Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CKD (CHRONIC


KIDNEY DISEASE) DIRUANG ALAMANDA LANTAI 11 RSUD PASAR
MINGGU

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3B

Ajeng Novitasari (17051)


Nevi Afrilia (17076)
Nitis Kusuma Suci (17077)
Vingki Desgianingsih (17095)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA
JAKARTA SELATAN
2019-2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Penyakit Gagal Ginjal merupakan suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh
seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urin.
Gagal ginjal merupakan suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal ginjal
akut (acute renal failure = ARF) dan gagal ginjal kronik (chronic renal failure = CRF). Pada
gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari
atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan
kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada gagal
ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi
ginjal dapat berlangsung terus selama berbulan-bulan atau bertahun-bertahun sampai ginjal
tidak dapat berfungsi sama sekali (end stage renal disease).

Gagal Ginjal Kronik merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting
mengingat selain insidens dan pravelensinya yang semakin meningkat, pengobatan pengganti
ginjal yang harus di jalani oleh penderita gagal ginjal merupakan pengobatan yang sangat
mahal. Dialisa adalah suatu tindakan terapi yang dilakukan pada penderita gagal ginjal
terminal. Tindakan ini sering disebut sebagai terapi pengganti karena berfungsi menggantikan
sebagian fungsi ginjal. Terapi penganti yang sering di lakukan rumah sakit adalah
hemodialisis dan peritoneal dialisa. Diantara kedua jenis terapi tersebut, yang menjadi pilihan
utama dan metode perawatan yang umum di lakukan oleh penderita gagal ginjal adalah terapi
hemodialisis (Arliza, 2012). Badan Kesehatan Dunia menyebutkan pertumbuhan penderita
gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di amerika
Serikat, kejadian dan prevalensi gagal ginjal meningkat di tahun 2014. Data menunjukkan
setiap tahun 200.000 orang Amerika menjalani hemodialisis karena gangguan ginjal kronis
artinya 1140 dalam satu juta orang (Indonesian et al.,2015)
Di Amerika pasien dialysis lebih dari 500 juta orang harus menjalani hidup
dengan bergantung pada cuci darah. Indonesia merupakan negara dengan tingkat penderita
gagal ginjal yang cukup tinggi. Hasil survei yang dilakukan oleh perhimpunan Nefrologi
Indonesia (Pernefri) diperkirakan ada sekitar 12,5% dari populasi atau sebesar 25 juta
penduduk Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal (Indonesian et al.,2015).

1. 2 Rumusan Masalah
a. Apa itu pengertian CKD ?
b. Bagaimana anatomi dan fisiologi Siatem perkemihan ?
c. Apa saja penyebab CKD ?
d. Apa saja factor resiko CKD ?
e. Komplikasi yang dapat timbul ketika mengalami CKD ?

1. 3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisiCKD
b. Untuk mengetahui anatomi fisiologi Perkemihan
c. Untuk mengetahui penyebab dari CKD
d. Untuk mengetahui apa saja factor resiko CKD
e. Untuk mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada klien CKD
BAB II
PEMBAHASAN
LAPORAN PENDAHULUAN

Chronic kidney disease (CKD)

3. 1 Konsep Dasar CKD


3.1.1 Definisi

Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan


sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan
glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal kronis
(GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi
secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh
gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit,
sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009).

3.1.2 Etiologi

1.) Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)


2.) Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
3.) Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
4.) Gangguan jaringan penyambung (lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodusa, sklerosis sitemik progresif)
5.) Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal)
6.) Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
7.) Nefropati toksikmisalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal.
8.) Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma,
fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat,
striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

3.1.4 Patofisiologi

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus


dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya
saring.Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari
nefron–nefron rusak.Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada
yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan
haus.Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri
timbul disertai retensi produk sisa.Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada
pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-
kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%.Pada tingkat ini fungsi renal yang
demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
( Barbara C Long, , 368)

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya


diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah.Terjadi uremia dan
mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah
maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis.
(Brunner & Suddarth, 1448).
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
1.) Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum
normal dan penderita asimptomatik.
2.) Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak,
Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
3.) Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat
penurunan LFG :
1.) Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan
LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2).
2.) Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara
60-89 mL/menit/1,73 m2
3.) Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
4.) Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
5.) Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal
ginjal terminal.
Untuk menilai GFR yaitu :
( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test ) dapat digunakan
dengan rumus :
Clearance creatinin ( ml/ menit ) = (( 140-umur ) x berat badan ( kg )) / ( 72 x
creatini serum )
Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85. (Corwin, 1994)

3.1.5 Manifestasi Klinis


1. Kardiovaskuler
Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, pericarditis Pitting
edema (kaki, tangan, sacrum), edema periorbitalFriction rub pericardial,
pembesaran vena leher.
2. Dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering bersisik Pruritus, ekimosi Kuku
tipis dan rapuhRambut tipis dan kasar
3. Pulmoner
Krekels, Sputum kental dan liatPernafasan kusmaul
4. Gastrointestinal
Anoreksia, mual, muntah, cegukan, Nafas berbau ammoniaUlserasi dan
perdarahan mulutKonstipasi dan diarePerdarahan saluran cerna
5. Neurologi
Tidak mampu konsentrasiKelemahan dan keletihanKonfusi/ perubahan tingkat
kesadaranDisorientasiKejang, Rasa panas pada telapak kakiPerubahan perilaku
6. Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang Kelemahan pada tungkai Fraktur tulang, foot
drop
7. Reproduktif
amenore, atrofi testekuler
3.1.6 Penatalaksanaan Medis

1. Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.


