Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN RAWAT INAP

RUANGAN ANAK

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit mempunyai kewajiban memberi pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, antideskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit serta membuat,
melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
sebagai acuan dalam melayani pasien. Sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 pasal 29.
RSIA Siti Khadidjah Kota Gorontalo adalah Rumah Sakit umum kelas D
yang diharapkan akan dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Dalam menyelenggarakan pelayanan akan selalu berupaya memperhatikan
standar minimal persyaratan Rumah Sakit umum kelas C,memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, kehidupan sosial
ekonomi masyarakat, perlindungan dan keselamatan pasien, mempunyai fungsi
sosial serta harus tetap mampu meningkatkan palayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujut derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi- tingginya.
Dalam pelayanan keperawatan di rawat inap khususnya di ruang perawatan
anak, standar sangat membantu perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas
sehingga harus berpikir realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap
semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun, keberhasilan dalam
mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu sendiri, usaha
bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh anggota profesi pelayanan
keperawatan diruangan anak merupakan contoh dan tolak ukur pelayanan di
Rumah Sakit, jika pelayanan di ruang rawatan anak tidak baik, maka masyarakat
tidak akan percaya pelayanan diruang perawatan yang lain akan baik. Oleh karena
itu, pelayanan rawat inap di RSIA Siti Khadidjah Kota Gorontalo perlu ditingkatkan
dan dikembangkan secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan, pengobatan, perawatan ke pasien, baik dengan penyakit menular atau
dengan penyakit tidak menular. Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
yang berkualitas maka perlu dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu ( quality
assurance ), yang mencakup berbagai komponen kegiatan dimana salah satu dari

2
komponen kegiatan tersebut berupa pengorganisasian pelayanan keperawatan di
rawat inap yang tertera dengan baik. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dibuat
Pedoman Pelayanan Ruang Perawatan Anak. Pedoman pelayanan ini dipakai
sebagai pedoman bagi semua pihak yang berhubungan dengan pelayanan rawat
inap. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka dalam melakukan
pengorganisasian dan perencanan sumber daya manusia di Ruang Perawatan
Anak harus berdasarkan Pedoman Pelayanan yang telah ditetapkan.
B. TUJUAN PEDOMAN
Adapun tujuan dalam pembuatan pedoman ini yaitu diharapkan untuk
seluruh perawat atau staf yang bekerja didalam ruangan tersebut mampu
memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan operasional.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Lingkungan pelayanan keperawatan Anak mengacu pada 5 (tiga) tingkat
pelayanan yaitu:
1. Pemeriksaan dan konsulatasi oleh dokter Spesialis
2. Pemberian Obat-oabatan pada pasein sesuai dengan catatan daftar obat
pasien dan instrusi dokter spesialis
3. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti Oksigen
4. Pemberian Surat Rujukan
5. Pelayanan transfusi Darah
D. BATASAN OPERASIONAL
Standart unit kerja rawat inap ruang Anak Terdiri dari Ruangan VIP, Kelas 1, Kelas
2 , kelas 3, isolasi dan imuno
Adapun Kondisi rawat Inap Anak dterdiri dari:
1. Ruangan Pasien Rawat Inap
2. Kamar mandi atau toilet di ruangan kelas 3 ISPA
3. Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperawatan dan pengobatan
secara kesenimabnagun lebih dari 24 jam.

3
BAB II
VISI DAN MISI

VISI
Senantiasa berusaha mengutamakan keselamatan pasien

MISI
a. Membentuk suatu tim keperawatan anak yang bermutu dan mengutamakan
keselamatan pasien.
b. Memberikan pelayanan secara efektif dan efisien kepada pasien di ruang
perawatan anak.
c. Memeberikan kenyamanan dan kepuasaan pelayanan pasien dan keluarga.
d. Menjaga dan mengurangi terjadinya penyakit / kompilkasi lebih lanjut pada pasien.

4
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Di Instalasi Perawatan Anak

NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI TENAGA YANG


TERSEDIA

1 Dokter Spesialis Spesialis Anak 2 Orang


2 Kepala Ruangan S1 Keperawatan + 1 Orang
Ners
3 Perawat Pelaksana S1 Keperawatan + 6 Orang
Ners
4 Perawat Pelaksana D4 Keperawatan 1 Orang
5 Administrasi D1 SPK 1 Orang

