Anda di halaman 1dari 27

PENDAHULUAN

Belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan. Belajar juga dapat
diartikan sebagai kegiatan berlatih untuk meningkatkan kemampuan yang dikehendaki. Hasil dari
belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan semakin baik dan bertambahnya wawasan
yang berguna sesuai kepentingannya. Untuk belajar secara maksimal diperlukan model
pembelajaran yang efektif agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Model pembelajaran merupakan suatu pola atau rencana yang dilakukan untuk mengorganisir
unsur-unsur pembelajaran. Di kalangan umum banyak yang merasakan belajar tidak pernah
menjadi hal yang menyenangkan bahkan mereka beranggapan belajar dipandang sebagai musuh
yang patut dijauhi. Maka dari itu model pembelajaran dalam penerapannya seharusnya berjalan
menyenangkan untuk semua pelajar, agar dalam menerima suatu ilmu dapat dengan mudah dan
lancar. Quantum learning merupakan strategi belajar yang bisa diterapkan oleh siapa saja karena
memberikan gambaran untuk mendalami suatu ilmu dengan cara yang baik dan berkesan. Caranya
seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar dan berpikir serta situasi yang
cocok untuk dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu yang
diinginkan. Dengan mempelajari bagaimana cara quantum learning diharapkan dapat dengan
mudah, cepat, dan mantap untuk mengkaji dan mendalami sesuatu dengan suasana yang
menyenangkan.

Georgi Lozanov menyebutnya sebagai “suggestology” prinsipnya bahwa sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil belajar. Bobby De Porter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya
ditujukkan untuk membantu para siswa menjadi responsive dan bergairah dalam menghadapi
tantangan dan perubahan realitas. Caranya seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu
gaya belajar dan berpikir serta situasi yang cocok untuk dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan
dengan cepat mendalami sesuatu yang diinginkan. Dengan mempelajari bagaimana cara quantum
learning diharapkan dapat dengan mudah, cepat, dan mantap untuk mengkaji dan mendalami
sesuatu dengan suasana yang menyenangkan .

Quantum learning sangatlah tepat digunakan dalam metode belajar para siswa, sebagai usaha
untuk memepercepat proses pembelajaran yang menyertakan segala kaitan, interaksi, dan
memaksimalkan momen belajar sebagai suatu yang menyenangkan. Suasana belajar yang efektif
dapat diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif,
dan emosi yang sehat, sehingga para siswa dapat memahaminya dengan lebih cepat sesuai
dengan yang diharapkan.

Jika quantum learning tidak diterapkan dalam pembelajaran maka, dalam dunia pendidikan


khususnya bagi peserta didik dalam sebuah proses belajar dapat berakibat besar terutama
terhambatnya peserta didik dalam memahami atau mengkaji suatu materi atau pengetahuan
dikarenakkan metode ini pada dasarnya mengutamakan kiat, strategi,usaha, untuk mempercepat
proses pembelajaran.

BAB II
RUMUSAN MASALAH
A. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan quantum learing dan quantum teaching?
2. Apa saja karakteristik yang terdapat pada quantum learing dan quantum teaching?
3. Bagaimana pengaplikasian teori quantum pada pembelajaran?

B. Tujuan
1. Mendeskripsikan dan menjelaskan dalam quantum learing dan quantum teaching.
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan karakteristik dalam quantum learing dan quantum teaching.
3. Menjelaskan pengaplikasian teori quantum pada pembelajaran.

BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. Quantum Learning
DePorter (2001) mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu
para siswa menjadi responsif dan aktif dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas.
DePorter dan Henarcki (2001), quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program
neurolingustik yaitu suatu penelitian bagaimana otak mengatur suatu informasi. Penelitian ini
bermaksud mengetahui hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk
menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan neurolingustik
mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan
positif dan faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula
menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang.
Quantum learning berakar dari upaya Lozanov (dalam DePorter dan Henarcki, 2001) seorang
pendidik berkebangsaan Bulgaria yang melakukan eksperimen yang disebutnya “suggestology”
atau “suggestopedia” yaitu bahwa sugesti dapat dan mampu mempengaruhi hasil situasi belajar
siswa. Setiap hal pasti berdampak negatif dan positif, dan untuk mendapatkan sugesti positif
beberapa teknik dilakukan. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif
adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan
partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil
menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pengajaran yang
sugestif.
Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan “suggestoloy”adalah “pemercepatan belajar”
(accelerated learning). Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk
belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi dengan
kegembiraan” .
DePorter (2001) mengatakan bahwa quantum learning sebagai interaksi-interaksi yang mengubah
enargi menjadi cahaya (semua kehidupan adalah energi). Mereka memisalkan kekuatan energi
sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, dalam
rumus fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi, mereka
mengalihkan energi tersebut ke dalam analogi tubuh manusia secara fisik yaitu sebuah materi.
Sebagai pelajar tujuan kita dalam meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, dan
inspirasi agar menghasilkan energi cahaya.
Quantum learning yang digagas oleh DePorter (dalam Thobroni, 2016) menggabungkan
sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP (Neurolinguistik Progam) yaitu, sebuah
penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi, keyakinan dan metode dari DePorter sendiri.
Termasuk di antaranya konsep-konsep kunci teori dan startegi belajar yang lain, seperti : teori otak
kanan / kiri, teori otak 3 in 1, pilihan modalitas (visual, audiovisual, kinestetik), teori kecerdasan
ganda, pendidikan holistik, pengalaman, belajar dengan simbol, simulasi / permaian.

Penataan lingkungan belajar dalam quantum learning (Thobroni, 2016) dibagi menjadi dua yaitu
lingkungan mikro dan makro.

1. Lingkungan mikro

Lingkungan mikro adalah tempat peserta didik melakukan proses belajar. Quantum learning
menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang karena semua semua itu dinilai
mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi.

2. Lingkungan makro
Lingkungan makro adalah dunia yang luas. Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di
masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi
sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan,
semakin mahir mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah anak mempelajari
informasi baru.

B. Quantum Teaching
Menurut DePorter (dalam Thobroni, 2016) quantum teaching adalah pengubahan belajar yang
meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi,
dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan
dinamis dalam lingkungan kelas dan interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk
belajar.
Quantum teaching adalah ilmu pengetahuan yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan
fasilitasi super-camp. Menurut DePorter, dkk (2001) super camp merupakan sebuah sekolah yang
membuat dobrakan besar. Progam ini diadakan di Kirkwood Meadows, California daerah
pegunungan yang indah di dekat Danau Tahoe. Super camp menggabungkan rasa percaya diri,
ketrampilan belajar, dan ketrampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan. Di
Super camp, semua kurikulum secara harmonis merupakan kombinasi dari tiga unsur : ketrampilan
akademis, prestasi fisik, dan ketrampilan dalam hidup, yang dikembangkan dari suatu falsafah
bahwa belajar dapat dan harus menyenangkan. Untuk mendukung falsafah ini, DePorter sangat
berhati-hati dalam mempersiapkan lingkungan sehingga semua siswa merasa penting, aman, dan
nyaman. Ini dimulai dengan lingkungan fisik sebenarnya, yang diperindah dengan tanaman, seni,
dan musik. Ruangan harus terasa pas untuk kegiatan belajar seoptimal mungkin. Tantangan-
tantangan fisik digunakan sebagi metafora untuk mempelajari terobosan-terobosan belajar dan
menggeser paradigma yang mengubah tentang belajar.

Prinsip-prinsip quantum teaching menurut DePorter (dalam Thobroni, 2016):


1. Segalanya berbicara, yaitu segala tingkah laku yang dilakukan oleh guru merupakan salah satu
cara untuk berinteraksi dengan siswa sehingga siswa dapat menangkap yang guru ajarkan dengan
tepat.

2. Segalanya bertujuan, yaitu semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar memiliki tujuan. Misalnya seorang guru memberikan pengetahuan bahwa menghormati
orang tua itu wajib dan siswa harus mengetahui tujuannya yaitu agar dapat membentuk perilaku
baik siswa.

