Disusun Oleh :
Kelompok 8
No. Nama NIM
1. Eka Permata Sari 18631707
2. Nofita Lailatul Mukaromah 18671687
3. Selly Putri Octavia 18631717
i
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“SEKURALISME, PLURALISME DAN LIBERALISME DALAM PANDANGAN
ISLAM”untuk memenuhi tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan dengan baik. Kami
mengucapkan terima kasih kepada kepada teman teman mahasiswa yang telah
berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya. seperti pepatah yang mengungkapkan bahwa “Tiada
gading yang tak retak" demikian pula dengan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan untuk itu kami selaku mahasisiwa mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca terutama Dosen Pembimbing mata kuliah
Kemuhammadiyahan, akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar………………………………………………………………...…… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3. Tujuan………………………………………………………………...…………..2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1.Pengertian SIPILIS……………………………………………………...…………3
2.2 Latar Belakang Lahirnya Fatwa MUI No. 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang
Pluralisme, Liberalisme Dan Sekularisme Agama………………………..……….8
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………...………10
Saran…………………………………………………………………………...……..10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...……………..12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud paham liberalisme dan apa dampak serta contoh
dalam kehidupan sehari – hari ?
2. Bagaiaman Latar Belakang Lahirnya Fatwa MUI No. 7/MUNAS
VII/MUI/11/2005 Tentang Pluralisme, Liberalisme Dan Sekularisme
Agama
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud paham liberalisme dan apa dampak
serta contoh dalam kehidupan sehari – hari.
2. Untuk mengetahui Bagaiaman Latar Belakang Lahirnya Fatwa MUI No.
7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang Pluralisme, Liberalisme Dan
Sekularisme Agama
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Sekulerisme
3
harga diri dan prestise ketimbang menjadi seorang idealis sebagaimana yang
ada pada doktrin-dokrtin keagamaan.
5
ٱْلس َٰإلم ۗ وما إ
ٱختلف ٱلذِين أوتوا إٱل ِك َٰتب ِإّل ِمن ب إع ِد ما جآءهم ِ ٱّلل إ
ِ ِإن ٱلدِين ِعند
ِ ٱّلل فإِن ٱّلل س ِريع إٱل ِحسا
ب ِ ت ِ إٱل ِع إلم ب إغيا بيإنه إم ۗ ومن ي إكف إر ِبـ َٰاي
اخرةِ ِمن إٱل َٰخس ِِرين ٱْلس َٰإل ِم دِينا فلن ي إقبل ِم إنه وهو فِى إ
ِ ٱلء ِ ومن يبإت ِغ غيإر إ
6
Liberal Dalam Pandangan Hukum Islam Liberalisme adalah pemikiran
asing yang masuk ke dalam Islam. Pemikiran ini menafikan adanya hubungan
kehidupan dengan agama sama sekali. Pemikiran ini menganggap agama
sebagai rantai pengikat kebebasan hingga harus dibuang jauh-jauh. Para
perintis dan pemikir liberal yang menyusun pokok-pokok ajarannya
membentuk liberal berada diluar garis seluruh agama yang ada dan tidak
seorangpun dari mereka yang mengklaim adanya hubungan dengan satu agama
tertentu walaupun yang menyimpang. Sehingga Liberalisme sangat
bertentangan dengan Islam. Secara politis liberalisme adalah ideologi politik
yang berpusat pada individu, dianggap sebagai memiliki hak dalam
pemerintahan, termasuk persamaan hak dihormati, hak berekspresi dan
bertindak serta bebas dari ikatan-ikatan agama dan ideologi.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
Oleh karena itu, iman tidak akan benar selama masih ada keraguan. Di sisi
lain, keyakinan merupakan syarat sahnya iman. Dalam ayat disebutkan,
7
ُش ْره ِّ ِ َل هللاُ ُم ْستَ ْي ِقنًا ِب َها قَ ْل ُبهُ فَ َب
َّ اء َهذَا ْال َحا ِئ ِط َي ْش َهدُ أَ ْن َلَ ِإلَ َه ِإ
ِ فَ َم ْن لَقِيتَ ِم ْن َو َر
ِب ْال َجنَّ ِة
Artinya : “Barang siapa yang kamu jumpai di belakang kebun ini bersaksi
bahwa tiada sesembahan yang benar kecuali Allah ‘azza wa jalla dengan
kalbunya yakin dengan kalimat itu, maka berikan kabar gembira kepadanya
bahwa ia akan masuk surga”. (HR. Muslim)
8
keyakinan akidah. MUI memaparkan hasil dialog antar umat beragama di
Indonesia yang digagas oleh Prof. Dr. H. A. Mukti Ali, pada tahun 1970-an.
