Anda di halaman 1dari 64

PPKC Jakarta 1

Tujuan Pengelolaan Ketenagaan


Bangsal Keperawatan

Menjamin keberlangsungan dan


kesinambungan pelayanan keperawatan
yang berkualitas kepada pasien.

Ketenagaan yang ada disuatu bangsal, terdiri


dari :
 Tenaga Keperawatan : Perawat & Bidan
 Non-keperawatan : administrasi, pekarya, ahli
gizi, pramuwaluyo dsb.
PPKC Jakarta 2
SUPERVISI
&
Agar tujuan tercapai,tenaga EVALUASI
yang ada perlu dilakukan :

Diartikan sebagai proses yang memacu


anggota unit kerja untuk berkontribusi secara
aktif & positif agar tujuan organisasi tercapai
( Marquis & Huston,1998)
PPKC Jakarta 3
Pengertian yg luas dari Supervisi keperawatan :
Yaitu meliputi bantuan dari pemimpin/PJ keperawatan
yg tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf
lain dalam mencapai tujuan Asuhan Keperawatan.

 Upaya yang berupa dorongan, bimbingan, dan


kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan
kecakapan .
Pengertian secara lebih jelas :
Sebagai suatu aktivitas pembinaan yg direncanakan
untuk membantu para tenaga perawat dan staf lain
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

PPKC Jakarta 4
Fungsi Supervisi  bukan hanya kontrol, apakah
segala kegiatan dilaksanakan sesuai dg rencana,
tetapi juga, bersama perawat mengupayakan
bagaimana perbaikan asuhan keperawatan yg
sedang berlangsung.

Sehingga, Staf bukan pelaksana pasif, tetapi tenaga


profesional sebagai partner kerja

Ide, pendapat, & pengalamannya dihargai dan diikut


sertakan dalam usaha perbaikan Asuhan
Keperawatan/Proses Keperawatan.

PPKC Jakarta 5
Tujuan Supervisi

1. Terciptanya kondisi kerja yang nyaman :


 Lingkungan fisik.
 Peralatan.
 Suasana kerja  memfasilitasi individu :
 Memberikan rasa bebas.

 Mendorong untuk bekerja baik.

 Semangat kebersamaan  menekankan

“kita” dari pada “saya”


2. Perhatian terhadap perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan hasil kerja
PPKC Jakarta 6
Kegiatan Supervisi melalui :

1. Observasi  memberi informasi tentang :


 Pasien.
 Lingkungan.
 Staf keperawatan & kesehatan.
 Asuhan keperawatan.

Bukan sekedar inspeksi & kontrol,tapi juga


membimbing,mengajar,mendorong, memperbaiki &
mengevaluasi
Dilakukan secara terus menerus dgn
sabar,adil & bijaksana Askep
berkualitas
2. Arahan  efektif akan menambah semangat kerja.
PPKC Jakarta 7
Teknik Supervisi

1. Proses supervisi praktek keperawatan, meliputi 3 elemen :


 Standar Keperawatan sebagai acuan.
 Pelaksanaan sebagai pembanding u/menetapkan
pencapaian/kesenjangan.
 Tidak lanjut u/ mempertahankan/memperbaiki
kualitas.
2. Area yg di Supervisi :
 Pengetahuan.
 Ketrampilan.
 Sikap.
3. Cara Supervisi :  Langsung.
 Tidak Langsung.

PPKC Jakarta 8
4. Prinsip :
 Dilakukan ss. garis kekuasaan/struktural/tanggung jawab.
 Memerlukan pengetahuan dasar manajemen,ketrampilan
HAM, dan kepemimpinan.
 Proses kerjasama yang demokratis.
 Menggunakan proses manajemen,termasuk
misi,falsafah,tujuan dan rencana u/mencapai tujuan.