3. Pengalaman sebelum pemberian nama, yaitu guru dalam memberikan materi pelajaran
disesuaikan dengan pengalaman yang pernah dialami oleh siswa sehingga dengan mudah siswa
dapat memahami materi yang diajarkan.

4. Akui setiap usaha, yaitu guru harus mengakui setiap usaha siswa dalam menangkap materi yang
diberikan dengan memberikan pengakuan atas segala kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

5. Jika layak dipelajari, layak juga dirayakan. Maksudnya yaitu guru dapat memberikan pujian
kepada siswa atas prestasi yang mereka peroleh sehingga akan mendorong mereka untuk tetap
berusaha menjadi siswa yang baik dari sebelumnya.

Kerangka rancangan belajar quantum teaching menurut DePorter (2001) dikenal dengan sebutan


“tandur” , yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Berikut adalah
penjelasannya :
1. Tumbuhkan
Guru harus mampu menumbuhkan minat belajar kepada siswa agar kemampuan siswa dapat
meningkat dan mereka dapat mengembangkan pengetahuannya.

2. Alami

Dalam penyampaian materi pembelajaran, guru harus dapat memberikan contoh yang mudah
dimengerti dan dipahami oleh siswa.

3. Namai

Penyampaian materi yang jelas dan lugas akan sangat membantu siswa dalam memahami dan
mengerti materi pelajaran yang diberikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru dalam
menyampaikan materi harus menggunakan kata dan kalimat yang benar dan mudah dimengerti oleh
siswa sehingga siswa akan mudah untuk menerima materi pelajaran dengan baik.

4. Demonstrasikan

Dalam menyampaikan materi, guru dapat meggunakan media atau alat peraga dengan maksud
suapaya siswa dapat dengan mudah memahami dan mengerti materi pelajaran yang diberikan.

5. Ulangi

Guru dapat memberikan ringkasan atau rangkuman materi pelajaran kepada siswa supaya dapat
dengan mudah mengingat materi pelajaran yang telah diberikan.

6. Rayakan

Rayakan maksudnya guru dapat memberikan penghargaan atau pujian kepada siswa atas segala
usaha dan kerja keras mereka dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan sehingga siswa
merasa diakui setiap usahanya.

Strategi pembelajaran diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan
strategi dapat diketahui cara paling baik untuk menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh
siswa. Menurut DePorter (dalam Thobroni, 2016) terdapat enam strategi atau cara
mengajar quantum teaching yaitu :
1. Kekuatan terpendam niat

Guru harus selalu memandang siswa sebagai siswa yang hebat dan pandai sehingga guru akan
mudah memahami siswa dan materi pelajaran yang diberikan dapat dengan mudah diterima siswa.

2. Jalinan rasa simpati dan saling pengertian

Guru harus membangun hubungan yang baik dengan siswa, menjalin rasa simpati, dan saling
pengertian karena hubungan ini yang akan membuat guru guru memahami, mengerti, dan
mengetahui mereka sehingga akan memudahkan guru dalam pengelolaan kelas dan meningkatkan
kegembiraan.

3. Keriangan dan ketakjuban


Guru menciptakan suatu kegembiraan dalam mengajar sehigga kegiatan belajar mengajar lebih
menyenangkan. Kegembiraan akan membuat siswa lebih mudah dalam menangkap materi
pelajaran yang diberikan.

4. Pengambilan resiko

Pengambilan resiko dalam belajaran membangkitkan kesukaan bertualang alami kepada siswa dan
akan menambah pengalaman mereka.

5. Rasa saling memiliki

Semua siswa ingin merasa saling memiliki. Dengan membangun rasa saling memiliki, akan
mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.

6. Keteladanan

Guru harus dapat memberi teladan kepada siswa karena semakin guru memberi teladan, siswa
akan semakin tertarik dan mulai meniru perilaku baik dari guru.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Quantum Learning dan Quantum Teaching
Belajar merupakan proses menusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan,
dan sikap. Dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dan dapat melaksanakan
tentang sesuatu dengan benar. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai suatu pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkahlaku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam suatu situasi.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru yang dalam menjalankan
fungsinya yaitu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran selain itu metode pembelajaran juga dapat
diartikan dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian teknik pembelajaran dapat
diartikan sebagai jalan atau alat atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan
siswa ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang
dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.

1. Quantum Learning
Quantum learning adalah strategi, usaha, metode dan proses belajar yang dapat mempertajam
pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan
bermanfaat. Sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan aktif
dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas. Quantum learningmemiliki prinsip untuk
mensugesti bahwa materi yang diajarkan tidak serumit yang dipikirkan siswa dan mempunya
manfaat untuk kedepannya dengan hal ini diharapkan siswa menjadi semangat untuk belajar. Setiap
hal pasti berdampak negatif dan positif, dan untuk mendapatkan sugesti positif beberapa teknik
dilakukan. Peserta didik di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka
didorong lebih jauh. Poster-poster besar disertai gambar dan warna yang menarik yang
menonjolkan informasi ditempel pada dinding-dinding. Guru-guru yang terampil dalam seni
pengajaran sugestif bermunculan agar membangun keingintahuan siswa sehingga siswa berminat
untuk mendalami lebih jauh informasi yang didapatkannya.
Prinsip suggestiology yaitu proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan
yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan dibarengi dengan kegembiraan. Suasana
belajar yang efektif diciptakan melalui unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan
emosi yang sehat. Beberapa hal penting yang harus diingat yaitu para siswa dikenali tentang
kekuatan pikiran yang tak terbatas. Bahkan kegagalan dalam belajar bukan merupakan rintangan.
Keyakinan seharusnya mempu untuk mendorong seseorang menjadi berhasil dalam proses belajar.
Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan kegembiraan dan tepukan.
2. Quantum Teaching
Metode pembelajaran quantum teaching merupakan aspek penting dalam kemajuan pendidikan di
sekolah. Hal ini didasari bahwa siswa dapat belajar dengan baik jika berada dalam kondisi ideal
dengan kasih sayang, dorongan dan dukungan. Bila hal tersebut berlanjut terus menerus
kesenangan dan kecepatan belajar dapat melekat erat dalam diri siswa. Maksudnya jika siswa
memiliki kondisi yang baik maka daya tampung untuk menyerap materi yang diajarkan oleh pendidik
akan semakin banyak, tentu proses belajar juga menjadi lebih lancar. Guru meningkatkan kualitas
peserta didik sehingga akan diperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
menghadapi tentangan dunia kerja di masa yang akan datang.
Quantum teaching adalah pengubahan belajar situasi belajar dengan suasana yang lebih nyaman
dan meriah. Maksudnya belajar diubah menjadi nuansa yang menyenangkan dengan berbagai
sugesti dari seorang guru yang membuat siswa menjadi nyaman sehingga materi gampang
diserap. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar. Segala interaksi yang terjalin pada saat proses pembelajaran
merupakan timbal balik siswa apakah materi sudah dipahami atau bahkan timbul pertanyaan yang
akan dibantu atau dijawab oleh seorang guru. Sehingga proses pembelajaran menjadi maksimal.
B. Karakteristik Quantum Learing dan Quantum Teaching
Dalam kaitannya quantum learning dan quantum teaching dapat dijabarkan lebih spesifik yaitu
tentang pembagian lingkungannya, prinsip dan kerangka rencana belajarnya.
1. Quantum Learing
Dalam kaitannya quantum learning mengonsepkan menata lingkungan belajar dengan tepat.
Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif.
Peserta didik dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal, baik secara fisik maupun
mental. Dengan menata lingkungan belajar dengan benar diharapkan mampu membangun
pengalaman belajar yang nyaman dan berkesan.
Penataan lingkungan belajar ini dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan makro.

a. Lingkungan mikro

Dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia lebih baik memfokuskan
perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur, seprti meja, kursi, tempat khusus, dan
tempat belajar teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan
kenyamanan dan rasa santai.

b. Lingkungan makro

Setiap siswa diminta berhubungan aktif dan mendapat rangsangan baru dari lingkungan masyarakat
agar mereka mendapat pengalaman untuk membangun pengetahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi
dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang dengan catatan
terlibat aktif dalam proses interaksi.