2. Obat-obatan : diuretik untuk meningkatkan urinasi; alumunium hidroksida
untuk terapi hiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi hipertensi serta
diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC seperti epoetin alfa bila
terjadi anemia.
3. Dialisis
4. Transplantasi ginjal (Reeves, Roux, Lockhart, 2011)

.2 ASUHAN KEPERAWATAN
3.2.1 Pengkajian
a. Aktifitas Dan Istirahat
Kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur, kelemahan otot dan tonus,
penurunan ROM

b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada, peningkatan JVP, t
achycardia, hipotensi orthostatic, friction rub

c. Integritas Ego
Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan, menolak, cemas, takut,
marah, irritable

d. Eliminasi
Penurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, perubahan warna urin, urin pekat
warna merah/coklat, berawan, diare, konstipasi, abdomen kembung

e. Makanan/Cairan
Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia,
mual, muntah, rasa logam pada mulut, asites, penurunan otot, penurunan
lemak subkutan

f. Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas, kesemutan,
gangguan status mental,penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran,
koma
g. Nyeri/Kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, distraksi, gelisah

h. Pernafasan
Pernafasan kusmaul (cepat dan dangkal), paroksismal nokturnal dyspnea (+),
batuk produkrif dengan frotty sputum bila terjadi edema pulmonal

i.Keamanan
Kulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam (sepsis dan dehidrasi), petekie,
ekimosis, fraktur tulang, deposit fosfat kalsieum pada kulit, ROM terbatas

j. Seksualitas
Penurunan libido, amenore, infertilitas

k. Interaksi Sosial
Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasanya
(Doengoes, 2000)

3.2.2 Diagnosa Keperawatan


diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah:
1. Penurunan curah jantung
2. Kelebihan volume cairan
3. Resiko gangguan nutrisi
4. Gangguan pertukaran gas
5. Gangguan integritas kulit
6. Intoleransi aktivitas
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan tindakan medis

3.2.3 Intervensi Keperawatan

N Nanda Noc Nic


O
1 Penurunan NOC : NIC :
curah jantung        Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
berhubungan         Circulation Status 1. Evaluasi adanya nyeri dada
dengan beban        Vital Sign Status ( intensitas,lokasi, durasi)
jantung yang Kriteria Hasil: 2. Catat adanya disritmia
meningkat 1. Tanda tanda vital dalam jantung
rentang normal 3. Catat adanya tanda dan gejala
2. Dapat mentoleransi penurunan cardiac putput
aktivitas dan tidak ada 4. Monitor status kardiovaskuler
kelelahan 5. Monitor status pernafasan
3. Tidak ada edema yang menandakan gagal
paru,perifer dan tidak ada jantung
asites 6. Monitor adanya perubahan
4. Tidak ada penurunan tekanan darah
kesadaran 7.  Monitoradanya dyspneu,
  fatigue, tekipneu dan
ortopneu
8. Anjurkan untuk menurunkan
stress
Vital Sign Monitoring
1. Monitor : TD, nadi, suhu, dan
RR
2 Gangguan NOC : NIC :
keseimbangan  E Electrolit and acid base Fluid management
cairan dan balance 1. Timbangpopok/pembalut jika
elektrolit Fluid acid’ diperlukan
berhubungan Hydration 2. Pertahankancatatan intake dan
dengan udem Kriteria Hasil: output yang akurat
sekunder:  T 1. Terbebas dari edema,efusi 3.  Pasangurin kateter jika
volume cairan 2. Bunyi nafas bersih diperlukan
tidak seimbang 3. Terbebas dari distensi 4.  Monitorhasil lAb yang sesuai
oleh karena vena juguralis dengan retensi cairan (BUN ,
retensi Na dan 4. Memelihara tekanan Hmt , osmolalitas urin  )
H2O vena sentral 5.  Monitorstatus hemodinamik
5. Terbrbas dari kelelahan termasuk CVP, MAP, PAP,
kecemasan atau dan PCWP
kebingungan 6.  Monitor indikasi retensi /
6. Menjelaskan indikasi kelebihan cairan (cracles,
kelebihan cairan CVP , edema, distensi vena
22 leher, asites)
7.  Kaji lokasi dan luas edema
Fluid Monitoring
1.  Tentukan riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
2. Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan renal,
gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll )
3. Monitor berat badan
4. Monitor serum dan
elektrolit urine
5. Monitor serum dan
osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR, dan RR
7. Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
8. Monitor parameter
hemodinamik infasif
9. Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem
perifer dan penambahan
BB
10. Monitor tanda dan gejala
dari odema
3 Perubahan NOC : NIC :
nutrisi: kurang NNutritional Status : food and Nutrition Management
dari kebutuhan Fluid Intake 1.   Kaji adanya alergi
tubuh Kriteria Hasil : makanan
berhubungan 1. Adanya peningkatan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
dengan berat badan sesuai untuk menentukan jumlah
anoreksia, mual, dengan tujuan kalori dan nutrisi yang
muntah 2. Berat badan ideal dibutuhkan pasien.
sesuai dengan tinggi 3. Yakinkandiet yang
badan dimakan mengandung
3. Mampu tinggi serat untuk
mengidentifikasi mencegah konstipasi.
kebutuhan nutrisi 4. Monitorjumlah nutrisi dan
4. Tidak ada tand tanda kandungan kalori
mal nutrisi 5. Berikan informasi tentang
5. Tidak terjadi kebutuhan nutrisi
penurunan berat badan Nutrition Monitoring
yang berarti 1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya penurunan
berat badan
3. Monitor lingkungan selama
makan
4. Monitorkulit kering dan
perubahan pigmentasi
5. Monitor turgor kulit
6. Monitorkekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
7. Monitor mual dan muntah
8. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
9. Monitor kalori dan intake
nutrisi
10. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
11. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TN.S DENGAN GANGGUAN


