Oleh :
Kelompok II Genap
1.
2.
3.
4.
5.
I.
TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan Laju Endap Darah pada darah probandus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penetapan Laju Endap Darah pada darah probandus.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara penetapan Laju Endap Darah pada darah probandus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kecepatan pengendapan eritrosit dalam mm/jam.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil penetapan Laju Endap Darah pada darah
probandus.
II. METODE
Westergreen dan Wintrobe.
III.
PRINSIP
Spesimen darah dengan antikoagulan yang telah dicampur dengan baik dituangkan ke
dalam tabung Westergreen dan diletakkan pada rak Westergreenatau dituangkan dalam
tabung Wintrobe dan ditunggu selama 1 jam itu adalah LED nya.
IV.
DASAR TEORI
a. Laju Endap Darah (LED)
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) adalah pemeriksaan sederhana yang telah
dilakukan semenjak zaman Yunani kuno (Norderson, 2004). Pemeriksaan LED pertama
kali ditemukan oleh seorang dokter Polandia bernama Edmund Biernacki pada tahun
1897. Metode pemeriksaan LED pertama kali dikemukakan oleh Fahraeus dan
Westergren pada tahun 1921, yang secara cepat telah menyebar ke seluruh penjuru dunia
sebagai pemeriksaan skrining umum penyakit-penyakit akut dan kronis.
Pemeriksaan Laju Endap Darah termasuk dalam pemeriksaan hematologi pada
pemeriksaan darah rutin. Pemeriksaan Laju Endap Darah sangat penting untuk
membantu diagnosis, khususnya untuk mengelompokkan penyakit yang bersifat kronis
ataupun akut (Kresno, 1989).
Laju Endap Darah adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dalam sampel darah
yang diperiksa dengan suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm/jam. Laju Endap
Darah menggambarkan keadaan plasma dan perbandingan antara eritrosit dengan
plasma.
3. Fase ketiga
Yaitu 15 menit terakhir disebut fase pemadatan, dimana dalam fase ini kecepatan
mengendapnya eritrosit sudah mulai berkurang oleh karena mulai terjadi pemadatan
dari eritrosit
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Endap Darah
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju endap darah
1. Jumlah eritrosit
Bila terdapat sangat banyak eritrosit maka laju endap darah rendah dan bila sangat
sedikit eritrosit maka lau endap darah tinggi
2. Viskositas darah
Viskositas darah yang tinggi karena tekanan keatas mungkin dapat menetralkan
tarikan kebawah sehingga laju endap darah rendah
3. Bentuk eritrosit
Eritrosit dengan bentuk abnormal mempunyai permukaan yang relative besar
dibandingkan berat sel sehingga laju endap darah sel ini rendah
4. Besar Eritrosit
a. Makrositer
: laju endap darah lambat turun
b. Spherositer : Laju endap darah cepat turun
c. Mikrositer
: laju endap darah lambat turun
5. Waktu
Untuk pemeriksaan laju endap darah harus dikerjakan maksimal 2 jam setelah
sampling darah. Apabila baru dikerjakan setelah lebih dari 2 jam maka bentuk
eritrosit akan berubah, keadaan ini mempercepat terjadinya rouleaux dan akibatnya
akan mempercepat laju endap darah
6. Luas Permukaan Tabung
Semakin besar diameternya maka laju endap darah semakin cepat turun
7. Kedudukan tabung
Apabila meletakkan tabung dalam posisi miring maka laju endap darah akan
menngkat. Tabung yang miring 3 c akan mempercepat laju endap darah sebanyak
3%
8. Temperatur
Sebaiknya dikerjakan pada suhu 18 C 27 C. pada suhu rendah viskositas meningkat
dan laju endap darah menurun. Makin tinggi temperature/ suhu ruang, maka laju
endap darah makin meningkat.
9. Perbandingan antara koagulan dan darah yang tidak tepat
Keadaan ini emnyebabkan terjadinya defribrinasi/ partial clothing yang akan
memperlambat laju endap darahn. Antikoagulan yang seharusnya digunakan, bila
CARA KERJA
a. Menurut Wintrobe
1. Siapkan daeah vena yang dicampur dengan campuran oxalate
2. Dengan memakai pipet wintrobe, masukkan darah itu ke dalam taung wintrobe
3. Biarkan tabung itu dalam sikap lurs pada satu tempat yang tidak banyak angin
selama 1 jam
4. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan millimeter dan laporkan angka tersebut
sebagai LED
b. Menurut Wetergreen
1. Isaplah dalam semprit (spuit inject) 0,4 ml larutan natrium sitrat 3,8%
2. Lakukan puncti vena dengan seprit itu dan isaplah 1,6 ml darah sehingga
mendapat 2 ml campuran.
3. Masukkan campuran itu kedalam tabung dan campurlah baik-baik.
4. Isaplah darah itu kedalam westergreen sampai garis tanda 0 mm kemudian biarkan
pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak westergreen selama 60 menit.
5. Bacalah tigginya lapisan plasma dengan millimeter dan laporkan angka itu
sebagai LED.
VII.
NILAI RUJUKAN
Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering
digunakan
adalah cara Wintrobe dan cara Westergreen. Pada cara Wintrobe nilai
rujukan untuk wanita 020 mm/jam dan untuk pria 010 mm/jam, sedang pada cara
Westergreen nilai rujukan untuk wanita 0 15 mm/jam dan untuk pria 010
mm/jam.
Metode Westergreen
Jenis Kelamin
Wanita
0 15 mm/jam
Pria
0 10 mm/jam
Metode Wintrobe
Jenis Kelamin
Wanita
0 20 mm/jam
Pria
0 10 mm/jam
DAFTAR PUSTAKA
Susilo, Yani. 2008. BAB II. [online] tersedia :
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008-yanisusilo-996-2bab2.pdf (diakses 11 September 2015, jam 18 :58 WITA)