2. Quantum Teaching
Untuk melaksanakan quantum teaching diperlukan strategi agar tujuan dari guru dapat tercapai.
Berikut akan dijelaskan prinsip-prinsip dan kerangka rancangan untuk memaksimalkan quantum
teaching.
a. Prinsip-prinsip quantum teaching :
Seorang guru harus mampu menyalurkan ilmunya dengan cara berbicara dengan bahasa yang
tepat atau gampang dimengerti agar siswa gampang untuk menangkap apa yang dimaksudkan.
Kemudian segala aktivitas yang dilakukan oleh guru memiliki tujuan yang baik untuk siswanya
misalnya seorang guru membiasakan jika bebicara dengan orang yang lebih tua harus
menggunakan bahasa yang sopan agar tidak menyinggung perasaan orang tersebut.

Agar siswa gampang mengerti ilmu yang akan diajarkan materi disesuaikan dengan pengalaman
yang pernah dialami. Akui setiap usaha yang dilakukan siswanya agar mereka tetap bersemangat
untuk menggali informasi sehingga pengetahuan menjadi lebih luas. Dengan pujian siswa akan
terdorong untuk mempertahankan hasil yang mereka dapatkan atau bahkan mendorong usaha
siswa untuk meningkatkan prestasi mereka.

b. Kerangka rancangan belajar quantum teaching


Biasa dikenal dikenal dengan sebutan “tandur” yang terdiri dari tumbuhkan, alami, namai,
demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Tumbuhkan maksudnya menumbuhkan minat belajar siswa
agar siswa menjadi semangat mengembangkan pengetahuannya melalui berbagai literatur yang
ada. Alami artinya dalam penyampaian materi pembelajaran guru harus mampu memberikan contoh
yang dapat mempermudah kepahaman siswa terhadap suatu materi. Yang ketiga namai yaitu
penyampaian materi yang jelas dan lugas menggunakan bahasa dan kalimat yang benar.
Demonstrasikan dalam penyampaian materi guru dapat memanfaatkan fasilitas contohnya media
atau alat peraga agar siswa dapat memahami materi tersebut. Kemudian ulangi, materi yang
diajarkan dapat diberikan ringkasan atau rangkuman agar siswa mudah mengingat apa yang telah
diberikan. Yang terakhir rayakan yaitu memberikan pujian atau penghargaan yang dimaksudkan
agar siswa merasa diakui setiap usahanya dan lebih giat lagi untuk meraih sesuatu.

C. Pengaplikasian Teori Quantum pada Pembelajaran


Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dan anak, anak dan
sumber belajar, serta anak dan pendidik. Kegiatan ini akan menjadi bermakna bagi anak jika
dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar
terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya.

Misalnya mengambil suatu contoh tentang materi pasar, dalam pembelajarannya akan terjadi proses
interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa, juga siswa dengan sumber belajar dn dalam hal
ini adalah pelajaran ekonomi tentang pasar. Kegiatan pembelajaran ekonomi tentang pasar
memerlukan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman bagi siswa. Untuk mendapatkan
lingkungan belajar yng nyaman, aman, dan menyenangkan bagi siswa diterapkan metode quantum
learning dalam proses pembelajaran ekonomi tentang pasar.
Dengan penerapan metode ini, pembelajaran berbicara kan lebih menyenangkan bagi siswa.
Metode quantum learning sangat mendung dalam kelancaran proses pembelajara berbicara, yang
sesuai dengan kerangka perancangan belajar quantum learning.
Sebagai contoh materi pembelajaran ekonomi yang diberikan adalah tentang pasar, guru mengajak
siswa untuk bermain peran, dengan cara berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas tiga orang
sesuai dengan nama tokoh adalam dialog, kemudian siswa diminta untuk melakukan drama kecil
dengan berdialog sesuai dengan teks. Namun, siswa diberikan kebebasan untuk berekspresi
sehingga dialog tidak harus sama dengan ada di teks, misalkan saja sisa bercerita tentang hobi
mereka sebagai konsumen berdasarkan pengalaman yang sudah mereka alami dalam sehari-hari.
Dengan bermain peran ini, siswa akan lebih mudah untuk menangkap materi yang diberikan karena
siswa diharuskan mengungkapkan gagasan dengan kosakata dan tata bahasa yang telah mereka
kuasai.
Kerangka rancangan belajar quantum learning pada pembelajaran biasa disingkat “TANDUR” yaitu :

1. tumbuhkan,

2. Alami,

3. Namai

4. Demonstrasikan,

5. Ulangi,

6. Rayakan.

Dalam hal materi ekonomi yaitu tentang pasar dapat dijabarkan seperti berikut.

1. Tumbuhkan : guru menumbuhkan minat siswa dengan mendidik siswa untuk belajar tentang
pasar bahwa jenis-jenis pasar itu banyak dan tidak hanya yang diketahui siswa saja. Misalnya
berdasarkan luas jangkauannya yaitu pasar lokal, pasar nasional, pasar regional, dan pasar
internasional. Kemudian pasar berdasarkan waktu terjadinya dibagi menjadi pasar harian,
mingguan, bulanan, dan tahunan. Pasar juga dibagi berdasarkan cara bertransaksinya dibagi
menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

2. Alami : guru memberikan contoh gambaran pasar itu seperti apa misalnya siswa disuruh
membayangkan bahwa pasar itu menjual berbagai macam kebutuhan yang diperlukan konsumen.
Misalnya pasar yang mejual buah dan sayur tentu konsumen yang berkunjung sedang barang-
barang tersebut.

3. Namai : guru mengajak siswa untuk mencari kata-kata kunci pada apa yang telah dijelaskan agar
mudah ditangkap siswa. Misalnya guru menjelaskan di dalam pasar itu ada apa saja di dalamnya,
kemudian siswa aktif menjawab jika ada penjual dan pembeli. Kemudian yang terjadi dipasar yaitu
adanya transaksi. Maka guru menyimpulkan bahwa pasar adalah proses hubungan timbal balik
antara penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah barang yang
diperjualbelikan.

4. Demonstrasikan : guru mengajak siswa untuk mempraktekkan bagaimana penjual dan pembeli itu
bertransaksi misalnya dengan bermain peran sesuai dengan dialog yang dibuat dan menggunakan
alat peraga agar siswa tertarik dan mudah menangkap materi yang diberikan.

5. Ulangi : guru bertanya kembali kepada siswa tentang materi yang telah diberikan apakah sudah
dipahami atau masih ada pertanyaan yang harus dijawab oleh guru.

6. Rayakan : guru memberikan pujian kepada siswa yang mampu berperan aktif atau mampu
mengerjakan tugas dalam proses pembelajaran.

Tujuan menggunakan kerangka rancangan belajar seperti di atas adalah agar siswa dapat dengan
jelas memahami materi yang diberikan oleh guru. Daya pikir yang didapat diharapkan juga memiliki
waktu jangka panjang darpada harus menghafal materi. Melalui rangkaian tersebut juga dapat
menimbulkan sikap keingintahuan siswa untuk memperoleh materi sehingga siswa akan cenderung
aktif dengan suasana beajar yang nyaman.
Harapannya siswa tidak mempunyai pikiran bahwa suatu materi yang diajarkan sulit untuk diterima
dan bahkan siswa akan lebih termotivasi untuk menggali ilmu yang diinginkannya sesuai porsinya.