Pelayanan Anak di Rumah Sakit Sitti khadidjah dilakukan oleh


tenaga tenaga kesehatan meliputi:
1. Dokter penanggung jawab Anak.
Adalah seorang dokter spesialis anak yang memberikan separuh waktunya
bekerja di Anak
2. Kepala Ruangan Anak
Adalah Perawat mahir yang berpendidikan SI keperawatan + Ners
3. Kepala tim perawat.
Adalah perawat mahir berpendidikan SI/Ners dan berpengalaman 3 tahun di
Anak
4. Perawat pelaksana.
Adalah perawat berpendidikan S1/DIII/DIV dan berpengalaman di Anak.
5. Administrator
Adalah pegawai rumah sakit dengan pendidikan SI/DIII

5
2. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan tenaga di Ruang Perawatan anak diatur dalam 3 shift jaga
dengan distribusi sebagai berikut:
a. Dinas Pagi
Yang Bertugas sejumlah 4 ( empat ) orang, dengan rincian :
1) Kepala Ruangan : 1 Orang
2) Perawat Pelaksana : 2 Orang
3) Administrasi : 1 orang
Jam dinas dari pukul 08.00 wita s/d 14.00 wita
b. Dinas sore
Yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) Orang dengan rincian :
1) Perawat Pelaksana : 2 Orang
Jam dinas dari pukul 14.00 wita s/d 21.00 wita
c. Dinas Malam
Yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) Orang dengan Rincian ;
1) Perawat Pelaksana : 2 Orang
Jam dinas dari pukul 21.00 wita s/d 08.00 wita.
3. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas di instalasi perawatan Ruangan anak adalah sebagai
berikut :
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat oleh Kepala Ruangan
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
staf perawat setiap satu bulan
c. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, sore, malam, lepas malam, izin dan cuti.
Apabila ada perawat jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal
yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang bersangkutan harus
memberitahu Kepala Ruangan satu hari sebelumnya dan mencari perawat
pengganti, jika yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti
maka Kepala ruangan akan mencari perawat pengganti.
d. Apabila ada perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal karena alasan
penting atau tidak direncanakan maka kepala ruangan akan mencarikan
perawat pengganti.

6
Struktur Organisasi Rawat Inap Ruangan Anak RSIA Sitti Khadidjah Kota
Gorontalo

DIREKTUR

dr. H. ELSON DJAKARIA,Sp.OG

DOKTER SPESIALIS KEPALA RUANGAN

dr. EVA FARADIANTI, Sp. A, M.Kes FITRIAN RADJAK S.KEP, Ns

dr. MARYANA, Sp. A, M.Kes

PERAWAT PELAKSANA
KATIM
1. RAHMAWAI BADJUBER,S.Kep Ns
2. ABDUL RAHIM NAPU, S.Kep Ns FANY H. ANTU S.Kep, Ns
3. DWI CHABRINAWATY TAHA,S.Kep Ns
4. GEHART,S.Kep Ns
5. SRI WAHYUNI BUHUNGO , S.KEP Ns
6. RINAWATI DEPO,STr.Kep
7. YULINDAWATI IDRUS, Amd. Kep

7
BAB IV
STANDAR FASILITASI
A. Denah Ruang Perawatan Anak
Memanfaatkan ruangan yang ada di Rumah Sakit Sitti Khadidjah
menyesuaikan dengan kondisi yang ada, lokasi ANAK berada di lantai 3
dengan Desain perawatan ANAK mengupayakan terjadinya kondisi:
1. Terisolasi.
2. Memiliki akses masuk tersendiri.
3. Ditempatkan alat pemadam kebakaran.
4. Memiliki instalasi pipa air.
5. Suhu dan kelembaban diatur dengan AC.
6. Memiliki akses komunikasi memadai.
7. Memiliki instalasi untuk kebutuhan monitor pasien.
8. Kualitas udara dikontrol dengan pembiakan kuman berkala.
Ruangan Anak dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari :
1. Area Pasien
a. Unit terbuka 1 meter persegi per tempat tidur.
b. Jarak antara tempat tidur 1 meter
c. Satu tempat cuci tangan (wastapel)
d. Terdapat satu outlet oksigen, satu outlet pompa isap
e. Terdapat enam stop kontak tiap tempat tidur terdapat AC mempertahankan
suhu 24C dengan kelembaban 30-60%
f. Setiap inkubator terdapat handscrub untuk cuci tangan
g. Ruangan pengolahan susu
h. Ruang menyusui (Laktasi)
i. Ruang tunggu keluarga
2. Area Kerja meliputi
a. Ruang staf dokter dan perawat untuk konsultasi keluarga pasien dengan
sistem komunikasi telepon, sistem komputerisasi dan penyimpanan data
dan alat tulis.
b. Ruang untuk penyimpanan alat medis
c. Kulkas penyimpanan obat-obat injeksi dan ASI
d. Tempat steril alat yang diperlukan oleh pelayanan ANAK. Contoh sendok,
gelas dan botol untuk tempat ASI.

