Anda di halaman 1dari 85

GAMBARAN POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK

USIA PRA SEKOLAH DI TK HARUN AL-RASYID


KECAMATAN PUUWATU KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Jurusan Diploma III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

RESTU OCTAVIA NIVA BENNY


P00320014040

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
ii
iii
MOTTO

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak

dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan

orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada

Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah

tempat meminta dan memohon.

Kupersembahkan karya tulis ini untuk,


Ayahanda dan ibunda tercinta,
Saudara dan keluarga besarku,
Sahabat sahabatku,
Serta almamaterku
Sebagai tanda terima kasih

iv
RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

a. Nama : Restu Octavia Niva Benny

b. Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 24 Oktober 1996

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Suku/Bangsa : Sunda/Makassar/Indonesia

e. Agama : Islam

f. Alamat : Jln. Dr. Sutomo BTN Graha Mandiri Permai

II. JENJANG PENDIDIKAN

a. SD Negeri 21 Kendari Barat tamat tahun 2008

b. SMP Kartika XX-6 Kendari tamat tahun 2011

c. SMA Negeri 1 Kendari tamat tahun 2014

d. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan sejak tahun 2014.

v
ABSTRAK

Restu Octavia Niva Benny (P00320014040). “Gambaran Pola Asuh Orang Tua
pada Anak Usia Pra Sekolah di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017” dibawah bimbingan Muslimin
L, dan Nurjannah, (xii + VI Bab + 56 halaman + 8 lampiran + 8 tabel).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan dengan memberikan lembar
kuesioner yang kemudian akan di isi oleh orang tua murid, diperoleh hasil
sebanyak 7 orang tua murid menerapkan pola asuh demokratis kepada anaknya
sedangkan 3 orang tua murid lainnya menerapkan pola asuh otoriter kepada
anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh orang tua pada anak
usia pra sekolah di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian
survei deskriptif untuk memberikan gambaran pola asuh orang tua pada anak usia
pra sekolah di TK Harun Al-Rasyid. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
50 orang serta jumlah sampel yang diambil secara total sampling, sehingga
sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang. Data diperoleh dari data primer
dan sekunder dengan instrument penelitian ada lembar kuesioner. Data di analisa
menggunakan distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran pola asuh orang
tua pada anak usia pra sekolah. Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk
distribusi frekuensi dan dinarasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50
responden ada sebanyak 100% persent orang tua menerapkan pola asuh
demokratis, 36% orang tua menerapkan pola asuh otoriter, 32% orang tua
menerapkan pola asuh permissif, dan 2% orang trua menerapkan pola asuh
penelantaran. Oleh karena itu, disarankan bagi pihak sekolah agar dapat berupaya
untuk meningkatkan kerjasama antara guru dan orang tua dalam mendidik anak di
rumah.
Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, Anaka Usia Pra Sekolah, dan
Harun Al-Rasyid.
Daftar Pustaka : 11 Literatur (2002-2014) 5 dari Internet

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

atas rahmat, magrifah dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pola

Asuh Orang Tua Pada Anak Usia Pra Sekolah di TK Harun Al-Rasyid

Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017”.

Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) Keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.

Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada

Ayahanda Benny dan Ibunda Maria Ulfa Mansyur yang selama ini telah banyak

berkorban baik materi maupun non materi demi kesuksesan penulis serta terima

kasih kepada keluarga besar saya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terselesainya karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan

berbagai pihak, terutama Bapak Muslimin L, A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku

pembimbing I dan Ibu Hj. Nurjannah, B.Sc.,S.Pd.,M.Kes selaku pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan karya tulis

ilmiah ini.

Tak lupa pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Petrus, SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian

kepada penulis dalam penelitian ini.

vii
3. Bapak Muslimin L, A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari yang telah memberi kesempatan serta fasilitas

untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan.

4. Ibu Sitti Habi, S.Pd selaku kepala sekolah TK Harun Al-Rasyid yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Bapak Indriono Hadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Pembimbing Akademik

penulis yang telah memberikan semangat, nasehat dan membimbing dalam

menempuh pendidikan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Kendari.

6. Tim penguji (Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp.,M.Kes, Ibu Lena Atoy,

SST.,MPH, dan Bapak Abdul Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,MM) yang telah

memberikan masukan, kritik dan saran dalam penyusunan karya tulis ilmiah

ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan

serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik

yang diberikan selama penulis menuntut ilmu di Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

8. Adikku tercinta (Rekha Ananda Niva Benny, Revi Aura Niva Benny,

Rihanna Madinatul Aulia, dan Muhammad Banyu Pamuncak), serta keluarga

besarku yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis

dalam menempuh pendidikan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Kendari.

viii
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah

memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga karya

tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan segala keterbatasan yang

ada pada penulis sehingga bentuk, isi, dan pembuatan karya tulis ini masih jauh

dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati

adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari segala pihak yang

bertujuan untuk menyempurnakan karya tulis ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian

selanjutnya.

Kendari, 14 Agustus 2017

Penulis

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka Tentang Pola Asuh Orang Tua ........................................6
B. Tinjauan Pustaka Tentang Pola Asuh Anak ............................................. .....19
C. Tinjauan Pustaka Tentang Anak Usia Sekolah ............................................. 24
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran .........................................................................................36
B. Bagan Kerangka Pikir ...............................................................................37
C. Variabel Penelitian .....................................................................................37
D. Definisi Operasional...................................................................................38
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...........................................................................................40
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................40
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................40
D. Jenis Data Dan Pengumpulan Data ...........................................................41
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................42
F. Pengolahan Data.........................................................................................42
G. Analisa Data ...............................................................................................43

x
H. Penyajian Data ...........................................................................................43
I. Etika Penelitian ..........................................................................................43

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ..........................................................................................45
B. Pembahasan ................................................................................................50

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................54
B. Saran ...........................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Orang Tua 46


di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Anak 47


di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 47


di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Tabel 5.4 Distribusi Anak Berdasarkan Jenis Kelamin 48


di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2017.

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh Demokratis 48


di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh Otoriter 49


di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh Permissif 49


di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh Penelantaran 50


di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Surat Pengantar Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes


Kendari

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan


Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 7 Tabulasi Data Hasil Penelitian Gambaran Pola Asuh


Orang Tua Pada Anak Usia Pra Sekolah
Di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Lampiran 8 Master Tabel Hasil Penelitian Gambaran Pola Asuh


Orang Tua Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK Harun
Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi

anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara

orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap proses

belajar anak (Slameto, 2006). Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga

merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga

selalu berinteraksi satu dengan yang lain.

Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari

ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang

sah yang dapat membentuk sebuah keluarga kecil. Kedudukan dan fungsi

suatu keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Keluarga

pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan sifat masing-masing dari

anggotanya, terutama pada anak-anak yang masih berada dalam

bimbingan dan tanggung jawab orang tuanya. Sehingga orang tua

merupakan dasar pertama dalam pembentukan pribadi anak. Mendidik

anak dengan baik dan benar berarti menumbuh kembangkan totalitas anak

secara wajar. Potensi jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara

wajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, seperti

pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sedangkan potensi

rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha

pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti. Upaya-upaya tersebut

1
dapat terwujud apabila didukung dengan pola pengasuhan orang tua yang

tepat.

Pola asuh orang tua merupakan suatu keseluruhan interaksi antara

orang tua dengan anak, dimana orang tua bermaksud menstimulasi

anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai

yang dianggap paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri,

tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal (Adullah, 2008).

Psikologi anak dan remaja, Richard Bromflied, PhD. (2008),

tindakan orang tua yang seperti itu akan membentuk anak yang memiliki

kepercayaan diri yang sangat rendah dan tidak bisa mandiri. Peran orang

tua yang berlebihan akan membuat anak bergantung pada lingkungannya

untuk mendapatkan stimulasi, kepuasan maupun kebahagiaan (Damayanti,

2008).

Sekolah adalah sebuah konsep yang mempunyai makna ganda

(Adiwikarto, 1988 : 81). Pertama, sekolah berarti suatu bangunan atau

lingkungan fisik dengan segala perlengkapannya yang merupakan tempat

untuk menyelenggarakan proses pendidikan tertentu bagi kelompok

manusia tertentu. Kedua, sekolah berarti suatu kegiatan atau proses

mengajar. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua yang juga

berpengaruh dalam menentukan pembimbingan dalam sebagian

perkembangan hidup manusia. Sekolah melanjutkan proses sosialisasi

yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu dalam keluarga dan lingkungan

sekitar rumah tangga, menyiapkan anak untuk memasuki tahapan hidup

selanjutnya.

2
Pada dasarnya, pendidikan prasekolah (preschool) pada anak usia

3-6 tahun adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani rohani anak didik di luar lingkungan keluarga

sebelum memasuki pendidikan dasar. TK sebagai salah satu bentuk

pendidikan prasekolah yang ada di jalur pendidikan sekolah merupakan

usaha untuk mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam

rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga kependidikan sekolah.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahsan, dkk

(2015) menunjukkan bahwa walaupun tidak signifikan tetapi ada

kecenderungan pada orang tua dengan pola asuh yang demokratis sebesar

70% yang mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan moral baik.

Stewart dan Koch (1983 : 178) mengatakan bahwa pola asuh pada

orang tua ada tiga macam, yaitu : pola asuh otoriter, pola asuh demokratis,

dan pola asuh permisif. Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak-

anaknya tidak hanya berpengaruh pada perilaku si anak melainkan akan

berpengaruh pula pada prestasi belajarnya.

Studi pendahuluan yang dilakukan di TK Harun Al-Rasyid

Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan

Maret, diperoleh keseluruhan murid pada tahun 2017 adalah 50 murid.

Yang terbagi dalam kelas A dan B yaitu pada kelas A terdiri dari 11 murid

(22%) dan kelas B terdiri dari 39 murid (78%).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di TK Harun Al-

Rasyid dengan memberikan lembar kuesioner yang kemudian akan di isi

oleh orang tua murid, diperoleh hasil sebanyak 7 orang tua murid

3
menerapkan pola asuh demokratis kepada anaknya sedangkan 3 orang tua

murid lainnya menerapkan pola asuh otoriter kepada anaknya. Hal inilah

yang melatar belakangi peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

yang berjudul ”Gambaran Pola Asuh Orang Tua pada Anak Usia Pra

Sekolah di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini “ Bagaimanakah Gambaran Pola Asuh Orang Tua pada Anak

Usia Pra Sekolah di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pola asuh orang tua pada anak usia pra sekolah di TK

Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pola asuh demokratis orang tua pada anak usia pra

sekolah di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara.

4
b. Mengetahui pola asuh otoriter orang tua pada anak usia pra sekolah

di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara.

c. Mengetahui pola asuh permisif orang tua pada anak usia pra

sekolah di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara.

d. Mengetahui pola asuh penelantaran orang tua pada anak usia pra

sekolah di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara.