BAB V
SIMPULAN
A. Simpulan
1. Quantum learning adalah kiat, petunjuk, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam dan
daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan
bermanfaat. Quantum teaching adalah sebuah badan ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan
metodelogi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, fasilitas yang sedemikian rupa,
memungkinkan peserta didik belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang
normal, dan dibarengi kegembiraan.
2. Quantum learning memiliki karakteristik melalui penataan lingkungan belajar yakni lingkungan
mikro, tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi) dan lingkungan
makro, dunia yang luasnya kini peserta didik diminta menciptakan ruang belajar di
masyarakat. quantum teaching bersandar pada konsep “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka dengan menggunakan strategi, model, keyakinan, sehingga
mengubah paradigm belajar yang menakutkan.
3. Aplikasi dalam quantum learning dilakukan dengan kerangka rancangan belajar seperti
tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan, dengan harapan peserta didik lebih
mudah memahaminya.
Daftar Pustaka
DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2001. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Cetakan Kesembilan. Bandung : Mizan Media Utama.
Thobroni, M. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Kedua. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
A.      Pengertian Quantum Learning
Istilah Quantum pada awalnya hanya digunakan oleh pakar fisika modern menjelang abad
20, kemudian berkembang secara luas merambat ke bidang-bidang kehidupan manusia lainnya.
Dalam bidang pendidikan muncul konsep quantum yang berupaya untuk meningkatkan proses
pembelajaran, baik yang bersifat individual maupun kelompok. Saat ini, mulai dirasakan bahwa
kehidupan individu dan organisasi, bisnis atau sosial, sedang menghadapi tantangan global,
yakni perubahan besar-besaran dalam hampir seluruh aspek.
Menurut Poter dan Hernacki, Quantum Learning adalah seperangkat
metode atau falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis
untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning pertama kali
diterapkan di tempat pelatihan metode Quantum Learning atau Supercamp. 
Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov, seorang pendidik yang
berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut
sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. Pada prinsipnya bahwa
sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar dan sikap detail
apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif (De Porter dan
Hernacki, 2000:14).
Dalam Quantum Learning menggabungkan sugestologi teknik
pemercepatan belajar dan NLP (Program Neurolinguistik) dengan teori,
keyakinan dan metode yang spesifik, termasuk diantaranya kosep-konsep
kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain seperti : 
1.             Teori otak kanan dan otak kiri
2.             Teori otak triune (3 in 1)
3.             Pilihan modalitas (visual, auditorial, kinestetik).
4.             Teori kecerdasan ganda
5.             Pendidikan holistik (menyeluruh)
6.             Belajar berdasarkan pengalaman
7.             Belajar dengan simbol (metaphorik learning)
8.             Simulasi atau permainan.
Maksud dari ke delapan kunci strategi Quantum Learning adalah
menggabungkan kegiatan yang secara seimbang antara bekerja dan
bermain, dengan kecepatan yang mengesankan dan dibarengi dengan
kegiatan yang menggembirakan.Serta efektif digunakan oleh semua umur
(De Porter dan Hernacki, 2000:16).
Quantum Learning adalah kiat, starategi dan sesluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat
belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermanfaat.

B.       Karakteristik Pembelajaran Quantum Learning


Secara umum, Quantum Learning (pembelajaran kuantum) mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
1.         Berpangkal pada psikologi kognitif.
2.         Bersifat humanistik, manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian. Potensi diri,
kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar dapat berkembang secara
optimal dengan meniadakan hukuman dan hadiah karena semua usaha yang dilakukan
pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi.
3.         Bersifat konstruktivistis, artinya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor
potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks
pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri
manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran
berhasil baik.
4.         Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam proses pembelajaran
dipandang sebagai penciptaan intekasi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah
energi kemampuan pikiran yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah
pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
5.         Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Dalam
prosesnya menyingkirkan hambatan dan halangan sehingga menimbulkan hal-hal yang seperti:
suasana yang menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan
lain-lain.
6.         Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. Dengan kealamiahan dan
kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta
tidak membosankan.
7.         Menekankan kebermaknaan dan dan kebermutuan proses pembelajaran. Dengan kebermaknaan
dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi
pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara memadai.
8.         Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran
meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan
rancangan yang dinamis. Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima,
pemfasilitasan yang fleksibel, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.
9.         Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material.
10.     Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini mengandung arti
bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan atau akhir dari segalanya. Dalam
proses pembelajarannya dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak
diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai.
11.     Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam prosesnya adanya
pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar.
12.     Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran, sehinga pembelajaran
bias berlangsung nyaman dan hasilnya lebih optimal.

C.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran Quantum Learning


Prinsip dasar yang terdapat dalam pembelajaran Quantum adalah:
1.         Bawalah dunia mereka (siswa) ke dalam dunia kita (guru), dan antarkan dunia kita (guru ke
dalam dunia mereka (siswa).
2.         Proses pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, yang secara spesifik dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a.         Segalanya dari lingkungan. Hal ini mengandung arti baik lingkungan kelas/sekolah sampai
bahasa tubuh guru; dari lembar kerja atau kertas kerja yang dibagikan anak sampa rencana
pelakanaan pembelajaran, semuanya mencerminkan pembelajaran.
b.        Segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan
semuanya.
c.         Pengalaman mendahului pemberian nama. Pembelajaran yang baik adalah jika siswa telah
memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang akan dipelajari sebelum memperoleh nama
untuk apa yang mereka pelajari. Ini diilhami bahwa otak akan berkembang pesat jika adanya
rangsangan yang kompleks selanjunya akan menggerakkan rasa keingintahuan.
d.        Akuilah setiap usaha. Dalam proses pembelajaran siswa seharusnya dihargai dan diakui setiap
usahanya walaupun salah, karena belajar diartikan sebagai usaha yang mengandung resiko untuk
keluar dari kenyamanan untuk membongkar pengetahuan sebelumnya.
e.         Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Segala sesuatu yang telah dipelajari oleh siswa
sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya.

D.      Langkah-Langkah Model Pembelajaran Quantum Learning


Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui
konsep Quantum Learning adalah sebagai berikut:
1.      Kekuatan AMBAK
Ambak atau apa manfaat bagiku adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental
antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan (De Potter dan Hernacky 2001: 49). Motivasi
sangat diperlukan dalam belajar, karena dengan adanya motivasi maka keinginan siswa untuk
belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi
penjelasan tentang manfaat apasaja setelah mempelajari suatu materi.
2.      Penataan Lingkungan belajar
Dalam prose belajar dan mengajar diperlukan penaatn lingkungan yang dapat membuat siswa
merasa betah dan nyaman pada saat belajar.Dengan penataan lingkungan yang tepat dapat
mencegah siswa dari rasa kebosanan.Penataan lingkungan terdiri dari dua jenis, yaitu lingkungan
mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja dan berkreasi. Lebih
khusus lagi perhatian pada penataan meja, kursi dan penataan yang teratur.
Lingkungan makro adalah dunia luas.Artinya siswa diminta untuk menciptakan kondisi ruang
belajar di masyarakat. Mereka diminta berinteraksi social dengan masyarakat yang diminatinya
sehingga kelak akan dapat aktif berperan serta di mayarakat.
Selain itu Bobbi De Porter (2001:14) menyatakan mengenai lingkungan dalam konteks
panggung belajar. Lingkungan yaitu cara guru dalam menata ruang kelas, pencahayaan,
pengaturan meja dan kursi, tanaman, music dan semua hal yang mendukung proses
pembelajaran.
3.      Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara sangat diperlukan untuk lebih memacu siswa dalam belajar.Seorang guru
hendaknya jangan segan-segan memberi pujian kepada siswa yang telah berhasil dalam
belajarnya.Tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan
memmupuk sikap juara ini siswa akan merasa lebih dihargai.
4.      Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Yaitu; visual, auditorial dan
kinestetik. Dalam Quantum Learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar
pada siswanya dan jangan terpaku pada satu gaya belajar saja.
5.      Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika siswa tidak hanya menerima,
melainkan bias mengungkapkan kembali apa yang diungkapkan menggunakan bahasa hidup
dengan cara dan ungkapan sesuai dengan gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara siswa membuat mind map (peta pikiran) atau menulis dan menyusun.
6.      Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang paling penting adalah membaca. Karena dengan membaca kan
menambah pembendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan
bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca.
7.      Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan sengang bermain. Dengan
adanya sikap krestif yang baik siswa akan mampu mengahsilkan ide-ide yang segar dalam
belajarnya.
8.      Melatih kekuatan Memori anak
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar, sehingga anak perlu dilatih untuk
mendapatkan kekuatan memori yang baik.
 Selain itu memurut Bobbi De Porter langkah pembelajaran model quantum dikenal dengan
sebutan TANDUR. Yaitu: Tumbuhkan minta, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan
rayakan.