5. Faktor keberhasilan :
 Gaya Kepemimpinan.
 Motivasi.
 Pendelegasian.
 Komunikasi.

PPKC Jakarta 9
Adalah suatu metode memperoleh & memproses informasi
tentang :
* Sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai,
* Bagaimana perbedaan pencapaian dg suatu standar
tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara
keduanya,

* Serta bagaimana manfaat yg telah dikerjakan itu bila


dibandingkan dg harapan-harapan yg ingin diperoleh.

 Proses menyediakan informasi  membutuhkan data untuk


dianalisis dg alat-alat yg relevan untuk menghasilkan
informasi yg sesuai dg kebutuhan.

PPKC Jakarta 10
Tujuan Evaluasi Kinerja secara Reguler

1. Membantu kepuasan karyawan untuk memperbaiki kinerja.


2. Memberitahu yg kinerja kurang memuaskan & metode
memperbaiki.
3. Identifikasi yg layak menerima promosi/naik gaji.
4. Mengenal karyawan yg layak menerima tugas khusus.
5. Memperbaiki komunikasi.
6. Dasar untuk kebutuhan pelatihan/bimbingan khusus.

PPKC Jakarta 11
Prinsip-prinsip Evaluasi

1. Validitas : berdasarkan standar perilaku yg diharapkan.


2. Memadai & mewakili : hindari yg hanya berpusat pada
satu peristiwa.
3. Pelaksana memahami :
* Isi uraian tugas.
* Standar pelaksanaan.
* Format penilaian.
4. Pendokumentasian jelas  mana yg memuaskan/perlu
perbaikan.
5. Yg belum memuaskan dibuat prioritas.
6. Hasil penilaian di informasikan kepada ybs  kedua
belah pihak siap.
PPKC Jakarta 12
Ruang Lingkup Observasi  Dibandingkan dg :
 Yg diharapkan.
 Dari kelompok yg sama.
 Pengalaman kerja.
Komponen data kinerja, terdiri atas :
 Kualitas pekerjaan.
 Kejujuran.
 Inisiatif.
 Kehadiran.
 Sikap.
 Kerjasama.
 Keandalan.
 Pengetahuan tentang pekerjaan.
 Tanggung jawab.
 Pemanfaatan waktu.
PPKC Jakarta 13
Penilaian Perorangan  Membantu memperbaiki
metode kerjanya.

Catatan Anekdot  Data informasi hasil observasi


supervisi.
 Diisi setiap waktu.
 Potensi dan kelemahannya.
 Menjadi pendukung saat diskusi penilaan.
 Cara yg baik dg menjawab pertanyaan :
 Apa yg telah dilakukan ?
 Siapa yg melakukan ?
 Pada siapa ?
 Kapan ?
 Bagaimana ?
PPKC Jakarta 14
Faktor yg mempengaruhi

Kemampuan penilai dalam :


1. Mengobservasi dg akurat dan cermat.
2. Berpikir dan membuat kesimpulan yg logis.

Hambatan :

1. Hallo Effect : tendensi menilai terlalu tinggi


karena alasan tertentu.
2. Horn Effect : tendensi menilai lebih rendah
karena alasan tertentu.

PPKC Jakarta 15
Adalah proses mobilisasi potensi, proses
motivasi & pengembangan SDM dalam
pemenuhan kepuasan melalui karyanya untuk
mencapai tujuan individu, organisasi, maupun
komunitas dimana individu tersebut berkarya.

PPKC Jakarta 16
Pengelolaan Ketenagaan Perawat
di suatu bangsal tergantung dari :

 Sistem / Model Pemberian Asuhan Keperawatan.


 Tingkat Ketergantungan Pasien / Klasifikasi Pasien.
 Jumlah & Kategori Tenaga.
 Pengaturan & Penjadwalan Tenaga.

PPKC Jakarta 17
 PENGELOLAAN KETENAGAAN (Gillies) :
1. Klasifikasi pasien.
2. Penetapan kebutuhan staf.
3. Rekrutmen.
4. Seleksi.
5. Orientasi.
6. Penjadwalan.
7. Penugasan.
8. Memperkecil absensi staf.
9. Penurunan pergantian staf.
10. Pengembangan staf.