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kerjasama antara

guru dan orang tua dalam mendidik anak di rumah.

2. Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan bacaan bagi

keluarga dalam melakukan pola asuh kepada anaknya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi

peneliti selanjutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka Tentang Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian

Dalam mendidik anak, terdapat berbagai macam bentuk pola asuh

yang bisa dipilih dan digunakan oleh orang tua. Pola asuh terdiri dari

dua kata yaitu pola dan asuh. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988 :

54) pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang

tetap. Sedangkan kata asuh dapat berarti menjaga (merawat dan

mendidik) anak kecil, membimbing (membantu, melatih dan

sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu

badan atau lembaga (TIM Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, 1988 : 692).

Kata asuh adalah mencakup segala aspek yang berkaitan dengan

pemeliharaan, perawatan, dukungan, dan bantuan sehingga orang tetap

berdiri dan menjalani hidupnya secara sehat (Elaine Donelson, 1990 :

5). Ahmad Tafsir seperti yang dikutip oleh Danny I. Yatim Irwanto

(1991 : 94) “pola asuh berarti pendidikan, sedangkan pendidikan

adalah bimbingan secara sadar oleh pendidikan terhadap

perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama”.

Markum (1999) berpendapat bahwa pola asuh adalah cara orang

tua mendidik anak dan membesarkan anak yang dipengaruhi oleh

banyak faktor, antara lain faktor budaya, agama, kebiasaan, dan

6
kepercayaan, serta pengaruh kepribadian orang tua (orang tua sendiri

atau orang tua yang mengasuhnya).

Kohn yang dikutip oleh Putri (2007) menyatakan bahwa pola asuh

merupakan sikap orang tua dalam beriteraksi dengan anak-anaknya.

Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan,

hadiah, maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya,

dan cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap

anaknya.

Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak,

yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi

dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan

nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta

menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga di jadikan panutan bagi

anaknya (Theresia, 2009).

Pola asuh orang tua adalah merupakan interaksi antara anak dan

orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini

berarti orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan anak

untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada

termasuk mendidik anak untuk mencapai pola kepribadian yang baik

(Turmudji, 2003).

7
2. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua

Dikutip oleh Wawan Junaidi (2010), terdapat 4 macam pola asuh

orang tua:

a. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan

kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan

mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu

mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran.

Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan

anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan

anak. Orang tua tipe ini juga memberikan tindakan, dan

pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

b. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh ini cenderung menetapkan standar mutlak harus

dituruti, biasanya di ikuti dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe

ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak

tidak mau melakukan apa yang di katakan oleh orang tua, maka

orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini

juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya

bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik

dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.

c. Pola Asuh Permisif

Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar.

Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu

8
tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak

menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam

bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang di berikan oleh mereka.

Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga

seringkali disukai oleh anak.

d. Pola Asuh Penelantaran

Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya

yang snagat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak

digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan

juga kadang kala biaya pun di hemat-hemat untuk anak mereka.

Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantaran secara fisik

dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya

tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-

anaknya.

Prasetya yang dikutip oleh Irawati (2005), bahwa pola asuh orang

tua ada 3 macam, yaitu:

a. Pola Asuh Autoratif

Orang tua atau pengasuh lebih memprioritaskan kepentingan

anak di bandingkan dengan kepentingan dirinya, tetapi mereka

tidak ragu-ragu mengendalikan anak. Berani menegur anak bila

berperilaku buruk. Mereka mengarahkan perilaku anak sesuai

dengan kebutuhan anak agar memiliki sikap pengetahuan dan

keterampilan yang mendasari untuk mengarungi hidup dan

kehidupan di masa mendatang. Pada umumnya, pola asuh ini

9
diterapkan oleh orang tua yang menerima kehadiran anak dengan

sepenuh hati serta memiliki pandangan dan wawasan masa depan

dengan jelas.

b. Pola Asuh Otoriter

Kebanyakan diterapkan oleh orang tua yang bersal dari pola

asuh otoriter pula di masa kanak-kanaknya (intergeneration

transmission) atau oleh orang tua yang sebenarnya menolak

kebenaran anak, cenderung berfokus pada masa kini,

mengendalikan anak secara berlebihan karena kepentingan orang

tua atau pegasuhnya. Untuk kemudahan pengasuhan, mereka

menilai dan menuntut untuk mematuhi standar mutlak yang di

tentukan sepihak oleh orang tua, memutlakkam kepatuhan dan rasa

hormat, sopam santun, dan orang tua merasa tidak pernah berbuat

salah.

c. Pola Asuh Penyabar atau Pemanja

Pola ini kebalikan dari pola asuh otoriter, karena segala sesuatu

justru bersumber pada keinginan anak. Orang tua tidak

mengendalikan perilaku anak sesuai dengan kebutuhan

perkembangan kepribadian anak. Orang tua tidak pernah menegur

atau tidak berani menegur perilaku anak meskipun perilaku tersebut

sudah keterlaluan atau di luar kewajaran.

Boslom yang dikutip oleh Andri, Winarti, dan Utami (2001 : 71)

menyatakan bahwa pola asuh dapat digolongkan dalam tiga macam,

yaitu:

10
a. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis ini bercirikan adanya kebebasan dan

ketertiban, orang tua memberikan arahan atau masukan-masukan

yang bersifat tidak mengikat kepada anak. Dalam hal ini orang tua

bersifat objektif, perhatian dan memberikan control terhadap

perilaku anak-anaknya. Sehingga orang tua dapat menyesuaikan

dengan kemampuan anak.

b. Pola Asuh Otoriter

Orang tua berada pada posisi arsitek. Orang tua dengan cermat

memutuskan bagaimana individu harus berperilaku, memberikan

hadiah atau hukuman agar perintah orang tua di taati. Tugas dan

kewajiban orang tua yang tidak boleh sulit, tinggal menentukan apa

yang di inginkan dan harus di kerjakan atau yang tidak boleh di

lakukan oleh anak-anak mereka.

c. Pola Asuh Permissif

Orang tua biasanya bertindak menghindari adanya konflik

orang tua merasa tidak berdaya mempengaruhi anak. Akibatnya

orang tua membiarkan perbuatan-perbuatan salah yang dilakukan

anak-anak. Dalam hal ini orang tua kurang dapat membimbing

anak, karena anak dibiarkan melakukan tindakan sesuka hati dan

tidak ada kontrol dari orang tua.

3. Dampak Pola Asuh Terhadap Anak

Dampak atau pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak-anak

menurut Afelya (2008) adalah:

11
1) Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak

yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik

dengan teman, maupun menghadapi stres, mempunyai minat

terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang-orang lain.

2) Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang

penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang,

suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas, menarik diri.

3) Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak

yang agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang

sendiri, kurang percaya diri, dan kurang matang secara sosial.

4) Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak

yang agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah,

harga diri yang rendah, sering bolos dan bermaslah dengan teman.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan cara orang tua dalam

mengasuh anak. Menurut Mussen (1994) beberapa faktor yang

mempengaruhi pola asuh orang tua, yaitu sebagai berikut:

a. Lingkungan tempat tinggal

Lingkungan tempat tinggal suatu keluarga akan mempengaruhi

cara orang tua dalam menerapkan pola asuh. Hal ini bisa dilihat

bila suatu keluarga tinggal di kota besar, maka orang tua

kemungkinan akan banyak mengkontrol karena merasa khawatir,

misalnya melarang anak untuk pergi kemana-mana sendirian. Hal

ini sangat jauh berbeda jika suatu keluarga tinggal di suatu

12
pedesaan, maka orang tua kemungkinan tidak begitu khawatir jika

anak-anaknya pergi kemana-mana sendirian.

b. Sub kultur budaya

Budaya disuatu lingkungan tempat keluarga menetap akan

mempengaruhi pola asuh orang tua. Hal ini dapat dilihat bahwa

banyak orang tua di Amerika Serikat yang memperkenankan anak-

anak mereka untuk mepertanyakan tindakan orang tua dan

mengambil bagian dalam argumen tentang aturan dan standar

moral.

d. Status sosial ekonomi

Keluarga dari status sosial yang berbeda mempunyai

pandangan yang berbeda tentang cara mengasuh anak yang tepat

dan dapat di terima, sebagai contoh: ibu dari kelas menengah ke

bawah lebih menentang ketidaksopanan anak di banding ibu dari

kelas menengah keatas. Begitupun juga dengan orang tua dari kelas

buruh lebih menghargai penyesuaian dengan standar eksternal,

sementara orang tua dari kelas menengah lebih menekankan pada

penyesuaian dengan standar perilaku yang sudah terinternalisasi.

Asmaliyah (2009:86) mengutip pendapat Hottman dan Lippit ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh antara lain latar

belakang orang tua dan anak.

a. Latar belakang orang tua

1) Hubungan ayah dan ibu meliputi bagaimana hubungan antara

ayah dan ibu, bagaimana cara mereka berkomunikasi, siapa

13
yang paling dominan dalam keluarga dan siapa yang banyak

mengambil keputusan dan siapa yang membiayai kehidupan

keluarga.

2) Keadaan keluarga, meliputi besar kecilnya anggota keluarga dan

jenis kelamin dalam keluarga.

3) Keadaan keluarga dalam masyarakat meliputi keadaan sosial

ekonomi keluarga, tempat tinggal (kota, desa, pinggiran).

4) Pribadi orang tua meliputi bagaimana pribadi orang tua dalam

tingkat inteligensinya, bagaimana hubungan sosial dan nilai-

nilai hidupnya.

5) Pandangan orang tua terhadap anak meliputi tujuan pola asuh

orang tua, arti pola asuh orang tua bagi anak, tujuan pelaksanaan

pola asuh, misalnya: disiplin, hadiah, hukuman. Bagaimana

bentuk-bentuk penolakan dan penerimaan orang tua, bagaimana

sikap orang tua terhadap anak konsisten atau tidak konsisten,

dan bagaimana harapan-harapan orang tua terhadap anak.

b. Latar belakang anak

1) Karakteristik pribadi anak meliputi kepribadian anak,

bagaimana konsep diri, bagaimana kondisi fisiknya

kesehatannya, bagaimana kebutuhan-kebutuhan psikologisnya.

2) Pandangan anak terhadap orang tua meliputi bagaimana anak

tentang harapan orang tua terhadap dirinya, bagaimana sikap

orang tua yang diharapkan anak, bagaimana pengaruh figur

orang tua bagi anak.

14
3) Sikap anak di luar rumah meliputi bagaimana hubungan sosial

anak di sekolah dan lingkungannya.

Adapun perbedaan hubungan orang tua dan anak disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu : nilai-nilai budaya, pola kepribadian orang tua,

sikap orang tua terhadap pola pengasuhan, dan adanya peran modelling

atau secara tidak disadari orang tua, anak belajar mengenai pengasuhan

dari orang tuanya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang tua

mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan

kepribadian anak. Keluarga adalah sebagai sistem lingkungan pertama

yang dikenal anak sejak kecil. Orang tua secara manusiawi memelihara

pertumbuhan, bertanggung jawab dan berkewajiban mengusahakan

perkembangan anak/remaja agar sehat secara jasmani dan rohani.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh

yang diterapkan oleh orang tua pada anak sangat berpengaruh pada

kepribadian yang dimiliki anak, dan kepribadian itu akan

mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai anak. Pola asuh yang

diterapkan pada anak akan memiliki dampak atau akibat yang berbeda-

beda. Pola asuh otoriter mencakup peraturan dan kontrol yang ketat,

mayoritas hukuman bersifat fisik, orang tua jarang memberi pujian atau

hadiah, serta komunikasi antara orang tua dengan anak buruk, sehingga

akan menjadikan anak penakut, pencemas, menarik diri dari pergaulan,

kurang adaptif, kurang tajam, curiga terhadap orang lain, mudah stres,

dan kehilangan kesempatan untuk belajar bagaimana mengendalikan

perilakunya sendiri.

15
Pola asuh demokratis mencakup peraturan yang realistis tidak

mengekang tetapi tetap ada batasan, control orang tua wajar tidak

berlebihan, hukuman yang realistis, memberi hadiah, komunikasi

terjalin baik, sehingga anak akan menjadi lebih mandiri, mempunyai

kontrol diri, dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dengan baik,

mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru,

patuh dan berorientasi pada prestasi.

Pola asuh permisif mencakup peraturan dan kontrol dari orang tua

lemah, orang tua jarang memberi teguran atas kesalahan anak, tidak

memberi hadiah, komunikasi antara orang tua dengan anak buruk,

sehingga anak yang diasuh dengan pola asuh permisif akan menjadikan

anak agresif, tidak patuh kepada orang tua, kurang mampu mengontrol

diri, kurang memikirkan masa depannya, tidak suka bereksplorasi. Dari

kesimpulan tersebut pada prinsipnya pola pengasuhan yang tepat adalah

pola asuh demokratis, dimana orang tua mendorong anak untuk menjadi

mandiri, tetapi tetap memberikan batasan-batasan serta mengontrol

perilaku anak. orang tua bersikap hangat, mengasuh dengan kasih

sayang penuh perhatian (Bety Bea S.,2012:172).

5. Perubahan Perilaku Anak

Menurut Syamsu (2009) yaitu sebagai berikut:

a. Pola Asuh Orang Tua (Demokratis):

1) Memberikan perhatian dan cinta kasih sayang yang tulus pada

anak.

2) Menempatkan anak pada posisi yang penting di dalam rumah.

16
3) Mengembangkan hubungan yang hangat dengan anak.

4) Bersikap respek terhadap anak.

5) Mendorong anak untuk menyatakan perasaan atau

pendapatnya.

6) Berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau

mendengarkan

Perubahan Tingkah Laku Anak:

1) Mau bekerjasama

2) Bersahabat

3) Loyal

4) Emosinya stabil

5) Ceria dan bersikap optimis

6) Mau menerima tanggung jawab

7) Jujur

8) Dapat dipercaya

9) Memiliki perencanaan baik di masa depan

10) Bersikap realistik (memahami kelebihan dan kekurangan

secara obyektif)

b. Pola Asuh Orang Tua (Otoriter):

1) Mudah memberikan hukuman

2) Menanamkan kedisiplinan sangat keras

Perubahan Tingkah Laku Anak:

1) Implusif

2) Tidak dapat mengambil keputusan

17
3) Nakal

4) Sikap bermusuhan atau agresif

c. Pola Asuh Orang Tua (Permisif)

1) Memberikan kebebasan untuk berfikir

2) Menerima pendapat

3) Membuat anak lebih diterima dan merasa kuat

4) Toleran dan memahami kelemahan anak

5) Cenderung lebih suka memberi yang diminta anak daripada

menerima

Perubahan Tingkah Laku Anak:

1) Pandai mencari jalan keluar

2) Dapat bekerja sama

3) Percaya diri

4) Penuntut dan tidak sabaran

d. Pola Asuh Orang Tua (Penelantar)

1) Bersikap masa bodoh

2) Bersikap kaku

3) Kurang memperdulikan kesejahteraan anak

4) Menampilkan sikap permusuhan atau dominasi terhadap anak

Perubahan Tingkah Laku:

1) Agresif

2) Submissive (kurang dapat mengerjakan tugas, pemalu, suka

mengasingkan diri, mudah tersinggung dan penakut)

3) Sulit bergaul

18
4) Pendiam

B. Tinjauan Pustaka Tentang Pola Asuh Anak

1. Pola Asuh Demokratis

a. Pengertian Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan

kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan

mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu

mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran.

Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan

anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui

kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan tindakan,

dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

b. Ciri-Ciri Pola Asuh Demokratis

Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban dan hak

antara orang tua dan anak. Secara bertahap orang tua memberikan

tanggung jawab bagi anak-anaknya terhadap segla sesuatu yang di

perbuatnya sampai mereka menjadi dewasa. Mereka selalu

berdialog dengan anak-anaknya, saling memberi dan menerima,

selalu mendengarkan keluhan-keluhan dan pendapat anak-

anaknya. Dalam bertindak, mereka selalu memberikn alasannya

19
kepada anak, mendorong anak saling membantu dan bertindak

secara obyektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian.

c. Indikator Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis, antara lain mempunyai indikator:

1) Adanya kesempatan bagi anak untuk berpendapat.

2) Hukuman di berikan akibat perilaku salah.

3) Memberikan pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang

benar.

4) Orang tua membimbing dan mengarahkan tanpa memaksakan

kehendak kepada anak

5) Orang tua memberi penjelasan secara rasional jika pendapat

anak tidak sesuai

6) Orang tua mempunyai pandangan masa depan yang jelas

terhadap anak.

2. Pola Asuh Otoriter

a. Pengertian Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah suatu bentuk pola asuh yang

menuntut anak agar patuh dan tunduk terhadap semua perintah

dan aturan yang dibuat oleh orang tua tanpa ada kebebasan

untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya sendiri

(Singgih D. Gunarsa dan Ny.Y. Singgih D.Gunarsa).

b. Ciri-Ciri Pola Asuh Otoriter

Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut:

20
Kaku, tegas, suka menghukum, kurang ada kasih sayang serta

simpatik, memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai

mereka, mencoba membentuk tingkah laku sesuai tingkah

lakunya, cenderung mengekang keinginan anak. Orang tua

tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak

untuk mandiri dan jarang memberi pujian, hak anak di batasi

tetapi di tuntut tanggung jawab seperti anak dewasa.

c. Indikator Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter, antara lain mempunyai indikator:

1) Orang tua menerapkan peraturan yang ketat.

2) Tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat.

3) Segala peraturan yang dibuat harus dipatuhi oleh anak.

4) Berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal).

5) Orang tua jarang memberikan hadiah ataupun pujian.

3. Pola Asuh permisif

a. Pengertian Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah suatu sistim di mana si pendidik

menganut kebijaksanaan non intereference (tidak turut

campur). Pola asuhan ini ditandai dengan adanya kebebasan

tanpa batas pada anak untuk berperilaku sesuai dengan

keinginannya sendiri. Orang tua tidak pernah memberi aturan

dan pengarahan kepada anak. Semua keputusan diserahkan

kepada anak tanpa pertimbangan orang tua. Anak tidak tahu

apakah prilakunya benar atau salah karena orang tua tidak

21
pernah membenarkan ataupun menyalahkan anak. Akibatnya

anak akan berprilaku sesuai dengan keinginanya sendiri, tidak

peduli apakah hal itu sesuai dengan norma masyarakat atau

tidak.

b. Ciri-Ciri Pola Asuh Permisif

Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif

mempunyai ciri sebagai berikut:

Orang tua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung

selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan

kontrol sama sekali. Anak di tuntut atau sedikit sekali di tuntut

untuk suatu tanggung jawab, tetapi mempunyai hak yang sama

seperti orang dewasa, anak di beri kebebasan untuk mengatur

dirinya sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya.

c. Indikator Pola Asuh Permisif

Pola asuh permissif, antara lain mempunyai indikator:

1) Memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada batasan dan

aturan dari orang tua.

2) Anak tidak mendapatkan hadiah ataupun pujian meski anak

berperilaku sosial baik.

3) Anak tidak mendapatkan hukuman meski anak melanggar

peraturan.

4) Orang tua kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan

anak sehari-hari.

22
4. Pola Asuh Penelantaran

a. Pengertian Pola Asuh Penelantaran

Pada pola asuh penelantaran, orang tua sangat tidak

terlibat dalam kehidupan anak. Pada tipe pola asuh ini orang

tua hanya memberikan waktu, perhatian dan biaya yang sangat

sedikit pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan

untuk keperluan pribadi, seperti bekerja. Anak yang diasuh

oleh orang tua dengan pola semacam ini akan memiliki harga

diri yang rendah, cenderung tidak kompeten secara sosial,

kurang mandiri dan terasing dari keluarga.

b. Ciri-Ciri Pola Asuh Penelantaran

Orang tua yang menerapkan pola asuh penelantaran

mempunyai ciri sebagai berikut:

Orang tua yang mempunyai pola asuh penelantaran cenderung

memberikan waktu dan biaya yang snagat minim pada anak-

anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan

pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadang kala biaya

pun di hemat-hemat untuk anak mereka.

c. Indikator Pola Asuh Penelantaran

Pola asuh penelantar, antara lain mempunyai indikator:

1) Orang tua memberikan waktu dan biaya yang sangat minim

pada anak-anaknya.

23
2) Waktu untuk anak-anak banyak di gunakan untuk

keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga

kadangkala biaya pun di hemat-hemat untuk anak mereka.

3) Orang tua tidak memperdulikan keadaan anaknya.

C. Tinjauan Pustaka Tentang Anak Usia Pra Sekolah

1. Pengertian Anak Usia Pra Sekolah

Anak adalah individu yang berada dalam suatu rentang perubahan

perkembangan dari bayi sampai remaja umur 0-18 tahun (Haspari,

2002).

Anak usia pra sekolah adalah anak usia 3-6 tahun saat dimana

sebagian besar sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat

menyesuaikan diri dengan stres dan perubahan yang moderat. Selama

periode ini sebagian besar anak sudah menjalani toilet training (Wong,

2008). Anak usia pra sekolah adalah anak berusia 3-6 tahun yang

merupakan sosok individu, makhluk sosial kultural yang sedang

mengalami suatu proses perkembangan yang sangat fundamental bagi

kehidupan selanjutnya dengan memiliki sejumlah potensi dan

karakteristik tertentu (Snowman, 2003).

UNESCO dengan persetujuan negara-negara anggotanya

membuat International Standard Classification of Education (ISCED)

dengan 7 klasifikasi penjenjangan mulai dari prasekolah sampai

dengan pendidikan tinggi. Jenjang Prasekolah (Level 0) disebut juga

sebagai pendidikan usia dini. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan

24
bagi anak usia 3-6 tahun. Beberapa negara memulai lebih awal (2

tahun) dan beberapa negara lain mengakhiri lebih lambat (6 tahun).

Dinyatakan pula bahwa untuk beberapa negara pendidikan usia dini

termasuk baik pendidikan prasekolah maupun pendidikan dasar

(Harianti, 2003).

Menurut Hurlock (2001), mengatakan bahwa usia prasekolah

adalah usia 3-6 tahun dan merupakan kurun yang disebut sebagai masa

keemasan (the golden age). Di usia ini anak mengalami banyak

perubahan baik fisik dan mental.

Karakteristik sebagai berikut, berkembangnya konsep diri,

munculnya egosentris, rasa ingin tahu, imajinasi, belajar menimbang

rasa, munculnya kontrol internal (tubuh), belajar dari lingkungannya,

berkembangnya cara berfikir, berkembangnya kemampuan berbahasa,

dan munculnya perilaku (Wong, 2008).

Dengan demikian anak usia pra sekolah adalah usia 3-6 tahun ,

anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental, dengan

karakteristik sebagai berikut, yang berada pada tahap perkembangan

awal masa kanak-kanak, yang memiliki karakteristik berpikir daya

imajinasi yang kaya dan munculnya perilaku.

2. Karakteristik Ciri-Ciri Anak Pra Sekolah

Hurlock (2001) ciri-ciri anak prasekolah meliputi fisik, motorik,

intelektual dan sosial. Ciri fisik anak prasekolah yaitu :

a. Otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan

keras.

25
b. Anak prasekolah mempergunakan gerak kasar seperti berlari,

berjalan, memanjat, dan melompat sebagai bagian dari permainan

mereka.

c. Kemudian secara motorik anak mampu memanipulasi obyek kecil,

menggunakan balok-balok dengan berbagai ukuran dan bentuk.

d. Selain itu juga anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri, dan

cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal yang

dimiliki oleh teman sebayanya.

e. Sedangkan secara sosial anak mampu menjalani kontak sosial

dengan orang-orang yang ada diluar rumah, sehingga anak

mempunyai minat yang lebih untuk bermain pada temannya, orang-

orang dewasa, dan saudara kandung di dalam keluarganya.

3. Aspek-Aspek Perkembangan Pada Usia Anak Pra Sekolah

Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari

proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang

ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran

waktu tertentu menuju kedewasaan. Perawatan dan pendidikan

merupakan rangsangan dari lingkungan yang banyak berpengaruh

dalam kehidupan anak menuju kedewasaan.Sumber rangsangan

tersebut terhadap wawasan. Sumber rangsanan tersebut terdapat di

lingkungan hidup dimana orangtua merupakan faktor pertama-tama

yang bertanggung jawab dalam mengatur, mengkoordinasi

rangsangan-rangsangan tersebut (Yanti, 2011).

26
Santrock (Rahman, 2009) adapun karakteristik perkembangan

anak usia dini dapat dilihat sebagai berikut:

1) Perkembangan Fisik-Motorik

Pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama. Ada yang

mengalami pertumbuhan secara cepat, ada pula yang lambat. Pada

masa kanak-kanak pertambahan tinggi dan pertambahan berat

badan relatif seimbang. Perkembangan motorik anak terdiri dari

dua, yaitu:

a. Perkembangan motorik kasar

Perkembangan motorik kasar seorang anak pada usia 3 tahun

adalah:

1) Melakukan gerakan sederhana seperti berjingkrak,

melompat, berlari ke sana ke mari dan ini menunjukkan

kebanggaan dan prestasi.

2) Sedangkan usia 4 tahun, si anak tetap melakukan gerakan

yang sama, tetapi sudah berani mengambil resiko seperti

jika si anak dapat naik tangga dengan satu kaki lalu dapat

turun dengan cara yang sama dan memperhatikan waktu

pada setiap langkah.

3) Lalu pada usia 5 tahun si anak lebih percaya diri dengan

mencoba untuk berlomba dengan teman sebayanya atau

orang tuanya.

4) Sebagian ahli menilai bahwa usia 3 tahun adalah usia bagi

anak dengan tingkat aktivitas tertinggi dari seluruh masa

27
hidup manusia. Sebab tingkat aktivitas yang tinggi dan

perkembangan otot besar mereka (lengan dan kaki) maka

anak-anak pra sekolah perlu olah raga seharí-hari.

Anak-anak pra sekolah mengalami kemajuan yang luar biasa dalam

kemampuan motorik kasar, seperti berlari dan melompat yang

melibatkan penggunaan otot besar (Papalia,2009).

b. Perkembangan motorik halus.

Adapun perkembangan keterampilan motorik halus dapat

dilihat pada usia 3 tahun yakni:

1) kemampuan anak-anak masih terkait dengan kemampuan

untuk menempatkan dan memegang benda-benda.

2) Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak

telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat seperti

bermain balok, kadang sulit menyusun balok sampai tinggi

sebab khawatir tidak akan sempurna susunannya.

3) Sedangkan pada usia 5 tahun, mereka sudah memiliki

koordinasi mata yang bagus dengan memadukan tangan,

lengan, dan anggota tubuh lain-nya untuk bergerak.

4) Hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak

dan selalu ingin bermain sebab dunia mereka adalah dunia

bermain dan merupakan proses belajar.

5) Mulai sejak si anak membuka mata di waktu pagi sampai

menutup mata kembali di waktu malam, semua

28
kegiatannya dilalui dengan bergerak, baik bolak-balik,

berjingkrak, berlari maupun melompat.

Dalam kaitan ini, anak bukanlah miniatur orang dewasa karena

mereka melakukan aktivitas berdasarkan kematangan dan

kemampuan yang sesuai usianya. kemampuan motorik halus seperti

mengancingkan baju, menggambar (Papalia,2009).

c. Perkembangan Sosio Emosional

Para psikolog mengemukakan bahwa terdapat tiga tipe

temperamen anak, yaitu:

1) Pertama, anak yang mudah diatur, mudah beradaptasi

dengan pengalaman baru, senang bermain dengan mainan

baru, tidur dan makan secara teratur dan dapat meyesuaikan

diri dengan perubahan di sekitarnya.

2) Anak yang sulit diatur seperti sering menolak rutinitas

sehari-hari, sering menangis, butuh waktu lama untuk

menghabiskan makanan dan gelisah saat tidur.

3) Anak yang membutuhkan waktu pemanasan yang lama,

umumnya terlihat agak malas dan pasif,jarang berpartisipasi

secara aktif dan seringkali menunggu semua hal diserahkan

kepadanya.

Secara umum, aspek-aspek perkembangan pada usia anak pra

sekolah ini dapat diuraikan sebagai berikut (Fitria, 2013):

29
1) Perkembangan fisik

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan

perkembangan berikutnya.Seiring meningkatnya pertumbuhan

tubuh, baik menyangkut berat badan dan tinggi, maupun

tenaganya, memungkinkan anak untuk lebih mengembangkan

keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap lingkungan

tanpa bantuan orang tua. Pada usia ini banyak perubahan

fisiologis seperti :

a. Pernapasan yang menjadi lebih lambat dan dalam serta

denyut jantung lebih lama dan menetap.

b. Proporsi tubuh juga berubah secara dramatis seperti pada

usia 3 tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm dan

beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia 5 tahun

tingginya dapat mencapai 100-110 cm.

c. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat dan tulang-tulang

semakin besar dan kuat.

d. Pertumbuhan gigi semakin komplit.

Untuk perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang

cukup seperti protein, vitamin, mineral dan sebagainya.

30
2) Perkembangan Intelektual

Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini

berada pada periode preoperasional, yaitu tahapan dimana anak

belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Periode

ini juga ditandai dengan berkembangnya representasional atau

symbolic function yaitu kemampuan menggunakan sesuatu

untuk mempresentasikan sesuatu yang lain :

a. Menggunakan simbol-simbol seperti bahasa, gambar,

isyarat, benda, untuk melambangkan sesuatu atau

peristiwa.

b. Melalui kemampuan diatas, anak mampu berimajinasi atau

berfantasi tentang berbagai hal.

c. Dapat menggunakan kata-kata, benda untuk

mengungkapkan lainnya atau suatu peristiwa.

3) Perkembangan Emosional

Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya,

bahwa akunya (dirinya) berbeda dengan Aku (orang lain atau

benda). Kesadaran ini diperoleh dari pengalaman bahwa tidak

semua keinginannya dapat dipenuhi orang lain. Bersamaan

dengan itu berkembang pula perasaan harga diri. Jika

lingkungannya tidak mengakui harga dirinya seperti

memperlakukan anak dengan keras, atau kurang

31
menyayanginya maka dalam diri anak akan berkembang sikap-

sikap keras kepala, menentang, atau menyerah dengan

terpaksa.Beberapa emosi umum yang berkembang pada masa

anak yaitu :

a. Takut (perasaan terancam),

b. Cemas (takut karena khayalan), marah (perasaan kecewa),

c. Cemburu (merasa tersisihkan),

d. Kegembiraan (kebutuhan terpenuhi),

e. Kasih sayang (menyenangi lingkungan),

f. Phobi (takut yang abnormal), ingin tahu (ingin mengenal).

4) Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa anak prasekolah, dapat

diklasifikasikan kedalam dua tahap (sebagai kelanjutan dari

dua tahap sebelumnya). Masa Ketiga (2,0-2,6 tahun)

bercirikan:

a. Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang

sempurna.

b. Anak sudah mampu memahami memahami tetang

perbandingan.

32
c. Anak banyak menanyakan tempat dan nama; apa, dimana,

darimana, dsb.

d. Anak sudah mulai menggunakan kata-kata berawalan dan

berakhiran.

4. Teori-Teori Perkembangan Anak Pra Sekolah

Teori-teori perkembangan anak pra sekolah dapat dibagi menjadi :

a. Perkembangan kognitif (Piaget)

1) Tahap pra operasional (umur 2-7 tahun) dengan perkembangan

kemampuan sebagai berikut anak belum mampu

mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam

pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentrik,

seperti dalam penelitian Piaget anak selalu menunjukkan

egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang

besar walaupun isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat

transduktif menganggap semuanya sama, seperti seorang pria

dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah, pikiran

yang kedua adalah pikiran animisme selalu memperhatikan

adanya benda mati, seperti apabila anak terbentur benda mati

maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut (Alimul,

2005).