SISTEM PERKEMIHAN
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 18 Desember 2019
Tanggal masuk : 17 Desember 2019
Ruang/Kelas : lantai 11 RSUD Pasar Minggu
Nomor Register : 15.44.12
Diagnosa Medis : CKD

1. Identitas klien
Nama klien : Tn.S
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 60 th
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMK
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pekerjaan : Kurir
Alamat : Pondok labu, Jakarta selatan
Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, Lain-lain) : BPJS
Sumber Informasi (Klien/Keluarga) : Klien dan istri

2. Resume
Pasien datang ke UGD tanggal 18 desember 2019 dengan keluhan sesak, lemasdan
nyeri saat bernafas, kaki kiri sulit digerakan , TD : 180/100, N: 87, RR,
27X/menit, S: 38.9oC, pasien mendapatkan terapi obat dari dokter CAC03 3x1,
Bicnat 3x1, asam folat 3x1, Nocid 3x650 mg, cefoperazone 3x1gr, pct drip 3x500
m, Asam Tranexamat 3x500 mg, ondancentron 4 mg, lasix drip 5 mg/ jam
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang.
1) Keluhan utama : mual,sesak,nyeri saat bernafas dan lemas
Kronologis keluhan
a) Faktor pencetus : -
b) Timbulnya keluhan : () Mendadak ( ) Bertahap
c) Lamanya : ½ hari
d) Upaya mengatasi : istirahat
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Riwayat penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan) : -
2) Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang, Lingkungan) : -
3) Riwayat pemakaian obat : -

c. Riwayat kesehatan keluarga (Genogram dan Keterangan tiga generasi dari


klien)
Keterangan : : Laki-laki

: perempuan

: Keturunan

: Menikah

: pasien

d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor
resiko :
Hipertensi (orang tua/Ibu)

e. Riwayat psikososial dan spiritual.


1) Adakah orang terdekat dengan klien : istri

2) Interaksi dalam keluarga :


a) Pola komunikasi : Baik
b) Pembuatan keputusan : Keluarga
c) Kegiatan kemasyarakatan : Tidak ada

3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga : keluarga cemas

4) Masalah yang mempengaruhi klien : Tidak ada

5) Mekanisme Koping terhadap stress


() Pemecahan masalah ( ) Tidur
( ) Makan ( ) Cari pertolongan
( ) Minum obat ( ) Lain-lain
(Misal: marah,diam)

6) Persepsi klien terhadap penyakitnya


a) Hal yang sangat dipikirkan saat ini : ingin sembuh
b) Harapan setelah menjalani perawatan : ingin sembuh
c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : Tidak nafsu
makan

7) Sistem nilai kepercayaan :


a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak ada
b) Aktivitas agama/Kepercayaan yang dilakukan : ngaji dan solat

8) Kondisi Lingkungan Rumah


(Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini) : Bersih

9) Pola kebiasaan

POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI Sebelum Di Rumah
sakit/ sakit
Sebelum di
RS
1. Pola nutrisi
a. Frekuensi makan …X/hari
b. Nafsu makan : baik/tidak 3 3
Alasan: mual, muntah, sariawan)
c. Porsi makan yang dihabiskan Baik Tidak
d. Makanan yang tidak disukai - Mual dan
e. Makanan yang membuat alergi muntah
f. Makanan pantangan 1 posi
g. Makanan diet ¼ porsi
h. Penggunaan obat-obatan sebelum Tidak ada
makan Tidak ada
i. Penggunaan alat bantu (NGT, dll) Tidak ada
Tidak
2. Pola eliminasi Tidak
a. B.a.k :
1) Frekuensi : … X/hari 5x 3x
2) Warna : …………
3) Keluhan : …………
4) Penggunaan alat bantu Tidak Tidak
(kateter,dll)
b. B.a.b
1) Frekuensi : …X/hari 1x/hari 1x/hari
2) Waktu : Tidak tentu Tidak tentu
(pagi, siang, malam/tidak tentu)
3) Warna : ………….
4) Konsistensi : ………..
5) Keluhan :
6) Penggunaan laxative : … Tidak ada Tidak ada
Tidak Tidak
3. Pola personal hygiene
a. Mandi
1) Frekuensi : …x/hari 2x/hari Tidak mandi
2) Waktu : pagi/sore/malam Pagi dan -
b. Oral hygiene sore
1) Frekuensi : …x/hari
2) Waktu : 3x/hari
pagi/siang/setelah makan Pagi,siang Tidak
c. Cuci rambut dan setelah -
1) Frekuensi : …x/minggu makan

