Anda di halaman 1dari 8

I.

Judul
Penentan Kadar Hemoglobin Metode Sahli

II. Hari/Tanggal
Kamis, 4 Januari 2018

III. Tujuan
- Untuk mengetahui dan menetapkan kadar hemoglobin dalam darah
dengan metode sahli.

IV. Landasan Teori

1. Definisi hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah
yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru
keseluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan
tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam
hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah
menggunakan mesin otomatis selain mengukur hemoglobin mesin
pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan.
Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan zat lain dengan
menggunakan zat kimia bernama nilai sinar yang berhasil diserap oleh
hemoglobin.
Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen
yang mengandung besi dalam sel darah merah mamalia dan hewan
lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari : globin, apoprotein, dan
empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.
Hemoglobin merupakan suatu senyawa kompleks globlin yang dibentuk
4 sub unit, masing-masing mengandung suatu gugusan hem yang
dikonjugasi ke suatu polipeptida. Hem adalah turunan porofirin yang
mengandung zat besi (Fe). Hemoglobin menjadi satu dengan oksigen
udara yang terdapat di dalam paru-paru hingga terbentuk yaitu
oksihemoglobin, yang nantinya melepaskan oksigen menuju sel-sel
jaringan tubuh. Proses oksihemoglobin memerlukan besi dalam bentuk
ferro di dalam molekul hemoglobin. Oksigen yang terikat jumlahnya
sama dengan jumlah atom besi. Tiap gram hemoglobin akan
mengangkut sekitar 1,34 ml oksigen. (Frandson, 1993). Maka dari itu
besi penting dalam pembentukan hemoglobin, mioglobin, dan substansi
lainnya seperti sitokrom, sitokrom oksidase, peroksidase, dan katalase.
Menurut Guyton (1997), sintesis hemoglobin diawali dari
dalam proeritoblast kemudian dilanjutkan dalam fase retikulosit dalam
sumsum tulang. Tahap dasar kimiawi pembentukan hemoglobin yaitu
suksini KoA yang dibentuk dalam siklus Krebs berikatan dengan glisin
untuk membentuk senyawa pirol yang menyatu membentuk senyawa
protoporfirin. Kemudian senyawa tersebut berikatan dengan besi
menggunakan bantuan enzim ferokelatase membentuk molekul heme.
Setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang
(globin) membentuk suatu subunit hemoglobin. Menurut Campbell
(1995) menyatakan bahwa padaberbagai jenis unggas yang normal,
hemoglobin menempati sepertiga dari volume sel darah merah (Sawali,
2013).

2. Fungsi hemoglobin
Fungsi hemoglobin dalam darah adalah :
a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam
jaringan tubuh.
b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan baku.
c. Membawa carbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk dibuang.
d. Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah atau tidak
dapat diketahui dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb
dari normal berarti kekurangan darah. Kekurangan darah berarti
anemia. Selain kekurangan Hb juga disertai dengan eritrosit yang
berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal. (Kresno, 1988)

3. Jenis - jenis hemoglobin (Hb)


Pada manusia telah dikenal kurang dari 14 macam Hb yang
dipelajari secara mendalam dengan bantuan elektrokoresis. Hb diberi
nama dengan simbol alfabeta misalnya ; Hb A, Hb C, Hb D, Hb E, Hb
F, Hb G, Hb I, Hb M, Hb S, dan sebagainya. (Joice, 2008)
Kadang-kadang Hb diberi nama menurut kota tempat
ditemukan jenis Hb atau orang yang menemukannya, misalnya ; Hb
New York, Hb Sydney, Hb Bart, Hb Gower, dan lain-lain. Hb A (Adult
Dewasa) mulai diproduksi pada usia 5 - 6 bulan kehidupan intrauterine
janin, pada usia 6 bulan postnatal kosentrasi Hb A 99%. Hb A terdiri
dari 2 rantai α dan 2 rantai β. Hb F (Foetus janin) mulai ditemukan
dalam darah pada minggu ke dua puluh usia kehamilan. Pada bayi Hb F
dan sebelum usia 2 tahun jumlah tinggal sedikit, diganti oleh Hb A.
Karena sifatnya yang resisten terhadap alkali, Hb F ini mudah
dipisahkan dari Hb A. Hb F terdiri dari 2 rantai α dan 2 rantai T.