E.       Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum Learning


1.         Kelebihan
Pembelajaran quantum menekankan perkembangan ketrampilan dan akademis.Dari sebuah
pengalaman yang diselenggarakan oleh Learning Forum di Supercamp yang mempraktekkan
pembelajaran quantum ternyata murid-muridnya mendapat nilai yang lebih baik, lebih banyak
berpartisipasi dan merasa lebih bangga pada diri mereka sendiri.Dalam pendekatan pembelajaran
quantum, pendidik mampu menyatu dan membaur pada dunia peserta didik sehingga pendidik
bisa lebih memahami peserta didik dan ini menjadi modal utama yang luar biasa untuk
mewujudkan metode yang lebih efektif yaitu metode belajar-mengajar yang lebih
menyenangkan.
Model pembelajarannyapun lebih santai dan menyenangkan karena ketika belajar sambil
diiringi musik. Hal ini untuk mendukung proses belajar karena musik akan bisa meningkatkan
kinerja otak sehingga diasumsikan bahwa belajar dengan diiringi musik akan mewujudkan
suasana yang lebih menenangkan dan materi yang disampaikan lebih mudah diterima.
Pada pembelajaran quantum, objek yang menjadi tujuan utama adalah siswa. Maka dari itu
guru mengupayakan berbagai interaksi dan menyingkirkan hambatan belajar dengan cara yang
tepat agar siswa dapat belajar secara mudah dan alami. Semua itu adalah bertujuan untuk
melejitkan prestasi siswa.
Quantum Learning sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan antara berbagai
sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat menimbulkan motivasi pada
diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar. Metode Quantum
Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk
meningkatkan potensi akademis (prestasi belajar) maupun potensi kreatif yang terdapat dalam
diri siswa.
2.         Kelemahan
a.         Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih khusus.
b.   Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang dan terencana
dengan cara yang lebih baik.
c.       Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut situasi dan kondisi serta waktu
yang lebih banyak.

BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Berdasarkan makalah yang telah penulis susun, maka didapatkan simpulan sebagai berikut:
1.         Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan metode berdasarkan
teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning, Multiple Intelligences, Neuro Linguistic
Programming atau NLP, Experential Learning, Socratic Inquiry, Cooverative
Learning  dan  Element of Effective Instruction.
2.         Quantum Learning mempunyai karakteristik yang berpangkal pada psikologi kognitif, bersifat
humanistic dan konstruktivistis, memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu,
menekankan pada pemercepatan belajar, menyenangkan serta memadukan konteks dan isi
pembelajaran.
3.         Prinsip pembelajaran Quantum Learning adalah membawa dunia siswa ke dua guru, proses
pembelajaran bagaikan orchestra simfoni, mengakui setiap usaha dan perayaan..
4.         Langkah-langkah model pembelajaran Quantum Learning yaitu; kekuatan AMBAK, penataan
lingkungan, memupuk sikap juara, bebaskan gaya belajar siswa, membiasakan mencatat, dan
membaca, jadikan anak lebih kreatif dan melatih kekuatan memori anak.
5.         Seperti model Pembelajaran lainnya, Model Quantum Learning memiliki keunggulan dan
kekurangan. Hal ini dilihat dari metode yang digunakan serta keterbatasan sumber daya dan
sarana dalam pembelajaran.
Pengertian dari Quantum Learning

Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya ( Ary Nilandari 2005:5). Menurut Bobbi
DePorter  dan Mike Hernacki, bahwa Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik
berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya
dengan “suggestology” atau “suggestopedia” (yang menurut sebagian orang memicu seluruh gerakan Accelerated
Learning). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa
pun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti
positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam ruang kelas, meningkatkan
partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan
menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti (Alwiyah Abdurrahman 2005:14).

Istilah yang hampir dipertukarkan dengan sugestology  adalah “percepatan belajar” (accelerated learning).


Permercepatan belajar didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang
mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang
secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan : hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran
fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama menghasilkan pengalaman belajar yang
efektif.(DePorter & Hernacki dalam Alwiyah Aburrahman, 2000:14)

Dave Meier mengemukakan bahwa Accelerated Learning adalah filosofi kehidupan dan pembelajaran yang
terpadu, mengupayakan demekanisasi dan membuat belajar menjadi manusiawi kembali menempatkan pembelajar
tepat di pusat, serta menjadikan pengalaman bagi seluruh tubuh, seluruh pikiran, dan seluruh
pribadi. Tegasnya Accelerated Learning adalah hasil yang dicapai, bukan metode yang digunakan. (Rahmani Astuti,
2005 : 34-38)

Bobbi DePorter dalam artikelnya yang berjudul The Impact of Quantum Learning atau menjelaskan
pengertian Quantum Learning (QL), sebagai berikut :
“Quantum Learning is a Comprehensive model that covers both educational theory and immediate classroom
implementation. Into integrates research-based best practices in education into a unified whole, making content
more meaningful and relevant to students’ lives.
Quantum Learning is about bringing joy to teaching and learning with ever-increasing ‘Aha’ moment of discovery.
It help teachers to present their content a way that engages and energizes students. This model also integrates
learning and life skills, resulting in students who become effective lifelong learners-resposible for their own
education”.

“Quantum Learning adalah keseluruhan model yang mencakup kedua teori pendidikan dan pelaksanaan di
kelas dengan cepat. Ini menggambarkan praktek dasar penelitian terpadu yang terbaik dalam pendidikan ke dalam
keseluruhan, yang membuat isi lebih bermakna dan relevan bagi kehidupan siswa.

Quantum Learning menjadikan mengajar dan belajar menjadi senang dengan peningkatan ‘Aha’ pada
kegiatan penemuan. Ini membantu guru menampilkan isi mereka yang merupakan sebuah jalan yang dapat
menyertakan dan memberdayakan siswa. Model ini juga memadukan belajar dan kecakapan hidup, menghasilkan
siswa-siswa sebagai pebelajar yang efektif selamanya-bertanggungjawab bagi pendidikannya sendiri”.
Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu
penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan anatara bahasa dan perilaku
dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan
pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan
positif, merupakan faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula
menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan “pegangan” dari saat-saat
keberhasilan yang meyakinkan.

Quantum Learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua
kehidupan adalah energi. Rumus fisika yang terkenal dalam fisika quantum adalah Massa kali kecepatan cahaya
kuadrat sama dengan Energi. Dan ditulis sebagai E = mc2.

Tubuh manusia secara fisik adalah materi, sebagai pelajar, tujuannya adalah untuk meraih sebanyak mungkin
cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Quantum Learning menggabungkan
sugestology, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode kami sendiri. Termasuk
diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar lain, seperti : (1) teori otak kanan/kiri, (2)
teori otak triune (3 in 1), (3) pilihan modalitas (visual, Audotorial, kinestetik), (4) teori kecerdasan ganda, (5)
pendidikan holistic (menyeluruh), (6) belajar berdasarkan pengalaman, (7) belajar dengan symbol (Metaphoric
learning), (8) simulasi/permainan.

