Anda di halaman 1dari 16

AKALAH

KADAR HB PADA WANITA BURUH YANG BEKERJA

PADA MALAM HARI

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hematologi

Disusun oleh :

AYU DELIA LAILATUZ ZULFAH

AKADEMI ANALIS KESEHATAN MALANG

2019/2020
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-

Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan

baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita

yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa pabrik, ada yang mempekerjakan buruh wanitanya di malam hari


untuk bagian produksi.Dengan demikian, dalam sebulan Jumlah waktu tidur
bagi buruh wanita yang bekerja pada malam hari,akan lebih pendek jika
dibandingkan dengan buruh wanita yang hanya bekerja pada siang hari saja
Pada waktu "tidur", suplai oksigen oleh darah ke otak menurun dan terjadi
sistem reparasi sel-sel tubuh yang rusak.
Darah merupakan alat komunikasi metabolik diantara organ-organ tubuh.
Darah mengangkut nutrient dari usus kecil ke hati dan organ lainnya,
mengangkut produk buangan ke ginjal untuk diekskresi,mengangkut hormon-
holmon ke organ sasaran, mengangkut oksigen dari paru ke jar:ingan tubuh dan
mengangkut COz yang terbentuk selama metabolisme jaringan ke paru.
Dari kenyataan di atas, maka yang menjadi masalah adalah perlu
adanya pemeriksaan kadar haemoglobin pada buluh wanita yang bekerja pada
malam hari. Sehubungan dengan kurangnya jumlah waktu tidur yang
dialaminya. Waktu tidur yang kurang, terjadi pemaksaan suplai oksigen ke otak
oleh haemoglobin. Dengan bekerja keras, maka haemoglobin akan cepat rusak.
Padahal, reparasi terhadap sel-sel yang rusak terjadi pada waktu tidur dan
ditunjang dengan pemenuhan gizi yang seimbang, maka pemeriksaan kadar
haemoglobin pada buruh wanita yang bekerja pada malam hari adalah sangat
hi7penting dan perlu dilakukan untuk mengetahui status gizi dan mencarikan
jalan keluarnya

Hemoglobin terdiri dari kata "haem" dan kata "globin", dimana haem
adalah Fe dan protoporfirin adalah mitokondria, globin adalah rantai asam
amino (1 pasang rantai α dan 1 pasang non α). Hemoglobin adalah protein
globular yang mengandung besi. Terbentuk dari 4 rantai polipeptida (rantai
asam
amino), terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta [4].Masing-masing rantai
tersebut terbuat sadri 141-146 asam amino. Struktur setiap rantai polipeptida
yang tiga dimensi dibentuk dari delapan heliks bergantian dengan tujuh segmen
non heliks. Setiap rantai mengandung grup prostetik yang dikenal sebagai
heme, yang bertanggug jawab pada warna merah pada darah. Molekul heme
mengandung cincin porphirin. Pada tengahnya, atom besi bivalen
dikoordinasikan. Molekul heme ini dapat secara reversible dikombinasikan
dengan satu molekul

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu haemoglobin
2. Bagaimana prinsip pemeriksaan kadar hb
3. Bagaimana gambaran hb pada pekerja wanita yang menjadi buruh dimalam
hari ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menegetaui apa itu hemoglobin
2. Unttuk mengetahui prinsip pemereiksaan kadar hb
3. Untuk mengetahui kadar hb pada buruh wanita malam hari

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Haemoglobin .

Sel darah merah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di
dalam cairan yang disebut plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai
jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Masing-masing morfologisel
mempunyai ukuran (diameter). Darah terdiri dari sel darah dan plasma. Dalam sel
darah terdiri dari hemoglobin, eritrosit, hematokrit (PCV), retikulosit, laju endap
darah, trombosit, lekosit dan hitung jenisnya dan hapusan darah tepi.

Hemoglobin terdiri dari kata "haem" dan kata "globin", dimana haem adalah
Fe dan protoporfirin adalah mitokondria, globin adalah rantai asam amino (1
pasang rantai α dan 1 pasang non α). Hemoglobin adalah protein globular yang
mengandung besi. Terbentuk dari 4 rantai polipeptida (rantai asam amino), terdiri
dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta [4].Masing-masing rantai tersebut terbuat sadri
141-146 asam amino. Struktur setiap rantai polipeptida yang tiga dimensi dibentuk
dari delapan heliks bergantian dengan tujuh segmen non heliks. Setiap rantai
mengandung grup prostetik yang dikenal sebagai heme, yang bertanggug jawab
pada warna merah pada darah. Molekul heme mengandung cincin porphirin. Pada
tengahnya, atom besi bivalen dikoordinasikan. Molekul heme ini dapat secara
reversible dikombinasikan dengan satu molekul oksigen atau karbon dioksida.
Hemoglobin mengikat empat molekul oksigen per tetramer (satu persubunit heme),
dan kurva saturasi oksigen memiliki bentuk sigmoid [5]. Sarana yang
menyebabkan oksigen terikat pada hemoglobin adalah jika juga sudah terdapat
molekul oksigen lain pada tetramer yang jjsama. Jika oksigen sudah ada,
pengikatan oksigen berikutnya akan berlangsung lebih mudah. Dengan demikian,
hemoglobin memperlihatkan kinetika pengikatan komparatif, suatu sifat yang
memungkinkan hemoglobin mengikat oksigen dalam jumlah semaksimal mungkin
pada organrespirasi dan memberikan oksigen dalam jumlah semaksimal mungkin
pada partial oksigen jaringan perifer. Struktur tetramer hemoglobin yang umum
dijumpai adalah sebagai berikut: HbA (hemoglobin dewasa normal) = α2β2, HbF
(hemoglobin janin) = α2γ2, HbS (hemoglobin sel sabit) = α2S2 dan HbA2
(hemoglobin dewasa minor)= α2δ2. Disamping mengangkut oksigen dari paru ke
jaringan perifer, hemoglobin memperlancar pengangkutan karbon dioksida (CO2)
dari jaringan ke dalam paru untuk dihembuskan ke luar. hemoglobin dapat
langsung mengikat CO2 jika oksigen dilepaskan dan sekitar 15% CO2 yang
dibawa di dalam darah diangkut langsung pada molekul hemoglobin. C02 bereaksi
dengan gugus α-amino terminal amino dari hemoglobin, membentuk karbamat dan
melepas proton yang turut menimbulkan efek Bohr [6]. Hemoglobin mengikat 2
proton untuk setiap kehilangan 4 molekul oksigen dan dengan demikian turut
memberikan pengaruh yang berarti pada kemampuan pendaparan darah. Dalam
paru, proses tersebut berlangsung terbalik yaitu seiring oksigen berikatan dengan
hemoglobin

yang berada dalam keadaan tanpa oksigen (deoksigenasi), proton dilepas dan
bergabung dengan bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat. dengan bantuan
enzim karbonik anhidrase, asam karbonat membentuk gas CO2 yang kemudian
dihembuskan keluar [7].

Untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat
diketahui dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal, berarti
kekurangan darah. Nilai normal untuk wanita dewasa 12=14 gr/dl, sedangkan
lakilaki dewasa 14-16 gr/dl.

Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat


molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme.1
Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia,
yakni pengangkutan oksigen dari organ respirasi ke jaringan perifer dan
pengangkutan karbondioksida dan berbagai proton dari jaringan perifer ke organ
respirasi untuk selanjutnya diekskresikan ke luar
Hemoglobin berfungsi mensuplai oksigen keseluruh tubuh termasuk. organ
jantung dan paru dan hemoglobin dibawa oleh darah untuk mensuplai oksigen ke
jaringan untuk metabolisme sehingga menghasilkan energi. Semakin tinggi
kadar hemoglobin, semakin banyak oksigen yang dapat disuplai dan digunakan
oleh organ dan jaringan sehingga daya tahan kardiovaskuler semakin meningkat.