2) Tahun kedua berada pada fase pereptual, anak cenderung

egosentrik dalam berfikir dan berperilaku, mulai memahami

33
waktu, mengalami perbaikan konsep tentang ruang, dan mulai

dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda.

3) Tahun ketiga anak berada pada fase inisiatif, memahami waktu

lebih baik, menilai sesuatu menurut dimensinya, penilaian muncul

berdasarkan persepsi, egosentris mulai berkurang, kesadaran

sosial lebih tinggi, mereka patuh kepada orang tua karena

mempunyai batasan bukan karena memahami hal benar atau

salah.

4) Pada akhir masa prasekolah anak sudah mampu memandang

perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum

memahaminya, anak sangat ingin tahu tentang factual dunia (Zae,

2000).

b. Perkembangan psikosexual anak (Freud)

1) Tahap oedipal/phalik terjadi pada umur 3-5 tahun dengan

perkembangan sebagai berikut kepuasan pada anak terletak pada

rangsangan autoerotic yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan

dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak laki-

laki cenderung suka pada ibunya dari pada ayahnya demikian

sebaliknya anak perempuan senang pada ayahnya (Alimul, 2005).

2) Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak mulai mengenal

perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga akan

mengidentifikasi figur atau perilaku orang tua sehingga

34
mempunyai kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang

dewasa di sekitarnya (Nursalam dkk, 2005).

c. Perkembangan psikososial anak (Erikson)

1) Tahap inisiatif, rasa bersalah terjadi pada umur 4-6 tahun

(prasekolah) dengan perkembangan sebagai berikut anak akan

memulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara

aktif dalam melakukan aktivitasnya, dan apabila pada tahap ini

anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah

pada diri anak (Hidayat, Aziz Alimul, 2005).

2) Erikson pada usia (3-5 tahun) anak berada pada fase inisiatif

bertentangan dengan rasa bersalah. Pada masa ini, anak

berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya imaginasinya,

sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu

disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua

mematikan inisiatif anak, maka hal tersebut akan membuat anak

merasa bersalah. Anak belum mampu membedakan hal yang

abstrak dengan konkret, sehingga orang tua sering menganggap

bahwa anak berdusta, padahal anak tidak bermaksud demikian

(Nursalam dkk, 2005).

35
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

UNESCO dengan persetujuan negara-negara anggotanya membuat

International Standard Classification of Education (ISCED) dengan 7

klasifikasi penjenjangan mulai dari prasekolah sampai dengan pendidikan

tinggi. Jenjang Prasekolah (Level 0) disebut juga sebagai pendidikan usia

dini. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan bagi anak usia 3-5 tahun.

Beberapa negara memulai lebih awal (2 tahun) dan beberapa negara lain

mengakhiri lebih lambat (6 tahun). Dinyatakan pula bahwa untuk beberapa

negara pendidikan usia dini termasuk baik pendidikan prasekolah maupun

pendidikan dasar (Harianti, 2003).

Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Dalam

usia ini anak umumnya mengikuti program anak (3Tahun-5tahun) dan

kelompok bermain (Usia 3 Tahun), sedangkan pada usia 4-6tahun

biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak (Patmonedowo,

2008:19).

Gunarsa (2000) Pola asuh orang tua merupakan “perlakuan orang tua

dalam interaksi yang meliputi orang tua menunjukkan kekuasaan dan cara

orang tua memperhatikan keinginan anak. Kekuasaan atau cara yang

digunakan orang tua cenderung mengarah pada pola asuh yang

diterapkan”. Menurut kamus bahasa indonesia (2005), pola asuh adalah

suatu bentuk (standar), sistim dalam menjaga, merawat, mendidik, dan

membimbing anak.

36
Dikutip oleh Wawan Junaidi (2010), terdapat 4 macam pola asuh

orang tua yaitu pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, pola asuh

permisif, dan pola asuh penelantaran

B. Bagan Kerangka Pikir

Berdasarkan varian di atas maka dibuat kerangka konsep sebagai berikut:

Pola Asuh demokratis

Pola Asuh Otoriter


Anak Usia Pra Sekolah
Pola Asuh Permisif

Pola Asuh Penelantaran

Keterangan:

: Variabel yang di teliti

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel bebas (Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pola asuh

orang tua.

2. Variabel terikat (Dependen)

Variabel terikat adalah varibel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah anak usia pra sekolah.

37
D. Definisi Operasional & Kriteria Objektif

1. Anak usia pra sekolah yaitu anak yang berumur 3-6 tahun dan

terdaftar di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kriteria objektif:

Anak TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara kelas A dan B usia 3-6 tahun.

2. Pola asuh demokratis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak dan orang tua

turut mengontrol kegiatan anak.

Kriteria objektif:

Dikatakan pola asuh demokratis jika responden menjawab 5

pertanyaan dengan perolehan nilai > 50 dikatakan demokratis

sedangkan < 50 dikatakan bukan demokratis.

3. Pola asuh otoriter dalam penelitian ini adalah apabila anak tidak mau

melakukan apa yang di katakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini

tidak segan menghukum anak.

Kriteria objektif:

Dikatakan pola asuh otoriter jika responden menjawab 5 pertanyaan

dengan perolehan nilai > 50 dikatakan otoriter sedangkan < 50

dikatakan bukan otoriter.

4. Pola asuh permisif dalam penelitian ini adalah orang tua yang

cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa

memberikan kontrol sama sekali.

38
Kriteria objektif:

Dikatakan pola asuh permisif jika responden menjawab 5 pertanyaan

dengan perolehan nilai > 50 dikatakan permissif sedangkan < 50

dikatakan bukan permissif.

5. Pola asuh penelantaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

orang tua umumnya memberikan waktu dan biaya yang snagat minim

pada anak-anaknya, waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan

pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadang kala biaya pun di

hemat-hemat untuk anak mereka.

Kriteria objektif:

Dikatakan pola asuh penelantaran jika responden menjawab 5

pertanyaan dengan perolehan nilai > 50 dikatakan penelantaran

sedangkan < 50 dikatakan bukan penelantaran

39
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei deskriptif

untuk memberikan gambaran pola asuh orang tua pada anak usia pra

sekolah di TK Harun Al-Rasyid.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2017 dinyatakan layak

untuk diteruskan oleh penguji dan pembimbing.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan

Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara setelah proposal

ini diperbaiki dan disetujui oleh penguji dan pembimbing.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek atau subjek penelitian

(Arikunto, 2004 : 115). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa-siswi kelas A dan B yang berjumlah 50 siswa yang

bersekolah di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara.

40
b. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara Total

Sampling, yaitu seluruh siswa-siswi TK Harun Al-Rasyid Kecamatan

Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 50

siswa.

Adapun sampel yang diambil harus memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi:

Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat

dimasukkan atau layak diteliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini

adalah:

1) Bersedia menjadi responden.

2) Murid TK Harun Al-Rasyid usia pra sekolah 3-6 kelas A dan

B.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah karakteriatik sampel yang tidak dapat

dimasukkan atau tidak layak diteliti. Kriteria dalam penelitian ini

adalah:

1) Tidak bersedia menjadi responden.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung pada responden.

41
b. Data Sekunder

Yaitu data yang telah ada atau data yang telah diolah yang

diambil dari instansi yang terkait/tempat penelitian.

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan

kuosioner. Dengan menggunakan pertanyaan.

E. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah memberikan

lembar kuesioner tentang pola asuh orang tua pada anak usia sekolah.

F. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dan diolah lalu diklasifikasikan kemudian akan

diolah dengan cara sebagai berikut:

a. Coding, yaitu memberikan kode jawaban dengan angka atau simbol

tertentu untuk memudahkan perhitungan dan menganalisanya.

b. Scoring, setelah melakukan pengkodean maka dilanjutkan dengan

tahap pemberian skor pada lembar observasi dalam bentuk angka-

angka.

c. Editing, atau penyuntingan data dilakukan pada saat penelitian yaitu

memeriksa semua lembar observasi yang telah diisi yaitu kelengkapan

data, kesinambungan kata, dan memeriksa keseragaman data.

d. Tabulating, setelah selesai membuat kode selanjutnya dilakukan

pengolahan data kedalam satu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki

yang mana sesuai dengan tujuan penelitian itu.

42
G. Analisa Data

Analisa bertujuan untuk menganalisa secara deskriptif atau

persentase atau gambaran variabel-variabel penelitian dengan rumus:

fr = n x 100%

Keterangan:

fr = presentase hasil yang dicapai (frekuensi relative)

f = frekuensi kategori variabel yang diamati

n = jumlah sampel penelitian

100% = konstanta

H. Penyajian Data

Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

yang kemudian dinarasikan secara deskriptif (memaparkan) variabel yang

diteliti.

I. Etika Penelitian

1. Sebelum responden mengisi kuesioner kepada responden terlebih

dahulu diberikan lembar persetujuan (Informed Consent) untuk

menjadi responden.

2. Penelitian menyampaian tujuan penelitian dan menjelaskan

kerahasiaan data yang diperoleh. Selanjutnya peneliti meminta

persetujuasn dari responden dengan menandatangani lembar

43
persetujuan, setelah responden menandatangani lembar persetujuan,

penelitian memberikan lembar kuesioner.

3. Lembar kuesioner yang berisikan pertanyaan serta identitas responden

beserta tempat penelitian hanya digunakan dalam pengumpulan dan

pengolahan data dan akan segera di musnahkan bila tidak digunakan

lagi.

44
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Keadaan Geografis

TK Harun Al-Rasyid merupakan salah satu TK di Kecamatan

Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas tanah

2222 m2. TK Harun Al-Rasyid memiliki batas-batas yang terdiri dari :

1) Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan tobuuha kecamatan

puuwatu

2) Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan anggilowu kecamatan

mandonga

3) Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan wotulondo kecamatan

puuwatu

4) Sebelah barat kelurahan lalodati kecamatan puuwatu

b. Keadaan Demografi

Jumlah murid di TK Harun Al-Rasyid adalah 50 murid yang

terbagi dalam 2 (dua) kelas yaitu kelas A terdiri dari 11 murid dan kelas

B terdiri dari 39 murid. Jumlah tenaga pendidik berjumlah 4 orang yang

terdiri dari 1 orang kepala sekolah dan 3 orang guru.

c. Sarana kesehatan

TK Harun Al-Rasyid memiliki satu unit sarana kesehatan yaitu

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan memiliki tempat cuci tangan

untuk para siswa.

45
d. Sarana dan Prasarana Pendidikan

a. Sarana

Sarana pendidikan yang ada di TK Harun Al-Rasyid adalah meja

murid berjumlah 25 unit, kursi murid berjumlah 45 unit, meja guru

berjumlah 2 unit, kursi guru berjumlah 3 unit, papan tulis 3 unit,

lemari 1, ayunan 2 unit dan luncuran 1 unit.

b. Prasarana

Praarana pendidikan yang ada di TK Harun Al-Rasyid adalah 1

(satu) ruangan kepala sekolah, 2 (dua) ruangan belajar, 1 (satu)

ruangan baca siswa, 1 (satu) WC guru, dan 1 (satu) WC murid.

e. Karakteristik Responden Menurut Umur

Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Orang Tua
di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017.
No Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)

1 17-25 4 8%

2 26-35 32 64%

3 36-45 13 26%

4 46-55 1 2%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer diolah Agustus 2017

Persentase diatas menunjukkan bahwa persentase terbanyak yaitu

pada umur 26-35 tahun sebanyak 32 responden (64%) dan persentase

terendah yaitu pada umur 46-55 tahun sebanyak 1 responden (2%).

46
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Anak di TK Harun
Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
No Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)

1 3 Tahun 0 0%

2 4 Tahun 10 20%

3 5 Tahun 36 72%

4 6 Tahun 4 8%

JUMLAH 50 100%

Sumber : Data primer diolah Agustus 2017

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah anak dengan umur 3

tahun sebanyak 0 anak (0%), umur 4 tahun sebanyak 10 anak (20%),

umur 5 tahun sebanyak 36 anak (72%), dan umur 6 tahun sebanyak 4

anak (8%).

f. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017.
No Jenis Kelamin Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 3 6%

2 Perempuan 47 94%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer diolah Agustus 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase terbanyak adalah jenis

kelamin perempuan sebanyak 47 responden (94%) dan persentase

terendah jenis kelamin laki-laki sebanyak 3 responden (6%).

47
Tabel 5.4
Distribusi Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017.
No Jenis Kelamin Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 26 52%

2 Perempuan 24 48%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer diolah Agustus 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase terbanyak adalah

jenis kelamin laki-laki sebanyak 26 anak (52%) dan persentase terendah

jenis kelamin perempuan sebanyak 24 anak (48%).

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 2 – 3 Agustus 2017

pada orang tua murid di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu

Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Data diperoleh dengan

teknik total sampling dengan jumlah sampel 50 responden dan

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh Demokratis
di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017.

No Pola Asuh Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Pola Asuh Demokratis 50 100%

2 Pola Asuh Tidak Demokratis 0 0%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer diolah Agustus 2017

48
Dari data tersebut nampak bahwa 50 responden (100%)

menerapkan pola asuh demokratis pada anak dan tidak ada yang

menerapkan pola asuh tidak demokratis pada anak.

Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh Otoriter
di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017.
No Pola Asuh Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Pola Asuh Otoriter 18 36%

2 Pola Asuh Tidak Otoriter 32 64%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer diolah Agustus 2017

Dari data tersebut dipeoleh sebanyak 18 responden (36%)

menerapkan pola otoriter pada anak dan sebanyak 32 responden (64%)

menerapkan pola asuh tidak otoriter pada anak.

Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh Permissif
di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggar
Tahun 2017.
No Pola Asuh Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Pola Asuh Permissif 16 32%

2 Pola Asuh Tidak Permissif 34 68%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer diolah Agustus 2017

49
Dari data tersebut dipeoleh sebanyak 16 responden (32%) menerapkan

pola permissif pada anak dan sebanyak 34 responden (68%) menerapkan pola

asuh tidak permissif pada anak.

Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh Penelantaran
di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggar
Tahun 2017.
No Pola Asuh Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Pola Asuh Penelantaran 1 2%

2 Pola Asuh Tidak Penelantaran 49 98%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer diolah Agustus 2017

Dari data tersebut dipeoleh sebanyak 1 responden (2%)

menerapkan pola penelantaran pada anak dan sebanyak 49 responden

(98%) menerapkan pola asuh tidak penelantaran pada anak.

B. Pembahasan

1. Anak Usia Pra Sekolah di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan

Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Pada tabel 5.2 menunjukkan jumlah anak dengan umur 3 tahun

sebanyak 0 anak (0%), umur 4 tahun sebanyak 10 anak (20%), umur 5

tahun sebanyak 36 anak (72%), dan umur 6 tahun sebanyak 4 anak

(8%).

Anak usia pra sekolah adalah anak berusia 3-6 tahun yang

merupakan sosok individu, makhluk sosial kultural yang sedang

50
mengalami suatu proses perkembangan yang sangat fundamental bagi

kehidupan selanjutnya dengan memiliki sejumlah potensi dan

karakteristik tertentu (Snowman, 2003).

karakteristik anak usia pra sekolah sebagai berikut,

berkembangnya konsep diri, munculnya egosentris, rasa ingin tahu,

imajinasi, belajar menimbang rasa, munculnya kontrol internal

(tubuh), belajar dari lingkungannya, berkembangnya cara berfikir,

berkembangnya kemampuan berbahasa, dan munculnya perilaku

(Wong, 2008).

2. Pola Asuh Demokratis pada anak Usia Pra Sekolah di TK Harun

Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2017.

Pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 50 responden yang di

teliti, nampak bahwa 50 responden (100%) menerapkan pola asuh

demokratis pada anak dan tidak ada yang menerapkan pola asuh tidak

demokratis pada anak.

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan

kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka.

Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari

tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini

juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang

berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga

memberikan tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat

hangat.

51
Pola asuh demokratis ini bercirikan adanya kebebasan dan

ketertiban, orang tua memberikan arahan atau masukan-masukan yang

bersifat tidak mengikat kepada anak. Dalam hal ini orang tua bersifat

objektif, perhatian dan memberikan control terhadap perilaku anak-

anaknya. Sehingga orang tua dapat menyesuaikan dengan kemampuan

anak.

Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak

yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik

dengan teman, maupun menghadapi stres, mempunyai minat terhadap

hal-hal baru dan koperatif terhadap orang-orang lain.

3. Pola Asuh Otoriter pada anak Usia Pra Sekolah di TK Harun Al-

Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2017.

Pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 50 responden yang di

teliti, sebanyak 18 responden (36%) menerapkan pola otoriter pada

anak dan sebanyak 32 responden (64%) menerapkan pola asuh tidak

otoriter pada anak.

Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang cenderung

menetapkan standar mutlak harus dituruti, biasanya di diikuti dengan

ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa,

memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa

yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan

menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi

dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini

52
tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai

anaknya.

Ciri orang tua pada pola asuh ini ialah orang tua berada pada

posisi arsitek. Orang tua dengan cermat memutuskan bagaimana

individu harus berperilaku, memberikan hadiah atau hukuman agar

perintah orang tua ditaati. Tugas dan kewajiban orang tua yang tidak

boleh sulit, tinggal menentukan apa yang di inginkan dan harus di

kerjakan atau yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak mereka.

Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang

penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka

melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas, menarik diri.

4. Pola Asuh Permissif pada anak Usia Pra Sekolah di TK Harun

Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2017.

Pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 50 responden yang di

teliti dipeoleh sebanyak 16 responden (32%) menerapkan pola

permissif pada anak dan sebanyak 34 responden (68%) menerapkan

pola asuh tidak permissif pada anak.

Pola asuh permisif dalam penelitian ini adalah orang tua yang

cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa

memberikan kontrol sama sekali.

Orang tua biasanya bertindak menghindari adanya konflik orang

tua merasa tidak berdaya mempengaruhi anak. Akibatnya orang tua

membiarkan perbuatan-perbuatan salah yang dilakukan anak-anak.

53
Dalam hal ini orang tua kurang dapat membimbing anak, karena anak

dibiarkan melakukan tindakan sesuka hati dan tidak ada kontrol dari

orang tua.

Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak

yang agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri,

kurang percaya diri, dan kurang matang secara sosial.

5. Pola Asuh Penelantaran pada anak Usia Pra Sekolah di TK

Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 50 responden yang di

teliti dipeoleh sebanyak 1 responden (2%) menerapkan pola

penelantaran pada anak dan sebanyak 49 responden (98%)

menerapkan pola asuh tidak penelantaran pada anak.

Pola asuh penelantaran adalah orang tua umumnya memberikan

waktu dan biaya yang snagat minim pada anak-anaknya, waktu

mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti

bekerja, dan juga kadang kala biaya pun dihemat-hemat untuk anak

mereka.

Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak

yang agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, harga

diri yang rendah, sering bolos dan bermaslah dengan teman.

54
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data maka didapatkan

kesimpulan, bahwa pola asuh orang tua adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil yang diteliti menunjukkan bahwa 50 responden

(100%) menerapkan pola asuh demokratis pada anak dan tidak ada

yang menerapkan pola asuh tidak demokratis pada anak.

2. Berdasarkan hasil yang diteliti menunjukkan bahwa sebanyak 18

responden (36%) menerapkan pola otoriter pada anak dan sebanyak

32 responden (64%) menerapkan pola asuh tidak otoriter pada anak.

3. Berdasarkan hasil yang diteliti menunjukkan bahwa sebanyak 16

responden (32%) menerapkan pola permissif pada anak dan sebanyak

34 responden (68%) menerapkan pola asuh tidak permissif pada anak.

4. Berdasarkan hasil yang diteliti menunjukkan bahwa sebanyak 1

responden (2%) menerapkan pola penelantaran pada anak dan

sebanyak 49 responden (98%) menerapkan pola asuh tidak

penelantaran pada anak.

B. Saran

1. Bagi pihak sekolah agar dapat berupaya untuk meningkatkan

kerjasama antara guru dan orang tua dalam mendidik anak dirumah.

2. Diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi keluarga dalam

menerapkan pola asuh kepada anak.

55
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi

peneliti selanjutnya.

56
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://.blogspot.com/2011/12/pola-asuh-orang-tua.html diakses 23


Maret 2017

Anonim. 2014. http://www.bloganak.com/keperawatan diakses 21 Maret 2017

Arikunto. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka


Cipta

Bahri, S. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga. Jakarta :
PT. Rineka Cipta

Endang Poerwanti dan Nur Widodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang:
UMM Press

Faidah, sitti. 2005. http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-


s1-2005-sitifaidah-403-Bab2_310-4.pdf diakses 23 Maret 2017

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik


Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika

Hurlock, B. 2010. Perkembangan Anak. Jakarta : FKUI

Kemenkes RI. 2009. Kategori Umur. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI. http://www.depkes.go.id/ diakses 24 Juli 2017

Lift Anis Ma’shumah. 2001. Pembinaan Kesadaran Beragama Pada Anak, dalam
Ismail SM (eds), Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Soemiarti, Patmonodewo. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT.


