Anda di halaman 1dari 11

5

RESUME
HEMOGLOBIN

A. Pengertian Hemoglobin (Hb)


Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka
oksigen di bawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn,2000).
Hemoglobin merupakan molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat
besi) dan rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam
eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh
kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis
rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama amino pada rantai alfa, dan
146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta.
Nama Hemoglobin

merupakan

gabungan dari heme dan globin.

Hemeadalah gugus prostetik yang terdiri dari atom besi, sedang globin adalah
protein yang dipecah menjadi asam amino. Hemoglobin terdapat dalam sel-sel
darah merah dan merupakan pigmen pemberi warna merah sekaligus pembawa
oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh.Setiap orang harus memiliki
sekitar 15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta
sel darah merah per millimeter darah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan

jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indek kapasitas pembawa


oksigen pada darah.
Kekurangan Hemoglobin menyebabkan terjadinya anemia, yang ditandai
dengan gejala kelelahan, sesak napas, pucat dan pusing. Kelebihan Hemoglobin
akan menyebabkan terjadinya kekentalan darah jika kadarnya sekitar 18-19 gr/ml.
yang dapat mengakibatkan stroke. Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh
tersedianya oksigen pada tempat tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang
tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi
oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi diurnal (tertinggi pagi hari)
(detikhealt, 2011).
1.

Kadar Hemoglobin
Kadar hemoglobin adalah ukuran pigmen respiratorik dalam butiranbutiran darah merah (Costill,1998). Jumlah hemoglobin dalam darah normal
kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut 100
persen (Evelyn,2009). Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar
ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa.
Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin juga dapat dipengaruhi oleh peralatan
pemeriksaan yang dipergunakan. Antara cara sahli yang sederhana dengan
cara yang lebih modern dengan alat fotometer tentu akan ada perbedaan hasil
yang ditampilkan. Namun demikian WHO telah menetapkan batas kadar
hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO dalam
Arisman,2002).

Gambar 1.1. Tabel Batas Kadar hemoglobin


Kelompok Umur

Batas Nilai Hemoglobin ( gr/dl)

Wanita Dewasa

12.0

Ibu Hamil

11.0

Sumber : WHO dalam arisman 2002

2.

Struktur Hemoglobin.
Hemoglobin

adalah

metaloprotein

pengangkut

oksigen

yang

mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya.
Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah yang mengantarkan
oksigen dari paru-paru ke jaringan di seluruh tubuh dan mengambil
karbondioksida dari jaringan tersebut dibawa ke paru untuk dibuang ke udara
bebas ( Evelyn, 2000 ).
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus
heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein
hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut
hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel
sabit dan talasemia.
Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain)
yang terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA)
terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan
pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari
beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa

dan 2 rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada manusia dewasa,
hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri
dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen.
Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap
subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat
molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.
Pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan
porfirin yang menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka
ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut heme Tiap subunit
hemoglobin

mengandung

satu

heme,

sehingga

secara

keseluruhan

hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme


inilah zat besi melekat dan menghantarkan oksigen serta karbondioksida
melalui darah.
Kapasitas hemoglobin untuk mengikat oksigen bergantung pada
keberadaan gugus prastitik yang disebut heme. Gugus heme yang
menyebabkan darah berwarna merah. Gugus heme terdiri dari komponen
anorganik dan pusat atom besi. Komponen organik yang disebut
protoporfirin terbentuk dari empat cincin pirol yang dihubungkan oleh
jembatan meterna membentuk cincin tetra pirol. Empat gugus mitral dan
gugus vinil dan dua sisi rantai propionol terpasang pada cincin ini ( Nelson
dan Cox, 2005 ).

Hemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk


sel darah yang bikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini,
maka keluwesan sel darah merah dalam melewati kapiler jadi kurang
maksimal. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kekurangan zat besi bisa
mengakibatkan anemia.
Jika nilainya kurang dari nilai diatas bisa dikatakan anemia, dan
apabila nilainya kelebihan akan mengakibatkan polinemis( Evelyn, 2000 ).

Gambar 2. 1 : Struktur 3 dimensi Hemoglobin. ( Mc.Kee T dan Mc.Kee JR,2004 )

3. Struktur Mioglobin
Mioglobin(BM 16700, disingkat Mb) merupakan protein pengikat
oksigen yang relatif sederhana, ditemukan dalam konsentrasi yang besar
pada tulang dan otot jantung, membuat jaringan ini berwarna merah yang
berfungsi sebagai penyimpan oksigen dan sebagai pembawa oksigen yang
meningkatkan laju transpor oksigen dalam sel otot. Mamalia yang menyelam
seperti ikan paus yang menyelam dalam waktu lama, memiliki mioglobin
dalam konsentrasi tinggi dalam ototnya. Protein seperti mioglobin juga
banyak ditemukan pada organisme sel tunggal. Mioglobin merupakan
polipeptida tunggal dengan 153 residu asam amino dan satu molekul heme.
Komponen protein dari mioglobin yang disebut globin, merupakan rantai
polipeptida tunggal yang berisi delapan -heliks . Sekitar 78% residu asam
amino dari protein ditemukan dalam -heliks ini.
Lipatan rantai globin membentuk celah yang hampir terisi gugus
2+

heme. Heme bebas [Fe ] mempunyai afinitas tinggi terhadap O2 dan


3+

dioksidasi searah membentuk hematin [Fe ]. Hematin tidak dapat mengikat


O2. Interaksi nonkovalen antara sisi asam amino rantai dan cincin porfirin
nonpolar yang mengandung celah sisi ikat oksigen meningkatkan afinitas
heme terhadap O2. Peningkatan afinitas melindungi Fe