PPKC Jakarta 18
Peran Utama Kepala Bangsal terkait
dg Pengelolaan Ketenagaan

1. Orientasi.
2. Penugasan.
3. Pengembangan Staf.
4. Memperkecil absensi staf.
5. Penurunan turn over.
6. Klasifikasi Pasien.
7. Penetapan kebutuhan staf.

PPKC Jakarta 19
Ad.1. Orientasi

 Kepala Bangsal bertugas melaksanakan program orientasi


kepada tenaga perawat dan tenaga lain yg akan bekerja di
ruangannya.
 Orientasi di bangsal/unit merupakan bagian paling penting.
 Orientee membutuhkan orientasi spesifik tentang
pekerjaannya & unit dimana dia di tempatkan.
 Waktu untuk orientasi 3 – 4 bln, 6 atau 12 bln tergantung
pd bentuk & isi program, serta kebijakan RS.
 Program orientasi dapat berbentuk sentralisasi,
desentralisasi, standarisasi, atau individual.
 Kepala Bangsal bertanggung jawab atas pelaksanaan
program orientasi unit & merencanakan untuk memenuhi
kebutuhan spesifik dari orientee.
PPKC Jakarta 20
1. Membantu para orientee melalui masa transisi peran &
nilai.
2. Meningkatkan kepuasan kerja sehingga dapat
menurunkan angka turn over.
3. Mengembangkan rasa memiliki.

1. Membuat orientee merasa :


• Dibutuhkan.
• Menjadi bagian dari tim kerja.
• Puas dg kesempatan profesional yg diberikan.
2. Berfokus pd kebutuhan belajar.
3. Mempunyai tanggung jawab pribadi.

PPKC Jakarta 21
Ad.2. Penugasan

 Kepala Bangsal sebagai manajer  bersama


Ka. Bidang memutuskan metode penugasan apa
yg akan digunakan dalam memberikan asuhan
di bangsal keperawatan sebelum menentukan
ketenagaan.
 Kepala Bangsal mempunyai peran sangat besar
dalam Pengorganisasian dan Implementasi
Model Pemberian Asuhan.

PPKC Jakarta 22
Pemilihan Sistem Penugasan,
antara lain tergantung dari :

 Jumlah dan komposisi tenaga keperawatan.


 Kebijakan pengaturan dinas.
 Peran, fungsi, dan tanggung jawab perawat.
 Kebijakan personalia.
 Kebijakan pembinaan dan pengembangan.
 Tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan.
 Kelangkaan tenaga perawat spesialis.
 Sikap etis para profesional.
 Tipe dan lokasi RS.
 Lay out ruang/bangsal keperawatan.
PPKC Jakarta 23
Ad.3. Pengembangan Staf

 Kepala Bangsal memiliki tanggung jawab untuk


meningkatkan atau mengembangkan karyawan, karena
perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan
kesehatan khususnya keperawatan.
 Bertujuan untuk memperbaiki pengetahuan individu dan
jabatan, ketrampilan serta sikap karyawan.
 Kegiatan pengembangan staf dibutuhkan untuk membantu
perawat mengatasi peran dan mendukung metode/sistem
pemberian asuhan yg digunakan.

PPKC Jakarta 24
Misalnya : pada metode PN 
 Harus berpengetahuan & trampil menangani secara
mandiri dan melaksanakan tanggung jawab yg terkait dg
peran sebagai PN.
 Program in-service harus mempertimbangkan tingkat
pendidikan dan macam pengalaman yg dimiliki PN.

 Tujuan Pelatihan : peningkatan kemampuan untuk


melakukan pekerjaan yg spesifik saat ini, sedangkan
Pengembangan : lebih ditekankan pada peningkatan
pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa y.a.d
yg dilakukan melalui pendekatan yg terintegrasi dg
kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.

PPKC Jakarta 25
Ad.4. Memperkecil Absensi Staf

Absen/mangkir :
Yaitu kehilangan waktu yg berakibat kerugian secara
kualitas dan ekonomi bagi instansi.

Faktor penyebab :
• Tempat tinggal jauh.
• Kelompok karyawan yg banyak.
• Sakit.

Pola absen :
• Sering – pendek-pendek.
• Jarang – panjang.
• Hari-hari tertentu.
PPKC Jakarta 26
Cara mengurangi absen :
 Sistem pencatatan.
 Kunjungan rumah.
 Kesejahteraan karyawan.
 Meningkatkan kondisi kerja.
 Suasana kerja kondusif.
 Sistem penghargaan.
 Sangsi.

PPKC Jakarta 27
Ad.5. Penurunan perputaran staf (Turn over)

Cara mengurangi :
 Selektif saat proses penerimaan karyawan.
 Meningkatkan penugasan.
 Perubahan dalam job desc.
 Pengembangan staf.
Kejenuhan (burn out) :
Keadaan dimana individu merasa dirinya semakin
kurang kemampuannya, kerja kurang produktif.
Penyebab :
• Peran dan fungsi kurang jelas.
• Merasa terisolasi.
• Beban kerja berlebihan.
• Terlalu lama pada suatu tempat/bagian.
PPKC Jakarta 28
Ad.6. Klasifikasi Pasien

Pengertian
 Sistim klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan
pasien menurut jumlah dan keadaan penyakit, usia pasien.
 Pasien dikelompokkan sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien, dan waktu yg dibutuhkan untuk
melaksanakan keperawatan pada pasien.

Klasifikasi Pasien sebagai alat ukur  Tujuan :


 Untuk mengetahui beban kerja perawat
 Waktu yg diperlukan u/ asuhan keperawatan
 Keahlian perawat yang diperlukan
 Jumlah tenaga perawat yg diperlukan

PPKC Jakarta 29
 Berdasarkan kebutuhan/masalah pasien.
 Peralatan (alat kesehatan) yg dipergunakan oleh pasien.
 Kompetensi perawat yg diperlukan untuk memberi asuhan
keperawatan pada pasien.
 Berdasarkan Waktu : berapa banyak rata-rata waktu
keperawatan yg dibutuhkan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.

Contoh : Nursalam.

 Level I (Minimal) :
 Mampu melakukan semua aktifitas hidup sehari-hari,
perawat hanya memberikan perlengkapan yg
diperlukan pasien (membantu sebagian saja).

PPKC Jakarta 30
 Level II (Partial) :
 Dapat mandi, makan, dan berpakaian tanpa bantuan.
 Membutuhkan sedikit bantuan perawat untuk tritmen/
aspek asuhan personal tertentu.
 Membutuhkan prosedur tertentu seperti : pembalutan,
kateterisasi kandung kemih, terapi/cairan, iv/im/sc dll.

 Level III (Maksimal) :


 Membutuhkan bantuan seluruh aktifitas hidup sehari-hari
yg dilakukan di tempat tidur seperti : mandi, eliminasi,
makan, mobilisasi dan memerlukan tritmen khusus :
pembalutan luka, terapi/cairan, iv/im/sc.
 Membutuhkan perhatian yg sering dg waktu yg lebih.
 Kesadaran dan orientasinya masih baik.
PPKC Jakarta 31
Contoh Kriteria : (Standar Tenaga Kep di RS, Dir. Yan Kep
Depkes 2002)

 Askep Minimal : 2 jam / hari


• Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
• Makan & minum dilakukan sendiri.
• Ambulasi dg pengawasan.
• Observasi tanda vital dilakukan setiap shift.
• Pengobatan minimal, status psikologis stabil.

 Askep sedang : 3,08 jam / hari.


• Kebersihan diri dibantu.
• Makan & minum dibantu.
• Observasi tanda vital setiap 4 jam.
• Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.

PPKC Jakarta 32
 Askep Agak Berat : 4,15 jam / hari .
 Sebagian besar aktivitas dibantu.
 Observasi tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali.
 Terpasang folley kateter.
 Intake output dicatat.
 Terpasang infus.
 Pengobatan lebih dari sekali.
 Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
 Perawatan maksimal (total) : 6,16 jam / hari.
 Segala aktivitas diberikan oleh perawat.
 Posisi diatur.
 Observasi tanda vital setiap 2 jam.
 Makan memerlukan NGT. Terapi IV.
 Penggunaan suction.
 Gelisah / disorietasi.
PPKC Jakarta 33
Menyusun kategori pasien & jam perawatan sbb :
Kategori I : Self Care = 1 - 2 jam
Kategori II : Minimal Care = 3 - 4 jam
Kategori III : Intermediate Care = 5 - 6 jam
Kategori IV : Modified Intensive care = 7 - 8 jam
Kategori V : Intensive Care = 10 – 14 jam

Dibagi dalam tingkat :


Level I (minimal ) = 3,2 jam
Level II (intermediate) = 4,4 jam
Level III (maksimal ) = 5,6 jam
Level IV ( intensive ) = 7,2 jam
PPKC Jakarta 34
Level I : Minimal = 3,2 jam/24 jam
Level II : Intermediate = 4,4 jam/24 jam
Level III : Maksimal = 5,6 jam/24 jam
Level IV : Intensive care = 7,2 jam/24 jam

PPKC Jakarta 35
Ad.7. Penetapan Kebutuhan Staf

 Setiap unit/Bangsal/Ruang harus mempunyai perencanaan


sistem ketenagaan keperawatan, untuk melaksanakan
kebutuhan pelayanan setiap shift.
 Kebutuhan staf keperawatan dasar adalah jumlah minimal
dr tenaga keperawatan pd setiap unit/Bangsal/Ruang 
Sesuai kebijakan RS dg menentukan :
 Jumlah hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun.
 Jumlah hari tidak kerja (non-efektif) dalam 1 tahun.
 Jumlah jam perawatan efektif pasien tertentu selama
24 jam.
 Analisa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
PPKC Jakarta 36
* Jumlah hari dalam 1 thn = 365 hari
* Jumlah hari kerja non effektif dlm 1 tahun :
# Jumlah hari minggu = 52 hari
# Jumlah libur nasional = 12 hari
# Jumlah cuti tahunan = 12 hari
# Cuti sakit = 2 hari
# Pengembangan = 2 hari

* Jumlah hari kerja efektif dlm 1 tahun = 365 – 80= 285


hari.
* Jumlah minggu efektif = 285 : 7 = 40,71 = 41 minggu.
* Jumlah jam kerja efektif dlm 1 tahun = 41 mgg x 40 jam =
1640 jam.

PPKC Jakarta 37
Pedoman Cara Perhitungan
Kebutuhan Tenaga Keperawatan
(Standar Tenaga Keperawatan di RS, Depkes, 2005)

Rawat Inap

NO JENIS/KATEGORI RATA-RATA RATA-RATA JAM JUMLAHJAM


PASIEN/HR PERAWATAN PERAWATAN/
PASIEN/HR * HR
1 Penyakit Dalam 10 3,5 35
2 Bedah 8 4 32
3 Gawat 1 10 10
4 Anak 3 4,5 13,5
5 Kebidanan 1 2,5 2,5
JUMLAH 23 93

PPKC Jakarta 38
* Penelitian dariLuar
1. Jumlah Tenaga Kep yg diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/hari 93
= = 13,28 pwt
Jam Kerja Efektif/shift 7

2. Loss day (hari libur/cuti/hari besar) :


Jml hr non-efektif
X Jml pwt
Jml hari kerja efektif
80
= X 13,28 = 3,73
285
3. Koreksi 25% (tugas-tugas non-keperawatan) :
25
X Jml tenaga kep + Loss day =
100
PPKC Jakarta 39
25
X ( 13,28 + 3,73 ) = 4,25
100

4. Jadi jumlah tenaga keperawatan yg dibutuhkan :

13,28 + 3,73 + 4,25 = 21,06 = 21orang perawat.

PPKC Jakarta 40
NO KATEGORI RATA-RATA RATA-RATA JAM JML JAM
PASN/HR PERAWATAN PERAWATAN/HR
PASN/HR *
1 Askep Minimal 7 2 14
2 Askep Sedang 7 3,08 21,56
3 Askep Agak Berat 11 4,15 45,65
4 Askep Maksimal 1 6,16 6,16
JUMLAH 26 87,37

* : Berdasarkan penelitian di luar negri.


1. Jumlah perawat yg dibutuhkan :
Jml Jam Perawatan/hr
Jam Kerja Efektif/shift
87,37
= = 12,48
7
PPKC Jakarta 41
2. Loss day (hari libur/cuti/hari besar) :
Jml hr efektif
X Jml pwt
Jml hari kerja efektif
80
= X 12,48 = 3,50 pwt
285
3. Koreksi 25% (tugas-tugas non-keperawatan) :
25
X Jml tenaga kep + Loss day =
100
25
X (12,48 + 3,36) = 4,00
100
4. Jadi jumlah tenaga keperawatan yg dibutuhkan :
= 12,48 + 3,50+ 4,00 = 19,98 = 20 orang
PPKC Jakarta 42
Kamar Operasi

Dasar perhitungan tenaga :


1. Jumlah dan jenis operasi.
2. Jumlah kamar operasi.
3. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari).
4. Tugas perawat 2 orang/tim (instrumentator + sirkulasi).
5. Ketergantungan pasien :
* Operasi Besar : 5 jam.
* Operasi Sedang : 2 jam.
* Operasi Kecil : 1 jam.
6. Alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD.

( Jml Jam Kep/hr X Jml Operasi ) X Jml Pwt/tim


+ 1 (cadangan)
Jam Kerja Efektif/hari
PPKC Jakarta 43
RS: 30 operasi/hari : * Operasi Besar : 6 orang.
* Operasi Sedang : 15 orang.
* Operasi Kecil : 9 orang.
Tenaga yang dibutuhkan =
{( 6 x 5 jam ) + ( 15 x 2jam ) + ( 9 x 1 jam )} x 2
+1
7
= 20,71 = 21 orang.

Ruang Penerimaan dan RR

Ketergantungan Pasien :  Ruang penerimaan : 15 menit.


 RR : 1 jam.
1,25 x 30
= 5,35 = 5 orang
7
PPKC Jakarta 44
Gawat Darurat

Dasar perhitungan :
1. Rata-rata jumlah pasien/hari.
2. Jumlah jam perawatan/hari = 4 jam

Rata-rata jumlah pasien/hari : 50 orang.


50 x 4
1. Tenaga yg dibutuhkan = = 28,57
7
80
2. Loss day = x 28,57 = 8,02
285

3. Jadi jumlah tenaga yg dibutuhkan =


28,57 + 8,02 = 36,59 = 37 orang.

PPKC Jakarta 45
Critical Care

 Jumlah perawatan/hari = 12 jam


 Rata-rata jumlah pasien/hari = 10 orang

1. Tenaga yg dibutuhkan =
10 x 12
= 17,14
7
80
2. Loss day = x 17,14 = 4,81
285

3. Jadi jumlah tenaga yg dibutuhkan =


17,14 + 4,81 = 21,95 = 22 orang

PPKC Jakarta 46
Rawat Jalan

 Jumlah perawatan/hari = 15 menit


 Rata-rata jumlah pasien/hari = 100 orang
100 x 15
1. Tenaga yg dibutuhkan = = 3,57
7 x 60
15
2. Koreksi 15% = x 3,57 = 0,53
100

3. Jadi jumlah tenaga yg dibutuhkan =

3,57 + 0,53 = 4,10 = 4 orang.

PPKC Jakarta 47
Kamar Bersalin

 Waktu yg diperlukan untuk pertolongan persalinan


(Kala I s.d.IV) /pasien = 4 jam
 Rata-rata jumlah pasien/hari = 10 org
10 x 4
1. Tenaga yg dibutuhkan = = 5,71
7
80
2. Loss day = x 5,71 = 1,60
285

3. Jadi jumlah tenaga yg dibutuhkan =


5,71 + 1,60 = 7,31 = 7 orang

PPKC Jakarta 48
Rata – rata jam perawatan/pasien/24 jam, metode di
Thailand dan Philipina th 1984 :
 Peny Dalam = 3,4 jam.
 Bedah = 3,5 jam.
 Campuran (bedah + Peny Dalam) = 3,4 jam.
 Nifas = 3 jam.
 Bayi/Neonatus = 2,5 jam.
 Anak–anak = 4 jam.
 Neurologi = 3,8 jam.
 Jiwa = 4 – 4,5 jam.
 Rawat Jalan = 0,5 jam.
 UGD = 2,5 jam.
 Kamar Bersalin = 5 – 8 jam.
 Kamar Operasi RS tipe A & B = 5 – 8 jam
 Kamar Operasi RS tipe C & D = 3 jam.

PPKC Jakarta 49
 Jumlah perawat/24 jam =
BOR pas/24 jam X rata–rata jam perawatan/pasien /24 jam
Jumlah jam kerja/hari

 Jumlah perawat bebas tugas =


Jmlah hari tidak bekerja/tahun X jumlah perawat/24 jam
Jumlah hari kerja efektif / tahun / perawat

 Jadi jumlah perawat yg dibutuhkan bagi suatu


bangsal = jumlah perawat/24 jam + jumlah perawat
yg bebas tugas

PPKC Jakarta 50
Dengan menghitung :
1. Jumlah jam kerja efektif 1 perawat/tahun.
2. Jumlah jam perawatan pasien yg dibutuhkan/tahun.
3. Jumlah tenaga perawat yg dibutuhkan untuk 1 tahun tanpa
Cuti Hamil.
4. Jumlah tenaga perawat pengganti Cuti Hamil.
5. Jumlah tambahan tenaga perawat karena Cuti Hamil.

1. Jumlah jam kerja efektif 1 perawat/tahun


= Jumlah hari kerja efektif/tahun X jam kerja
efektif/hari

PPKC Jakarta 51
2. Jumlah jam perawatan pasien/tahun
= BOR pasien x rata-rata jam perawatan pasien/24 jam x
Jumlah hari/tahun.

3. Jumlah tenaga perawat yg dibutuhkan untuk satu tahun


tanpa cuti hamil
Jumlah jam perawatan pasien/tahun
=
Jumlah jam kerja efektif 1 perawat / tahun

4. Jumlah tenaga perawat pengganti perawat yg cuti hamil


# Asumsi yg cuti hamil =....% dari jumlah tenaga perawat
yg diperlukan satu tahun tanpa cuti hamil.
# Jumlah jam yg hilang karena cuti hamil
= asumsi cuti hamil x jumlah hari cuti hamil x jumlah jam
kerja/hari.

PPKC Jakarta 52
# Jumlah tambahan tenaga perawat yg
diperlukan
Jumlah jam yg hilang karena cuti hamil
=
Jumlah jam kerja perawat/tahun

5. Jadi total tenaga perawat yang diperlukan di bangsal


dalam setahun
= Jumlah tenaga perawat yg dibutuhkan dalam setahun
tanpa cuti hamil + Jumlah tenaga pengganti perawat
yg cuti hamil + Jumlah tenaga tambahan karena cuti
hamil.

PPKC Jakarta 53
a. Rawat inap
Jumlah jam kep. X 52 mgg x 7hari x (jml t.t x BOR) + koreksi 25%
Juml mgg effektif x 40 jam

b. Rawat jalan
jml jam kep x 52 mgg x 6 hari x jml kunjungan + koreksi 10%
jml mgg effektif x 40 jam

c. Kamar Bedah
Jml jam kep.X 52mgg x 7hr x jml aggt Tim x Jml OK + koreksi 10%
jml mgg efektif x 40 jam

PPKC Jakarta 54
d. Kamar Bersalin
Jml jam kep. X 52 mgg x 7hari x jml partus/hr + koreksi 10%
jml mgg efektif x 40 jam

e. UGD
Jml jam kep. X 52 mgg x 7hari x jml kunjungan/hr + koreksi 10%
jml mgg efektif x 40 jam

PPKC Jakarta 55
A x B x 365
Tenaga Perawat =
(365 – C) x Jumlah Jam Kerja/Hari

Keterangan :
A = Jam Perawatan / 24 jam  waktu perawatan yg dibutuhkan pasien
B = Sensus Harian  BOR x Jumlah tempat tidur.
C = Jumlah hari tidak efektif.
365 = Jumlah hari selama setahun.

PPKC Jakarta 56
Althaus, et al, 1982 & Kirk, 1981 :

∑Jam pwt/pasn/hr X rata-2 jml pasn X hr/th


∑ K. Pwt =
∑Hr/th – hr tdk kerja/pwt X jam kerja/hr/pwt

PPKC Jakarta 57
Rata-rata juml pasn/hr = 30 org

 Jumlah pasien dengan Tingkat Ketergantungan :


• Minimal = 30% = 9 orang.
• Intermediate = 50% = 15 orang.
• Maksimal = 10% = 3 orang.
• Intensive = 10% = 3 orang.

 Kebutuhan tenaga perawat =


(9 x 3,2) + (15 x 4,4) + (3 x 5,6) + (3 x 7,2) x 365

(365 – 80) x 7 jam


= 24,37 = 24 orang.
PPKC Jakarta 58
JML KLASIFIKASI PASIEN
PSN

MINIMAL PARSIAL TOTAL

P S M P S M P S M

1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

PPKC Jakarta 59
Jam keperawatan (Penelitian Tutuko, 1992) :
• A1 = Gawat Darurat = 87 menit, SD = 19 menit.
• A2 = Mendesak = 71 menit, SD = 16 menit.
• A3 = Tidak Mendesak = 34 menit, SD = 9 menit.

D x 365
TP =
Jumlah hari efektif x Jumlah jam kerja/hari

D = Jam keperawatan =
(A1 x ∑ Pasn/hr) + (A2 x ∑ Pasn/hr) + (A3 x ∑ Pasn/hr) + (3 shift/hr x adm time)

Adm time = Waktu adm yg dibutuhkan untuk pergantian shift


= 45 menit.
PPKC Jakarta 60
• Bila tk. Produktifitas = 75%, maka tenaga yg dibutuhkan =
TP + (TP x 25%) + 3 perawat (3 shift) + 1 perawat cuti/libur.

• Untuk meningkatkan kualitas =


* A1 + 1 SD,
* A2 + 1 SD,
* A3 + 1 SD.

• Perawat Profesional = 67%,


Non profesional = 33%.

PPKC Jakarta 61
A x B x 365
TP =
Juml hari efektif/tahun x juml jam kerja/hari

Keterangan :
A = Jam keperawatan ICU = 11 – 12 jam/24 jam.
B = Sensus Harian = BOR x Juml Tempat Tidur.

PPKC Jakarta 62
Rasio Tempat Tidur & Personil RS.
Permenkes No. 262/Menkes/Per/VII/79.

TIPE RS TM / TT TPP / TT TNPP / TT TNON /


TT
A&B 1 / (4 – 7) (3 – 4) / 2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 3/4
D 1 / 15 1/2 1/6 2/3
Khusus Disesuaikan

TM = Tenaga medis.
TPP = Tenaga para medis.
TNPP = Tenaga non paramedis.
TNON = Tenaga non perawatan.
TT = Tempat Tidur.
PPKC Jakarta 63
PPKC Jakarta 64

Anda mungkin juga menyukai