Daya tahan kardiovaskuler merupakan kemampuan jantung, pembuluh


darah dan paru untuk bekerjasama berfungsi secara optimal dalam keadaan
istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen secara maksimal dan menyalurkan ke
jaringan aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh. 4,8 Daya
tahan kardiovaskuler dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, genetik, asupan gizi,
aktivitas fisik, berat badan, kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga. Seorang
yang memiliki daya tahan kardiovaskuler yang tinggi akan memiliki kapasitas
kerja aerobik yang lebih besar karena orang ini umumnya akan memiliki
pertukaran udara yang lebih ekonomis sewaktu kerja, kemampuan mencapai
konsumsi oksigen maksimal yang lebih tinggi, kadar asam laktat darah yang lebih
rendah sewaktu melakukan kerja tertentu dan lain-lain.

Hal ini akan membuat orang tersebut berkonsentrasi lebih baik pada pekerjaan,
memiliki kapasitas kerja yang lebih besar dan tidak cepat lelah sehingga tingkat
produktivitasnya meningkat.

Anemia merupakan suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
tergolong rendah (<12 gr/dl) bagi remaja putri (WHO, 2011). Anemia dapat
diakibatkan oleh berbagai penyebab seperti kekurangan asam folat, vitamin B12,
vitamin A, dan zat besi. Remaja putri memiliki risiko paling tinggi untuk
menderita anemia terutama pada remaja putri usia 13-18 tahun dengan prevalensi
22,7%. Remaja putri lebih rentan terkena anemia disebabkan oleh beberapa hal,
seperti remaja pada masa pertumbuhan membutuhkan zat gizi yang lebih tinggi
termasuk zat besi, adanya siklus menstruasi yang menyebabkan remaja putri
banyak kehilangan darah, banyaknya remaja putri yang melakukan diet ketat, lebih
banyak mengonsumsi makanan nabati yang kandungannya zat besi sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan zat besi tidak
terpenuhi dan asupan gizinya tidak seimbang. Setiap hari manusia kehilangan zat
besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui feses (tinja). Remaja putri
mengalami haid tiap bulan, dimana kehilangan zat besi 1,25 mg perhari, sehingga
kebutuhan zat besi lebih banyak daripada pria. Penyebab paling umum dari anemia
secara global adalah anemia defisiensi besi. (Tim Penulis Poltekkes Depkes
Jakarta, 2012)

Berdasarkan data dari WHO (2011), dua miliar penduduk dunia mengidap
anemia defisiensi zat besi. Sekitar 50% kasus anemia diakibatkan karena defisiensi
besi. Anemia defisiensi besi merupakan suatu kondisi ketika kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah tergolong rendah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
WHO (2015) menyatakan bahwa prevalensi anemia pada remaja putri sebesar
29%.

Prevalensi anemia pada remaja putri usia (usia 10-18 tahun) mencapai 41,5%
di negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang,
prevalensi anemia pada remaja putri diIndonesia menurut WHO sebesar 37% lebih
tinggi dari prevalensi anemia di dunia. Jawa barat memiliki angka kejadian anemia
pada remaja putri sebesar 51,7%. (SDKI, 2012)Menurut Survei Kesehatan Rumah
Tangga (2012) menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%,
ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun
sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Remaja putri mempunyai
risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang lebih banyak membutuhkan zat gizi. Remaja membutuhkan
asupan gizi yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Gizi
merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui digesti, absorpsi, transportasi penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan
pertumbuhan dan menghasilkan energi. (Almatsier, 2009)

Anemia dapat menimbulkan risiko pada remaja putri baik jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Dalam jangka pendek anemia dapat menimbulkan
keterlambatan pertumbuhan fisik, dan maturitas seksual tertunda. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan di Sedayu, tentang hubungan kejadian anemia
dengan prestasi pada remaja putri didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
antara kejadian anemia terhadap prestasi belajar. Hal ini menunjukkan dampak
remaja yang mengalami anemia adalah kurangnya konsentrasi sehingga akan
memengaruhi prestasi belajar remaja tersebut di kelasnya (Astriandani, 2015).
Dampak jangka panjang remaja putri yang mengalami anemia adalah sebagai calon
ibu yang nantinya hamil, maka remaja putri tidak akan mampu memenuhi zat-zat
gizi bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya yang dapat menyebabkan
komplikasi pada kehamilan dan persalinan, risiko kematian maternal, angka
prematuritas, BBLR dan angka kematian perinatal. (Akma L, 2016)