4. Sintesis hemoglobin
Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut O2 ke
jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Untuk
mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah mengandung protein
khusus, yaitu hemoglobin dan setiap hemoglobin dewasa normal (Hb
A) terdiri atas empat rantai polipeptida α2 β2, masing-masing dengan
gugus haemnya sendiri. Berat molekul Hb A adalah 68.000 darah
dewasa normal juga berisi jumlah kecil dua hemoglobin lain, Hb F dan
Hb A2 yang juga mengandung rantai y dan rantai s masing-masing
sebagai pengganti β. 65% hemoglobin disintesis dalam eritroblas dan
tiga puluh lima persen hemoglobin disintesis pada stadium retikulosit.
Sintesis haem, terjadi banyak dalam mitokondria oleh sederet reaksi
biokimia yang dimulai dengan kondensasi glisin dan suksinil. Koenzim
A dibawah aksi enzim kunci data-amino laevulinic acid (Ala) sintase
yang membatasi kecepatan. Pridoksal fosfat (Vitamin B) adalah
koenzim untuk reaksi ini yang diransang oleh eritro protein dan
dihambat oleh hacm. Akhirnya protoporfirin bergabung dengan besi
untuk membentuk hacm yang masing-masing molekulnya bergabung
dengan rantai globin yang terbuat pada poliribosom. Kemudian tetramer
empat rantai globin dengan masing-masing gugus hacmnya sendiri
terbentuk dalam “kantong” untuk membangun molekul hemoglobin.
(Hoffbrand, 2005)

5. Struktur hemoglobin
Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang
dikenal dengan porifin yang menahan satu atom besi. Atom besi ini
merupakan situs/lokal ikatan oksigen. Porifin yang mengandung besi
disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan
globin. Globin sebagai istilah generik untuk protein globural. Ada
beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang
paling dikenal dan paling banyak dipelajari.
Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer
(mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua
sub unit mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap sub
unit memiliki berat molekul ± 16,000 Dalton, sehingga berat molekul
total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap sub unit
hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan
hemoglobin memilki kapasitas empat molekul oksigen. (Hariono, 2006)

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin


Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu
sebagai berikut (Sopny, 2010) :
a. Kecukupan Besi dalam Tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga
anemia defisiensi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah
merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah.
Besi juga merupakan mikronutrien esensial dalam memproduksi
hemoglobin yang berfungsi mengangkutoksigen dari paru-paru ke
jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernapasan,
sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernapasan seperti
sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam
sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel
otot.
b. Metabolisme Besi dalam Tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat
berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel
darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin 150 mg),
phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500
mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang
dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan
cadangan. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi,
pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.

Kadar haemoglobin dalam darah maupun kerja atau fungsi


haemoglobin yang optimal dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal
meliputi (Rindamusti,2012) :
a. Makanan atau gizi
Zat-zat gizi atau komponen gizi yang terdapat dalam
makanan yang dimakan digunakan untuk menyusun terbentuknya
haemoglobin yaitu Fe (zat besi) protein.
b. Fungsi Jantung dan paru
Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Dalam
darah terdapat haemoglobin yang membawa oksigen keseluruh tubuh
sebagai pembentukan energi. Sedangkan paru berfungsi untuk
menghisap oksigen dari udara luar yang kemudian disuplai ke aliran
darah dengan adanya ikatan antara haemoglobin dan paru
mempengaruhi kerja jantung yang optimal.
c. Fungsi Organ-organ Tubuh Lain
Misalnya fungsi hepar dan ginjal yang membantu dalam
proses pembentukan eritrosit dan haemoglobin.
d. Merokok
Menurut Giam,C.K dan The K.C(1993:47) merokok
mengurangi kelembaban haemoglobin membawa oksigen dari darah.
Juga pengaliran darah ke organ-organ vital dan jaringan-
jaringan(seperti jantung, otak dan otot)akan berkurang. Secara
timbulnya stress terhadap organ-organ vital,seperti jantung.
e. Penyakit Yang Menyertai
Penyakit yang di derita membutuhkan lebih banyak zat gizi
dan oksigen untuk pembentukan energi guna penyembuhan penyakit
yang di derita.

V. Metode Kerja

1. Pra Analitik
a. Persiapan Pasien
b. Persiapan Sampel
c. Prinsip
Hemoglobin dengan penambahan HCL 0.1N akan dirubah
menjadi hematin asam ( hemin ) yang berwarna tengguli ( coklat ).
Warna yang terjadi diencerkan dengan aquadest sampai menyamai
warna standar.
d. Metode
Prinsip metode ini adalah hemoglobin diubah menjadi
hematin asam kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara
visual dengan standart warna pada alat hemoglobinometer. Dalam
penetapan kadar hemoglobin, metode sahli memeberikan hasil 2%
lebih rendah dari pada metode lain (Dacie & Lewis 1996, h. 50) .
Metode Sahli merupakan metode estimasi kadar
hemoglobin yang tidak teliti, karena alat hemoglobinometer tidak
dapat distandarkan dan pembandingan warna secara visual tidak teliti.
Metode sahli juga kurang teliti karena karboxyhemoglobin,
methemoglobin dan sulfhemoglobin tidak dapat diubah menjadi
hematin asam (Gandasoebrata 2010, hh. 13-14).
e. Alat dan Bahan
- Spuit
- Hemometer sahli
- Pipet pasteur
- Kapas
- Tisu
- Alkohol
- HCL 0,1N
- Aquades
- Darah vena

2. Analitik
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Isi tabung sahli dengan HCL 0,1 N sampai tanda batas angka 2 (± 5
tetes).
c. Lakukan sterilisasi lokal dengan kapas alkohol 70 %.
d. Lakukan tusukan pada vena.
e. Ambil darah dengan menggunakan pipet sahli sebanyak 20 µL.
f. Masukan segera pada dalam tabung sahli yang berisi HCL 0,1 N.
g. Dicampur sampai homogen (terbentuk warna tengguli).
h. Encerkan isi tabung dengan aquadest sampai dengan menyamai warna
standar.Batang pengaduk jangan diangkat sebelum pengenceran
selesai.
i. Baca hasilnya dengan memperhatikan miniskus atas, dan dilihat angka
skalanya

3. Pasca Analitik
a. Data Pasien
- Nama : Ummul Fathanah
- Umur : 21 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Hasil : gr/dl
b. Interpretasi Hasil
- Bayi baru lahir : 17 – 22 g/dl
- Umur 1 minggu : 15 – 20 g/dl
- Umur 1 bulan : 11 – 15 g/dl
- Anak-anak : 11 – 13 g/dl
- Lelaki dewasa : 14 – 18 g/dl
- Perempuan dewasa : 14 – 18 g/dl
- Lelaki tua : 12,4 – 14,9 g/dl
- Perempuan tua : 11,7 – 13,8 g/d
c. Gambar Hasil

VI. Pembahasan
Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang
mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya.
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme,
suatu molekul organik dengan satu atom besi.
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka
oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Hemoglobin
merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin
dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan
sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Hemoglobin adalah
kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi. Kompleks tersebut
berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin
memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai
globin (Rindamusti, 2012)
Pada saat praltikum metode yang di gunakan dalam praktikum ini
adalah metode dengan menggunakan haemometer sahli untuk mengetahui
kadar hemoglobin (Hb) karena metode ini dilakukan dengan cara sederhana,
namun tetap membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pengamatan
angka Hemoglobin (Hb).
Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi
globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi
menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk
ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna
cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar
(hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna
standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk.
Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa
sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena yang
membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat
berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman,
penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan.
Meskipun demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai
peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini masih
memadai (Sopny, 2011).
Dari hasil yang di dapat pada pemeriksaan terhadap saudari
Ummul Fathanah yaitu jumlah Hb = g/dl. Batas normal kadar Hb pada
perempuan dewasa adalah 14 – 18 gr/dl. Berarti kadar Hb pada saudari
Ummul Fathanah masih dalam keadaan normal.

Beberapa faktor kesalahan pada penetapan kadar Hb metode Sahli


antara lain:
1. Human Erorr
2. Tidak tepat mengambil sampel darah sebanyak 20 mikron
3. Tidak baik caranya pada saat pencampuran antara darah dan HCl pada
waktu mengencerkan
4. Adanya gelembung udara di permukaan pada waktu membaca
5. Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang
Kesalahan seperti diatas dapat menyebabkan kurang akuratnya hasil
pemeriksaan Haemoglobin. Sehingga diharapkan pemeriksa benar benar
memperhatikan cara kerja dan faktor diatas agar hasil yang didapatkan lebih
akurat.

VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pemeriksaan Hb dengan pemeriksaan metode sahli
pada pasien atas nama Ummul Fathanah, didapatkan hasil gr/dl.
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka


Cipta, Jakarta.

Bakta, Imade 2012, Hematologi Klinik Ringkas, EGC, Jakarta.

Chairlain & Estu Lestari 2011, Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium
Kesehatan, EGC, Jakarta.

Rindamusti. 2012 . hemoglobin. http: //digilib. unimus. ac.id/ files/ disk1 /139/
jtptunimus-gdl-rindamusti-6948-3-babii.pdf. Diakses pada selasa 16 Desember
2014.

Sopny. 2010. Kadar hemoglobin darah http://repository.usu.ac.id/bitstream/


123456789/ 20

481/4/Chapter%20II.pdf. diakses pada Sabtu, 13 Desember 2014.

Anda mungkin juga menyukai