Seperti disebutkan di atas pada bagian latar belakang, bahwa untuk melaksanakan/praktek pembelajaran
Metode Quantum Learning adalah menggunakan Model Quantum Teaching. Quantum  Teaching adalah orkestrasi
bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi itu mencakup unsur-
unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan
bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. (De Porter,
1999 : 5).

Sejalan dengan itu menurut Ausubel dalam Ismail (1998 : 4.17) disebutkan bahwa belajar menjadi bermakna
(meaningful) jika informasi yang hendak dipelajari disusun sesuai dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa,
dengan informasi yang telah dimilikinya, dengan demikian anaka akan menghubungkan informasi baru tersebut
dengan informasi yang telah dimilikinya.

Mulyasa (2005:69) mengatakan, pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan
menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, yaitu keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar.
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integritas dari berbagai
kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Dalam proses pembelajaran unsur-unsur yang terdiri dari suasana, lingkungan, landasan, rancangan,
penyajian dan fasilitasi disusun sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesuksesan belajar siswa. Konteks
menata panggung belajar mempunyai empat aspek yaitu :

1.      Suasana
Suasana kelas mencakup bahasan yang dipilih, cara menjalin simpati dengan siswa, dan sikap guru terhadap
sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan, akan membawa kegembiraan pula dalam belajar.

2.      Landasan.
Kerangka kerja yaitu tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi
guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.

3.      Lingkungan
Adalah cara guru menata ruang kelas meliputi pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman,
musik, dan semua hal yang mendukung proses belajar.

4.      Rancangan.
Penciptaan terarah unsur-unsur penting yang dapat menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan
memperbaiki proses tukar-menukar informasi.
Menurut Michael Gazzaniga dalam Ary Nilandari (2005:7) mengemukakan, bahwa dorongan biologis
alamiah itu sederhana, kemampuan atau keterampilan baru akan berkembang jika diberikan lingkungan model yang
sesuai (De Porter, 2000 : 11). Disini berarti guru harus mampu menciptakan lingkungan model yang sesuai dengan
situasi.

BAB II

Langkah-Langkah dari Model Quantum Learning


  Di mana telah kita ketahui pengertian tentang Model Quantum Learning didefinisikan sebagai interaksi-
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus fisika yang terkenal dalam
fisika quantum adalah Massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan Energi. Dan ditulis sebagai E = mc2.
            Agar kita bisa menerapkan dengan baik dan menggunakan Model Quantum Learning dalam proses
pembelajaran maka kita harus memahami dan menguasai langkah-langkah dari Model Quantum Learning.
            Adapun langkah-langkah Model Pembelajaran Quantum Learning adalah :
1.                  Penemuan AMBAK

Dalam bahasa Quantum Learning, merumuskan tujuan disebut sebagai proses mencari AMBAK. AMBAK adalah
akronim dari “Apa Manfaatnya bagiku?” Menurut Quantum Learning, AMBAK yang sangat jelas dan spesifik akan
dapat memotivasi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara hebat. AMBAK yang dapat memotivasi diri
dapat dilakukan lewat kegiatan bertanya.

AMBAK telah membantu kita untuk membangun emosi positif di dalam diri dan kemungkinan besar dapat mengusir
emosi negatif yang telam bersemayam lama di dalam diri seseorang. AMBAK juga akan mendorong pengajar
mengaitkan materi pelajaran yang diajarkan dengan keseharian anak didik.

Informasi formal tidak dapat begitu saja digali dari teks atau pendidik dan tersimpan sebagai pengetahuan instan
dalam pikiran siswa. Informasi harus diolah lebih dulu sebelum menjadi informasi yang bermanfaat didalam otak
siswa.

Menurut Win Wenger tidak ada yang disebut mengajar karena semua pembelajaran adalah hasil kreasi pemelajar.
Maksudnya pembelajaran tidak mungkin sesuai dengan himpunan informasi yang disampaikan kepada pembelajar
melalui teks atau pendidik, tetapi tidak ada pembelajaran yang berlangsung tanpa diciptakan sendiri oleh siswa.

Oleh sebab itu, AMBAK sangat dibutuhkan dalam setiap pembelajaran. Karena tanpa informasi yang didapatkan
dalam proses belajar mengajar akan terbuang sia-sia. Dan dengan meciptakan AMBAK pada diri masing-masing
diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu seseorang untuk mempelajari suatu bidang dan menambah keinginan
untuk mempelajari bidang lainnya.
2.                  Pemberian pujian positif

Ucapkanlah pujian setiap kali menyelesaikan suatu pekerjaan. Ulangi pujian setiap kali memerlukannya. Ubahlah
umpan- balik negatif dengan cara sepositif mungkin.

3.         Penggunaan tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar

Jika melakukan pekerjaan di lingkungan yang ditata dengan baik, maka lebih mudah untuk mengembangkan dan
mempertahankan sikap juara. Jika ditata dengan baik, lingkungan dapat menjadi sarana yang bernilai dalam
membangun dan mempertahankan sikap positif.

Sebelum suatu pelajaran dimulai, ubahlah ruang kelas menjadi suatu tempat di mana siswa akan merasa nyaman,
terdorong, dan mendapat dukungan. Masukkan tanaman dan musik, dan jika diperlukan sesuaikan temperatur kelas.
Hiasi dinding-dinding dengan poster indah dan tulisan-tulisan yang bermakna positif .

4.         Pencarian cara belajar diri

Ketahuilah gaya belajar diri sendiri. Akrab dengan gaya belajar sendiri akan membantu untuk mempermudah dan
mempercepat pembelajaran. Dan juga, dapat mempermudah mengetahui cara belajar orang lain. Sehingga dengan
mudah melakukan penyesuaian-penyesuaian diri dalam menerima masukan dan dapat mempererat hubungan
kerjasama antar individu.

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam situasi-situasi antar
pribadi. Dengan memahami gaya belajar dapat memudahkan siswa dalam menyerap dan mengolah informasi.

Mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru untuk mendekati murid di mana pun. Banyak
ciri-ciri perilaku merupakan petunjuk kecenderungan belajar. Berikut ini cara-cara menentukan gaya belajar siswa.

Orang Visual

1) Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang didengar.


2) Mengingat dengan asosiasi visual.
3) Biasanya tidak terganggu oleh keributan.
4) Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali ditulis.
5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.
6) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat.
7) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.
8) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada berpidato.
9) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata.

Orang Auditorial
1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja.
2) Mudah terganggu oleh keributan.
3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca.
4) Lebih suka musik daripada seni.
5) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
6) Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik.

Orang Kinestetik

1) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.


2) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
3) Belajar melalui, memanipulasi, dan praktik.
4) Menghapal dengan cara berjalan dan melihat.
5) Menggunakan jari penunjuk ketika membaca.
6) Banyak menggunakan isyarat tubuh.
7) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
8) Tidak dapat mengingat geografi kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu.
9) Kemungkinan tulisannya jelek.
10) Menyukai permainan yang menyibukkan.

Dengan mengetahui cara belajar masing-masing individu. Maka diharapkan siswa dengan medah dapat menyerap
segala informasi dan menghilangkan kejenuhan disaat proses belajar mengajar berlangsung, khususnya pada bidang
studi Sejarah Kebudayaan Islam yang memerlukan pemahaman yang mendalam.

5.          Penggunaan Peta Pikiran (mind map)

Peta pikiran adalah pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
untuk membentuk kesan.

Teknik pencacatan ini dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset tentang
bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Otak sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol,
suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Dalam mencatat sebaiknya tidak hanya menggunakan teks, namun juga
memanfaatkan gambar. Jika perlu perkaya catatan dengan warna, sebab otak senang dengan warna.
Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah dari pada
metode pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan kedua belahan otak. Cara ini juga menenangkan,
menyenangkan, dan kreatif. Pikiran tidak akan menjadi mandeg mengulangi catatan, jika catatan-catatan tersebut
dibuat dalam bentuk peta pikiran.

Peta pikiran mempunyai kelebihan dibandingkan cara catatan yang lain. Dengan beberapa keunggulannya antara
lain fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman dan menyenangkan.

6.         Perayaan Keberhasilan

Ketika tujuan telah dicapai maka rayakanlah. Perayaan prestasi akan memberikan perasaan keberhasilan,
penyelesaian dan kepercayaan, kemudian akan membantu motivasi untuk mencapai tujuan yang berikutnya.

BAB III

Implementasi dari Model Quantum Learning


Abstract
There are a lot of ways of solving the problems in the failure of Educational System. Innovations in the learning
methods that may develop students’ academic and creative potentials have been attempted. One of the methods
recently developed in schools is Quantum Learning Method. Students’ positive suggestions will bring about high
motivation resulting in potential development and excellent achievement at school and in the society in the future.
Dalam proses belajar siswa mendapatkan pertambahan materi berupa informasi mengenai teori, gejala,
fakta ataupun kejadian-kejadian. Informasi yang diperoleh akan diolah oleh siswa. Proses pengolahan informasi
melibatkan kerja sistem otak, sehingga informasi yang diperoleh dan telah diolah akan menjadi suatu ingatan.
Ingatan merupakan suatu proses biologi, yaitu pemberian kode-kode terhadap informasi dan pemanggilan
informasi kembali ketika informasi tersebut dibutuhkan. Pada dasarnya ingatan adalah sesuatu yang membentuk jati
diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Ingatan memberikan titik-titik rujukan pada
masa lalu dan perkiraan pada masa depan. Ingatan merupakan reaksi kimia elektrokimia yang rumit yang diaktifkan
melalui beragam saluran inderawi dan disimpan dalam jaringan saraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian
otak. Ingatan dibentuk melalui berfikir, bergerak dan mengalami hidup (rangsangan inderawi). Semua pengalaman
yang dirasakan akan disimpan dalam otak, kemudian akan diolah dan diurutkan oleh struktur dan proses otak
mengenai nilai dan kegunaannya ( Eric Jensen. 2002:21 )
Berdasarkan tahapan evolusi, otak pada mahluk hidup terbagi menjadi tiga bagian yaitu, batang atau otak
reptilia (Primitif). Sistem limbic atau otak mamalia, dan neokorteks. Masing-masing berkembang dalam waktu yang
berbeda dalam sejarah evolusi mahluk hidup. Perkembangan evolusi pertama adalah otak reptile memiliki peranan
yang berkaitan dengan insting pertahanan hidup, bernafas, mencari makan, dan dorongan untuk mengembangkan
spesies.Manusia memiliki unsur-unsur yang sama dengan reptilia dan otak reptil merupakan komponen kecerdasan
terendah dari manusia ( Bobbi de Poter dan Hernacki, 1999:26-28 ). Lebih lanjut Taufik Bahaudin ( 1999: 42 )
menjelaskan, disekeliling otak reptil terdapat sistem limbik yang disebut sebagai otak mamalia atau paleo mamalian,
otak ini berkaitan dengan perasaan atau emosi, memori, bioritmik dan sistem kekebalan. Sistem limbik
memungkinkan untuk merekam suatu kejadian yang menyenangkan.

Bagian ketiga, neokorteks atau otak neomamalian, otak ini terbungkus dibagian atas dan sisi-sisi sistem
limbik. Otak neomamalian memiliki kemampuan belajar, berbicara, mengembangkan kreativitas, memehami angka-
angka, memecahkan masalah dan dapat menentukan perilaku dalam berhubungan dengan orang atau mahluk lain
ataupun dengan lingkungan.
Otak merupakan organ tubuh yang kompleks. Otak manusia merupakan otak yang paling sempurna
dibandingkan dengan otak binatang lainnya termasuk otak binatang mamalia, otak manusia memiliki kemampuan
untuk belajar oleh karena itu otak manusia dapat dikatakan sebagai otak belajar. Hal ini yang dapat membedakan
otak manusia dengan otak binatang mamalia terletak pada fungsi sistem limbik.
Sistem limbik pada otak binatang mamalia hanya digunakan hanya untuk hal-hal yang sederhana seperti
kemampuan binatang merekam sesuatu yang meyenagkan dan tidak meyenangkan. Sedangkan sistem limbik pada
manusia memiliki fungsi yang sangat kompleks. Otak manusia terbagi atas cereblal cortex disebut neo cortex, basal
ganglia, sistem limbik, otak tengah, batang otak, dan otak kecil. Neocortex disebut juga “the thinking cap” atau otak
berfikir atau otak rasional yang sekaligus menjadi bagian otak luar yang menutupi bagian otak yang ada di dalam
yaitu sistem limbik. Neocortex meliputi 80 persen dari seluruh volume otak manusia. Neocortex pada otak manusia
memberikan kemampuan untuk berfikir, berpersepsi, berbicara berprilaku dan sebagainya ( Taufik Bahaudin,
1999:57-60 ).
Sistem limbic atau disebut juga sebagai otak emosional yang merupakan pusat otak yang berperan dalam
mengendalikan emosi. Sistem limbic berasal dari bahasa latin Limbus yang artinya kerah atau cincin yang
membungkus batang otak seperti kerah ( Gordon Dryden dan Jeannette Vos. 2003:117 ).Lebih lanjut Taufik
Bahaudin (1999:60 ) menjelaskan bahwa sistem limbic memberikan konstribusi yang mendasar terhadap proses
belaja, yaitu melakukan peran vital dalam meneruskan informasi yang diterima kedalalm memori. Sistem limbic
juga terkait dengan peran thalamus dan hypothalamus yang berperan dalam mengatur suhu tubuh, keseimbangan
kimia tubuh, detak jantung, tekanan darah dan seks. Sistem limbic merupakan pusat pengaturan emosi seperti marah,
senang, rasa lapar, haus, kenyang dan lainnya. Sistem limbic juga terlibat dalam bekerjanya sistem ingatan,l yaitu
pengiriman informasi dari ingatan berjangka pendek ke ingatan jangka panjang.
Neocortex atau cerebral cortex terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan kiri.
Masing-masing kedua belahan ini bertanggung jawab terhadap cara berpikir dan masing-masing memiliki
spesialisasi dalam kemampuan – kemampuan tertentu (Bobbi de Porter dan Hernacki,1999:28). Lebih lanjut Taufik
Bahaudin (1999:45) menjelaskan bahwa, belahan otak kanan terkait mengenai gambar, imajinasi, warna, ritme dan
ruang. Otak kiri berkenaan dengan angka-angka, kata-kata, logika, urutan atau daftar dan rincian–rincian.
Secara umum otak kiri memainkan peranan penting dalam pemrosesan logika.kata-kata, matematika dan
urutan atau yang disebut sebagai otak yang berkaitan dengan pembelajaran akademis. Oatak kana berkaitan dengan
irama, rima, musik. Gambar dan imajinasi atau yang disebut sebagai otak berkaitan dengan aktivitas kreatif. Kedua
belahan otak ini dihubungkan oleh corpus collosum yang secara konstan manyeimbangkan pesan-pesan yang datang
dan menggabungkan gambar yang abstrak dan holistik dengan pesan kongkret dan logis ( Gordon Dryden Jeannette
Vos. 2003:125 ).
Sebagian besar orang hanya menggunakan otak kirinya sebagai berkomunikasi dan perolehan informasi
dalam bentuk verbal ataupun tertulis. Bidang pendidikan, bisnis, dan sains cenderung yang digunakan adalah otak
belahan kiri. Dalam proses belajar siswa selalu dituntut untuk mempergunakan belahan otak kiri ketika menerima
materi pelajaran. Materi pelajaran akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan. Terkadang siswa tidak dapat
mempertahankaan ingatan tersebut dalan jangka waktu yang lama. Hal itu disebabkan karena tidak adanya
keseimbangan antara kedua belahan otak yang akhirnya dapat menimbulkan terganggunya kesehatan fisik dan
mental seseorang.
Untuk menyeimbangkan kecenderungan salah satu belahan otak maka diperlukan adanya masukan musik
dan estetika dalam proses belajar. Masukan musik dan estetika dapat memberikan umpan balik positif sehingga
dapat menimbulkan emosi positif yang membuat kerja otak lebih efektif ( Bobbi de Porter dan Hernacki.1999:38 )
Informasi yang diperloleh siswa dalam bentuk materi pelajaran akan diolah dan dismpan menjadi sebuah
ingata. Ingatan jangka pendek yang diubah menjadi sebuah ingatan jangka panjang memerlukan keterlibaan kerja
sistim limbic. Siswa menginginkan matri pelajaran yang diterima dalam proses belajar menjadi se buah ingatan
jangka panjang. Siswa melakukan berbagai hal untuk menyimpan ingatan tersebut menjadi ingatan jangka panjang,
salah satunya dengan mencatat materi pelajaran yang telah dipelajari,
Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat. Otak manusia dapat menyimpan
segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat informasi yang
tersimpan dalam memori tanpa mencatat dan mengulangi informasi, siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil
materi yang diajarkan.
Umumnya siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh
isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan. Umumnya catatan monoton akan
menghilangkan topik-topik utama yang penting dari materi pelajaran.