Masalah gizi dapat diatasi bila remaja putri meningkatkan kebutuhan asupan
zat besi dalam makanan sehari-hari. Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan
untuk membentuk sel darah merah. Zat besi juga berfungsi dalam sistem
pertahanan tubuh. Setiap tablet besi mengandung 200 mg fero sulfat atau 60 mg
besi elemental dan 0,400 asam folat. Salah satu upaya yang telah dilakukan
pemerintah untuk menanggulangi masalah anemia pada remaja adalah melalui
pemberian suplemen tablet Fe berupa zat besi (60 mg FeSO4) dan asam folat
(0,400 mg). Saat ini Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tahun 2014 telah
menetapkan dosis suplementasi tablet Fe pada WUS (termasuk remaja) adalah 1
tablet/minggu dan ketika menstruasi diberikan setiap hari selama menstruasi. Bagi
remaja putri diberikan sebanyak 1 (satu) kali seminggu dan 1 (satu) kali sehari
selama haid. (Permenkes, 2014)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Noky (2014) tentang


Efektifitas Pemberian Tablet Fe terhadap kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo
Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan menyatakan bahwa responden yang telah
minum Tablet Fe selama 1 bulan secara teratur didapatkan hasil yang signifikan.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan presentase jumlah siswi SLTP N 1
Donorojo setelah diberikan Tablet Fe didapatkan hasil yang menderita anemia
ringan mengalami penurunan dari 102 siswi (64,56%) menjadi 70 siswi
(44,30%)dan yang tidak menderita anemia mengalami kenaikan dari 56 siswi
(35,44%) menjadi 88 siswi (55,70%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Roos (2016) tentang Survei Anemia pada Remaja Putri di SMA Kecamatan
Jatinangor menyatakan bahwa dari 84 responden yang diperiksa terdapat 38
responden yang dinyatakan anemia.

Hal ini ditunjukkan dengan status anemia pada remaja putri mencapai 45,2%.
Terdapat proporsi anemia berdasarkan klasifikasi, anemia ringan sebanyak 31,8%,
anemia berat sebanyak 2,6% dan anemia sedang sebanyak 65,8%.

1.2 Prinsip Pemeriksaan

Haemoglobin darah diubah menjadi cyanmethaemoglobin dalam

larutan yang berisi kalium fen'isianida dan kalium sianida. Serapan larutan
diukur pada panjang gelombang 546 nm / filter hijau. Larutan drabkin yang

dipakai, akan mengubah haemoglobin, oksihaemoglobin, methaemoglobin

dan karboksi haemoglobin menjadi cyanmethaemoglobin. Sulfiraemoglobin tidak


berubah, oleh sebab itu tidak ikut di laporkan.

1.3.Gambaran kadar hb pada buruh wanita di malam hari

Kadar Haemoglobin yang diperiksa dali 30 ol'ang buruh wanita yang bekerja
di malam hari pada PT X, diperoleh hasil 19 (63,3%) sampel termasuk katagori
normal, sedang I I (36,70 ) tidak normal.Rata-rata kadar haemoglobinpada buruh
tersebut adalah 11,89 oh dengan rentang terendah 09,20 gram oh dan tertinggi 1
1,80 gram %,.Lamanya bekerja para buruh telsebut pada PTX dibedakan antara
yang bekerja lebih dari l0 jam I hariBdan yang bekerja 5 - 10 jam / hari.

Para buruh wanita yang bekerja pada' malam hari tersebut kebanyakan hanya
tidur kurang dari 4 jam sepulang mereka bekerja, karena alasan yang bervariasi.
Dengan waktu tidur yang kurang, mereka kehilangan kesempatan untuk
menurunkan tekanan darah dan frekuensi nadi,relaksasi saraf dan otot, serla
kecepatan basal dari metabolisme seluruh tubuh dimana kecepatan basal
metabolisme itu akan turun sampai dengan 30% selama tidur.

