Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI

“PEMERIKSAAN LED METODE WESTERGREEN”

DOSEN PEMBIMBING :

Siti Zulaikah, S.Si.,M.Biomed

DISUSUN OLEH :

AYU DELIALAILATUZ ZULFAH

TAHUN AJARAN 2019/2020


D-III ANALIS KESEHATAN
AKADEMI ANALIS KESEHATAN MALANG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Ramat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai
PEMERIKSAAN LED METODE WESTERGREEN.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan saya ini banyak kesalahan baik
pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan isi atau data yang kurang
lengkap karena saya baru belajar, kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Semoga tugas ini bisa bermanfaat khususnya bagi saya, umumnya bagi pembaca dan
khalayak semoga Allah memberkahi saya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Malang, 18 Desember 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laju endap darah (LED) disebut juga erythrocyte sedimentation rate (ESR)
atau sedimentation rate (sed rate) atau bezinking-snelheid der erythrocyten (BSE)
adalah kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit di dalam tabung berisi darah yang telah
diberi antikoagulen dalam waktu 1 jam (Bridegen, 1999; Desai & Isa-Pratt, 2000;
Nordenson, 2004). Laju endap darah juga didefinisikan sebagai kecepatan
pengendapan sel-sel eritrosit dalam plasma (Burns, 2004). Hasil pemeriksaan LED
digunakan sebagai penanda non spesifik perjalanan penyakit, khususnya memantau
proses inflamasi dan aktivitas penyakit akut (Seldon, 1998; Pohan, 2004).
Peningkatan nilai LED menunjukkan suatu proses inflamasi dalam tubuh seseorang,
baik inflamasi akut maupun kronis, atau adanya kerusakan jaringan (Estridge et al,
2000; Nordenson, 2004).
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) pertama kali ditemukan oleh seorang
dokter Polandia bernama Edmund Biernacki pada tahun 1897. Metode pemeriksaan
LED pertama kali dikemukakan oleh Fahraerus dan Westergreen pada tahun 1921,
yang secara cepat telah menyebar ke seluruh penjuru dunia sebagai pemeriksaan
skrining umum penyakit-penyakit akut dan kronis. Metode Westergreen adalah
metode metode pengukuran LED paling memuaskan yang hingga saat ini masih
digunakan di klinik (Bridgen, 2004; Pohan, 2004). Pemeriksaan LED walaupun
mempunyai keterbatasan dan saat ini telah banyak ditemukan berbagai penanda
spesifik proses inflamasi, tetapi masih digunakan secara luas untuk pemeriksaan
skrining dan pemantauan berbagai penyakit infeksi, autoimun, keganasan dan
berbagai penyakit berdampak pada protein plasma dan LED (Bridgen, 2004; Jou et al,
2011).
Metode Westergreen menggunakan darah yang diencerkan (4 volume darah
dan 1 volume sitrat) dan dibiarkan mengendap di dalam tabung kaca terbuka dengan
panjang 300 mm, diletakkan tegak lurus pada rak khusus. Interpretasi hasil
pemeriksaan LED metode Westergreen perlu waktu cukup lama yaitu 1 jam dan
kadang diperlukan hasil LED setelah 2 jam, maka diperkenalkan metode modifikasi
Westergreen, yaitu dengan cara memiringkan posisi tabung 45° dan metode ini telah
dipublikasikan dapat mempersingkat waktu pemeriksaan yaitu menjadi 7-15 menit
dengan hasil setara dengan metode Westergreen standar pada 1 jam setelah tabung
ditegakkan (Estridge et al, 200; Lewis, 2001).
Darah merupakan suatu jaringan yang terdiri atas eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan trombosit yang terendam dalam plasma darah cair.
Darah beredar dalam system vascular, mengangkut oksigen dari paru dan nutrien dari
saluran cerna ke jaringan lain ke seluruh tubuh. Eritrosit adalah kopuskel-korpuskel
kecil-kecil yang memberi warna merah pada darah. Eritrosit berkembang dalam
sumsum tulang sebagai sel sejati. Trombosit adalah badan kecil tanpa nukleus dan
tidak berwarna yang ditemukan dalam darah semua mamalia. Badan kecil ini
berfungsi untuk pembekuan darah pada tempat cedera pembuluh darah dan berfungsi
mencegah kehilangan darah yang berlebihan. Leukosit merupakan jenis sel darah
putih yang memiliki nukleus dan tidak berwarna dalam keadaan segar. Jumlah
leukosit dalam sirkulasi berkisar antara 5000-9000 per mililiter kubik darah (Bloom &
Fawcent, 1994 dalam Andalusi, 2016).
Alat-alat yang digunakan untuk prakikum pemeriksaan LED metode
Westergreen yaitu pipet Westergreen, rak LED, tabung reaksi, filler/pushball, dan
timer.