4. Pola istirahat dan tidur 1x/minggu Tidak


a. Lama tidur siang: … jam/hari
b. Lama tidur malam : … jam/hari
c. Kebiasaan sebelum tidur : …
4jam/hari 4jam/hari
5. Pola aktivitas dan latihan. 8jam/hari 8jam/hari
a. Waktu bekerja : pagi/siang/malam Tidak ada Tidak ada
b. Olah raga : ( ) Ya ( ) Tidak
c. Jenis olah raga : …………….
d. Frekuensi olahraga : ……….. Pagi dan Tidak
X/minggu siang
e. Keluhan dalam beraktivitas Tidak
(Pergerakan tubuh/mandi/Mengenakan Tidak Tidak
pakaian/sesak setelah beraktivitas dll) Tidak Tidak
Tidak
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan Tidak ada
Tidak ada
a. Merokok : ya/tidak
1) Frekuensi : …………….. Tidak Tidak
2) Jumlah : ……………….. Tidak Tidak
3) Lama pemakaian : …….. Tidak Tidak
b. Minuman keras / NABZA : ya/tidak
1) Frekuensi : ……………
2) Jumlah : …………… Tidak Tidak
3) Lama pemakaian : …… Tidak Tidak
Tidak Tidak
4. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan fisik umum :
1) Berat badan : 63kg (Sebelum sakit : 67kg)
2) Tinggi badan : 159 cm
3) Keadaan umum : ( ) Ringan () Sedang ( ) Berat
4) Pembesaran kelenjar getah bening : () Tidak
( ) Ya, Lokasi…..

b. Sistem penglihatan :
1) Posisi mata : () Simetri ( ) Asimetris
2) Kelopak mata : () Normal ( ) Ptosis
3) Pergerakan bola mata : () Normal ( ) Abnormal
4) Konjungtiva : () Merah muda ( ) Anemis ( ) Sangat merah
5) Kornea : () Normal ( ) Keruh/berkabut
( ) Terdapat Perdarahan
6) Sklera : ( ) Ikterik () Anikterik
7) Pupil : () Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
8) Otot – otot mata : () Tidak ada kelainan ( ) Juling keluar
( ) Juling ke dalam ( ) Berada di atas
9) Fungsi penglihatan : () Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk/diplopia
10) Tanda-tanda radang : Tidak ada
11) Pemakaian kaca mata : ( ) Tidak () Ya, jenis : +
12) Pemakaian lensa kontak : tidak
13) Reaksi terhadap cahaya : +/+

c. Sistem pendengaran :
1) Daun telinga : () Normal ( )
Tidak,kanan/kiri……..
2) Karakteristik serumen (warna, konsistensi,bau) : Tidak ada
3) Kondisi telinga tengah : () Normal ( ) Kemerahan
( ) Bengkak ( ) Terdapat lesi
4) Cairan dari telinga : () Tidak ( ) Ada, ….
( ) Darah, nanah dll
5) Perasaan penuh di telinga : ( ) Ya () Tidak
6) Tinitus : ( ) Ya () Tidak
7) Fungsi pendengaran : () Normal ( ) Kurang
( ) Tuli, Kanan/kiri…………
8) Gangguan keseimbangan : () Tidak ( ) Ya, …
9) Pemakaian alat bantu : ( ) Ya () Tidak

d. Sistem wicara : () Normal ( ) Tidak: ….

( ) Aphasia ( ) Aphonia

( ) Dyasartria ( ) Dysphasia ( )
Anarthia

e. Sistem pernafasan :
1) Jalan nafas : () Bersih ( ) Ada sumbatan ;
………
2) Pernafasan : () Tidak sesak () ) Sesak : ….
3) Menggunakan otot bantu pernafasan : () ) Ya () Tidak
4) Frekuensi : 28x/menit
5) Irama : () Teratur () Tidak teratur
6) Jenis pernafasan : Cheynestoke (Spontan, kausmaull,
cheynestoke, biot, dll)
7) Kedalaman : ( ) Dalam () Dangkal
8) Batuk : () Tidak ( ) Ya ……
(produktif/tidak)
9) Sputum : () Tidak ( ) Ya … (putih/kuning,hijau)
10) Konsistensi : ( ) Kental ( ) Encer
11) Terdapat darah : ( ) Ya () Tidak
12) Palpasi dada :-
13) Perkusi dada :-
14) Suara nafas : () Vesikuler ( ) Ronkhi
() ) Wheezing ( ) Rales
15) Nyeri saat bernafas : ( ) Ya () Tidak
16) Penggunaan alat bantu nafas : () Tidak ( ) ) Ya Nasa kanul 3
lpm

e. Sistem kardiovaskuler :
1) Sirkulasi peripher
a) Nadi 87x/menit : Irama : () Teratur ( ) Tidak Teratur
Denyut : ( ) Lemah () Kuat
b) Tekanan darah : 180/100 mm/Hg
c) Distensi vena jugularis: kanan : () Ya ( ) Tidak
Kiri : () Ya ( ) Tidak
d) Temperatur kulit : () Hangat ( ) Dingin suhu :38.9OC
e) Warna kulit : () Pucat ( ) Cyanosis ( ) Kemerahan
f) Pengisian kapiler : 2 detik
g) Edema : () Ya,….. () Tidak
() Tungkai atas ( ) Tungkai bawah
( ) Periorbital ( ) Muka
( ) Skrotalis ( ) Anasarka
2) Sirkulasi Jantung
a) Kecepatan denyut apical : 87x/menit
b) Irama : () Teratur ( ) Tidak teratur
c) Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
d) Sakit dada : ( ) Ya () Tidak