2+

dari oksidasi dan

memungkinkan pengikatan oksigen yang reversibel. Semua asam amino


yang berinteraksi dengan heme nonpolar kecuali dua histidin, yang berikatan
langsung dengan atom besi heme dan histidin yang lain menstabilkan sisi ikat

oksigen. Ketika oksigen terikat pada heme bebas, aksis dari molekul oksigen
posisinya pada sudut ikatan Fe-O, berlawanan dengan hal ini, ketika CO2
berikatan dengan heme bebas Fe, C dan O berada pada garis lurus. Kedua
kasus tersebut mencerminkan geometri orbital hibridisasi masing-masing
ligan. Pada mioglobin, His64 (His E7), pada sisi ikat O2heme, terlalu jauh
untuk berkoordinasi dengan heme besi, tetapi berinteraksi dengan ligan yang
terikat pada heme. Residu ini disebut distal his, yang tidak berefek pada
pengikatan oksigen tetapi dapat menghalangi pengikatan linier CO,
menjelaskan pengurangan pengikatan CO ke heme( Nelson dan Cox, 2005).

Gambar 2. 2.: Struktur Mioglobin (Nelson dan Cox, 2005 )

4. Manfaat Hemoglobin.
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke
seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel

ke paru-paru untuk di keluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai


reservoir oksigen : menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam selsel otot. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin
(Sunita,2001).
Menurut Depkes RI adapun manfaat hemoglobin antara lain :
a) Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringanjaringan tubuh.
b) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringanjaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
c) Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk di buang.
5. Faktor-Faktor Mempengaruhi Kadar Hemoglobin
Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah :
a) Kecukupan Besi dalam tubuh
Menurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin,
sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah
merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi
juga merupakan mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin
yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh,
untuk diekskresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen
lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase,
dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel

darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kandungan 0,004% berat
tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai
feritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limfa dan sumsum tulang
(Zarianis,2006).
Kurang lebih 4% besi di dalam tubuh berada sebagai mioglobin
dan senyawa-senyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan
flavoprotein. Walaupun jumlahnya sangat kecil namun mempunyai
peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut dalam transportasi oksigen
menerobos sel-sel membran masuk kedalam sel-sel otot, sitokrom,
flavoprotein, dan senyawa-senyawa mitokondria yang mengandung besi
lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan
Adenosin Tri Phosphat (ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi.
Sehingga apabila tubuh mengalami anemia gizi besi maka terjadi
penurunan kemampuan bekerja (WHO dalam Zarianis, 2006).
Menurut Kartono J dan Soekatri M, kecukupan besi yang
direkomendasikan adalah jumlah minimum besi yang berasal dari
makanan yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap individu yang
sehat pada 95% populasi, sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia
kekurangan besi (Zarianis, 2006).
b) Metabolisme Besi dalam tubuh
Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang
dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam

sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5g), mioglobin (150
mg), phorphyrin cytochrome, hati, limfa sumsum tulang (> 200-1500
mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang di
pakai untuk keperluan metabolic dan bagian yang merupakan cadangan.
Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan non hem adalah
bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan.
Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi
fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Feritin dan
hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat dalam
hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri
dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan
pengeluaran (Zarianis, 2006).
6. Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb).
Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi
yang

sering

dikerjakan

di

laboratorium

adalah

yang

berdasarkan

kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau


hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam
hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksi-hemoglobin,
methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan
hemoglobin cara Sahli tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang
dapat dicapai hanya 10% (Fransisca D.K.,2010).

Cara sianmethemoglobin

adalah cara yang dianjurkan

untuk

penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar


sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir
semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian
yang dapat dicapai 2% ( Darma, 2008 ).
Dengan berkembangnya teknologi alat kesehatan yang semakin
canggih selain kedua cara pemeriksaan tersebut, kini telah banyak digunakan
pemeriksaan darah lengkap dengan menggunakan alat otomatik yang di kenal
dengan nama hematology analyser.
Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian
hasil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar
hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin.Perempuan hamil terjadi
hemodilusi sehingga batas terendah nilai rujukan ditentukan 10 g/dl.
Darma, 2008).

Gambar 2. 3 : Gugus Heme

Anda mungkin juga menyukai