1.2. Tujuan praktikum


1.2.1 Melihat kemampuan Laju Endap Darah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laju Endap Darah


Laju Endap Darah (LED) adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dari
sampel darah yang akan diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam
mm/jam. LED sering juga diistilahkan dalam bahasa asingnya Blood Bezenking
Snelheid (BBS), Blood Sedimentation Rate (BSR), Blood Sedimentation Erythrocyte
(BSE), Blood Sedimentation (BS), Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR). Dalam
bahasa Indonesia diistilahkan sebagai Kecepatan Pengendapan Darah (KPD).
Proses LED menentukan kecepatan eritrosit (dalam darah yang telah diberi
antikoagulen) jatuh ke dasar sebuah tabung vertikal dalam waktu tertentu. Pengukuran
jarak dari atas kolom eritrosit yang mengendap sampai ke atas batas cairan dalam
periode tertentu menentukan laju endap darah (Sacher, 2009).
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan
rouleaux, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk
memeriksa LED yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan Westergreen. Nilai
rujukan cara Wintrobe untuk wanita 0-20 mm/jam dan untuk pria 0-10 mm/jam,
sedangkan pada cara Westergreen nilai rujukan untuk wanita 0-15 mm/jam dan untuk
pria 0-10 mm/jam.
2.1.1. Pemeriksaan LED Metode Westergreen
Prinsip metode Westergreen adalah darah dengan antikoagulen dibiarkan di
dalam pipet dengan ukuran tertentu dengan posisi tegak lurus dan kecepatan eritrosit
mengendap diukur dalam jangka waktu tertentu. Tes LED manual metode
Westergreen mempunyai beberapa kelebihan, antara lain memiliki skala tabung yang
panjang sehingga memungkinkan untuk menghitung skala pembacaan yang besar.
Kekurangan apabila pemasangan tabung tidak tegak lurus makan akan memberikan
hasil yang berbeda (Sacher, 2009).
Waktu penilaian hasil LED adalah 1 jam. Apabila 1 jam di atas normal, maka
penilaian pada 2 jam tidak dilakukan. Hasil normal pada 1 jam perlu dilakukan
penilaian pada 2 jam. Nilai normal LED untuk pria kurang dari 10 mm/jam, wanita
kurang dari 15 mm/jam (Gandasoebrata, 2013).
2.2 Darah
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang
primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologi, darah selalu berada dalam
pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen,
mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostasis.
2.2.1 Komposisi Darah

Darah manusia terdiri atas dua komponen, yakni cairan darah (plasma darah)
dan komponen padat (butir-butir padat atau platelet). Jika darah disentrifugasi,
kemudian didiamkan sebentar, darah akan mengendap dan menunjukkan komponen-
komponen utamanya, bagian paling atas merupakan plasma darah (cairan berwarna
pucat) yang jumlahnya berkisar 55% lapisan dibawahnya adalah buffy coat (cairan
kuning) yang merupakan sel-sel darah putih. Sisanya lebih kurang 45% berupa sel-sel
darah merah.

Gambar 2.2.1 Perbandingan komponen-komponen darah, plasma darah, dan sel-sel


darah.

2.3 Penggunaan Darah EDTA sebagai Spesimen

Pemeriksaan LED dengan NaCl fisiologi menggunakan sampel darah EDTA.


