri seimbang.

G. Langkah-langkah dalam Menerapkan Quantum Teaching Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Lerning dengan cara: 1. Kekuatan Ambak (Apa Manfaatnya Bagiku?) Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan (De Potter dan Hernacki 2001: 49). Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari suatu materi. 2. Penataan lingkungan belajar Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat siswa merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.

13

3. Memupuk sikap juara Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan lebih dihargai. 4. Bebaskan gaya belajarnya Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam Quantum Learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja. 5. Membiasakan mencatat Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika sang siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbolsimbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, 6. Membiasakan membaca Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran maupun bukubuku yang lain. 7. Jadikan anak lebih kreatif Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya. 8. Melatih kekuatan memori anak

14

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.

H. Penerapan Quantum Teaching dalam Pembelajaran Quantum Teaching dalam penerapannya harus melalui berbagai tahap untuk mencapai apa yang diinginkan dari peserta didik. Awalnya dengan mengaitkan emosi siswa dengan guru, Setelah sapaan "Selamat pagi anak-anak?" pada pembelajaran hari pertama tahun pelajaran, masuki dunia siswa dengan perkenalan. Setelah kaitan emosi terjalin, saatnya seorang guru mulai membawa siswa ke dunia guru. Apapun materi yang disajikan (konsep, teori, topik, rumus, kosakata, dan lainnya) dan dieksplorasi lebih mudah dipahami siswa. Otomatis pembelajaran melibatkan seluruh aspek kejiwaan siswa dan guru. Bila ini terjadi semua materi yang dipelajari akan dirasakan kebermaknaannya oleh siswa. Guru akan semakin berkembang wawasan dan pengalamannya melalui proses tersebut. Untuk Suasana dalam belajar, biasanya Jumlah siswa per kelas idealnya sebanyak 30 siswa untuk ukuran Indonesia yang jumlah penduduknya lebih melimpah dibanding dengan jumlah sekolah yang ada. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah diperlukan suasana kelas yang menyenangkan dan santai. Menyenangkan berarti suasana kelas penuh diliputi dengan nuansa demokrasi. Siswa bebas menyampaikan gagasan-gagasan dalam berpendapat. Suasana pembelajaran yang santai dapat diciptakan bila guru menyadari bahwa materi-materi pelajaran yang dipelajari akan melekat lebih lama dalam otak siswa bila suasana tidak kaku dan tidak serba prosedural. Lagi pula agar materi yang dikaji lebih bermakna bagi anak, rasanya dalam suasana santai akan lebih terasa.

15

Misalnya dalam matematika, ketika seorang guru ingin mengajarkan tentang lingkaran maka guru tersebut harus mampu menemukan apa sebenarnya yang ada dalam pemahaman siswa tentang lingkaran. Mungkin bagi anak SD, lingkaran yang terbayang dalam pikiran mereka adalah kue donat, burger, ataupun pizza. Jika demikian, guru harus mampu mengaitkan antara kue donat dengan halhal sederhana yang ada dalam lingkaran. Jika siswa sudah mulai bisa menerimanya, barulah guru membawa siswa untuk belajar memahami materi konsep lingkaran yang telah dipersiapkan oleh guru tersebut. Pendekatan Quantum Teaching telah dicoba diadopsi dalam strategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah kita. Berdasarkan UU RI/ 2003, PP RI N0.19/2005 dan Permen Diknas RI No.41/2007 ditetapkan Standar Proses Pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Salah satu contohnya dengan diterapkannya strategi PAKEM = Pembelajaran Aktif, Kretif, Efektif dan Menyenangkan. Pakem merupakan strategi pembelajaran terpadu yang melibatkan variasi metode, teknik, media/ sumber belajar dan evaluasi hasil belajar. 1. Pembelajaran aktif Bertolak dari pandangan bahwa dalam belajar siswalah yang harus aktif, dalam arti siswa harus aktif mengkonstruksikan pengetahuan di dalam dirinya sendiri. Pembelajaran kreatif 2. Pembelajaran kreatif Menekankan kepada bagaimana guru memfasilitasi kegiatan belajar siswa sehingga suasana belajar siswa kondusif, hal ini menuntut kreativitas guru dalam mengemas bahan pembelajaran. Dengan pengemasan pembelajaran yang kreatif diharapkan siswa juga dapat terangsang untuk melakukan kegiatan-kegiatan kreatif

16

3. Pembelajaran efektif Dilaksanakan dengan menerapkan prosedur pembelajaran yang sistematis dan sistemik. Hal ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif seperti belajar kooperatif, kontekstual dan belajar berbasis masalah 4. Pembelajaran menyenangkan Dapat dimulai dengan menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman belajar yang melalui berbagai sumber, baik sumber yang dirancang maupun yang dimanfaatkan.

I. Keunggulan dan Kelemahan Quantum Learning Keunggulan: 1. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai. 2. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistisempiris, hewan-istis, dan atau nativistis. 3. Pembelajaran kuantum lebih konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis. 4. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. 5. Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.

17

6. Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. 7. Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran. 8. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. 9. Pembelajaran material. 10. Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. 11. Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. 12. Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Kelemahan: 1. Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. 2. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik. 3. Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat mengganggu kelas lain. kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan

ketrampilan akademis, ketrampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau

18

4. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif. 5. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Metode Quantum Teaching and Learning adalah orkestrasi belajar yang diterapkan di ruang kelas secara meriah, efektif, menyenangkan, dan dengan segala nuansa. Quantum Teaching menunjukkan kepada kita tentang cara baru mengubah kesuksesan peserta didik dalam belajar dengan memperhitungkan segala sesuatu di dalam kelas yang meliputi setiap kata, pikiran, tindakan, asosiasi dan individu bersama dengan lingkungan, rancangan kurikulum, dan cara menyajikannya sehingga terciptalah atmosfer belajar di ruang kelas yang menyenangkan sehingga mengembalikan proses belajar mengajar ke keadaannya yang mudah dan alamiah.

B. Saran

19

1. Guru harus kreatif, pandai mengatur suasana, bersahabat dengan siswa agar tercapai suatu proses belajar mengajar yang menyenangkan dan kondusif. 2. Jika guru menginginkan perubahan terjadi dalam diri siswa maka guru harus terlebih dahulu merubah sistem atau cara untuk mengajar. 3. Ketika ingin menerapkan metode Quantum Teaching ini, maka haruslah siap semua perangkat pendidikan. Mulai dari siswa, guru, lembaga seekolah, dan sampai tingkat atas yaitu pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Bobby DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Noure. 1999. Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung. Kaifa. Bobby DePorter & Mike Hernacki. 1992. Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. New York. Khaifa. Radjo, Redja Mudya. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta. Grafindo. Siregar, Eveline, dan Hartini Nara.2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor. Ghalia Indonesia. Wanaputra, Udin S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka. Fakhruddin, Asef Umar. 2011. Terapan Quantum Learning untuk Keluarga. Jogjakarta. Laksana.

20

Anjar, Ginanjar. 2011. Metode Pembelajaran-Quantum Teaching. http://aginista.blogspot.com/2013/02/metode-pembelajaran-quantum-teaching.html Kezia. 2011. Penerapan Quantum Learning dalam Pembelajaran Matematika. http://keziamoanley.blogspot.com/2012/09/quanrum-learning.html Mahmud. 2011. Quantum Teaching. http://mahmud09kumpulanmakalah.blogspot.com/2011/10/quantum-teaching.html

21

Anda mungkin juga menyukai