8
e. Ruangan administrasi
3. Ruangan tempat alat-alat medis
B. Standar Fasilitasi
1. Standar pelayanan minimal ruangan perawatan anak
a. Pemberian pelayanan di rawat inap
b. Dokter bertanggung jawab pasien rawat inap
c. Ketersediaan pelayanan rawat inap
d. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh
e. Pelaporan angka kejadian infeksi nosocomial di rawat inap
2. Standar minimal peralatan di ruang perawatan

NO PERALATAN MEDIS JUMLAH

1. Stetoskop 1
2. Tensi Meter 1
3. Thermometer Digital 1
4. Thermometer Air Raksa 1
5. Standar Infus 16
6. Oximetri 1
7. Nebulizer 1
8. Tourniquet 1
9. Tabung O2 3
10. Regulator 2
11. Tromol 1
12. Troli Emergency 1
13. Troli Biasa 1
14. Gunting 2
15. Bak Instrumen 1
16. Laken 18
17. Bed 18
18. Penlight 1
19. Kursi Roda 1
20. Kasur 16

9
3. Sarana Kerja diruang perawatan Anak

NO SARANA JUMLAH

1. APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) 1


2. Pesawat Telepon 1
3. Hand Phone 1
4. Buku Catatan Perawat 4
5. Lemari Berkas 1
6. Tempat penyimpanan Obat 1
7. Meja Kayu Panjang 1
8. Kursi Kayu Panjang 1
9. Meja Kecil 1
10. Kursi Chitos 2
11. Jam Dinding 1
12. Tempat sampah Medis 3
13. Tempat Sampah Non Medis 2

4. Fasilitas Ruang Rawat Anak

NO RUANG RAWAT FASILITAS KETERANGAN

1. Ruangan VIP Bed pasien  kasur Ada 3 ruangan


Standar infus VIP
AC
Wastafel
Kamar Mandi/Toilet
Tong Air
Gayung
Televise
Kulkas
Dispenser  Gallon Air
Kursi  Meja

10
Lemari
2. Kelas 1 Bed Pasien  Kasur Ada 2 Tempat
Standar Infus Tidur
AC
Dispenser  Gallon Air
Kamar Mandi/ Toilet
Tong Air
Gayung
Lemari Kecil
3. Kelas 2 Bed pasien  Kasur Ada 3 Tempat
Standar infus Tidur
Lemari Kecil
AC
Wastafel
Kamar mandi/ Toilet
Tong Air
Gayung
Dispenser  Gallon Air
4. Kelas 3 Bed pasien  Kasur Ada 6 Tempat
Standar infus Tidur
Lemari Kecil
AC
Wastafel
Kamar mandi/ Toilet
Tong Air
Gayung
Dispenser  Gallon Air
5. Isolasi Bed pasien  Kasur Ada
Standar infus
Lemari Kecil
AC
Wastafel
Kamar mandi/ Toilet
Tong Air

11
Gayung
Dispenser  Gallon Air

C. Pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi peralatan


Pemeliharaan alat serta perbaikan alat bekerja sama dengan unit teknik
medis, dilakukan secara berkala sesuai jadwal dari unit tersebut. Kalibrasi diatur
sedemikian rupa hingga peralatan selalu dalam keadaan prima dan jadwal diatur
oleh unit teknik medis.

BAB V
TATA PELAKSANA PELAYANAN

12
A. PELAYANAN KEPERAWATAN
Merupakan pelayanan keperawatan ANAK dengan ketergantungan tinggi.
Pelayanan keperawatan pada tingkat II dibagi 2 yaitu.
1. Petugas
a. Rasio perawat – pasien 1:3 dalam shift dinas.
b. Dokter spesialis anak yang telah mengikuti pelatihan khusus untuk
neonatologi harus tersedia 24 jam per hari.
c. Ahli manajemen laktasi untuk setiap tugas jaga.

B. PERSIAPAN PENERIMAAN PASIEN


Sebelum pasien tiba di Anak maka dilakukan persiapan sebagai berikut :
a. Menyiapkan tempat tidur .
b. Mencatat data pasien.
c. Melakukan serah terima dengan petugas Yang dari UGD

C. MONITORING PASIEN
Sejak pasien diterima di ruangan ANAK, Perawat melakukan Operan
Langsung di Depan Pasien dan keluarga Pasien . Pencatatan tanda-tanda vital
dilakukan setiap .

D. PROSEDUR MEDIK
Beberapa prosedur medik yang dilakukan di ruang anak adalah sebagai
berikut :
1. Pemasangan jalur intra vena perifer
Pemasangan jalur intra vena perifer harus dengan informed consent
tertulis dari keluarga pasien. Pemasangan dilakukan oleh dokter yang terlatih
dan dapat didelegasikan pada perawat pelaksana. Pemasangan jalur intra vena
perifer diperlukan jika pemberian cairan dan dukungan nutrisi tidak mungkin
dilakukan melalui jalur gastro intestinal. Area pemasangan ini harus diamati
setiap jam untuk mengetahui tanda infiltrasi dan iritasi.

2. Rehab medik

13
Beberapa tindakan prosedur rehab medik dapat dilakukan oleh perawat
pelaksana dan pemberian terapi nebulizer sebagian diberikan oleh perawat
pelaksana selanjutnya terapi nebulizer yang komplit dilakukan oleh petugas
rehab medik.

E. PENGGUNAAN ALAT MEDIK


1. Infusion Pump
Digunakan dengan persetujuan dan instruksi dokter. Infusion Pump harus
dilakukan pengecekan terhadap validasi kalibrasi sebelum dipakai.
F. KONSULTASI
Konsultasi keluarga pasien dilakukan pertama kali selambat-lambatnya 48
jam setelah dirawat di ruangan ANAK Konsultasi diarahkan terhadap beberapa
aspek yaitu penyebab dan kondisi pasien, Upaya dan prosedur medik yang telah
dilakukan terhadap pasien, serta kemungkinan keberhasilan upaya medis yang
dilakukan.
G. INDIKASI DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang standar di Rumah Sakit Sitti Khadijah
dilakukan sesuai dengan indikasi dokter. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi
yang mahal harus dengan persetujuan keluarga. SPO terlampir.
H. PENGIRIMAN PASIEN
1. Pengiriman Rujukan
Pasien dirujuk ke rumah sakit lain ada beberapa kriteria, yaitu :
a. Tidak adanya fasilitas sarana dan prasarana
b. Pasien dengan kondisi menurun sehingga memerlukan alat ventilator
c. Permintaan keluarga
2. Pengiriman ke kamar jenazah
Pasien yang sudah dinyatakan meninggal oleh dokter dihadapan
keluarga akan dilakukan perawatan jenazah diruang ANAK dan jenazah tetap

dalam ruang perawatan anak 2 jam. Untuk pelayanan pemulasaran jenazah


ditanyakan dulu kepada pihak keluarga bersedia atau tidak, setelah dilakukan
pemulasaran jenazah atau tidak maka jenazah dibawa oleh keluarganya
dengan menggunakan transportasi ambulance jenazah dari rumah sakit atau
ambulance luar. Adapun mengenai pelaksanaan pelayanan jenazah terdapat
dalam SPO.

14
3. Rekam medis
Pelaksanaan rekam medis ruang anak untuk tehnik pendokumentasian
ditulis melalui Kadek anak yang terintegrasi untuk semua pelayanan medis
yang ada di ruaang anak, yaitu dari dokumentasi perkembangan pasien,
dokumentasi dokter, dokumentasi perawatan, dokumentasi therapy obat,
dokumentasi ASI, dokumentasi rehabilitas medik dan fisiotherapy,
dokumentasi radiologi yang mana pendokumentasian tersebut dicatat untuk
satu Kadek/hari/pasien. Untuk hasil hard copy dari laboratorium, radiologi,
copy resep dan form catatan mutu yang lain dikumpulkan dalam status pasien.
Bila pasien pulang izin dokter atau APS dan pasien dirujuk ke rumah sakit lain
maka Kadek anak disatukan kedalam status pasien, setelah itu status pasien

dilengkapi dan baru dikembalikan kebagian rekam medik dalam waktu 48


jam. Untuk pelaksanaan rekam medik anak terdapat pada SPO.
4. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan
Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan pada unit
anak dilaksanakan dalam beberapa tahapan:
a. Pencatatan dilakukan setiap hari oleh penanggung jawab ruangan.
b. Rekapitulasi dilakukan setiap bulan oleh penanggung jawab ruangan.
c. Hasil rekapitulasi dilaporkan kepada kaur anak pada setiap awal bulan.
d. Karu anak memberikan laporan tertulis mengenai kegiatan pelayanan anak
kepada Kepala Seksi keperawatan setiap tanggal 5 pada bulan berikutnya.
Bentuk pelaporan kegiatan pelayanan terdapat pada SPO.
5. Evaluasi Hasil Perawatan Pasien
Pelaksanaan evaluasi hasil perawatan pasien dilaksanakan melalui
tahapan:
a. Penanggung jawab ruangan melakukan pencatatan (mobilitas pasien)
jumlah pasien, pasien pulang APS (pulang permintaan keluarga pasien)
dan dirujuk setiap hari.
b. Rekapitulasi dilakukan tiap bulan oleh penanggung jawab ruangan dan
dilaporkan kepada karu.
c. Pada akhir tahun dilakukan rekapitulasi keseluruhan oleh Karu anak .
d. Karu anak melaporkan data mobilitas pasien dan dan hasil evaluasi
keperawatan kepada Kepala Seksi Keperawatan setiap awal tahun.
e. Bentuk evaluasi hasil perawatan pasien terdapat pada SPO.

15
6. Daftar SPO yang harus ada di ruang AN
 SPO menggunakan infus pump
 SPO pemberian obat oral
 SPO mencuci tangan
 SPO melakukan tindakan nebulizer
 SPO pemasangan ivfd
 SPO pemberian ASI
 SPO pemberian oksigen
 SPO menggunakan oxymeter
 SPO mengukur vital sign
 SPO menimbang BB bayi
 SPO melakukan tranfusi
 SPO mengganti alat tenun

16
BAB VI
LOGISTIK
A. PROSEDUR PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT
Penyediaan alat logistik dibagi menjadi :
1. Penyediaan alat kesehatan yang di minta melalui gudang logistik Alkes
2. Penyediaan obat dan cairan yang diminta melaui gudang farmasi
3. Penyediaan alat rumah tangga dan ATK yang diminta melalui gudang logistik
Rumah tangga
Alat kesehatan, obat dan alat rumah tangga serta ATK yang tersedia di ruang
anak disesuaikan dengan standar minimal dan maksimal alkes, obat dan alat
rumah tangga serta ATK yang dibuat oleh unit anak dan telah disepakati oleh
bagian logistik dan farmasi dalam pelaksanaan pemenuhan barang tersebut
dilakukan setiap hari senin, selasa dan jumat dimana permintaan alkes, obat dan
alat logistik harus ada persetujuan dari kepala ruang anak dan kasie pelayanan
khusus satu, adapun tahapan permintaan alkes, obat dan alat logistik adalah
sebagai berikut terlampir dalam SPO serta standar minimal dan maksimal untuk
alkes, obat dan logistik terlampir
B. PERENCANAAN PERALATAN/PEREMAJAAN
Perencanaan dan peremajaan alat di ruang anak dilakukan setiap tahun
dengan perencanaan melalui RKAPB dimana terdapat perencanan prioritas dan
perencanaan rutinitas/operational, adapun tahapan permintaan perencanaan alat
tersebut telah dibuat berdasarkan prosedur dari logistik Rumah Sakit terlampir

17
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Assesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

C. Standar keselamatan pasien


Hak pasien
1. Mendidik pasien dan keluarga
2. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
3. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
4. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

Kejadian tidak diharapkan ( KTD )


Adverse event Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang
mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

18
mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit
dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis
atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event adalah Suatu KTD yang terjadi akibat
komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan mutakhir
Kejadian nyaris cedera ( KNC )
Near Miss Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ),
yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

Kesalahan medis
Medical Errors Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
Kejadian sentinel
Sentinel Event Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau
tidak dapat diterima, seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan
kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
D. Tata laksana
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
2. Melaporkan pada dokter penanggung jawab ruang ANAK
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan

19
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk meningkatkan mutu pelayanan di rawat inap, maka rawat inap


memfasilitasi pasien yang dirawat untuk mendapatkan barbagai jenis pelayanan.
Adapun pelaporan pelayanan di rawat inap Ruang perawatan Interna adalah sebagai
berikut;
1. Pelaporan pemasangan tindakan invasive
2. Pelaporan Monitoring mutu keperawatan
3. pelaporan mutu keselamatan pasien rawat inap
4. pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan;
a. Kegiatan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien ditulis pada
catatan keperawatan yang sudah tersedia setiap harinya
b. monitoring tindakan invasive dilakukan setiap setelah melakukan tindakan dan
didokumentasikan
c. monitoring mutu keperawatan dan keselamatan pasien dan di catat 1x24 jam
d. setiap shift jaga melakukan pelaporan dan serah terima pasien.

20
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Ruang Perawatan anak ini disusun dengan harapan dapat
memberikan kesamaan pemahaman pelayanan yang diberikan di Ruang Perawatan
anak. Peran RSIA Sitti Khadidjah sangat penting dalam meningkatkan derajat
keselamatan masyarakat, sehingga perlu ditingkatkan kemampuan pelayanan
pengelolaan rawat inap agar mampu memberikan kesehatan yang komprehensif dan
terpadu.

21
22

Anda mungkin juga menyukai