Hasilnya, paham pluralisme dengan pengertian setuju untuk berbeda (agree in
disagreement) serta mengakui adanya klaim kebenaran masing- masing agama
telah dibelokkan kepada paham sinkretisme, yaitu paham yang mengajarkan
penyampuradukan ajaran agama, bahwa semua agama dianggap sama benar
dan baik serta hidup beragama dinisbatkan seperti memakai baju dan boleh
berganti – ganti. Kemudian, paham pluralisme agama ini telah disebarkan
secara aktif ke tengah umat dan telah dipahami oleh masyarakat sebagaimana
dimaksud para penganjurnya tanpa banyak mendapat perhatian dari para ulama
dan tokoh umat. Paham ini juga telah menyelinap jauh ke pusat-pusat/ lembaga
pendidikan umat. Penyebab Majelis Ulama Indonesia pada Munas
VII mengeluarkan fatwa tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme
Agama .
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1 Saran
1. Kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini khususnya Kementerian
Agama Republik Indonesia, supaya mencegah berkembangnya paham
Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama terhadap ajaran agama
Islam. Caranya bisa dengan gencar mensosialisasikan Fatwa MUI
tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama kepada umat
Islam, memberikan pemahaman kepada umat Islam tentang bahaya
paham Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama, serta mengajak
10
umat Islam untuk mempertebal keyakinan dan kecintaannya terhadap
ajaran agama Islam.
2. Kepada para ulama, supaya selalu memberikan bimbingan kepada umat
Islam tentang pentingnya berpegang teguh pada akidah dan syari’at
agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, sehingga umat Islam
tidak mudah untuk terpengaruh oleh paham-paham menyesatkan dari
luar agama Islam, khususnya paham Pluralisme, Liberalisme dan
Sekularisme Agama.
3. Kepada para akademisi, supaya menyeleksi setiap buku-buku atau tulisan
tentang paham Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama yang
dipastikan dapat memberikan dampak negatif terhadap pemahaman umat
Islam atas ajaran agama Islam yang diajarkan oleh setiap institusi
pendidikan agar tidak ditularkan paham-paham tersebut kepada setiap
peserta didik,
4. Kepada masyarakat dalam hal ini khususnya umat Islam. Mengenai
permasalahan perbedaan pemikiran yang sering timbul dikalangan umat
Islam, sebaiknya umat Islam menyelesaikannya dengan cara dialog
terlebih dahulu. Dengan demikian, umat Islam dapat membedakan dan
menyeleksi mana pemikiran yang benar-benar sesuai dengan ajaran
agama Islam serta mana yang bukan atau malah bertentangan dengan
ajaran agama Islam. Dalam hal ini paham Pluralisme, Liberalisme dan
Sekularisme Agama yang telah beredar di masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syafii Maarif, Al-Qur’an, Realitas Sosial Dan Limbo Sejarah (Sebuah
Repleksi), (Bandung : Pustaka, 1404 H/1985 M), hal 39.
M. Rasyidi , koreksi terhadap sekularisasi Nur Kholis Majid (Jakarta ; bulan bintang,
1972), hal 14-15
12