1) Timbulnya : () Saat aktivitas ( ) Tanpa


aktivitas
2) Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk-tusuk () Seperti
terbakar
( ) Seperti tertimpa benda berat
3) Skala nyeri :5
f. Sistem hematologi
Gangguan Hematologi :
1) Pucat : () Tidak (  ) Ya
2) Perdarahan : () Tidak ( ) Ya, ….
( ) Ptechie ( ) Purpura ( ) Mimisan ( ) Perdarahan gusi
( ) Echimiosis

g. Sistem syaraf pusat


1) Keluhan sakit kepala : Tidak (vertigo/migrain/dll)
2) Tingkat kesadaran : () compos mentis ( ) Apatis
( ) Somnolent ( ) Soporokoma
3) Glasgow coma scale (GCS) E : 4 M:6 V:5
4) Tanda-tanda peningkatan TIK : ( ) Tidak () Ya
( ) Muntah Proyektil ( ) Nyeri kepala hebat
() Papil edema
5) Gangguan sistem persyarafan : ( ) Kejang ( ) Pelo
( ) Mulut mencong ( ) Disorientasi ( )
Polineuritis/kesemutan
( ) kelumpuhan ekstremitas (kanan/kiri/atas/bawah)
6) Pemeriksaan Reflek :
a) Reflek fisiologis : () Normal ( ) Tidak
b) Reflek patologis : ( ) Tidak () Ya…

h. Sistem pencernaan
Keadaan mulut :
1) Gigi : () Caries () ) Tidak
2) Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya () Tidak
3) Stomatitis :( ) Ya () Tidak
4) Lidah kotor : ( ) Ya () Tidak
5) Salifa : () Normal ( ) Abnormal
6) Muntah : ( ) Tidak () Ya…………
a) Isi : () Makanan ( ) cairan ( ) darah
b) Warna : ( ) sesuai warna makanan ( ) Kehijauan
( ) coklat ( ) kuning ( ) hitam
c) Frekuensi : 2x/hari
d) Jumlah : 50ml
7) Nyeri daerah perut : () Ya …….. ( ) Tidak
8) Skala nyeri :5
9) Lokasi dan karakter nyeri :
( ) seperti ditusuk-tusuk ( ) melilit-lilit
() cramp ( ) Panas/ seperti terbakar
( ) setempat ( ) Menyebar ( ) berpindah-
pindah
() kanan atas ( ) kanan bawah () kiri atas ( ) kiri bawah
10) Bising usus : 11 x/menit
11) Diare : () Tidak ( ) Ya, ..
a) Lamanya : ………. Frekuensi : ……….x/hari
b) Warna feces : ( ) kuning
( ) putih seperti air cucian beras
( ) cokelat ( ) hitam ( ) dempul
c) Konsistensi feces : ( ) setengah padat ( ) Cair
( ) berdarah ( ) terdapat lender
( ) tidak ada kelainan
12) Konstipasi : () Tidak ( ) ya, lamanya…. hari
13) Hepar : ( ) Teraba () Tidak teraba
14) Abdomen : () Lembek ( ) kembung
( ) asites ( ) Distensi

i. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : () tidak ( ) ya,
( ) Exoptalmus ( ) Tremor
( ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( ) Ya () Tidak
( ) Poliuri ( ) polidipsi ( )
poliphagi
Luka ganggren : () tidak ( ) Ya, lokasi ….
Kondisi luka…………….

j. Sistem urogenital
Balance cairan : Intake 1200 ml ; Output 900 ml
Perubahan pola kemih : ( ) Retensi ( ) Urgency () Dysuria
( ) Tidak lampias ( ) Nocturia
( ) inkontinensia ( ) Anuria
B.a.k : Warna : () Kuning jernih
( ) Kuning kental/ cokelat
( ) Merah ( ) Putih
Distensi/ketegangan kandung kemih : ( ) Ya () Tidak
Keluhan sakit pinggang : ( ) Ya () Tidak
Skala nyeri : tidak ada

k. Sistem integumen
Turgor kulit : () Elastis ( ) Tidak elastis
Temperatur kulit : () Hangat ( ) Dingin
Warna kulit : () pucat ( ) sianosis ( ) kemerahan
Keadaan kulit : () Baik ( ) Lesi ( ) Ulkus
( ) Luka, lokasi…….
( ) insisi operasi, lokasi …..
Kondisi ………….
( ) gatal-gatal ( ) memar/lebam
( ) kelainan pigmen
( ) luka bakar, Grade…. Presentase
( ) Dekubitus, lokasi…….
Kelainan kulit : () tidak ( ) ya, jenis….
Kondisi kulit daerah pemasangan infus : baik
Keadaan rambut :-Tekstur : () Baik ( ) tidak ( )
alopesia
-Kebersihan : () Ya ( ) Tidak,….
l. Sistem muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya () Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit :( ) Ya () Tidak
Fraktur :( ) Ya () Tidak
Lokasi : tidak ada
Kondisi : tidak ada
Kelainan bentuk tulang sendi : ( ) Kontraktur ( ) Bengkak
( ) Lain-lain, sebutkan : tidak ada
Kelainan struktur tulang belakang : ( ) Skoliasis ( ) Lordosis
( ) Kiposis
Keadaan Tonus Otot : () Baik ( ) Hipotoni
( ) Hipertoni ( ) Atoni

