Anda di halaman 1dari 40

PETUNJUK PRAKTIKUM

PATOLOGI KLINIK
BLOK 6.4. SISTEM DARAH

Penyusun:
Dr. dr. Wahyu Siswandari, SpPK, MSiMed
dr. Vitasari Indriani, SpPK, MSiMed

JURUSAN KEDOKTERAN UMUM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2023

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 1


TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan


2. Mahasiswa wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai
3. Mahasiswa wajib memakai jas praktikum selama praktikum dan jas sudah dipakai
sebelum masuk laboratorium
4. Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir praktikum setiap kali mengikuti kegiatan
praktikum
5. Mahasiswa yang datang terlambat 15 menit, tidak diperkenankan mengikuti acara
praktikum, ujian ident dan remedial ident.
6. Mahasiswa wajib mengenakan sepatu tertutup, tidak diperkenankan mengenakan
kaos dan celana berbahan jeans
7. Sebelum praktikum dimulai dilakukan pretest, nilai pretest masuk dalam
komponen penilaian praktikum. Tidak ada inhal pretest.
8. Mahasiwa wajib mengikuti praktikum dengan tertib, dilarang merokok bersenda
gurau, tidak berbicara diluar konteks mata acara praktikum yang sedang
berlangsung dan atau melakukan kegiatan/perilaku yang dapat mengganggu
kegiatan praktikum
9. Mahasiswa wajib mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan
10. Mahasiswa diperbolehkan membawa 1 gadget untuk setiap kelompok guna
keperluan dokumentasi
11. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa wajib bekerja dengan hati-hati untuk
menghindari kecelakaan di dalam ruang praktikum (laboratorium)
12. Mahasiswa wajib mengganti alat-alat praktikum apabila merusakkan.
13. Tiap kelompok wajib membuat laporan sementara hasil praktikum dan disahkan
oleh dosen/ asisten mahasiswa pembimbing praktikum.
14. Sebelum meninggalkan ruangan, pastikan alat-alat dan reagen praktikum dalam
keadaan bersih dan rapi
15. Laporan kelompok dikumpulkan maksimal 3 hari setelah praktikum sebelum
jam 12.00
16. Mahasiswa yang berhalangan hadir dalam praktikum wajib memberitahukan
secara tertulis kepada PIC blok dan Kepala Departemen PK.
17. Ketidakhadiran dalam praktikum harus disertai dengan alasan yang dapat diterima.
Alasan yang dapat diterima untuk tidak hadir dalam praktikum adalah:
i) Ada anggota keluarga inti (Bapak, Ibu dan Adik/Kakak) yang meninggal
ii) Sakit, yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter. PIC blok
berwenang memutuskan apakah surat keterangan sakit tersebut valid atau
tidak
iii) Melaksanakan tugas dari Jurusan Kedokteran FK Unsoed, yang
dibuktikan dengan surat tugas dari Dekan FK Unsoed.
iv) Pernikahan keluarga inti (kakak, adik, bapak, ibu)

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 2


DESKRIPSI BLOK
Blok Sistem Darah merupakan blok keempat dalam semester enam. Pada blok ini
mahasiswa belajar mengenai penyakit pada sistem darah. Blok ini memiliki beban 4 SKS

KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang mengikuti Blok Sistem Darah adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
semester 6.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran Blok
P646 - Menjelaskan pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosis penyakit pada
sistem darah
Tujuan Praktikum Patologi Klinik:
1 Mahasiswa mampu menjelaskan, melakukan, menganalisis, dan mengintepretasi
pemeriksaan darah rutin, meliputi: pengukuran kadar hemoglobin, hematokrit,
penghitungan jumlah eritrosit, indeks eritrosit, jumlah lekosit, hitung jenis leukosit
(normal), laju endap darah
2 Mahasiswa mampu menjelaskan, melakukan, menganalisis, dan mengintepretasi
pemeriksaan golongan darah berdasarkan sistem ABO dan Rhesus
3 Mahasiswa mampu menjelaskan, melakukan, menganalisis, dan mengintepretasi
pemeriksaan rumple leed, clotting time dan bleeding time sebagai aplikasi dari
mekanisme hemostasis
4 Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menjelaskan, dan menginterpretasi kelainan
eritrosit, lekosit, dan trombosit pada sediaan apus darah tepi

MATERI PRAKTIKUM
Materi I
1) Pemeriksaan Hemoglobin
2) Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit
3) Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
4) Pemeriksaan Laju Endap Darah
5) Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus
Materi II
1) Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit
2) Pemeriksaan Hematokrit
3) Pemeriksaan Index eritrosit
4) Pemeriksaan Rumple Leed
5) Pemeriksaan Waktu Perdarahan dan Waktu Pembekuan
Materi III
1) Pemeriksaan kelainan hematologi: eritrosit (anemia, thalassemia); lekosit (CML,
AML, ALL, CLL); trombosit (trombopenia, trombositosiss) (Patologi Klinik)
2) Pemeriksaan Fragilitas Eritrosit (Biokimia)

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 3


PEMERIKSAAN DARAH RUTIN

PENDAHULUAN
Pemeriksaan darah rutin merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang banyak dilakukan
di laboratorium Patologi Klinik. Pemeriksaan ini bisa digunakan untuk penegakan
diagnosis, melihat perjalanan penyakit, monitoring terapi, maupun sebagai skrining. Jenis
parameter darah rutin tergantung metode pemeriksaan yang digunakan. Pemeriksaan
dengan metode otomatis dengan menggunakan analiser hematologi akan menghasilkan
lebih banyak parameter dibandingkan metode manual. Secara umum, pemeriksaan darah
rutin terdiri dari pemeriksaan untuk melihat seri eritrosit (kadar Hb, Ht, jumlah eritrosit,
indeks eritrosit), lekosit (jumlah dan hitung jenis lekosit), trombosit (jumlah, MPV, PDW,
PCT), laju endap darah (LED).
Hasil pemeriksaan darah rutin dipengaruhi oleh berbagai hal baik di tahap pre analitik,
analitik, dan paska analitik. Tahap pre analitik yang harus diperhatikan adalah persiapan
penderita, cara sampling, dan penanganan bahan darah yang telah didapatkan. Tahap
analitik merupakan tahap pemeriksaan yang dapat dilakukan secara manual
(konvensional) maupun otomatisasi. Sedangkan pasca analitik meliputi analisis,
interpretasi, dan pelaporan hasil. Ketiga tahap ini harus dilakukan dengan baik dan benar
agar didapatkan hasil yang valid.
Praktikum ini akan melakukan tahap analitik berupa pemeriksaan darah rutin secara
manual yang meliputi pemeriksaan Hb, Ht, jumlah eritrosit, indeks eritrosit, jumlah dan
hitung jenis lekosit, LED, dan golongan darah. Selain itu, akan dilakukan juga tahap paska
analitik berupa analisis dan interpretasi hasil pemeriksaan tersebut. Dengan demikian,
praktikum diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran memperdalam kuliah tentang
system darah.

MATERI I

1.1) Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)


Metode yang dipergunakan dalam pemeriksaan Hb:
1. Tallquis → dengan menggunakan kertas tallquis
2. Spencer
3. Haden Housser
4. Sahli
5. Cyanmethemoglobin
6. Lauryl sulphate

Pemeriksaan Hb dengan metode SAHLI


Alat dan Bahan:

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 4


Darah EDTA

Alkohol Swab Hemometer Sahli

Hemometer Sahli terdiri dari:


1. Tabung pengencer panjang 12 cm, dinding bergaris mulai angka 2 (bawah)
s/d 22 (atas)
2. Tabung standart Hb.
3. Pipet Hb terdapat angka 20 uL
4. Pipet HCL
5. Botol tempat aquadest dan HCL 0,1 N.
6. Batang pengaduk (dari kaca)

Tabung pengencer Tabung standart Hb

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 5


Pipet Hb Batang Pengaduk (dari kaca)

Prinsip pemeriksaan:
Mengukur kadar Hb berdasar warna yang terjadi akibat perubahan Hb menjadi asam
hematin setelah penambahan HCL 0,1 N
Sampel:
- Darah vena.
- Darah kapiler
Cara pemeriksaan:
1. Tabung pengencer diisi dengan HCL 0,1 N sampai angka 2 (± 5 tetes).
2. Dihisap darah menggunakan pipet Hb sampai angka 20 uL, jangan sampai
ada gelembung udara yang ikut terhisap.
3. Dihapus darah yang ada pada ujung pipet.
4. Darah dituangkan ke dalam tabung pengencer (bilas dengan HCL bila
masih ada darah dalam pipet)
5. Darah dan reagen diaduk sampai tercampur.
6. Didiiamkan 1 – 3 menit
7. Ditambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca
pengaduk, dibandingan larutan dalam tabung pengencer dengan warna
larutan standart
8. Penambahan aquadest dihentikan jika larutan dalam tabung pengencer
sudah sama warnanya dengan tabung standar.
9. Persamaan campuran dengan tabung standard harus dicapai dalam waktu
3-5 menit setelah darah tercampur dengan HCL.
10. Kadar Hb dibaca sesuai pada skala yang ditunjukkan oleh miniskus cekung
larutan di tabung pengencer (satuan gr%)
Nilai rujukan menurut Dacie:
- Dewasa laki – laki : 12,5 – 18,0 gr %
- Dewasa wanita : 11,5 – 16,5 gr %
- Bayi < 3 bulan : 13,5 – 19,5 gr %
- Bayi > 3 bulan : 9,5 – 13,5 gr %
- Umur 1 tahun : 10,5 – 13,5 gr %
- Umur 3 – 6 tahun : 12,0 – 14,0 gr %

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 6


- Umur 10 – 12 tahun : 11,5 – 14,5 gr %
Catatan:
• Cara Sahli kurang teliti jika dibandingkan dengan cara cyanmet-hemoglobin
tetapi masih jauh lebih baik daripada Tallquis yang menggunakan kertas dan
dicocokan dengan kertas standar.
• Kesalahan sebesar 10 %.
• Kesalahan yang terjadi akibat:
1. Keadaan alat:
- Volume pipet tidak tepat.
- Warna tabung standar sudah pucat.
2. Tehnik / pemeriksa:
- Ketajaman mata berbeda-beda.
- Intensitas sinar kurang.
- Terdapat gelembung udara.
- Darah pada ujung pipet tidak dihapus
- Waktu tidak tepat satu menit, sehingga asam hematin belum sempurna
terbentuk.
3. Reagen HCL 0,1 N.
4. Bila menggunakan darah kapiler → hasil rendah palsu dapat terjadi bila
jari dipijit–pijit pada waktu pengeluaran darah setelah penusukan.

1.2) Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit


Alat:
Pipet Leukosit:
- Di dalamnya terdapat bola berwarna putih.
- Mempunyai skala 0,5 – 1 – 11.

Bilik Hitung NI Cover Glass

Mikroskop Pipet Leukosit

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 7


Reagensia: Bahan:

Larutan Turk Darah EDTA

Larutan Turk terdiri dari :


- Gentian Violet 1 % : 1 ml.
- Asam Acetat Glacial : 1 ml.
- Aquadest ad : 100 ml.
Prinsip pemeriksaan :
Menghitung sel leukosit di dalam suatu larutan yang merusak sel-sel lain dengan
bilik hitung.
Cara kerja :
1. Bilik hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup diletakkan di bawah
mikroskop.
2. Dicari kotak lekosit/ kotak besar → letak di pojok ujung (no 1/3/7/9) pada
bilik hitung Neubauer Improve, dengan cara menggunakan pembesaran
objektif 10x, fokuskan sampai garis-garis bilik hitung tampak jelas,
kemudian pindahkan lensa menjadi objektif 40x tanpa menggeser alas
mikroskop maupun bilik hitung NI.
Gambar:

3. Dengan pipet lekosit, dihisap darah sampai angka 1 (pengenceran 10 x)


Atau sampai angka 0,5 (pengenceran 20 x). Dibersihkan darah di ujung
pipet. (pada praktikum ini, gunakan pengenceran 10 x)
4. Pertahankan posisi pipet, hisap larutan Turk sampai angka 11.

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 8


5. Dibersihkan ujung pipet.
6. Pipet dikocok dengan arah horizontal 15 – 30 detik.
7. Dibuang 3 tetes yang pertama.
8. Cairan diteteskan ke bilik hitung lewat sela – sela kaca penutup
9. Ditung jumlah lekosit, pembesaran objektif 10x atau 40x
10. Ditung minimal dalam 1 kotak besar (16 kotak sedang)
Perhitungan:
Jumlah Leukosit = Jml leukosit x 16 x 10 (tinggi bilik hitung) x 10 (pengenceran)
Jumlah kotak sedang yg dihitung

Contoh:
Didapatkan 90 sel leukosit dalam 16 kotak sedang, dengan pengenceran 10 x,
maka: Jumlah Leukosit = 90 x 16 x 10 x 10 = 9000/ mm3
16
Nilai rujukan menurut Dacie:
Dewasa pria : 4 – 11 ribu / mm3.
Dewasa wanita : 4 – 11 ribu / mm3.
Bayi : 10 – 25 ribu / mm3.
1 tahun : 6 – 18 ribu / mm3.
12 tahun : 4,5 – 13 ribu / mm3.

Kesalahan biasanya oleh karena alat, reagensia, sampel, dan atau pemeriksa
Perawatan alat:
1. Pipet leukosit
a. Begitu selesai digunakan harus segera dicuci, dengan aquadest dan disemprot
aceton.
b. Bila tersumbat jendalan darah diambil dengan kawat lembut.
c. Bila gagal rendam dalam larutan ( salah satu ):
- Ethanol 95 %.
- Asam Acetat 0,5 %.
- Dikromat cleaning solution.
- Larutan Sodium Bikarbonat 1 %.
2. Bilik hitung
a. Bersihkan secepat mungkin.
b. Rendam dalam larutan deterjen 2 – 3 jam.
c. Bilas air.
d. Bilas alkohol.
e. Keringkan dengan kain halus.

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 9


1.3) Hitung Jenis Leukosit / Differential Count
Gambar:

Preparat darah tepi dibagi dalam beberapa zone seperti diatas. Bila dilihat dengan
mikroskop akan tampak sebagai berikut:

Zone I (Irreguler zone) Zone II (Thin zone) Zone III (Thick zone)
3% 14% 45%

Zone IV (Thin zone) Zone V (even zone) Zone VI (Very thin zone)
18% 11% 14%

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 10


Cara Pemeriksaan:
Dengan pembesaran obyektif 10 x
1. Orientasi seluruh lapangan pandang
2. Diperiksa adanya sel – sel asing, parasit
3. Dilakukan estimasi jumlah leukosit
Dengan pembesaran obyektif 40 x
1. Hitung jenis sel darah putih.
2. Morfologi sel darah merah
Dengan pembesaran obyektif 100 x
1. Penegasan morfologi
2. Bangunan khas
3. Estimasi Trombosit menurut Barbara Brown

Arah perhitungan zig-zag seperti dibawah ini

Bandingkan ukuran masing – masing sel dan amati bentuk inti, granula.
Stab/batang.

Segmen.

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 11


Eosinofil. Basofil Limfosit Monosit

Distribusi sel
Limfosit : di tengah.
Monosit : tepi / ekor.
Neutrofil : tepi / ekor.

Tabel hitung jenis leukosit normal


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Eosinofil
Basofil
Stab netrofil
Segmen netrofil
Limfosit
Monosit
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Pelaporan:
Eosinofil / Basofil / Stab netrofil / Segmen netrofil / Limfosit / Monosit
Misal:
4 / - / 1 / 56 / 38 / 1.

Nilai normal menurut Miller :


Eosinofil : 1 – 4 %.
Basofil : 0 – 1 %.
Stab : 2 – 5 %.
Segmen : 50 – 70 %.
Limfosit : 20 – 40 %.
Monosit : 1 – 6 %.

1.4) Pemeriksaan Laju Endap Darah


Metode pemeriksaan Laju Endap Darah ada beberapa macam, yaitu:
a. Westergreen.
b. Wintrobe (juga dapat mengukur hematokrit sekaligus)
c. Cutler.
d. Hellige vollmer (menggunakan darah kapiler)

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 12


Prinsip Pemeriksaan:
Apabila sejumlah darah diberi antikoagulan, diletakan dalam tabung gelas dalam
posisi tegak lurus maka sel – sel akan mengendap, sebaliknya plasma akan bergerak
ke atas. Hal ini karena perbedaan berat jenis.

Pemeriksaan LED dengan metode Westergreen


Alat dan bahan:

Tabung dan Rak Reagen: Larutan Bahan:Darah EDTA


Westergreen Natrium Sitrat 3,8%

Cara pemeriksaan:
1. Dihisap dalam semprit steril 0,4 ml lar natrium sitrat 3,8 %, dimasukan dalam
tabung
2. Dihisap 1,6 ml darah, masukan tabung, campur dengan Na sitrat 3,8%,
sehingga mendapatkan 2,0 ml campuran.
3. Dihisap darah itu ke dalam pipet Westergreen sampai garis bertanda 0 mm,
kemudian biarkan pipet itu dalam keadaan tegak lurus dalam rak Westergreen
selama 60 menit.
4. Dibaca tingginya lapisan plasma dg milimeter dan laporkanlah angka itu
sebagai laju endap darah.
Nilai rujukan menurut :
Jenis Kelamin Dacie Westergreen
Pria 0 – 5 mm / jam 0 – 15 mm / jam
Wanita 0 – 7 mm / jam 0 – 20 mm / jam

Hal-hal berikut ini harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang valid:
• Sampel harus fresh < 2 jam, darah tidak beku diberi antikoagulan.
• Alat kotor akan menyebabkan hemolisa.
• Kolom tidak sesuai, misalnya sempit maka akan lebih lama.
• Analisis : - Terhisap gelembung udara.
- Posisi tabung dalam rak miring.
- Diletakan ditempat yang panas dan sebagainya.
- Adanya vibrasi ( getaran )

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 13


1.5) Pemeriksaan Golongan Darah ABO
Reagen / Kit golongan darah:
Serum anti A → Biru
Serum anti B → Kuning
Serum anti AB → Tidak berwarna
Serum anti D (Rhesus) → Tidak berwarana

Cara Pemeriksaan dengan Gelas Obyek:


1. Teteskan anti A, anti B, anti AB, anti D pada tempat yang berbeda, masing –
masing 1 tetes.
a. Kemudian masing – masing ditetesi darah 1 tetes.
b. Aduk, perhatikan adanya aglutinasi.

Gambar :

Anti A Anti B Anti AB Anti D

Interprestasi Hasil

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 14


Anti A Anti B Anti A, Anti B Golongan Darah
- - - O
+ - + A
- + + B
+ + + AB

Catatan:
Untuk membedakan poliaglutinasi, teteskan NaCl fisiologis → Bila merupakan
poliaglutinasi, maka aglutinasi akan hilang dengan penambahan NaCl

MATERI II

1.1) Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit


Alat dan bahan

Darah EDTA Mikroskop

Bilik Hitung NI Cover Glass

Pipet Eritrosit Reagen: Larutan Hayem

Larutan Hayem terdiri dari:


• Na2SO4 kristal : 5,0 gram.
• NaCl : 1,0 gram.
• HgCl2 : 0,5 gram.
• Aquadest : 200,0 ml.
Prinsip pemeriksaan:
Menghitung sel eritrosit dalam larutan yang menghancurkan sel – sel lain

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 15


Cara pemeriksaan:
1. Diletakkan bilik hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup di bawah
mikroskop.
2. Dicari kotak kecil / kotak eritrosit (bila menggunakan bilik hitung Neubauer
Improve ada di tengah/ no 5)
3. Dengan pipet eritrosit, diisap darah sampai angka 1 untuk pengenceran 100 x
atau sampai angka 0,5 untuk pengenceran 200 x. (Pada praktikum ini,
gunakan pengenceran 200x)
4. Dibersihkan ujung pipet.
5. Dipertahankan posisi pipet, diiisap larutan Hayem sampai angka 101.
6. Dibersihkan ujung pipet.
7. Dikocok dengan arah horizontal.
8. Dibuang 3 tetes yang pertama.
9. Diteteskan ke bilik hitung lewat sela-sela kaca penutup.

Perhitungan :
Jumlah eritrosit = jumlah eritrosit x 400 x 10 (tinggi bilik hitung) x 100 (pengenceran)
Jml kotak kecil yg dihitung
Contoh:
Didapatkan 400 sel eritrosit dalam 80 kotak kecil, maka:
Jumlah eritrosit = 500 x 400 x 10 x 100
80
= 2.500.000 / mm3
Nilai rujukan:
- Pria dewasa : 4,5 – 6,5 juta / mm3
- Wanita dewasa : 3,9 – 5,6 juta / mm3
- < 3 bulan : 4,0 – 5,6 juta / mm3
- 3 bulan : 3,2 – 4,5 juta / mm3
- 1 tahun : 3,6 – 5,0 juta / mm3
- 12 tahun : 4,2 – 5,2 juta / mm3

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 16


1.2) Pemeriksaan Hematokrit

Nilai Hematokrit adalah besarnya volume sel – sel eritrosit seluruhnya didalam 100
mm3 darah dan dinyatakan dalam %.
Terdapat 2 metode pemeriksaan:
Makro Hematokrit → tabung Wintrobe.
Mikro Hematokrit → tabung kapiler.
Prinsip pemeriksaan:
darah dengan antikoagulan diputar/disentrifuge, kemudian dibandingkan panjang
kolom merah dengan kolom total.

Cara pemeriksaan dengan metode mikro hematokrit


Alat dan bahan:
Reagen: heparin (sudah
melapisi lumen pipet
hematocrit)

Darah EDTA

Tabung kapiler/ Vaselin


Hematokrit

Sentrifuge dengan Skala Pembaca


kecepatan 16.000 rpm Hematokrit

Cara pemeriksaan:
1. Tabung kapiler diisi dengan darah sampai 3/4 tabung

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 17


2. Dibakar ujung tabung yang kosong dengan lampu spiritus atau disumbat dengan
vasellin, hingga benar – benar tertutup.
3. Disentrifuge dengan kecepatan 16.000 rpm selama 3 – 5 menit.

4. Dibaca dengan skala hematokrit panjang kolom merah.


Bila tidak punya skala Ht dipakai perhitungan:
Ht = Panjang kolom merah x 100 %
Panjang total kolom

Keuntungan metode mikro hematokrit: Cepat, mudah, kesalahan lebih kecil, volume
darah lebih sedikit.
Sumber kesalahan:
- Sentrifuge tidak benar atau lupa mengocok sampel.
- Penutupan ujung kapiler tidak rapat
- Antikoagulan tidak tepat.
- Tabung kapiler tidak ditera
Nilai rujukan menurut DACIE :
- Pria : 47 ± 7 %.
- Wanita : 42 ± 5 %.
- Bayi baru lahir : 54 ± 10 %.
- 3 Bulan : 38 ± 6 %.
- 3 – 6 bulan : 40 ± 45 %.
- 10 – 12 tahun : 41 ± 4 %

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 18


1.3) Pemeriksaan Indeks Eritrosit
Tujuan pemeriksaan untuk melihat:
- Ukuran eritrosit rata – rata.
- Banyaknya hemoglobin tiap eritrosit.
- Kadar hemoglobin eritrosit yang didapat per eritrosit
Jenis pemeriksaan:
1. MCV (Mean Corpusculer Volume)
2. MCH (Mean Corpusculer Hemoglobin)
3. MCHC (Mean Corpusculer Hemoglobin Concentration)

1. MCV/VER (Mean corpusculum volume/ volume eritrosit rata – rata)


(Satuan femtoliter/fL)
MCV = VER = Hematokrit x 10
Jumlah Eritrosit (dalam juta)

Nilai normal: Laki-laki : 73.4 – 91.0 fL


Perempuan : 71.8 – 92.0 fL

2. MCH/HER (Mean corpusculum hemoglobin/ Hemoglobin eritrosit rata – rata)


(Satuan fikogram/pg atau fmol)
MCH = HER = Hemoglobin x 10
Jumlah Eritrosit (dalam juta)

Nilai normal: Laki-laki : 24.2 – 31.2 pg


Perempuan : 22.6 – 31.0 pg

3. MCHC/KHER (Mean Corpusculer Hemoglobin Concentration/ Konsentrasi


hemoglobin eritrosit rata – rata)
(Satuan: % atau g/dL atau mmol/L).
MCHC = KHER = Hb x 100 %
Ht

Nilai normal: Laki-laki : 31.9 – 36.0 %


Perempuan : 30.8 – 35.2 %

*Nilai normal diambil dari: Rentang Nilai Normal Hematologi Pendududk Indonesia
Dewasa, PDS PatKLIn, 2019

1.4) Pemeriksaan Rumple Leed


Pemeriksaan rumple leed merupakan salah satu pemeriksaan penyaring untuk
mendeteksi kelainan sistem vaskuler dan trombosit.
Prinsip pemeriksaan:

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 19


Dengan melakukan bendungan terhadap vena pada tekanan tertentu, bila dinding
kapiler kurang kuat akan rusak/pecah oleh bendungan dan terjadi perdarahan di
bawah kulit.
Alat:

Tensimeter Stetoskop

Cara pemeriksaan:
1. Diukur tekanan sistole dan diastole, diambil rata-ratanya.
2. Dilakukan pembendungan pada lengan atas dengan tekanan rata-rata tersebut,
maksimal pada tekanan100 mmHg, dan dipertahankan selama 10 menit.
3. Dibaca hasilnya pada volar lengan bawah kira-kira 4 cm di bawah lipat siku
dengan penampang 5 cm.
Penilaian hasil:
1. Normal / negatif : bila dalam waktu ≥10 menit tak tampak petechiae atau
tampak petechiae <10 petechiae.
2. Positif : dalam waktu ≥10 menit timbul ≥10 petechiae.
Arti klinis RL positif adalah kemungkinan adanya:
- gangguan vaskuler
- gangguan trombosit.

Catatan :
1. Bila dalam waktu kurang dari 10 menit sudah tampak lebih dari 10 buah
petechiae, percobaan dihentikan.
2. Bila dalam 10 menit tak tampak petechiae atau timbul bercak kurang dari 10
buah, percobaan dihentikan, tunggu 5 menit dan ulangi pembacaannya. Bila
tak ada perubahan penilaiannya negatif.
3. Sebelum percobaan dihentikan apakah ada bekas gigitan nyamuk pada daerah
volar lengan bawah/noda hitam yang mungkin menyebabkan hasil menjadi
positif palsu.
4. Bila rata-rata tekanan darah lebih dari 100 mmHg lakukan bendungan vena
maksimal pada tekanan 90 mmHG.

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 20


1.5) Pemeriksaan Waktu Perdarahan (Bleeding Time/BT)
Pemeriksaan ini menilai faktor hemostasis yang letaknya ekstravaskuler, tetapi
keadaan dinding vaskuler dan trombosit juga tetap berpengaruh.
Metode pemeriksaan:
1. Duke
2. Ivy
Pemeriksaan BT dengan metode DUKE
Prinsip pemeriksaan:
Mengukur/ menghitung waktu yang digunakan saat keluarnya darah dari luka yang
dibuat dengan standart tertentu sampai berhentinya perdarahan lewat luka tersebut.
Alat dan bahan:

Lancet device Lancet steril

Kertas saring Alkohol swabs

Stopwatch Penggaris
Cara Pemeriksaan :
1. Dipijit-pijit cuping telinga tempat pemeriksaan supaya hiperemis.
2. Dibersihkan cuping telinga tersebut dengan kapas alkohol, dan dibiarkan
kering.
3. Ditusuk daerah cuping telinga (no. 2) dengan lancet sedalam 2-3 mm dan
biarkan darah keluar dengan bebas, saat darah keluar jalankan stopwatch.
4. Dihisap darah vena yang keluar dengan kertas saring tiap 30 detik sampai
darah berhenti mengalir. Jangan sampai kertas saring menyentuh luka.
5. Hentikan stopwatch saat darah tidak dapat dihisap lagi, dan catat waktunya.
Nilai normal: 1-3 menit.
Catatan :
1. Pemeriksaan berhasil bila bercak pertama mempunyai penampang 3-5 mm.
2. Lakukan pada cuping telinga yang lain sebagai kontrol.

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 21


1.6) Pemeriksaan Waktu Pembekuan (Clotting Time/CT)
(Tidak diprakstikumkan, namun tetap dipelajari)
Waktu pembekuan adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku, hasilnya
dapat dijadikan ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi.
Metode pemeriksaan dapat menggunakan:
1. Gelas arloji.
2. Lee and White.
Pemeriksaan CT dengan metode Lee and White
Pemeriksaan waktu pembekuan dengan menggunakan darah lengkap seperti metode
ini merupakan pemeriksaan yang kasar tetapi masih dianggap yang terbaik.
Alat dan bahan:

Tabung Reaksi Rak tabung reaksi

Spuit Alkohol swabs

Stopwatch torniquet

Cara Pemeriksaan :
1. Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih & diletakkan pada rak.
2. Diambil darah vena 5 ml secara legeartis, saat darah mulai keluar jalankan
stopwatch (catat waktunya).
3. Dimasukkan sampel (no.2) perlahan-lahan pada 3 tabung pertama dengan
posisi miring masing-masing 1,5 mL, sisanya masukan dalam tabung ke-3
sebagai kontrol.

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 22


4. Didiamkan 2-3 menit kemudian setiap 0.5 menit tabung I dimiringkan
untuk melihat apakah darah sudah membeku, catat waktunya.
5. Bila darah di tabung I sudah sepenuhnya membeku, lakukan hal yang sama
terhadap tabung ke-2 catat waktunya.
6. Diamati tabung ke-3 apakah sudah timbul bekuan, bila belum tampak
bekuannya lakukan hal yang sama seperti tabung yang lain.

Penilaian hasil:
Waktu pembekuan dinyatakan dengan menentukan rata-rata hasil pemeriksaan
tabung I dan tabung II tersebut.
Contoh:
Misal tabung I beku dalam waktu 9 menit, tabung II beku dalam waktu 10 menit,
maka waktu pembekuannya = (9+10) : 2 = 9,5 menit.

Arti klinis:
- Normal : 9 – 15 menit.
- Memanjang : kelainan beberapa faktor koagulasi (koagulopati), adanya
inhibitor dalam darah misal heparin.

Catatan:
1. Pengambilan darah tidak boleh terlalu banyak tusukan supaya cairan jaringan
tak ikut masuk dalam darah (mempercepat timbulnya bekuan darah)
2. Waktu pengambilan darah tidak boleh lebih dari 30 detik supaya tak terjadi
proses pembekuan sebelum pemeriksaan dikerjakan.
3. Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan harus bebas kotoran dan kering.

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 23


MATERI III
KELAINAN DARAH
PENDAHULUAN
Kelainan darah terdiri dari kelainan yang didapatkan di eritrosit, lekosit, dan trombosit.
Pembacaan kelainan darah dilakukan pada sediaan apus darah tepi (SADT) atau pada
sediaan sumsum tulang. Sediaan apus darah tepi didapatkan dari darah vena/kapiler
dengan/ tanpa antikoagulan EDTA, dengan pengecatan Giemsa. Pembacaan dilakukan di
zona IV, V, VI dimana eritrosit tersebar rata dan tidak saling berdesakan.
Sediaan sumsum tulang didapatkan dari aspirasi sumsum tulang. Pengecatan dengan
Giemsa atau pengecatan lain (SBB, Pearl, MPO, dsb). Pembacaan dilakukan di zona trail
pada sediaan spread atau zona core pada sediaan squash.

3.1) Pemeriksaan Kelainan Eritrosit


Alat dan Bahan:

Mikroskop Oil Emersi

Tissue Xylol

Sediaan Apus Darah Tepi: Anemia,


Thalassemia

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 24


Cara kerja:
1. Dipasang preparat pada mikroskop
2. Diperiksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x dan 100x
Lensa Obyektif 10x:
- Orientasi semua zona selayang pandang
- Periksa adanya sel asing / ganas / parasit
Lensa Obyektif 40x:
- Morfologi eritrosit
Lensa Obyektif 100x (harus dengan oil emersi) :
- Identifikasi sel yang kurang jelas
- Benda inklusi lebih jelas
3. Lakukanlah pembacaan kelainan eritrosit.

Pembacaan kelainan eritrosit


Pembacaan seri eritrosit meliputi:
1. Kelainan ukuran → disebut anisositosis
2. Kelainan bentuk → disebut poikilositosis
3. Kelainan warna:
a. Hipokromasi : sentral palor melebar (CP > 1/3 sel)
b. Hiperkromasi: sentral palor menyempit (CP < 1/3 sel)
4. Benda inklusi
a. Basophilik stipling → granula halus dan kasar keunguan pada sitoplasma
SDM.
b. Pappenheimer bodies → granula keunguan mengelompok timbunan besi.
c. Howell Jolly bodies → granula keunguan, jumlah 1 atau 2.
d. Cabot rings → benang tipis warna ungu berbentuk cincin atau angka 8.
5. Susunan
a. Formasi Rouleaux→ eritrosit yang saling bertumpukan seperti tumpukan
uang logam, batas antar sel jelas
b. Aglutinasi→ eritrosit yang saling bertumpukan dengan batas antar sel
tidak jelas

Gambar kelainan eritrosit


Kelainan ukuran/anisositosis Kelainan bentuk sel/ poikilositosis

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 25


Hiperkromasi Hipokromasi, Anulosit

Sel target Tear drop

Sel Burr Fragmentosit

. Schistosit Akantosit

Sel pensil Sferosit

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 26


Sel sabit Stomatosit

Basofilik stippling Cincin Cabot

Pappenheimer bodies Howel Jolly Bodies

Formasi Rouleaux Aglutinasi

Gambaran Thalassemia

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 27


3.2) Pemeriksaan Kelainan Lekosit
Alat dan Bahan:

Mikroskop Oil Emersi

Tissue Xylol

Preparat ALL Preparat Aml

Preparat CLL Preparat CML

Cara Kerja:
1. Dipasang preparat pada mikroskop
2. Diperiksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x dan 100x
Lensa Obyektif 10x:
- Orientasi semua zona selayang pandang
- Periksa adanya sel asing / ganas / parasit
- Estimasi leukosit

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 28


Lensa Obyektif 40x:
- Hitung jenis lekosit (expert)
Lensa Obyektif 100x (harus dengan oil emersi):
- Identifikasi sel yang kurang jelas
- Benda inklusi lebih jelas
- Hitung jenis lekosit (praktikan)
3. Dilakukan pembacaan kelainan lekosit meliputi: estimasi jumlah lekosit,
identifikasi kelainan/ sel secara umum dan hitung jenis lekosit

Pembacaan kelainan lekosit


1. Estimasi jumlah sel
- Dilakukan dengan pembesaran objektif 10x → normal 20-30 lekosit/ lapang
pandang ~ sebanding dengan jumlah lekosit 5.000 – 6.000/uL
- Jika didapatkan jumlah sel kurang dari 20 → lekopenia
- Jika didapatkan jumlah sel lebih dari 30 → lekositosis
- Estimasi jumlah sel dilakukan pada semua preparat: lekositosis, CML, AML,
CLL dan ALL
2. Identifikasi kelainan sel secara umum
- Dilakukan dengan pembesaran objektif 10x/ 40x/ 100x
- Tanda-tanda keganasan umum:
Sel: -Ukuran abnormal
-Bergerombol
-Monoton
Sitoplasma : -Granula abnormal
-Benda Inklusi
-Rapuh
Inti (lekosit) : -Bercelah -Hipersegmentasi
-Berlekuk-lekuk -Megaloblastoid
-Multinukleus
Inti (eritrosit): -Inti ganda/ multiple
-Inti piknotik
-Pematangan inti dan sitoplasma yang tidak sinkron
Kelainan bentuk pada lekosit:
- Barr Bodies/Drum Stik: tonjolan kecil pada inti netrofil →
didapatkan pada wanita, merupakan inaktif kromosom X
- Toxic granulasi: granula biru hitam pada netrrofil → pada infeksi
akut, keracunan, kebakaran
- Hipersegmentasi: lobus 6 buah/lebih → pada defisiensi B12/ asam
folat

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 29


- Dohle bodies: small blue granula netrofil → pada infeksi,
keracunan, luka bakar
- Netrofil degenerasi dengan inti piknotik: nukleus menggumpal,
kromatin tak tampak
- Pelger Huet Anomali: SDP netrofil berlobus 2
- Vakuolisasi Netrofil: phagositosis aktif pada infeksi bakteri
- Auer Rods: akut leukemia, batang merah ungu pada sel mieloblas
- Smudge sel/ sel basket: SDP yang mati, sisa inti.
- Giant lisosom = Supras bodies → pada akut leukemia.
Tanda-tanda akut leukemia:
- Lekosit meningkat
- Sel Blas meninggi >20, sel tampak monoton
- Perubahan pada sitoplasma sel Blas: vacuolisasi, benda inklusi.
- Hiatus leukemikus positif
Hiatus Leukemikus
Pada hitung jenis bentuk sel muda (blas) banyak sekali,
bentuk yang lebih tua sedikit sekali (mielosit &
metamielosit), sedangkan bentuk tua banyak sekali
(segmen) → sehingga seakan-akan terjadi kekosongan
hitung jenis
- Akut leukemia: AML & ALL
Tanda-tanda kronis leukemia :
- Lekosit meningkat
- Sel Blas kurang dari 5%
- Semua spektrum sel tampak (Hiatus Leukemikus negatif)
- Kronis Leukemia: CML & CLL
3. Hitung jenis lekosit (tidak dipraktikumkan)
- Pada keadaan normal hitungan sel max 100 sel lekosit.
- Untuk jumlah SDP yang meningkat:
20.000 – 30.000/mm3, maka hitung lekosit sampai 200 sel.
> 30.000/mm3, maka hitung lekosit sampai 300 sel
- Laporkan hasil hitung jenis lekosit sebagai berikut :
Eosinofil ...........% Sel Blas ...........%
Basofil ...........% Promielosit ...........%
Staf ...........% Mielosit ...........%
Segmen ...........% Metamielosit ...........%
Limfosit ...........%
Monosit ...........%
- Sel eritrosit berinti
Jika didapatkan eritrosit berinti → dilaporkan dalam berapa jumlah
eritrosit berinti/100 lekosit. Misalnya 10/100 lekosit.

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 30


Normal: tidak ditemukan eritrosit berinti dalam darah tepi.(kec pada bayi
baru lahir)
- Smudge sel dilaporkan dalam ........%
Jika< 5% disebabkan oleh karena pembuatan preparat.
Abnormal jika>15%, disebabkan keganasan lekosit.

Tabel pembantu hitung jenis leukosit abnormal


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml Sel %
Eosinofil
Basofil
Stab
Segmen
Limfosit
Monosit
Sel Blas
Promielosit
Mielosit
Metamiel
Jml Sel 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Eo Bs St Sg L M
LEFT RIGHT

Stab & stadium lebih muda >20% Segmen > 70%


- Leukemia - Hipersegmentasi
- Infeksi - Hiperlobulasi

Gambar kelainan leukosit


1. Drum Stik 2. Toxic granulasi

3. Hipersegmentasi 4. Dohle bodies

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 31


5. Netrofil agranular 6. Pelger Huet Anomali

AML M3 (Case 4.1)


7. Vakuolisasi Netrofil 8. Auer Rods

ALL L2(Case 3)

9. Smudge sel / basket sel 10. Giant lisosom= Supras bodies


Bone Marrow, May Giemsa x 1000

Bone Marrow, May Giemsa x 1000


Morfologi Sel Darah Putih
1. Morfologi seri granulosit
Mieloblas Promielosit

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 32


Mielosit Netrofil Metamielosit netrofil Stab netrofil Segmen netrofil

Mielosit Eosinofil Metamielosit Eosinofil Stab Eosinofil Segmen Eosinofil

Segmen Basofil

2. Morfologi Seri Limfosit


Limfoblas Prolimfosit Limfosit

3. Morfologi Seri Monosit


Monoblas Promonosit Monosit

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 33


Kelainan lekosit
a. AML : Akut Mieloid Leukemia
- Biasanya lekositosis
- Tampak gambaran monoton, sel mieloblas dominan
- Hitung jenis : - mieloblas meninggi (> 20% menurut kriteria WHO)
- Promieloblas sedikit
- Mielosit sedikit/-
- metamielosit sedikit/-
- batang (+)
- segmen (+)
- Hiatus leukemikus (+)
- Aktivitas eritropoiesis menurun
- Trombosit → pada umumnya menurun

b. CML : Chronik Mieloid Leukemi


- Leukositosis : 100.000 – 500.000 / mm3
- Hitung jenis : - mieloblas < 5%
- promielosit, mielosit, metamielosit, batang, segmen banyak
- Hiatus leukemikus negatif (semua stadium ada)
- Kadang-kadang Basofil dan Eosinofil meningkat
- Eritrosit : aktivitas eritropoiesis menurun
- Trombosit : pada umumnya normal/ meningkat

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 34


c. ALL (akut limfoblastik lekemi)
- Biasanya lekositosis
- Tampak gambaran monoton, sel limfoblas dominan (>20%)
- Gambaran : limfoblas : sel besar, inti besar
Sitoplasma relatif sedikit
Kromatin inti agak gelap
Nukleoli 1- 2
Bentuk limfosit tua sedikit
- Trombosit: pada umumnya menurun

d. CLL (chronic limphositic lekemia)


- Biasanya lekositosis
- Dominansi limfosit matur 65 – 75%
- Stadium lanjut : limfosit matur 95 – 98%
- Limfoblas sedikit
- Limfosit besar sedikit
- Kadang-kadang tampak gambaran monoton

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 35


- Smudge cell meningkat
- Trombosit: pada umumnya normal

e. Lekositosis
Jumlah SDP lebih dari 12.000/mm3
Gambaran darah tepi nampak peningkatan jumlah lekosit.
Peningkatan lekosit:
• Netrofilia: - inflamasi
- uremia
- trauma
• Eosinofilia: - alergi
- Infeksi parasit
- syndroma Loffer
- Limfoma Hogkin
• Basofilia: - myxedeme (virus)
- cacar air.
• Limfositosis: - Infeksi
- Limfoproliferatif
- Infeksi mononukleosis
• Monositosis: - leukemia monositik
• Leukositosis fisiologis ditemukan pada:
- kerja berat
- emosi
- hamil/ haid

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 36


3.3) Pemeriksaan Kelainan Trombosit
Alat dan Bahan

Mikroskop Oil Emersi

Tissue Xylol

Preparat Trombositosis

Cara Kerja:
1. Dipasang preparat pada mikroskop
2. Diperiksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x dan 100x
Lensa Obyektif 10x:
- Orientasi semua zona selayang pandang
- Periksa adanya sel asing / ganas / parasit
Lensa Obyektif 40x:
- Morfologi trombosit
Lensa Obyektif 100x (harus dengan oil emersi):
- Identifikasi sel yang kurang jelas
- Estimasi jumlah trombosit
3. Dilakukan pembacaan kelainan trombosit.

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 37


Pembacaan Kelainan Trombosit
1. Estimasi jumlah trombosit (menurut Barbara Brown)
- Dilakukan dengan pembesaran objektif 100x
- Dihitung jumlah trombosit per lapang pandang, dilakukan minimal 3x di
lapangan pandang yang berbeda, kemudian dihitung reratanya.
- Perhitungan: rerata trombosit x 20.000 = Estimasi jumlah trombosit /uL
- Trombositopeni→ jumlah trombosit menurun
Pada: ITP, Leukemia, Anemia Aplastik, Obat-obatan/bahan kimia, DIC
- Trombositosis → kenaikan jumlah trombosit
Pada: perdarahan akut, CML, Polisitemia vera, esensial trombositemia,
trombositosis reaktif

2. Bentuk trombosit
Bentuk trombosit normal:
- Ukuran 1 – 4 um
- Sitoplasma biru muda
- Granula ditengah (tidak jelas)
Bentuk abnormal :
- Giant Platelet/trombosit raksasa
- Seperti ular
Kelainan ukuran dan bentuk:
Pada perdarahan, bentuk dan ukuran bisa besar.
Menggumpal oleh karena darah membeku pada waktu pembuatan preparat
darah tepi.

Trombositosis Giant thrombocyte

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 38


3.4) Pemeriksaan Sumsum Tulang
Preparat sumsum tulang terdiri dari 2 jenis:
1. Spread
Pembacaan dilakukan di daerah trail
2. Squash
Pembacaan dilakukan di daerah core

Pemeriksaan terdiri dari:


1. Pemeriksaan selularitas sumsum tulang
2. Pemeriksaan aktivitas eritropoiesis, granulopoiesis, limfopoiesis
3. Pemeriksaan selularitas sumsum tulang

Pemeriksaan Selularitas:
Selularitas dibedakan menjadi:
1. Normoseluler: sel lemak kurang lebih 25% sel hemopoetik
2. Hiperseluler : hampir semua sel lemak diganti sel hemopoetik (sel lemak <
25%)
3. Hiposeluler : sebagian besar fragmen merupakan sel lemak (sel lemak > 25%)

Normoseluler Hiperseluler Hiposeluler


b b b a
a

Ket:
a. Sel lemak (panah merah) : bulat dan kepucatan
b. Sel-sel hemopoetik (panah hitam) : daerah yang tercat biru.

Sel lain yang bisa didapatkan pada sumsum tulang

Megakariosit Sel plasma

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 39


DAFTAR PUSTAKA
● Lee GR, Foeserster J, Lukens J, Et All. Wintrobe’s Clinical Hematology. 13th Ed.
Wiliams & Wilkins. Philadelphia. 2014
● Theml H. Color Atlas Of Hematology. 2n Ed. Thieme Flexibook. 2004
● Hoffman, Et Al. Hematology: Basic Principles and Practice. 7th Ed. Elseiver. 2018
● Salama et al. Atlas of Diagnostic Hematology. Elseiver. 2021
● Prihatini D, Kosasih A, Parwati I. rentang Nilai Normal Hematologi Penduduk
Indonesia Dewasa. PDS PatKLIn. 2019
● Lewis SM, Bain BJ, Bates I. Dacie and Lewis Practical Haematology. 9th ed.
Toronto. 2006.
● Hoffbrand AV, Petttit JE, Moss PAH. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. EGC.
Jakarta. 2002

Petunjuk Praktikum PK Blok 6.4 | 40

Anda mungkin juga menyukai