DI SUSUN OLEH :
Nur aini
TA. 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Tokoh utama di balik pembelajaran adalah Bobbi DePorter, seorang ibu rumah
tangga yang kemudian terjun di bidang bisnis properti dan keuangan, dan setelah semua
bisnisnya bangkrut akhirnya menggeluti bidang pembelajaran. Dialah perintis, pencetus,
dan pengembang utama pembelajaran. Semenjak tahun 1982 DePorter mematangkan dan
mengembangkan gagasan pembelajaran di Super Camp, sebuah lembaga pembelajaran
yang terletak Kirkwood Meadows, Negara Bagian California, Amerika Serikat.
Super Camp sendiri didirikan atau dilahirkan oleh Learning Forum, sebuah
perusahahan yang memusatkan perhatian pada hal-ihwal pembelajaran guna
pengembanga potensi diri manusia. Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric
Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie,
DePorter secara terprogram dan terencana mengujicobakan gagasan-gagasan
pembelajaran kepada para remaja di Super Camp selama tahun-tahun awal dasawarsa
1980an.
Dia belajar dari Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria
yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “Suggestology” atau
“Suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa Sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil
situasi belajar, dan setiap detail apapun dapat ,memberikan sugesti positif ataupun
negatif. Istilah lain dari suggestology adalah accelerated learning ( pemercepatan belajar).
Dalam Teaching, guru sangat diharapkan sebagai aktor yang mampu memainkan
berbagai gaya belajar anak, mengorkestrakan kelas, menghipnotis kelas dengan daya
tarik, dan menguatkan konsep ke dalam diri anak.
Prinsipnya, bawalah dunia guru ke dunia siswa dan ajaklah siswa ke dunia guru.
Dalam Teaching, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa yang belum
berkembang karena titik sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang diberikan guru.
Berarti, guru perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa dengan berpedoman pada
segalanya bertujuan, segalanya berbicara, mengalami sebelum pemberian nama, akui
setiap usaha, dan rayakan.
Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain
sisiwa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara
mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu
gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan
cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji
sesuatu dengan cara Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji
dan didalami dengan suasana yang menyenangkan.
Konsep itu sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang dibangun de
Porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktroral pada 1991, yang melibatkan
sekitar 6.042 responden. Dari penelitian itu, Super Camp berhasil mendongkrak potensi
psikis siswa. Antara lain peningkatan motivasi 80%, nilai belajar 73% , meningkatkan
harga diri 84% dan melanjutkan penggunaan keterampilan 98%. Persamaan Quantum
Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang
memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan
analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat
matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan
mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi.
Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas,
orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang
terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala
rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan
dimensi yang mengikat.
Dalam Quantum Teaching, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa
yang belum berkembang karena titik sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang
diberikan guru. Berarti, guru perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa dengan
berpedoman pada segalanya bertujuan, segalanya berbicara, mengalami sebelum
pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan.
Quantum Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja
selain sisiwa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan
cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih
dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan
dengan cepat mendalami sesuatu.
Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan
cara Quantum Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan
didalami dengan suasana yang menyenangkanTeaching dan Learning merupakan model
pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi DePorter yang diilhami dari konsep
kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat.
1) Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan
dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Teaching
terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,
Ulangi, dan Rayakan.
2) Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep,
prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan.Pola
Teaching terangkum dalam konsep AMBAK yakni Apa Manfaatnya Bagiku
Jadi,Teaching diperuntukkan guru dan Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat
Umum sebagai pembelajaran.
Dalam belajar model Quantum Learning agar dapat berjalan dengan benar ini
paradigma yang harus dianut oleh siswa dan guru adalah sebagai berikut :
a. Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid sehingga bisa saling berfungsi sebagai
fasilitator.
b. Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan, lingkungan dan suasana yang tidak terlalu formal, penataan duduk
setengah melingkar tanpa meja, penataan sinar atau cahaya yang baik sehingga peserta
merasa santai dan relak.
c. Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik dan berbeda
yang merupakan pembawaan alamiah sehingga kita tidak perlu merubahnya dengan
demikian perasaan nyaman dan positif akan terbentuk dalam menerima informasi atau
materi yang diberikan oleh fasilitator.
d. Modul pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk sederhana
dan lebih banyak kesuatu kasus nyata atau aplikasi langsung.
1) Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya
menyampaikan pesan tentang belajar.
2) Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang
kita ajarkan.
3) Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak
konsep.
5) Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang
terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata:
bagus!, baik dan lain-lain.
2) ALAMI. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua
pelajar.
3) NAMAI. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”.
5) ULANGI. Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku tahu
dan memang tahu ini”.
6) RAYAKAN.
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan
ilmu pengetahuan Prinsip dapat berarti:
Pembelajaran juga dibangun di atas aturan aksi, hukum, aksioma, dan atau doktrin
fundamental mengenai dengan pembelajaran dan pembelajar. Setidak-tidaknya ada tiga
macam prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran . Ketiga prinsip utama yang
dimaksud sebagai berikut.
Jika hal tersebut dapat dilaksanakan, maka baik pembelajar maupun pembelajar
akan memperoleh pemahaman baru. Di samping berarti dunia pembelajar diperluas, hal
ini juga berarti dunia pengajar diperluas. Di sinilah Dunia Kita menjadi dunia bersama
pengajar dan pembelajar. Inilah dinamika pembelajaran manusia selaku pembelajar.
Selain memiliki lagu atau partitur, pemainan simfoni ini memiliki struktur dasar
chord. Struktur dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar pembelajaran . Prinsip-
prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini.
2. Ketahuilah bahwa Segalanya Betujuan Semua yang terjadi dalam proses pengubahan
energi menjadi cahaya mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik
pembelajar maupun pengajar harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya selalu
bertujuan.
4. Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Pembelajaran Pembelajaran atau belajar
selalu mengandung risiko besar. Dikatakan demikian karena pembelajaran berarti
melangkah keluar dari kenyamanan dan kemapanan di samping berarti membongkar
pengetahuan sebelumnya. Pada waktu pembelajar melakukan langkah keluar ini, mereka
patut memperoleh pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Bahkan
sekalipun mereka berbuat kesalahan, perlu diberi pengakuan atas usaha yang mereka
lakukan.
5. Sadarilah bahwa Sesuatu yang Layak Dipelajari Layak Pula Dirayakan Segala sesuatu
yang layak dipelajari oleh pembelajar sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya.
Perayaaan atas apa yang telah dipelajari dapat memberikan balikan mengenai kemajuan
dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan pembelajaran.
3) Dalam pembelajaran juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi
terbentuknya keunggulan. Dengan kata lain, pembelajaran perlu diartikan sebagai
pembentukan keunggulan. Oleh karena itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang
sebagai jantung fondasi pembelajaran .
Ada delapan prinsip keunggulan yang juga disebut delapan kunci keunggulan
yang diyakini dalam pembelajaran . Delapan kunci keunggulan itu sebagai berikut.
Dalam pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir
ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi
belajar yang pada gilirannya mencapai tujuan belajar. Dengan kata lain, integritas
dapat membuka pintu jalan menuju prestasi puncak
Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan atau
kegagalan dapat memberikan informasi kepada kita yang diperlukan untuk belajar
lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat cemas terus
menerus dan diberi hukuman karena kegagalan merupakan tanda bahwa seseorang
telah belajar.
4. Tegaskanlah Komitmen
5. Jadilah Pemilik
Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab tidak
mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu. Karena itu, pengajar dan
pembelajar harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugas mereka. Mereka
hendaklah menjadi manusia yang dapat diandalkan, seseorang yang bertanggung
jawab.
6. Tetaplah Lentur
7. Pertahankanlah Keseimbangan
Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam satu
kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal. Tetap
dalam keseimbangan merupakan proses berjalan yang membutuhkan penyesuaian
terus-menerus sehingga diperlukan sikap dan tindakan cermat dari pembelajar dan
pengajar.
8. Simulasi/permainan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
Demikian makalah ini penulis sampaikan. Penulis sadar bahwasanya makalah ini
jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis menerima kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTARPUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta; Rajawali Pers.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta; PT
Rineka Cipta.
Buzan, Tony, The Min Map Book, New York: Dutton, 1993
DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 1999. Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Penerbit KAIFA.