Disusun Oleh:
Kelompok 2
PSIK 7B
ILMU KEPERAWATAN
2022
A. STRUKTUR ORGANISASI RUANG BOUGENVILE 3
Direktur
Dr. Agus setyo
Kasi keperawatan
Kasi medis
Harningsih S.Kep Ns
Dr.Intaning tyas
Ka instalasi
Dr. Muslikhatun nashika
Supervisor
Mpp Kepala ruang
Kusmindar, S.Kep Ns
Anik yaniarsih, S.Kep Hariyati, SST Ns
Admin
hadiono
Ppja 1 Ppja 2
Tutik purwantari, S.Kep Ns Sri utami, S.Kep Ns
2. Organizing
Pengorganisasian atau organizing didefinisikan sebagai pengelompokan
aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan,
menentukan cara dari pengkordinasian aktivitas yang tepat baik vertikal maupun
horizontal serta bertanggung jawab untuk mencapai tujuan. Bentuk
pengorganisasian dalam ruangan MPKP meliputi penyusunan struktur organsisasi,
daftar dinas ruangan dan daftar pasien. Penyusunan struktur organisasi dibuat untuk
menunjukkan adanya pembagian kerja. Selain itu struktur organisasi dibuat guna
menunjukkan spesialisasi pekerjaan di dalam ruangan MPKP.
Pengorganisasian bisa dijalankan dengan menetukan tugas apa yg harus
dikerjakan, siapa personil yang menjalankannya, bagaimana tugasnya
dikelompokkan, siapa yang harus bertanggung jawab terhadap tugas tersebut.
dibawah ini adalah aktivitas aktivitas yang ada dalam Organizing (fungsi
pengorganisasian)
a) Mengalokasikann sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-tugas serta
menetepkan prosedur yang dibutuhkan
b) Menetapkan strukutur perusahaan yang menujukan adanya garis kewenangan
serta tanggung-jawab
c) Aktivitas perekrutan, menyeleksi orang, pelatihan serta pengembangan tenaga
kerja
d) Aktivitas penempatan tenaga kerja dalam posisi yang pas dan paling tepat.
3. Actuating
Pengarahan dalah suatu usaha untuk penerapan perencanaan dalam bentuk
tindakan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada
beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pengarahan dalam ruangan MPKP yaitu
menciptakan budaya motivasi, melakukan komunikasi efektif pada operan antar
jadwal dinas, preconference dan postconference, manajemen konflik, supervisi
serta pendelegasian. Di dalam ruangan MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan
dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
a. Pemberian reinforcement positif yaitu menguatkan perilaku positif dengan
memberikan reward. Reward yang dimaksud adalah membudayakan dalam tim
untuk membudayakan pemberian pujian yang tulus antar karyawan.
b. Melakukan doa bersama sebelum memulai kegiatan yang dilakukan setiap
pergantian dinas. Hal ini bertujuan agar timbul kesadaran diri dan dorongan
spiritual.
c. Membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah setiap personil dengan
cara kepala ruangan mampu untuk berkomunikasi intensif dengan semua staf
baik ketua tim maupun perawat pelaksana untuk mempererat hubungan.
d. Melakukan pengembangan jenjang karier dan kompetensi para staf.
e. Melakukan sistem reward yang adil sesuai dengan kinerja yang telah dilakukan
staf.
Seperti dalam semua organisasi, maka komunikasi juga berperan penting dalam
penerapan MPKP di dalam ruangan perawatan. Komunikasi yang tidak akan akan
membawa dampak yang tidak baik pula untuk kelangsungan organisasi dalam
mencapai tujuan. Komunikasi adalah tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat
dan saran yang terjadi antar dua manusia atau lebih yang bekerja sama.
4. Controlling
Controling merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja yang berdasarkan pada
standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan apabila dibutuhkan.
aktivitas dalam fungsi pengendalian ini misalnya:
a. Mengevaluasii keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan target mengikuti
indikator yang sudah ditetapkan
b. Menempuh langka klarifikasi serta koreksi atas terjadinya penyimpangan yang
ditemukan
c. Memberi alternatif solusi atas masalah yang terjadi dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan
E. METODE PENUGASAN YANG DIJALANKAN RUMAH SAKIT
Metode Moduler
c) Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim,cara
ini efektif untuk belajar.
d) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
2. Kekurangan
a) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
b) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab klien bertugas
c) Hanya dapat dilakukan oleh perawat professional
d) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih banyak
menggunakan perawat profesional.
e) Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan/kedokteran
g) Masalah komunikasi
F. PELAKSANAAN SUPERVISI RUANGAN
Supervisi merupakan salah satu fungsi manajemen pada tahap actuating yang
dilakukan untuk mengarahkan perawat agar bekerja secara efektif, terstruktur, efisien
dan menurunkan masalah resiko pekerjaan.
Materi supervisi disesuaikan dengan uraian tugas masing – masing staf perawat yang
disupervisi.
G. RONDE KEPERAWATAN
ialah sebagai berikut:
a. Persiapan
• Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
• Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
b. Pelaksanaan
• Penjelasan tentang klien karena perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan & rencana tindakan yang mau/ sudah
dikerjakan & memilih prioritas yang butuh didiskusikan.
• Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
• Pemberian justifikasi karena perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan
tentang kasus klien serta tindakan yang mau dikerjakan.
• Tindakan keperawatan pada kasus prioritas yg sudah & yg mau ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan & tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yg butuh dikerjakan.
Kriteria Evaluasi
a. Struktur
• Persyaratan administratif (informed consent, alat & lainnya).
• Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
• Persiapan dikerjakan sebelumnya.
b. Proses
• Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
• Seluruh perserta berperan aktif dlm kegiatan ronde sesuai peran yg sudah
ditentukan.
c. Hasil
• Klien merasa puas dgn hasil pelayanan.
• Kasus klien bisa teratasi.
H. TIMBANG TERIMA
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga berkesinambungan dan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh ketua tim keperawatan
kepada ketua tim (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan
lisan. Manfaat timbang terima yaitu:
Bagi perawat
Bagi pasien
Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
(Nursalam, 2014).
Berdasarkan kajian di atas maka ditetapkan bahwa ruangan bougenvile yang terdiri dari
3 lantai membagi pelayanan pasien sebagai berikut:
a. Ruang Bougenvile 1 : Ruang Rawat Inap; Bedah Usia Anak ( 1- 18 Tahun ), THT
dan MATA
b. Ruang Bougenvile 2 : Ruang Rawat Inap Dewasa Bedah Laki- Laki
c. Ruang Bougenvile 3 : ruang rawat inap dewasa perempuan.
Adapun model praktik keperawatan profesional/ metode penugasan perawat yang
digunakan di Ruang Bougenvile 1,2,3, adalah METODE MODULER / TIM PRIMER.
RESUME management keperawatan di Ruang bougenvile 3 Rsud Dr. Soetrasno
Rembang” telah mendapatkan persetujuan dari pembimbing akademik dan ruangan.
kelompok :2
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Mengetahui
( ) ( )