Kekuatan otot :5 5 5 5 5555

4444 5555
Data tambahan (pemahaman tentang penyakit)
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………
5. Data Penunjang (Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah : Lab,
Radiologi, Endoskopi dll)
- Hb :9,3 g/dl
- Ht :24 vol%
- L : 13.3 ribu/ul
- T : 202ribu/ul
 Fungsi ginjal
- BUN 57,1 Mg/dl
- Kreatinin 10,4 Mg/dl
- Asam urat 7,0 Mg/dl
6. Penatalaksanaan (therapy/pengobatan termasuk diet)
- CAC03 3x1
- Bicnat 3x1
- Asam Folat 3x1
- Nocid 3x650 Mg
- Cefoperazone 3x1gr
- Pct Drip 3x500 Mg
- Asam Tranexamat 3x500 Mg
- Ondancentron 4 Mg
- Lasix Drip 5 Mg/ Jam

DATA FOKUS

Data subjektif Data Objektif


- Pasien mengatakan sesak - KU : Compos Mentis
- Pasien mengatakan mual dan sakit - Pasien tampak pucat hasil lab
saat bernafas -Hb : 9,3 g/dl
- Pasien mengatakan lemas -Ht : 24 vol%
- Keluarga pasien mengatakan pasien -L : 13.3 ribu/ul
hanya BAK ±300cc/hari -T : 202ribu/ul
- Keluarga pasien mengatakan pasien - Terpasang oksigen nasal kanul 3 Lpm
hanya makan ¼ porsi makanan dan - Terpasang infus ditangan kiri RL dan
minuman sekitar 3 gelas/hari 2:1, tangan kanan terpasang lasix
- Pasien mengatakan nyeri saat - TTV
bernafas TD : 180/100 mmHg
S : 38,9
Rr :27x/menit
N : 87x/menit
- P : Nyeri saat bernafas
Q : Nyeri seperti terbakar
R : Nyeri terasa di dada dan abdomen
S : Skala 5
T : Secara terus menerus
- Terdapat udem di Ektremitas bawah
- Pasien terlihat hanya berbaring
ditempat tidur
- Pasien terlihat meringis saat bernafas
- Pasien terpasang CDL di femur
dextra
 ANALISA DATA

NO Data Problem Ekologi


1. DS : Kelebihan volume Penurunan saluran
- Pasien mengatakan mual dan sesak cairan urine dan fungsi
saat bernafas ginjal
- Pasien mengatakan lemas
- Keluarga pasien mengatakan pasien
hanya BAK ±300 cc/hari
- Keluarga pasien mengatakan pasien
hanya makan ¼ porsi makanan dan
minuman sekitar 3 gelas/hari
DO :
- Pasien tampak pucat hasil
-Hb : 9,3 g/dl
-Ht : 24 vol%
-L : 13.3 ribu/ul
-T : 202ribu/ul

- Terdapat udem di Ektremitas bawah


- TTV : TD : 180/100 mmHg
S : 38,9
Rr : 27x/menit
N : 87x/menit
2. DS : Pola nafas tidak Hiperventilasi
- Pasien mengatakan sesak efektif
- Pasien mengatakan mual saat
bernafas
DO :
- Pasien terlihat meringis saat bernafas
- Terpasang oksigen 3 Lpm
- TD : 180/100 mmHg
- S : 38,9
- Rr : 27x/menit
- N : 87x/menit
3. DS : Nyeri akut Agen Cedera
- Pasien mengatakan nyeri saat Biologis
bernafas
DO :
-Pasien telihat meringis saat bernafas
- P : Nyeri saat bernafas
Q : Nyeri seperti terbakar
R : Nyeri terasa di dada dan abdomen
S : Skala 5
T : Secara terus menerus

4. DS : Resiko infeksi Tindakan invasive


DO :
- Terpasang infus ditangan kiri RL
dan 2:1, tangan terpasang infus lasix
- Pasien terpasang CDL di femur
dextra

 PRIORITAS DIAGNOSA

N Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi Paraf Perawat


O
1 Pola nafas tidak efektif b/d 18 Desember 2019
Hiperventilasi
2 Kelebihan volume cairan b/d 18 Desember 2019
penurunan saluran urine dan
fungsi ginjal
3 Nyeri akut b/d agens 18 Desember 2019
pencedera fisiologis
4 Resiko infeksi b/d tindakan 18 Desember 2019
invasive
 INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tangga No Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Paraf


l . Perawat
Dx
Rabu,18 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola nafas
Desember 1 keperawatan keperawatan (frekuensi
2019 selama 3 x 24 jam kedalaman)
diharapkan pola nafas 2. Monitor bunyi nafas
adekuat dengan kriteria tambahan
hasil : 3. Posisikan semi
- Mampu bernafas dengan fowler / fowler
mudah 4. Kolaborasi
- Suara nafas bersih pemberian oksigen 3
lpm
Rabu,18 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status
Desember 2 keperawatan selama 3 x 24 hemodinamik
2019 jam diharapkan volume (tekanan darah)
cairan seimbang dengan 2. Monitor intake dan
kriteria hasil: output cairan
- Terbebas dari edema 3. Batasi asupan cairan
- Bunyi nafas bersih 4. Tinggikan kepala
- Vital sign normal tempat tidur
5. Kolaborasi
pemberian diuretik
Rabu,18 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi,
Desember 3 keperawatan selama 3 x 24 karakteristik, durasi,
2019 jam diharapkan nyeri frekuensi, kualitas,
berkurang dengan kriteria intensitas nyeri
hasil: 2. Identifikasi skala
- Mampu mengontrol nyeri
nyeri 3. Fasilitasi istirahat dan
- Mampu mengenali nyeri tidur
- Menyatakan rasa 4. Kolaborasi
nyaman setelah nyeri pemberian analgetik
berkurang
Rabu,18 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan
Desember 4 keperawatan selama 3 x 24 gejala infeksi
2019 jam diharapkan tidak terjadi 2. Berikan perawatan
infeksi dengan kriteria hasil: kulit pada daerah
- Tidak ada tanda-tanda edema
infeksi 3. Cuci tangan sebelum
- Pasien dan keluarga dan sesudah kontak
mengetahui tanda dengan pasien dan
gejala, pencegahan dan lingkungan pasien
waktu pelaporan infeksi 4. Kolaborasi
pemberian antibiotik