Berkurangnya waktu tidur dapat menyebabkan biosintesis sel-sel tubuh,


termasuk biosintesis haemoglobin terganggu. Berkurangnya waktu tidur, berarti
pula semakin meningkatkan penggunaan energi (reaksi eksogenik). Penggunaan
energi seharusnya diimbangi dengan input makanan yang memadai untuk
pembentukan energi kembali (reaksi endogenik), yang digunakan untukbiosintesis
dan reparasi sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan. Kalauuntuk keperluan
biosintesis tidak disertai dengan peningkatan input makromolekul lewat makanan,
maka akibatnya biosintesis akan gagal.Para pekerja di pabrik, sering kali
mengalami gangguan darah yang umurlnya adaiah berkurangnya jurnlah unsur-
unsur darah, yaitu penurunan produksi sel darah sumsum tulang akibat kerusakan
surnsum tulang yang disebabkan oleh zat toksik dan radiasi ionisasi serta
peningkatan perusakan sel darah perifer.Keruupsakan surrsum tulang ini seringkali
clisertai dengan gangguan sintesis haemoglobin.

Selain itu setiap 120 hari sel darah merah yang mengandung haemoglobin
dilusak, sedangkan wanita setiap bulan juga mengalamimenstruasi. Perusakan sel
darah merah akan lebih dipercepat pada keadaan seorang kurang istirahat. Dengan
demikian buruh wanita yang bekerja di malam hari, sangat memerlukan adanya
makanan tambahan, untuk biosintesis haemoglobin yang hilangkarena menstruasi
dan perusakan akibat kurang istilahat

.Kurangnya penger-tian tentangperlunya tidut' yang cukup dan makanan


tambahan bagi para buruh yang bekerja di malam hari, kalau dibiarkan
berlangsung terus, maka dapat dipastikan akan sangat mempengaruhi
produktivitas. Hal ini karena hambatan sintesis haemoglobin akan menyebabkan
anaemia Yang berarti pula hambatan transportasi oksigen ke seluruh bagian
tubuh.Sebagai akibatnya, seseorang akan lemah, mengantuk dan gairah menurun.
Kadar Haemoglobin yang diperiksa dali 30 ol'ang buruh wanita yang bekerja
di malam hari pada PT X, diperoleh hasil 19 (63,3%) sampel termasuk katagori
normal, sedang I I (36,70 ) tidak normal.Rata-rata kadar haemoglobinpada buruh
tersebut adalah 11,89 oh dengan rentang terendah 09,20 gram oh dan tertinggi 1
1,80 gram %,.Lamanya bekerja para buruh telsebut pada PTX dibedakan antara
yang bekerja lebih dari l0 jam I hariBdan yang bekerja 5 - 10 jam / hari.

BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat


molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme.1
Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia,
yakni pengangkutan oksigen dari organ respirasi ke jaringan perifer dan
pengangkutan karbondioksida dan berbagai proton dari jaringan perifer ke organ
respirasi untuk selanjutnya diekskresikan ke luar

Hemoglobin berfungsi mensuplai oksigen keseluruh tubuh termasuk. organ


jantung dan paru dan hemoglobin dibawa oleh darah untuk mensuplai oksigen ke
jaringan untuk metabolisme sehingga menghasilkan energi. Semakin tinggi
kadar hemoglobin, semakin banyak oksigen yang dapat disuplai dan digunakan
oleh organ dan jaringan sehingga daya tahan kardiovaskuler semakin meningkat.

Tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan kadar haemoglobin buruh
wanita tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anamisa D R.2015 Rancang Bangun Metode OTSU Untuk Deteksi
Hemoglobin Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jalan Raya
Telang PO BOX 2 Kamal, Bangkalan, Madura

Nurfazlina.dkk.2016Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Daya Tahan


Kardiovaskuler pada Pegawai Wanita RS Semen Padang Ratih Haribi kadar
haemoglobin pada buruh wanita yang bekerja malam

hari Staf Pengajar Program Studi D-III Analis Fikkes UNIMUS

Adyani K.dkk.2018Peningkatan Kadar Hemoglobin dengan Pemberian


Ekstrak Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp) pada Tikus
Model Anemia Defisiensi Besi.Program Studi D-3 Kebidanan, Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang,
Indonesia.Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Indonesia,
3Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran Bandung, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai