PENDAHULUAN
a.Umum
b.Khusus
RSUD KH Daud Arif yang beralamat di jalan Syarif Hidayatullah nomor 14, Kuala
Tungkal. Memiliki fasilitas pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dan imunisasi bayi,
kamar bersalin (VK) I (4 bed) dan VK 2 (1 bed) disertai alat USG dan kamar perawatan
yang terdiri dari kelas I,II, dan III dengan total kapasitas 18 tempat tidur.
RSUD KH Daud Arif juga memiliki ruang ponek 24 jam yang berdampingan dengan
ruang UGD.
RSUD KH Daud Arif dengan letak lokasi yang sangat strategis dan mudah dijangkau oleh
kendaraan, baik kendaraan pribad imaupun kendaraan umum / angkutan kota.
Konsumen RSUD KH Daud Arif berasal dari:
1. Rujukan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis anak, bidan praktek
swasta perorangan, rumah bersalin, balai pengobatan, puskesmas di wilayah kabupaten
Tanjung Jabung Barat
2. Rujukan dari mitra-mitra asuransi dan perusahaan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
3. Masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat
1 VIP
3
4
5 Kelas I
6 Kelas II
7 Kelas III
8 Bayi Sehat
9 Incubator
11 Ruang Isolasi
Total
BAB III
I. MOTTO
“ Utamakan Mutu Pelayanan”
II. VISI
RSUD KH Daud Arif Unggul dan prima dalam pelayanan kesehatan menuju
masyarakat Tanjung Jabung Barat sehat dan mandiri
III. MISI
1. Meningkatkan standarisasi administrasi Kesehatan secara efektif dan efisien yang
didukung oleh tenaga professional.
2. Meningkatkan stndarisasi mutu pelayanan medis dan mutu pelayanan penunjang
medis yang berkualitas
3. Meningkatkan standarisasi mutu pelayanan keperawatan melalui peningkatan
mutu sumber daya manusia kesehatan
IV. TUJUAN
Penyelenggaraan PONEK di RSUD KH Daud Arif bertujuan untuk :
Tujuan Umum
Sebagai acuan dan pedoman bagi pimpinan dan pengelola pelayanan obstetri neonatal
di RSUD KH Daud Arif secara terpadu untuk menerapkan program PONEK, sebagai
upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita serta meningkatkan kesehatan ibu
hamil.
Tujuan Khusus
1. Agar ada kebijakan di RSUD KH Daud Arif dan dukungan penuh manajemen
dalam pelayanan PONEK
2. Agar dibentuk Tim PONEK di RSUD KH Daud Arif
3. Agar tercapai kompetensi tehnik Tim Ponek RSUD KH Daud Arif
4. Agar terbentuk koordinasi dan sinkronisasi dalam manajemen program PONEK
V. SASARAN
1. Pimpinan rumah sakit
2. Manajemen rumah sakit
3. Pelaksana pelayanan kesehatan di RSUD KH Daud Arif
BAB IV
Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum KH daud Arif dipimpin oleh seorang Direktur
Rumah Sakit yang membawahi kepala bidang dan kepala instalasi . Direktur RSUD KH Daud
Arif memiliki koordinasi dengan Komite Medis dan Komite Keperawatan. Struktur organisasi
terlampir
BAB V
1. Struktur Organisasi
PEMBINA
Direktur
PENANGGUNG
JAWAB
Ketua Komite Medik
KETUA
SEKERTARIS
Anggota PONEK
Dokter spesialis kebidanan, Anak,
Anastesi, patologi klinik, dokter
umum, perawat, bidan
BAB VI
URAIAN JABATAN
1. Ketua :
a.Melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program PONEK di
RSUD KH Daud Arif
b. Menyelaraskan program RSUD KH Daud Arif untuk mendukung program PONEK
c. Menyelenggarakan dan memimpin rapat rutin Tim PONEK RSUD KH Daud Arif
d. Meningkatkan kemampuan anggota tim pelayanan PONEK di RSUD KH Daud Arif
2. Sekretaris :
a. Melaksanakan kegiatan administrasi kesekretariatan
b. Menyiapkan kebutuhan dan agenda rapat rutin Tim PONEK
c. Membuat arsip kegiatan Tim PONEK
d. Menyimpan dan mengelola kearsip
3. Anggota :
a. Mengikuti / menghadiri rapat rutin Tim PONEK
b. Memberikan usulan/saran perbaikan dan peningkatan pelayanan PONEK di RSUD
KH Daud Arif yang meliputi :
1. InstalasiGawat darurat :
a. Menyediakan dokter jaga dan perawat 24 jam yang terlatih untuk mengatasi
kasus emergensi baik secara umum maupun emergensi maternal neonatal
b. Melaksanakan resusitasi dan kegawatdaruratan obstetri neonatal
c. Menyediakan fasilitas penanganan kegawat daruratan obstetri dan neonatal
(infant warmer,monitor pasien)
2. Instalasi kamar bersalin / VK :
a. Menyediakan bidan yang terlatih bersertifikasi PONEK
b. Menyediakan bidan yang terlatih melakukan resusitasi
c. Memberikan pelayanan dengan respon time kurang dari 30 menit bila
diperlukan tindakan operasi
3. Instalasi kamar operasi / OK :
a. Menyediakan pelayanan kamar operasi yang siap siaga 24 jam untuk
melakukan operasi
b. Menyediakan perawat kamar operasi yang terlatih dalam pelayanan emergensi
maternal neonatal
c. Menyediakan kamar operasi untuk pelayanan segera kasus neonatal dalam
waktu kurang dari 30 menit
d. Menyediakan perawat yang siap dipanggil sewaktu-waktu
4. Unit Perina :
a. Menyediakan pelayanan asuhan dan perawatan neonatal untuk 24 jam sehari
b. Menyediakan perawat di instalasi Perina yang terlatih dalam pelayanan
emergensi maternal neonatal dan mampu melakukan resusitasi neonatus
c. Menyediakan peralatan resusitasi dan perawatan tingkat lanjut bagi kegawat
daruratan maternal neonatal
d. Menyediakan perawat yang siap dipanggil sewaktu-waktu bila diperlukan
Rancangan bangun dari ruang tindakan maternal dan perinatal maupun rawat inapnya harus
sedemikian rupa sehingga :
1. Mudah dicapai oleh pasien
2. Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan pelayanan
3. Kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan yang di lengkapi dengan
fasilitas memadai
4. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, linen, obat farmasi termasuk bahan
narkotik
5. Ruang untuk mendukung fungsi pendidikan/ pelatihan
6. Ruang tempat pengumpulan/ pembuangan peralatan dan linen bekas pakai
7. Tersedia ruang istirahat dan kelengkapan yang cukup bagi petugas yang harus berada
diruang perawatan maternal dan perinatal dalam jangka lama/jaga (misalnya WC,
makanan, minuman,ruang duduk)
8. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara
umum maupun emergency obstetrik-neonatal
9. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit
meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus
10. Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-
daruratan obstetrik dan neonatal
11. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal
12. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal
13. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu
14. Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang
dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam
15. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada
kasus emergensi obstetrik atau umum
16. Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-
waktu, meskipun on call
17. Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-
waktu, meskipun on call
18. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter
kebidanan, dokter anak, dokter/petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter
spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat
19. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam
Tata laksana pelayanan dalam PONEK diantaranya pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
adalah sbb :
1. Pelayanan Kehamilan
Petugas kesehatan melakukan pelayanan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal, diantaranya :
2. Pelayanan persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
KALA 1 Tensi Nadi Respirasi Suhu HIS DJJ Periksa Dalam Partograf
menit menit
KALA I
1. Berikan nutrisi dan hidrasi pada ibu, atau bisa dibantu oleh keluarga
2. Berikan dukungan pada keluarga
3. Memastikan kembali partus set, hecting set dan alat perlindungan diri serta obat
essensial siap pakai dan lengkap
4. Memberikan informasi tentang inisiasi nenyusui dini dan kontrasepsi
5. Kolaborasi dengan dokter obgin apabila tidak ada kemajuan persalinan dan partograf
telah berada dalam garis bertindak.
KALA II :
Kala II adalah kala persalinan dimana pembukaan sudah lengkap, yang dilakukan bidan
adalah :
KEMAJUAN KONDISI IBU KONDISI JANIN
PERSALINAN PASIEN
TENAGA
Usaha mengedan Periksa nadi dan tekanan darah setiap 30 Periksa DJJ setiap 15 menit / lebih sering
menit. dilakukan dengan makin dekatnya
Palpasi kotraksi uterus : Respon keseluruhan pada kala 2 : kelahiran.
(control tiap 10 menit) -Keadaan dehidrasi Penurunan presentasi dan perubahan posisi
- Frekuensi -Perubahan sikap/perilaku Warna cairan tertentu
- Lamanya -Tingkat tenaga (yang dimiliki)
- Kekuatan
1. Pada kala II di pimpin mengedan apabila : kepala janin sudah tampak di vulva dengan
diameter 5-6 cm, apabila kepala belum tampak di vulva maka ibu boleh mengedan
dalam posisi miring kiri.
2. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
3. Menjaga personal hygiene
4. Menyiapkan posisi ibu saat bersalin
5. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran dengan
posisi setengah duduk
6. Menolong kelahiran dengan persalinan yang bersih dan aman
7. selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika benar-benar
dibutuhkan.Prosedur ini hanya dibutuhkan jika ada infeksi atau penyulit
8. Melakukan inisiasi menyusui dini selama 1 jam bila apgar score bayi bagus.
Kala III
1. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi kedua : jika ada, tunggu sampai bayi
kedua lahir.
2. Memberikan oksitosin 10 iu im dalam waktu 1 menit. Apabila placenta belum lahir
setelah 15 menit maka dapat diulangi oksitocin 10 iu im kedua.
3. Menjepit dan menggunting tali pusat
4. Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak, lakukan resusitasi
segera dan apabila bayi langsung menangis maka lakukan inisiasi menyusui dini
selama 1 jam.
5. Melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT)
6. Masase fundus 15 detik
Kala IV
1. Periksa fundus, plasenta, selaput ketuban, perineum, perdarahan, lokhea, kandung
kemih, kondisi ibu, kondisi bayi baru lahir.
2. Berikan nutrisi dan hidrasi
3. Melanjutkan inisiasi menyusui dini selama 1 jam
4. Melakukan personal hygiene
5. Dokumentasi dan dekontaminasi alat
3. Pelayanan nifas
Masa nifas dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu.Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu :
a. Perubahan fisik
b. Involusi uterus dan pengeluaran lokhia
c. Laktasi/pengeluaran air susu ibu
d. Perubahan system tubuh lainnya
e. Perubahan psikis
f. Memberikan pelayanan masa post natal
LOGISTIK
Pengelolaan Pelayanan maternal dan perinatal merupakan bagian integral dari unit pelayanan
rumah sakit dan diatur agar dapat memenhi kebutuhan masyarakat , adapun cakupan pelaksanaan
Administrasi sebagai berikut :
1. Cakupan pelayanan ditentukan berdasarkan fungsi, local dan kemampuan rumah sakit
2. Bagian pelayanan kegiatan administrasi digambarkan dengan jelas dan dapat diketahui
umum. Dalam bagan pelayanan administrsi harus tergambar tiga jalur system yaitu :
c. Alur Keuangan
1. Bagian organisasi harus dapat mencerminkan hubungan kerja, wewenang dan tanggung
jawab dari staf medis, perawat dan non perawat
2. Harus ada kepala/ manajer yang ditetapkan untuk bertanggung jawab atas pengelolaan
pelayanan maternal dan perinatal
3. Protap penatalaksanaan pelayanan maternal dan perinatal dirumah sakit harus ada (SPM
untuk ibu dan anak)
BAB XI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman
3. Keluarga berencana
Setiap pasien yang sudah melahirkan dianjurkan untuk mengikuti program pemerintah
untuk mengatur jarak antara anak yang sebelumnya
BAB XII
KESELAMATAN KERJA
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada pelayanan PONEK terutama pada kasus kehamilan
dan persalinan petugas kemumgkinan terpapar cairan tubuh pasien. Untuk mencegah terjadinya
penularan dari pasien, maka perlu dibuat program tata cara pencegahan penularan dari pasien ke
petugas atau perawat di instalasi rawat jalan ataupun instalasi rawat inap terutama petugas yang
membantu di kamar bersalin dan ruang operasi
1. Ruangan KIE di rawat jalan memenuhi standard ruangan yang sudah ditentukan.
2. Pengambilan darah di laboratorium, disesuaikan dengan standard ruangan.
3. Petugas laboratorium selalu memakai APD ( masker, sarung tangan )
4. Bidan atau perawat yang membantu persalinan selalu menggunakan APD
(topi,masker,google,handscoon,apron,sepatu boot)
5. Kamar bersalin dan kamar operasi ada set emergency untuk kegawat daruratan pada pasien
kebidanan emergency
6. Kebersihan ruangan, dilakukan secara rutin dan terjadwal
7. Adanya pelaporan bila petugas kamar bersalin dan kamar operasi tertusuk jarum
BAB XIII
PENGENDALIAN MUTU
Untuk pengendalian mutu pelayanan, harus dibuat program kerja pengendalian dan peningkatan
mutu pelayanan. Antara lain dengan melakukan :
1. Audit Medik
2. Pertemuan berkala secara formal dengan pimpinan rumah sakit dan komite medic / SMF
3. Melakukan pelatihan kepada perawat atau bidan untuk memberikan pelayanan yang
professional kepada pasien
BAB XIV
PERTEMUAN / RAPAT
Pertemuan atau rapat yang dilakukan oleh PONEK yang dilakukan secara internal yaitu
pertemuan antara Kepala PONEK dengan seluruh staf PONEK. Adapun pelaksanaan rapat
internal dilakukan setiap 3 bulan sekali.
BAB XV
PELAPORAN