 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal, No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf Perawat


Waktu DX
Rabu,18 1 - Memonitor pola nafas
Desember H : RR: 27x/menit
2019 Kedalaman : dalam

- Memonitor bunyi nafas tambahan


H : Bunyi nafas wheezing

- Memposisikan pasien semi fowler


H : pasien terlihat nyaman

2 - Memonitor status hemodinamik


(tekanan darah)
H : TD : 180/100mmhg

- Memonitor intake dan output cairan


H : intake : 810cc
Output :520 cc
810 cc – 520 cc = 290 cc

- Memposisikan pasien semi fowler


H : pasien terlihat nyaman

- Memberikan Lasix Drip 5 mg / jam

3 - Melakukan pengkajian skala nyeri


H : P : nyeri saat bernafas
Q : nyeri seperti terbakar
R : nyeri terasa di dada,
abdomen
S : skala nyeri 5
T : secara terus-menerus

- Memberikan obat analgetik


H : pasien terlihat rileks
4

- Memonitor tanda dan gejala infeksi


H : tidak terdapat tanda dan gejala
infeksi

- Memberikan obat antibiotik


ceftriaxone 1gr via vemplon
H : tidak ada tanda flebitis saat obat
Dimasukan
Kamis, 19 - Memonitor pola nafas
Desember 1 H : rr : 26x/menit
2019 Kedalaman : dalam

- Memonitor bunyi nafas tambahan


H : bunyi nafas wheezing
- Memposisikan pasien semi fowler
H : pasien terlihat lebih nyaman

2 - Memonitor status hemodinamik


(tekanan darah)
H : TD : 150/90 mmhg

- Memonitor intake dan output cairan


H : : intake : 830 cc
Output : 590 cc
830 cc – 590 cc = 270 cc

- Memberikan Lasix drip 5 mg / jam


3

- Melakukan pengkajian skala nyeri


H : P : nyeri saat bernafas
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : nyeri terasa di dada,
abdomen
S : skala nyeri 4
T : secara terus-menerus

- Memberikan obat analgetik


4
H : pasien terlihat rileks

- Memonitor tanda dan gejala infeksi


H:
-Hb : 9,3 g/dl
- Ht : 24 vol%
-L : 13.3 ribu/ul
-T : 202ribu/ul
- Memberikan obat antibiotik
ceftriaxone 1gr via vemplon
H : tidak ada tanda flebitis saat obat
dimasukan

Jum’at 20 1 - Memonitor pola nafas


Desember H : RR:25x/menit
2019 Kedalaman : dalam

- Memonitor bunyi nafas tambahan


H : Bunyi nafas wheezing

- Memposisikan pasien semi fowler


H : pasien terlihat nyaman

2 - Memonitor status hemodinamik


(tekanan darah)
H : TD : 150/100 mmhg

- Memonitor intake dan output cairan


H : intake : 700 cc
Output : 300 cc
700 – 300 cc = 400 cc

- Memposisikan pasien semi fowler


H : pasien terlihat nyaman

- Memberikan Lasix Drip 5 mg / jam

3
- Melakukan pengkajian skala nyeri
H : P : nyeri saat bernafas
Q : nyeri seperti terbakar
R : nyeri terasa di dada,
abdomen
S : skala nyeri 3
T : hilang timbul

- Memberikan obat analgetik


4 H : pasien terlihat meringis

- Memonitor tanda dan gejala infeksi


H : tidak terdapat tanda dan gejala
infeksi

- Memberikan obat antibiotik


ceftriaxone 1gr via vemplon
H : tidak ada tanda flebitis saat obat
Dimasukan
EVALUASI KEPERAWATAN

TANGGAL NO EVALUASI (SOAP) PARAF


DX
18-12-19 1 S : pasien mengatakan
nafasnya masih sesak
O : -RR: 27x/menit
-suara nafas wheezing
Kedalaman: dalam
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor pola nafas
2. Monitor bunyi pernafasan
3. Posisikan semi fowler
18-12-19 2 S : pasien mengatakan masih sesak
saat bernafas, pasien hanya BAK 300 cc /hari
O :pasien tampak pucat, TD : 150/90mmHg.
Terdapat udem di ekstermitas bawah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1-5
18-12-19 3 S : pasien mengatakan nyeri saat bernafas
0 : P : nyeri saat bernafas
Q : nyeri seperti terbakar
R : nyeri terasa di abdomen dan dada
S : skala nyeri 5
T : secara terus menerus
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1-4
18-12-19 4 S:
0 : terdapat tanda dan gejala infeksi, hasil lab :
Hb : 9,3 g/dl
Ht : 24 vol%
L : 13,3 ribu/ul
T : 202 ribu/ul
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
19-12-2019 1 S : pasien mengatakan
nafasnya masih sesak
O : -RR: 27x/menit
-suara nafas wheezing
Kedalaman: dalam
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor pola nafas
2. Monitor bunyi pernafasan
3. Posisikan semi fowler
19-12-2019 2 S: pasien mengatakan masih sesak saat bernafas
O: BAK pasien tampak hanya 500cc / hari, pasien
tampak pucat, TD : 150/80 mmHg. Terdapat udem di
ekstermitas bawah
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-5