Otak tidak dapat langsung mengolah nformasi menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan harus mencari,
memilih, merumuskan dan merangkainya dalam gambar-gambar, simbol-simbol, suara, citra, bunyi dan perasaan
sehingga informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti
yang dipahami. Teknik mencatat dapat terbagi menjadi dua bagian. Pertama catat, tulis, susun (CTS), yaitu teknik
mencatat yang mampu mensinergiskan kerja otak kiri dengan otak kanan, sehingga konsentrasi belajar dapat
meningkat sepuluh kali lipat. Catat , tulis , susun , menghubungkan apa yang didengaran menjadi poin-poin utama
dan menuliskan pemkiran dan kesan dari materi pelajaran yang telah dipelajari (Bobbi de Portyer dan Hernacki,
1999: 152).
Teknik mencatat kedua, pemetaan pikiran (mind mapping), yaitu cara yang paling mudah untuk
memasuk informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Peta pemikiran
merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfiki otak secara teratur karena menggunakan teknik
grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga
membuka potensi otak (Tonny dan Bary Buzan, 2004: 68).
Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup da
sedang bekerja (Taufik Bahaudin, 1999: 53). Lebih lanjut Bobbi de Porter dan Hernacki (199: 152) menjelaskan,
peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis
lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih dalam.
Peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang
dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya Iwan Sugiarto, 2004:75).
Pemetaan pikiran merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat bermanfaat untuk
memahami materi, terutama materi yang diberikan secara verbal. Peta pikiran bertujuan membuat materi pelajaran
terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memnperkuat, dan mengingat kemabli
informasi yang telah dipelajari (Eric Jensen, 2002: 95).

Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan tradisioanl (catatan biasa) dengan catatan pemetaan pikiran
(mind mapping).
Tabel 1. Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Maping
Catatan Biasa
1. hanya berupa tulisan-tulisan saja
2. hanya dalam satu warna
3. untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama
4. waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama
5. statis
Peta Pikiran
1. berupa tulisan, symbol dan gambar
2. berwarna-warni
3. untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek
4. waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
5. membuat individu menjadi lebih kreatif.
Sumber Iwan Sugiarto, 2004 : 76.
Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya
belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri
seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan seserorang untuk mengatur dan
mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol,
bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya
emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa
ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam
proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses
pembuatan mind mapping.
Quantum merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning merupakan
seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Quantum learning berakar dari
uapaya Dr. Georgi Lozanov, seorang psikolog yang berupaya mengembangkan prinsip yang disebut “suggestology”
atau “suggestopedia. Menurutnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar dan setiap detil keadaan
apapun memberikan sugesti positif atau negative (Bobbi de Porter, 1999: 14).

Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika
lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar,
sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti positif maka akan buruk dampak nya bagi proses dan hasil
belajar. Lingkungan belajar yang baik akan memberikan kekuatan AMBAK (apa manfaatnya bagiku) dalam diri
siswa. Jika siswa memiliki kekuatan tersebut, maka siswa akan termotivasi untuk melakukan kegiatan
Motivasi merupakan kekuatan atau daya. Motivasi merupakan suatu keadaan yang kompleks dan
kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari
(Makmun, 2000: 37).
Motivasi dapat muncul karena adanya sugesti positif dari siswa sebagai akibat dari lingkungan belajar yang
menyenangkan. Suasana dan keadaan ruangan kelas menunjukkan arena belajar yang dapat mempengaruhi emosi
sehingga sugesti-sugesti tersebut menjadi cahaya yang mampu menjadi lokomotif yang dapat membangkitkan energi
belajar. Sebagaimana rumus fisika yang terkenal dengan rumus kuantum E = mc2 , energi merupakan masa kali
kecepatan cahaya kuadrat.Tubuh secara fisik dapat diartikan sebagai materi Agar menghasilkan banyak energi
cahaya, maka siswa berusaha menjalin interaksi, hubungan dan inspirasi (Nandang Hidayat , 2004).
Quantum Learning Memadukan Suggestology, neuroligistik (NLP) dan mempercepatan belajar dengan
teori. Neuroligistik (NLP), yaitu suatu penelitian yang mengkaji bagaimana otak mengatur informasi yang ada.
Adanya hubungan antara keterlibatan emosi, memori jangka panjang dan belajar. Neuorolinguistik dapat digunakan
untuk menciptakan jalinan pengertian diantara siswa dan guru (Bobbi de Porter dan Hernacki, 1999:14).
Neuro-Linguistik Programming (NLP), berbicara mengenai bagaimana cara pengendalian fisiologis bisa
mempengaruhi atau mengendalikan emosi dan otak. Tinggi rendahnya kemampuan fisiologis ini tergantung pada
tinggi atau rendahnya tingkat kesehatan tubuh. Secara sederhana NLP berperan melalui pengendalian fisiologis yang
baik dapat meningkatkan atau mengembangkan pola pikir yang lebih baik. Pola pikir yang membuat perilaku
seseorang sehari-hari menjadi kompetitif, mampu mencapai hasil kerja yang luar biasa dan pada akhirnya akan
membuat seseorang mencapai kehidupan yang lebih baik dan bernilai (Taufik Bahaudin, 1999:332).

Daniel Goleman menjelaskan, seseorang dalam menjalani kehidupan dan belajar bukan saja melibatkan IQ
tetapi juga melibatkan emosi Suasana dan pikiran, kekuatan emosi), bekerja sama dalam pikiran dan rasional,
mengaktifkan atau menonaktifkan pikiran sehingga dapat menuntun keputusan seseorang setiap waktu. IQ tidak
dapat bekerja pada puncaknya jika tidak ada keterlibatan emosional (Bobbi de Porter dkk,2000:22)
Perpaduan quantum learning lainnya adalah pemercepatan belajar (accelerated learning), merupakan
seperangkat metode dan teknik pembelajaran yang memungkinkan anak didik dan kecepatan yang mengesankan,
tetapi melalui upaya normal dengan penuh keceriaan. Belajar quantum menyatukan permainan. Hiburan, cara
berfikir dan bersikap positif. Kebugaran fisik dan kesehatan emosional yang terpelihara dan dikemas secara sinergis
dalam aktivitas pembelajaran mendorong terjadinya pemercepatan belajar (Nandang Hidayat.2004).
Berdasarkan uraian pengertian quantum learning dapat ditarik kesimpulan bahwa quantum learning adalah
suatu metode belajar yang memadukan antara berbagai sugesti positif dan inteksinya dengan lingkungan yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan serta munculnya emosi
sebagai keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam proses belajar yang akhirnya dapat
menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses
belajar.

Anda mungkin juga menyukai