Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

PADA PEMERIKSAAN URINE

Dosen Pembimbing Pendidikan : R. Noucie Septriliyana, M.Keb


Dosen Pembimbing Akademik: Hj. Eneng Rodiah,SST.,Bdn.

Disusun Oleh :

Heny Herliani : 2250351122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
PADA PEMERIKSAAN URINE
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Dosen Pembimbing Pendidikan : R. Noucie Septriliyana, M.Keb


Dosen Pembimbing Akademik: Hj. Eneng Rodiah,SST.,Bdn.

Bandung Barat, 12 Oktober 2022

Pembimbing Preceptor Mahasiswa

R. Noucie Septriliyana, M.Keb Hj. Eneng Rodiah,SST.,Bdn. Heny Herliani


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan (LP) tentang
Pemeriksaan Urine
Laporan Pendahuluan ini telah penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan Laporan Pendahuluan (LP) ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan LP ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki LP ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Pendahuluan ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandung Barat, 12 Oktober 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .............................................................................2


Kata Pengantar .....................................................................................3
Daftar Isi...............................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN....................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................7
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan kehamilan dengan rutin merupakan suatu hal yang


penting dilakukan oleh ibu yang sedang hamil agar mereka dapat
mejalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya
dalam keadaan baik. Maka dari itu perlunya pengawasan dan pendidikan
yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Di dalam
pemeriksaan kehamilan petugas kesehatan mengarahkan dan memberikan
informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu hamil agar
janin nya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi. Dengan
memberikan asuhan antenatal care yang baik akan menjadi salah satu tiang
penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu.
Kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Ini
berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih
memerlukan perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu. Resiko yang timbul dalam kehamilan ini bersifat dinamis, karena
ibu hamil yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi
berisiko tinggi.
Dalam pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan serangkai
pemeriksaan laboratorium untuk mencegah hal-hal buruk yang bisa
mengancam janin. Diantaranya pemeriksaan Hb, protein dan glukosa
urine. Hal ini bertujuan untuk skrining/mendeteksi jika terdapat kelainan
yang perlu dilakukan pengobatan atau tindakan lebih lanjut.
Pemeriksaan laboratorium pada kehamilan merupakan tindakan
antisipatif guna mengetahui sejak dini risiko yang mungkin muncul dan
mengganggu perkembangan janin.

5
Pemeriksaan laboratorium kehamilan juga sangat penting dan
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya risiko gangguan kesehatan pada
ibu hamil yang dapat berakibat buruk pada janin. Apa saja yang dapat
diketahui dari pemeriksaan panel awal kehamilan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalah “ Bagaimana Cara Pemeriksaan Protein dan
Glukosa Urin pada Ibu Hamil ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami Cara Pemeriksaan Protein dan Glukosa Urine pada Ibu
Hamil
2. Tujuan Khusus
a. Memahami tentang cara pemeriksaan protein urine pada ibu hamil.
b. Memahami tentang cara pemeriksaan glukosa urine pada ibu hamil.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
atau informasi untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan dapat
mengaplikasikannya di lapangan dalam memberikan asuhan pada masa
kehamilan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat sebagai tambahan
sumber kepustakaan dan perbandingan dalam pembelajaran Asuhan
Kebidanan pada Kehamilan.
3. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan
dan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu
pelayanan.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Protein Urin
1. Pengertian Protein dan urine
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur
C,H,O dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang
digunakan untuk membangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa
digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari
karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam,
dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa
reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin yang didiamkan agak
lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas yaitu berbau
ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 dan akan menjadi lebih asam
jika mengkonsumsi banyak protein serta urin akan menjadi lebih basa
jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin yakni 1,002 –
1,035 g/ml (Uliyah, 2008).
Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut.
Di dalam urin terkandung bermacam-macam zat, antara lain :
(1) zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan
amoniak,
(2) zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urin,
(3) garam, terutama NaCl, dan
(4) zat-zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C, dan
obat -obatan serta juga kelebihan zat yang yang diproduksi
sendiri oleh tubuh misalnya hormon (Ethel, 2003).
Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika
urin mengandung protein, berarti telah terjadi kerusakan ginjal pada
bagian glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal
tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat
diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar gula
dalam darah terlalu tinggi atau melebihi batas normal sehingga tubulus

7
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat
glomerulus. Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses pengubahan
gula menjadi glikogen terlambat, kerena produksi hormon insulin
terhambat. Orang yang demikian menderita penyakit kencing manis
(diabetes melitus). Zat warna makanan juga dikeluarkan melalui ginjal
dan sering memberi warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna
membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya
insektisida pada makanan karena pencemaran atau terlalu banyak
mengkonsumsi obatobatan juga dapat merusak ginjal (Scanlon, 2000).
2. Protein Urine Dalam Kehamilan
Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu
kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini
ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh
peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan
preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan
tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur
kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada
awal masa kehamilan. Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum
diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor
yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor
faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran
darah ke rahim.
3. Pemeriksaan Protein urine
Pemeriksaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin.
Kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin
berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau
kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang
ada, maka menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat yang
penting terhadap protein. Jika urine yang akan diperiksa jernih, boleh
terus dipakai, dan apabila kekeruhan tidak dapat dihilangkan maka bisa
dilakukukan penjernihan atau penyaringan pada urine sehingga urin
yang digunakan untuk pemeriksaan adalah urin yang benar-benar

8
jernih.
4. Tujuan Pemeriksaan Protein Urine
Untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan juga untuk mengetahui
apakah pasien mengalami eklamsi.
5. Alat Dan Bahan
a. Persiapan alat dan bahan
1) Status pasien
2) Alat tulis
3) Bengkok
4) Sabun cair untuk cuci tangan
5) Handuk lecil pribadi
6) Wastafel
7) Satu buah tabung reaksi
8) Tempat tabung reaksi
9) Penjepit tabung reaksi
10) Lampu spirtus
11) Corong
12) Kertas saring
13) Korek api
14) Pipet
15) Urin dalam bengkok
16) Spuit 5 cc
17) Spuit 10 cc
18) Larutan asam sulfat salisilat 20%
19) Larutan asam asetat 5%
20) Sikat tabung reaksi
21) Sabun detergen
22) Spon pencuci
23) Kain lap
24) Celemek
6. Persiapan Pasien
Persiapan pasien dalam melakukan pemeriksaan protein urine

9
a. Menyapa ibu dengan ramah dan sopan
b. Berlaku sopan dalam melakukan pemeriksaan
c. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
d. Pasien diminta untk BAK dan ditampung dalam botol yang sudah
disediakan
e. Memposisikan ibu dengan nyaman selama pemeriksaan
7. Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Protein Urine
a. Menyiapkan dan memeriksa kelengkapan alat
b. Mencuci tangan
c. Memakai handscoon
d. Memperhatikan kejernihan urine
e. Bila urin keruh disaring dengan kertas penyaring
f. Mengisi kedua tabung dengan urin, masing + 2ml salah satu tabung
sebagai bahan
pembanding pemeriksaan
g. Menyalakan lampu spirtus
h. Memanaskan tabung sampai mendidih berjarak 2-3 cm membentuk
sudut 45 derajat
i. Arahkan tabung yang dipanaskan ketempat yang kosong
j. Bila urin yang dipanaskan keruh tanbahkan 4 tetes asam asetat 6%
dan bila kekeruhan hilang maka menunjukkan hasil yang negatif
k. Jika urin tetap keruh maka panaskan sekali lagi dan bandingkan
hasilnya
l. Bila setelah diapanaskan urin tetap keruh maka hasilnya positif dan
baca hasil pemeriksaan
m. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
n. Membereskan peralatan
o. Mencuci tangan
8. Cara Menilai Hasil
Cara penilain ini berlaku untuk pemeriksaan dengan asam asetat
(-) : Tidak ada kekeruhan
(+) : Kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05%)

10
(++) : Kekeruhan mudah dilihat & nampak butir-butir dalam
kekeruhan tersebut (0,05-0,2%)
(+++) : Urin jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping (0,2-
0,5%)
(++++) : Sangat keruh dan bergumpal/memadat (>0,5%)
B. Pemeriksaan Glukosa Urin
1. Pengertian Glukosa Urine
Adanya glukosa dalam urine disebut glukosuria, pada hakekatnya
glukosa itu di atur oleh 2 faktor yaitu :
a. Kadar zat glukosa di dalam urin
b. Ambang ginjal terhadap pengeluaran zat glukosa dengan urin.
ambang ginjal terhadap pengeluaran zat glukosa pada kebanyakan
orang bertubuh sehat adalah 180 mg% . gejala glukouria itu akan
terjadi jika kadar glukosa darah melebihi nilai ambang ginjal .
ambang ginjal tersebut dapat meninggi atau merendah, peristiwa
yang juga terdapat pada penyakit diabetes.
2. Tujuan
Untuk menentukan adanya glukose dalam urin secara semi kuantitatif
3. Prinsip Pemeriksaan
Gukosa dapat mereduksi kupri dalam reagen benedict dalam
larutan alkalis sehingga terjadi perubahan warna, dengan melihat warna
yang terjadi dapat di perkirakan kadar glukosa dalam urin
4. Alat dan Bahan Yang Digunakan
a. Status pasien
b. Alat tulis
c. Bengkok
d. Sabun cair untuk cuci tangan
e. Handuk lecil pribadi
f. Wastafel
g. Satu buah tabung reaksi
h. Tempat tabung reaksi
i. Penjepit tabung reaksi

11
j. Lampu spristus
k. Korek api
l. Pipet
m. Urin dalam bengkok
n. Spuit 5 cc
o. Spuit 10 cc
p. Laritan asam sulfat salisilat 20%
q. Sikat tabung reaksi
r. Sabun detergen
s. Spon pencuci
t. Kain lap
u. Celemek
5. Prosedur Pelaksanaan pemeriksaan Urine
a. Menyiapkan dan memeriksa kelengkapan alat
b. Mencuci tangan
c. Memakai handscoon
d. Memperhatikan kejernihan urine
e. Bila urin keruh disaring dengan kertas penyaring
f. Mengisi kedua tabung dengan benedict, masing 2cc salah satu
tabung sebagai bahan pembanding pemeriksaan
g. Tetesi Urine 4 tetes,
h. Menyalakan lampu spirtus
i. Memanaskan tabung sampai mendidih berjarak 2-3 cm membentuk
sudut 45 derajat hingga mendidih
j. Arahkan tabung yang dipanaskan ketempat yang kosong
k. Baca hasil pemeriksaan
l. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
m. Membereskan peralatan
n. Mencuci tangan
6. Cara Membaca Hasil Pemeriksaan
Negatif (-) : warna tetap biru atau sedikit kehijauan
Positif 1(+) : warna hijau kekuningan

12
Positif 2(++) : warna kuning kehijauan dan keruh
Positif 3(+++) : warna jingga dan keruh
Positif 4(++++) : warna merah dan keruh

13
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
Kusmiati, Yuni dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : Trans
Info Media.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Pantika, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta:
Nuha Medika.
Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Tiran, Denise. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC
Yeyeh, Ai dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1(kehamilan). Jakarta : Trans Info
Media.
https://iissumiyati.wordpress.com/2016/03/12/perubahan-anatomi-fisiologi-
ibuhamil-trimester-iii-dan-iii/

14

Anda mungkin juga menyukai