19-12-2019 3 S: pasien mengatakan nyeri saat bernafas


O: P : nyeri saat bernafas
Q : nyeri seperti terbakar
R : nyeri terasa di abdomen dan dada
S : skala nyeri 4-5
T : nyeri hilang timbul
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4
19-12-2019 4 S:
O: terdapat tanda dan gejala infeksi, pasien terpasang
infus di tangan kanan, hasil lab :
Hb : 10,7 g/dl
Ht : 35 vol%
L : 11 ribu/ul
T : 215 ribu/ul
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
20-12-2019 1 S : pasien mengatakan
Sudah tidak sesak
O : -RR: 22x/menit
-suara nafas vesikuler
Kedalaman: dalam
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di hentikan karna pasien sudah selesai
HD
20-12-2019 2 S: pasien mengatakan sudah tidak nyeri saat bernafas
O: BAK:300ml / hari, pasien tampak sudah tidak
pucat, TD : 140/90 mmHg, terdapat udem di
ekstermitas bawah
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan karna pasien sudah selesai
HD
20-12-2019 3 S : pasien mengatakan sudah tidak nyeri saat bernafas
0 : P : nyeri saat bernafas
Q : nyeri seperti terbakar
R : nyeri terasa di abdomen dan dada
S : skala nyeri 3
T : hilang timbul
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
20-12-2019 4 S:
0 : tampak tidak ada tanda dan gejala infeksi,
hasil lab : Hb : 11,5 g/dl
Ht : 45 vol%
L : 10 ribu/ul
T : 250 ribu/ul
Infuse tampak bersih, tidak ada tanda flebitis
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
BAB IV
RESUME KASUS

Tn. S berumur 60 tahun, datang ke RSUD Pasar Minggu dengan keluhan sesak, mual dan
sakit saat bernafas, pasien mengatakan lemas, pasien mengatakan nyeri saat bernafas,
keluarga pasien mengatakan pasien hanya BAK ±300cc / hari, keluarga pasien mengatakan
pasien hanya makan ¼ porsi makanan dan minuman sekitar 3 gelas / hari. Dari pemeriksaan
perawat ditemukan edema di ekstermitas bawah. Tanda-tanda vital ketika masuk rumah sakit
yaitu TD : 180/100mmHg, S : 38,9ºC, N : 87x/menit, RR : 27x/menit, KU : Compos Mentis,
Pasien tampak pucat dengan hasil lab : Hb : 9,3 g/dl, Ht : 24 vol%, L : 13,3 ribu/ul, T : 202
ribu/ul, pasien terpasang oksigen nasal kanul 3 lpm, pasien terlihat hanya berbaring ditempat
tidur, pasien terlihat meringis saat bernafas, pasien terpasang infuse ditangan kiri RL dan 2:1,
tangan kanan terpasang lasix, ditemukan pengkajian P : nyeri saat bernafas, nyeri seperti
terbakar, nyeri terasa di abdomen dan dada, skala nyeri 5, nyeri terus menerus.

BAB V

PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk
menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam
darah.
Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal
ginjal akut (acute renal failure = ARF) dan gagal ginjal kronik (chronic renal failure =
CRF). Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan
fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang
meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara
perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung terus selama
berbulan-bulan atau bertahun-bertahun sampai ginjal tidak dapat berfungsi sama
sekali (end stage renal disease).
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa saran, antara
lain :

1. Bagi perawat
 Diharapkan dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin hubungan kerja
sama yang baik antara pasien dan perawat, agar data yang diperoleh sesuai
dengan kondisi pasien. Diharapkan dalam perumusan masalah sesuai dengan
data yang diperoleh dari pasien. Dapat mengaplikasikan semua rencana dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Kemudian dapat memperoleh evaluasi
sesuai yang diharapkan sebelumnya.
 Diharapkan kepada perawat untuk dapat memberikan Health Education pada
pasien terkait hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya, sehingga
mampu mengurangi tingkat stress hospitalisasi.
2. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan agar lebih membekali mahasiswa didiknya tentang pembuatan
asuhan keperawatan baik itu yang terkait gagal ginjal maupun penyakit-penyakit
lainnya.
3. Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara pasien dan keluarga pasien
dengan perawat dalam proses keperawatan, sehingga didapatkan proses keperawatan
yang berkesinambungan, cepat dan tepat kepada pasien.
4. Bagi mahasiswa
Diharapkan untuk mahasiswa yang akan melakukan studi kasus selanjutnya
agar lebih memperhatikan dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai
dengan data yang diperoleh pada saat pengkajian.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,A.Aziz Alimun.2015.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:Salemba
Medika.

Nanda Internasional.2015.Diagnosa Keperawatan:Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 (10 th


ed) Jakarta:EGC.

Mourhead,S.,Jhonson,M.maas,M, dan Swanson,.2016.Nursing Outcomes Classification


(NOC) (5 th,ed) America: Mosby Elseiver.

Dochterman.J,M.,dan Bulechek,G.M.2016.Nursing Interventions Classification (NIC) (6 th


ed): America: Mosby Elseiver.

Anda mungkin juga menyukai