Rineka Cipta

Soetjaningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Sagung Seto

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sumiati. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling. Jakarta: TIM

Trimudji. 2003. Pola Asuh Orang Tua. http://pola-asuh-orang-tua//223/word//


diakses 22 Maret 2017

Wong. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC


LAMPIRAN 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Bapak/Ibu Responden
di-
Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :


Nama : RESTU OCTAVIA NIVA BENNY
Nim : P00320014040

Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan


Keperawatan, bermaksud akan melaksanakan penelitian berjudul ”Gambaran
Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK Harun Al-Rasyid
Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017”.
Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan bapak/ibu untuk
meluangkan waktu menjadi Responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk
menyetujui atau menolak menjadi responden. Apabila setuju, maka bapak/ibu
dipersilahkan untuk menandatangani surat persetujuan responden ini.
Atas kesedian untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sebelumnya
diucapkan terima kasih

Peneliti,

RESTU OCTAVIA NIVA BENNY


LAMPIRAN 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Saya bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi


responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Restu Octavia Niva Benny
(NIM. P00320014040) mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan, berjudul “Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada
Anak Usia Pra Sekolah Di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017”.
Dan saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan suka rela tanpa paksaan dari pihak
manapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kendari,…………………2017
Responden,

................................................
LAMPIRAN 3

KUESIONER

GAMBARAN POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK USIA PRA


SEKOLAH DI TK HARUN AL-RASYID

IDENTITAS RESPONDEN

Nama/Inisial :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pola Asuh Demokratis

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah mendidik anak di rumah dengan cara selalu
memberi perhatian, selalu berkomunikasi dan
menerapkan kedisiplinan dapat meningkatkan
kemandirian anak.
2. Ketika anak anda berbuat baik, apakah hal yang anda
akan lakukan memberikannya pujian.
3. Apakah mendengarkan keluh kesah anak dapat
menghindarkan anak dari perasaan stress?
4. Apakah anda memberikan kesempatan kepada anak
untuk berteman dan bermain dengan teman
seusianya atau teman di lingkungan sekitar anak?
5. Apakah sebagai orang tua anda selalu bertanya
tentang apa yang anak anda lakukan di sekolah?
Pola Asuh Otoriter

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Ketika anak berbuat salah, apakah hal yang anda
lakukan adalah menghukum anak?
2. Apakah menentukan cita-cita anak merupakan hak
orang tua?
3. Apakah anak harus selalu patuh terhadap peraturan
yang dibuat orang tua meskipun anak tidak
menyukainya?
4. Apakah memarahi anak adalah hal yang tepat
dilakukan orang tua apabila anak tidak mau
mengikuti peraturan anda?
5. Apakah anak harus selalu belajar setiap hari meski
anak tidak menginginkannya?

Pola Asuh Permissif

No. Pertanyaan Ya Tidak


1. Apakah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
anak, anda termasuk orang tua yang mengeluarkan
biaya minim?
2. Apakah orang tua membiarkan anak bebas memilih
apa yang ingin dilakukan dan dikerjakan oleh
anaknya?
3. Apakah orang tua memperbolehkan anak bergaul
dengan siapapun?
4. Apakah sebagai orang tua kita tidak berhak mengatur
anak?
5. Apakah dengan memberikan apa yang di inginkan
anak, merupakan salah satu cara orang tua
menunjukkan kasih sayang?
Pola Asuh Penelantaran

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah menemani anak bermain merupakan hal
yang penting?
2. Apakah orang tua memberikan izin kepada anak
untuk bermain diluar rumah tanpa adanya kontrol
waktu?
3. Apakah mengajarkan anak bersosialisasi adalah hal
yang penting?
4. Apakah membantu anak untuk mengerjakan tugas
rumah (PR) adalah tanggung jawab orang tua?
5. Apakah waktu bekerja anda lebih penting daripada
menemani anak di rumah?
KUNCI JAWABAN

Pola Asuh Demokratis

1. Ya
2. Ya
3. Ya
4. Ya
5. Ya

Pola Asuh Otoriter

1. Ya
2. Ya
3. Ya
4. Ya
5. Ya

Pola Asuh Permissif

1. Ya
2. Ya
3. Ya
4. Ya
5. Tidak

Pola Asuh Penelantaran

1. Tidak
2. Ya
3. Tidak
4. Tidak
5. Ya
7'

iffi
KEMENTERIAN KESEHATAN R I
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
ffiW
.ffiM *{ SU M BERDAYA MANUSIA KESEHATAN
*
ffiffis POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl. Jend. A.H. Nasution No. G.l4 Anduonohu, Kota Kendari
Telp. (0401) 3190492 Fax. (0a01) 3193339 e-mail: Wltekkes*kendari@,yaho ea

Nomor : DL.1 1.02t1t 1123 t2017


Lampiran : 1 (satu) eks.
Perihal : Permohonan lzin Penelitian

Yang Terhormat,
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sultra
di-
Kendari

Dengan hormat, .
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian mahasiswa
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari:
Nama : Restu Octavia Niva Benny
NIM : P00320014040
Jurusan/Prodi : D-lll Keperawatan
Judul Penelitian : Gambaran Pola Asuh Orang Tua pada Anak Usia
Prasekolah di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Untuk diberikan izin penelitian oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Demikian penyampaian kami, atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.

1 Agustus 2017
A.n. Direktur
Kepala'Unit Penelitian dan
Pengabd'ian Masyarakat

Rosnah,STP..MPH.
NtP. 1 9710522 200112 2 001
Restu Octavia Niva Benny

P00320014040

“Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Tk Harun Al-
Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017”
06 /XF -tr A / /%/tT

Yangbertandatangan di bawahini :

Nama : SITI HABI, S.Pd


NUPTK : 1341750661220AA3
Jabatan : Kepala Sekolah TKHarun Al-Rasld
Dengan ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :

Nama : RESTU OCTA\rIA NM BEI{NY


MM : P00320014040
Fakultas : Poltekkes Kemenkes Kendari
Pro=gram Studi : DIII Keperawatan
Bahwa mahasiswa tersebut telah selesai mengadakan penelitian di sekolah
kami mulai tanggal 02 - 03 Agustus, guna memperoleh data yang di perlukan dalam
penelitian karya tulis ilmiah yang berjudul (Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada
Anak Usia Pra Sekolah Di TK Harun Al-Rasyid Kecamatan Puuwatu Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 20l1n.
Demikian surat ini disampaikan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kendari, 07 Agustus 2017


t* Harun Ar-RasYid
fftffitrl8l1
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN
GAMBARAN POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK HARUN AL-RASYID KECAMATAN PUUWATU
KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017

POLA ASUH ORANG TUA


TU

K
A
R

N
INISIAL ANAK
INISIAL ORTU

A
UMUR ANAK
UMUR ORTU
PENELITIAN

POLA ASUH DEMOKRATIS POLA ASUH OTORITER POLA ASUH PERMISSIF POLA ASUH PENELANTARAN
JK

JK
TANGGAL

Penelantaran
Demokratis

Permissif
NO

Otoriter
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
SKOR

SKOR

SKOR

SKOR
L P L P 1 2 3 4 5 KRITERIA 1 2 3 4 5 KRITERIA 1 2 3 4 5 KRITERIA 1 2 3 4 5 KRITERIA

1 Ny. R √ 39 An. R 5 √ 1 1 1 0 0 3 60 Ya 0 1 0 1 0 2 40 Tidak 0 1 1 1 1 4 80 Ya 0 0 0 0 1 1 20 Tidak √ √

2 Ny. BW √ 41 An. N 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 1 0 2 40 Tidak 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 1 0 1 20 Tidak √

3 Tn. B √ 45 An. I 5 √ 1 1 0 1 1 4 80 Ya 1 0 0 1 0 2 40 Tidak 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 1 0 1 0 2 40 Tidak √

4 Ny. R √ 26 An. R 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 0 0 1 20 Tidak 1 0 0 1 1 3 60 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

5 Ny. AD √ 25 An. A 4 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 0 0 1 20 Tidak 0 1 1 1 0 3 60 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

6 NY. I √ 22 An. A 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 0 0 1 20 Tidak 1 0 0 1 1 3 60 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

7 Ny. B √ 40 An. R 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 0 0 1 20 Tidak 0 1 1 1 0 3 60 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

8 Ny. R √ 32 An. A 4 √ 1 1 1 0 1 4 80 Ya 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 1 0 1 1 1 4 80 Ya 0 0 0 0 1 1 20 Tidak √ √

9 Ny. E √ 33 An. A 5 √ 1 1 0 1 1 4 80 Ya 0 0 1 0 0 1 20 Tidak 0 0 1 1 1 3 60 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

10 Ny. N √ 29 An. G 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

11 Ny. S √ 38 An. A 4 √ 1 1 0 1 1 4 80 Ya 1 0 1 0 0 2 40 Tidak 1 0 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √


02-Agu-17

12 Ny. A √ 31 An. S 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 1 1 0 0 3 60 Ya 0 1 0 1 0 2 40 Tidak 0 0 0 1 0 1 20 Tidak √ √

13 Ny. K √ 35 An. MF 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak 0 0 1 1 1 3 60 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

14 Ny. R √ 34 An. F 6 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 1 1 0 2 40 Tidak 1 1 0 0 1 3 60 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

15 Ny. R √ 39 An. S 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 1 0 2 40 Tidak 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

16 Ny. N √ 31 An. A 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 1 1 0 3 60 Ya 1 1 0 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

17 Ny. S √ 27 An R 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 0 1 0 1 20 Tidak 0 0 1 1 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

18 Ny. J √ 30 An. MA 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 1 1 3 60 Ya 0 1 1 1 0 3 60 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √ √

19 Ny. R √ 28 An. R 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 1 0 0 1 20 Tidak 0 0 0 0 1 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

20 Ny. L √ 35 An. H 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 1 1 0 2 40 Tidak 0 1 1 0 1 3 60 Ya 0 0 0 1 0 1 20 Tidak √ √

21 Ny. S √ 25 An. S 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 1 0 1 2 40 Tidak 1 0 0 0 0 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

22 Ny. Y √ 25 An. A 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak 0 0 0 0 1 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

23 Ny. S √ 40 An. A 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 1 0 1 3 60 Ya 0 1 1 1 1 4 80 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √ √

24 Ny. Y √ 29 An. A 4 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 1 0 0 1 20 Tidak 0 0 0 1 0 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √


25 Ny. M √ 39 An. L 6 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 0 0 1 20 Tidak 0 1 0 1 1 3 60 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

26 Ny. N √ 40 An. N 6 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak 1 1 0 1 1 4 80 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

27 Ny. M √ 34 An. R 6 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 1 1 1 4 80 Ya 0 0 0 0 1 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

28 Tn. B √ 47 An. B 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak 0 0 0 0 1 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

29 Tn. A √ 28 An. A 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 1 0 1 0 3 60 Ya 0 1 0 0 0 1 20 Tidak 0 1 0 1 0 2 40 Tidak √ √

30 Ny. H √ 32 An. NS 4 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 1 0 2 40 Tidak 0 1 0 0 0 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

31 Ny. L √ 29 An. MM 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 1 0 2 40 Tidak 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

32 Ny. A √ 31 An. A 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak 0 1 1 1 0 3 60 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

33 Ny. L √ 29 An. A 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 0 0 1 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak 0 0 0 1 0 1 20 Tidak √

34 Ny. YP √ 32 An. A 4 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 1 1 1 4 80 Ya 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 1 0 1 20 Tidak √ √

35 Ny. R √ 35 An. H 5 √ 1 1 1 1 0 4 80 Ya 1 0 0 1 1 3 60 Ya 0 1 0 1 0 2 40 Tidak 0 0 1 0 1 2 40 Tidak √ √

36 Ny. M √ 34 An. A 5 √ 0 1 1 0 1 3 60 Ya 1 0 1 1 0 3 60 Ya 1 0 0 0 0 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √


03-Agu-17

37 Ny. M √ 39 An. J 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 1 1 0 2 40 Tidak 1 0 0 1 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

38 Ny. S √ 27 An. MR 5 √ 0 0 1 1 1 3 60 Ya 1 0 1 1 0 3 60 Ya 1 0 0 1 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

39 Ny. PN √ 42 An. MZ 5 √ 0 1 0 1 1 3 60 Ya 0 0 1 1 1 3 60 Ya 0 0 0 1 1 2 40 Tidak 0 0 1 1 1 3 60 Ya √ √ √

40 Ny. D √ 30 An. A 4 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 1 1 1 4 80 Ya 0 1 0 1 0 2 40 Tidak 0 0 0 1 0 1 20 Tidak √ √

41 Ny. F √ 28 An. R 5 √ 1 1 1 1 0 4 80 Ya 1 0 1 1 0 3 60 Ya 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

42 Ny. M √ 29 An. R 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 1 1 1 0 4 80 Ya 0 1 0 0 0 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

43 Ny. D √ 34 An. Z 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 0 0 0 1 20 Tidak 0 0 0 1 0 1 20 Tidak 0 0 0 1 0 1 20 Tidak √

44 Ny. B √ 29 An. A 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 0 0 0 0 0 0 0 Tidak 0 1 0 0 0 1 20 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √

45 Ny. M √ 30 An. MF 4 √ 1 0 1 1 1 4 80 Ya 1 0 0 0 1 2 40 Tidak 0 1 1 0 1 3 60 Ya 0 0 0 1 0 1 20 Tidak √ √

46 Ny. H √ 27 An. N 4 √ 1 1 1 1 0 4 80 Ya 1 0 1 1 1 4 80 Ya 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

47 Ny. I √ 39 An. A 4 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 1 1 1 4 80 Ya 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

48 Ny. R √ 30 An. A 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 1 1 1 4 80 Ya 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

49 Ny. S √ 35 An. MF 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 0 1 1 1 4 80 Ya 0 1 1 0 0 2 40 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 Tidak √ √

50 Ny. W √ 40 An. D 5 √ 1 1 1 1 1 5 100 Ya 1 1 0 0 0 2 40 Tidak 0 0 1 0 0 1 20 Tidak 0 0 0 1 0 1 20 Tidak √

Sumber : Data primer diolah Agustus 2017


Mengetahui,
Peneliti
Kepala Sekolah TK Harun Al-Rasyid

Restu Octavia Niva Benny


Sitti Habi, S.Pd NIM. P00320014040
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN
GAMBARAN POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK HARUN AL-RASYID
KECAMATAN PUUWATUKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017

POLA ASUH ORANG TUA


TANGGAL PENELITIAN

K
TU
UMUR (TAHUN) UMUR (TAHUN)

A
DEMOKRATIS OTORITER PERMISSIF PENELANTARAN
R

N
ORTU ANAK
O

A
INISIAL ANAK
INISIAL ORTU

JK

JK
Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria

Penelantaran
Tidak Penelantaran

Demokratis
Tidak Demokratis

Permissif
Otoriter
Tidak Permissif
NO

Tidak Otoriter
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

Penelantaran
Demokratis
SKOR

SKOR

SKOR

SKOR
Permissif
Otoriter
17-25

26-35

36-45

46-55
L P 3 4 5 6 L P

1 Ny. R √ √ An. R √ √ 3 60 √ 2 40 √ 4 80 √ 1 20 √ √ √
2 Ny. BW √ √ An. N √ √ 5 100 √ 2 40 √ 2 40 √ 1 20 √ √
3 Tn. B √ √ An. I √ √ 4 80 √ 2 40 √ 2 40 √ 2 40 √ √
4 Ny. R √ √ An. R √ √ 5 100 √ 1 20 √ 3 60 √ 0 0 √ √ √
5 Ny. AD √ √ An. A √ √ 5 100 √ 1 20 √ 3 60 √ 0 0 √ √ √
6 NY. I √ √ An. A √ √ 5 100 √ 1 20 √ 3 60 √ 0 0 √ √ √
7 Ny. B √ √ An. R √ √ 5 100 √ 1 20 √ 3 60 √ 0 0 √ √ √
8 Ny. R √ √ An. A √ √ 4 80 √ 2 40 √ 4 80 √ 1 20 √ √ √
9 Ny. E √ √ An. A √ √ 4 80 √ 1 20 √ 3 60 √ 0 0 √ √ √
10 Ny. N √ √ An. G √ √ 5 100 √ 0 0 √ 2 40 √ 0 0 √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
02-Agu-17

11 Ny. S An. A √ 4 80 2 40 2 40 0 0
12 Ny. A √ √ An. S √ √ 5 100 √ 3 60 √ 2 40 √ 1 20 √ √ √
13 Ny. K √ √ An. MF √ √ 5 100 √ 0 0 √ 3 60 √ 0 0 √ √ √
14 Ny. R √ √ An. F √ √ 5 100 √ 2 40 √ 3 60 √ 0 0 √ √ √
15 Ny. R √ √ An. S √ √ 5 100 √ 2 40 √ 2 40 √ 0 0 √ √
16 Ny. N √ √ An. A √ √ 5 100 √ 3 60 √ 2 40 √ 0 0 √ √ √
17 Ny. S √ √ An R √ √ 5 100 √ 1 20 √ 2 40 √ 0 0 √ √
18 Ny. J √ √ An. MA √ √ 5 100 √ 3 60 √ 3 60 √ 0 0 √ √ √ √
19 Ny. R √ √ An. R √ √ 5 100 √ 1 20 √ 1 20 √ 0 0 √ √
20 Ny. L √ √ An. H √ √ 5 100 √ 2 40 √ 3 60 √ 1 20 √ √ √
21 Ny. S √ √ An. S √ √ 5 100 √ 2 40 √ 1 20 √ 0 0 √ √
22 Ny. Y √ √ An. A √ √ 5 100 √ 0 0 √ 1 20 √ 0 0 √ √
23 Ny. S √ √ An. A √ √ 5 100 √ 3 60 √ 4 80 √ 0 0 √ √ √ √
24 Ny. Y √ √ An. A √ √ 5 100 √ 1 20 √ 1 20 √ 0 0 √ √
25 Ny. M √ √ An. L √ √ 5 100 √ 1 20 √ 3 60 √ 0 0 √ √ √
26 Ny. N √ √ An. N √ √ 5 100 √ 0 0 √ 4 80 √ 0 0 √ √ √
27 Ny. M √ √ An. R √ √ 5 100 √ 4 80 √ 1 20 √ 0 0 √ √ √
28 Tn. B √ √ An. B √ √ 5 100 √ 0 0 √ 1 20 √ 0 0 √ √
29 Tn. A √ √ An. A √ √ 5 100 √ 3 60 √ 1 20 √ 2 40 √ √ √
30 Ny. H √ √ An. NS √ √ 5 100 √ 2 40 √ 1 20 √ 0 0 √ √
31 Ny. L √ √ An. MM √ √ 5 100 √ 2 40 √ 2 40 √ 0 0 √ √
32 Ny. A √ √ An. A √ √ 5 100 √ 0 0 √ 3 60 √ 0 0 √ √ √
33 Ny. L √ √ An. A √ √ 5 100 √ 1 20 √ 0 0 √ 1 20 √ √
34 Ny. YP √ √ An. A √ √ 5 100 √ 4 80 √ 2 40 √ 1 20 √ √ √
35 Ny. R √ √ An. H √ √ 4 80 √ 3 60 √ 2 40 √ 2 40 √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
03-Agu-17

36 Ny. M An. A √ 3 60 3 60 1 20 0 0
37 Ny. M √ √ An. J √ √ 5 100 √ 2 40 √ 2 40 √ 0 0 √ √
38 Ny. S √ √ An. MR √ √ 3 60 √ 3 60 √ 2 40 √ 0 0 √ √ √
39 Ny. PN √ √ An. MZ √ √ 3 60 √ 3 60 √ 2 40 √ 3 60 √ √ √ √
40 Ny. D √ √ An. A √ √ 5 100 √ 4 80 √ 2 40 √ 1 20 √ √ √
41 Ny. F √ √ An. R √ √ 4 80 √ 3 60 √ 2 40 √ 0 0 √ √ √
42 Ny. M √ √ An. R √ √ 5 100 √ 4 80 √ 1 20 √ 0 0 √ √ √
43 Ny. D √ √ An. Z √ √ 5 100 √ 1 20 √ 1 20 √ 1 20 √ √
44 Ny. B √ √ An. A √ √ 5 100 √ 0 0 √ 1 20 √ 0 0 √ √
45 Ny. M √ √ An. MF √ √ 4 80 √ 2 40 √ 3 60 √ 1 20 √ √ √
46 Ny. H √ √ An. N √ √ 4 80 √ 4 80 √ 2 40 √ 0 0 √ √ √
47 Ny. I √ √ An. A √ √ 5 100 √ 4 80 √ 2 40 √ 0 0 √ √ √
48 Ny. R √ √ An. A √ √ 5 100 √ 4 80 √ 2 40 √ 0 0 √ √ √
49 Ny. S √ √ An. MF √ √ 5 100 √ 4 80 √ 2 40 √ 0 0 √ √ √
50 Ny. W √ √ An. D √ √ 5 100 √ 2 40 √ 1 20 √ 1 20 √ √
Total 3 47 4 32 13 1 0 10 36 4 26 24 50 0 18 32 16 34 1 49 50 18 16 1
100%

100%
94%

64%

26%

20%

72%

52%

48%

36%

64%

32%

68%

98%

36%

32%
6%

8%

2%

0%

8%

0%

2%

2%
Persentase (%)
Sumber : Data primer diolah Agustus 2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah TK Harun Al-Rasyid Peneliti

Sitti Habi, S.pd Restu Octavia Niva Benny


NUPTK. 1341760661220003 NIM. P00320014040
Dokumentasi

Keterangan : Orang tua murid mengisi lembar kuesioner yang diberikan oleh

peneliti.

Anda mungkin juga menyukai