Fungsi NaCl fisiologis hanya sebagai pengencer dan bukan sebagai antikoagulen.
Perbandingan penambahan NaCl fisiologi dalam pengukuran LED Westergreen
adalah 4 : 1 yaitu 4 bagian darah EDTA, 1 bagian NaCl fisiologis. Perbandingan
EDTA dengan darah harus tepat karena kelebihan konsentrasi EDTA mempengaruhi
bentuk eritrosit sehingga dapat memperlambat LED (Handayani, 2017).
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM

3.1 Alat – alat


Alat-alat yang digunakan dalam pratikum ini antara lain :
1. Pipet Westergreen
2. Rak LED
3. Tabung Reaksi
4. Filler / Pushball
5. Timer

3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pratikum ini antara lain :
1. Darah EDTA
2. NaCl 0,85%

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja alat haemometer.
1. Kocok darah dengan antikoagulen hingga homogen.
2. Pipet NaCl sampai tanda 150 dan diletakkan dalam tabung.
3. Pipet darah sampai tanda 0 dan diletakkan dalam tabung yang ada NaCl-nya.
4. Dihomogenkan NaCl dengan darah di dalam tabung.
5. Pipet campuran NaCl dan darah dengan pipet Westergreen sampai tanda 0.
6. Pipet diletakkan pada rak LED dengan posisi tegak lurus.
7. Dibiarkan tepat 1 jam dan dicatat berapa mm penuruna eritrosit.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pemeriksaan

Nama Pasien Harga LED

Ardine Nugroho 3 mm/jam

Ayu Delia Lailatuz Zulfah 11 mm/jam

4.1.1 Percobaan Alat


Bagian-bagian alat haemometer :
1. Pipet Westergreen (Skala 0-190 mm/jam)
Fungsi : untuk menguji laju endap darah.

2. Rak LED
Fungsi : untuk meletakkan tabung/pipet Westergreen
3. Tabung Reaksi
Fungsi : untuk meletakkan larutan Pz dan sampel & untuk
menghomogenkan larutan Pz dengan sampel.

4. Filler/Pushball
Fungsi : untuk memindahan sejumlah volume larutan.

5. Timer
Fungsi : untuk menghitung lamanya penurunan yang terjadi pada sampel.

4.2 Pembahasan
Berdasarkn hasil penelitian yang teah dilakukan di laboratorium, pemeriksaan
Laju Endap Darah menggunakan metode Westergreen menghasilkan hasil laju endap
yang berbeda antara sampel perempuan dan laki-laki. Untuk sampel perempuan Laju
Endap Darah lebih cepat dibandingkan laki-laki, namun hasil yang diperoleh dari
pemeriksaan LED dengan sampel perempuan dan laki-laki masih berada dibatas
normal karena tidak melebihi batas nilai normal.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan LED antara lain pipet


Westergreen, rak LED, tabung reaksi, filler, dan timer. Masing-masing alat
laboratorium memiliki prosedur tersendiri sesuai dengan fungsinya. Jadi, alat-alat
yang ada di laboratorium harus digunakan sebagaimana mestinya. Hasil yang
diperoleh pada pemeriksaan LED dengan sampel perempuan dan laki-laki masing-
masing adalah 3 mm/jam dan 11 mm/jam dan keduanya masih tergolong normal
karena tidak melebihi batas nilai normal.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.maranatha.edu/2685/3/0910148_Chapter1.pdf . Diakses pada 17 Desember 2019

http://repository.unimus.ac.id/3172/3/BAB%202.pdf. Diakses pada 18 Desember 2019

https://www.google.com/search?q=gambar+pipet+westergreen&safe=strict&sxsrf=ACYBGNTKwQ36
Hv7ykRXYTQ2K7UVssAGc7w:1576689403737&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiaoNLe
2b_mAhUMfisKHThmDZoQ_AUoAXoECAwQAw&biw=1366&bih=618#imgrc=sCbHrrmq35sQuM:
(Gambar pipet Westergreen), diakses pada 17 Desember 2019

https://www.google.com/search?q=gambar+rak+led&safe=strict&sxsrf=ACYBGNTzubKB2PGleaY9lg
wK_WU0h1UYfw:1576689557921&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiRjpWo2r_mAhX3x
zgGHc8NDsUQ_AUoAXoECAwQAw&biw=1366&bih=618#imgrc=_ (Gambar rak LED), diakses pada 17
Desember 2019

https://salamadian.com/alat-alat-laboratorium-kimia-biologi/ (Gambar tabung reaksi), diakses pada


17 Desember 2019

https://zodized.blogspot.com/2015/08/cara-pemggunaan-bulb-filler.html (Gambar filler), diakses


pada 17 Desember 2019

https://www.alatkesehatan.id/toko/stopwatch-analog/ (Gambar stopwatch), diakses pada 18


Desember 2019
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai