PATOLOGI KLINIK
BLOK 6.4. SISTEM DARAH
Penyusun:
Dr. dr. Wahyu Siswandari, SpPK, MSiMed
dr. Vitasari Indriani, SpPK, MSiMed
KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang mengikuti Blok Sistem Darah adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
semester 6.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran Blok
P646 - Menjelaskan pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosis penyakit pada
sistem darah
Tujuan Praktikum Patologi Klinik:
1 Mahasiswa mampu menjelaskan, melakukan, menganalisis, dan mengintepretasi
pemeriksaan darah rutin, meliputi: pengukuran kadar hemoglobin, hematokrit,
penghitungan jumlah eritrosit, indeks eritrosit, jumlah lekosit, hitung jenis leukosit
(normal), laju endap darah
2 Mahasiswa mampu menjelaskan, melakukan, menganalisis, dan mengintepretasi
pemeriksaan golongan darah berdasarkan sistem ABO dan Rhesus
3 Mahasiswa mampu menjelaskan, melakukan, menganalisis, dan mengintepretasi
pemeriksaan rumple leed, clotting time dan bleeding time sebagai aplikasi dari
mekanisme hemostasis
4 Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menjelaskan, dan menginterpretasi kelainan
eritrosit, lekosit, dan trombosit pada sediaan apus darah tepi
MATERI PRAKTIKUM
Materi I
1) Pemeriksaan Hemoglobin
2) Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit
3) Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
4) Pemeriksaan Laju Endap Darah
5) Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus
Materi II
1) Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit
2) Pemeriksaan Hematokrit
3) Pemeriksaan Index eritrosit
4) Pemeriksaan Rumple Leed
5) Pemeriksaan Waktu Perdarahan dan Waktu Pembekuan
Materi III
1) Pemeriksaan kelainan hematologi: eritrosit (anemia, thalassemia); lekosit (CML,
AML, ALL, CLL); trombosit (trombopenia, trombositosiss) (Patologi Klinik)
2) Pemeriksaan Fragilitas Eritrosit (Biokimia)
PENDAHULUAN
Pemeriksaan darah rutin merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang banyak dilakukan
di laboratorium Patologi Klinik. Pemeriksaan ini bisa digunakan untuk penegakan
diagnosis, melihat perjalanan penyakit, monitoring terapi, maupun sebagai skrining. Jenis
parameter darah rutin tergantung metode pemeriksaan yang digunakan. Pemeriksaan
dengan metode otomatis dengan menggunakan analiser hematologi akan menghasilkan
lebih banyak parameter dibandingkan metode manual. Secara umum, pemeriksaan darah
rutin terdiri dari pemeriksaan untuk melihat seri eritrosit (kadar Hb, Ht, jumlah eritrosit,
indeks eritrosit), lekosit (jumlah dan hitung jenis lekosit), trombosit (jumlah, MPV, PDW,
PCT), laju endap darah (LED).
Hasil pemeriksaan darah rutin dipengaruhi oleh berbagai hal baik di tahap pre analitik,
analitik, dan paska analitik. Tahap pre analitik yang harus diperhatikan adalah persiapan
penderita, cara sampling, dan penanganan bahan darah yang telah didapatkan. Tahap
analitik merupakan tahap pemeriksaan yang dapat dilakukan secara manual
(konvensional) maupun otomatisasi. Sedangkan pasca analitik meliputi analisis,
interpretasi, dan pelaporan hasil. Ketiga tahap ini harus dilakukan dengan baik dan benar
agar didapatkan hasil yang valid.
Praktikum ini akan melakukan tahap analitik berupa pemeriksaan darah rutin secara
manual yang meliputi pemeriksaan Hb, Ht, jumlah eritrosit, indeks eritrosit, jumlah dan
hitung jenis lekosit, LED, dan golongan darah. Selain itu, akan dilakukan juga tahap paska
analitik berupa analisis dan interpretasi hasil pemeriksaan tersebut. Dengan demikian,
praktikum diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran memperdalam kuliah tentang
system darah.
MATERI I
Prinsip pemeriksaan:
Mengukur kadar Hb berdasar warna yang terjadi akibat perubahan Hb menjadi asam
hematin setelah penambahan HCL 0,1 N
Sampel:
- Darah vena.
- Darah kapiler
Cara pemeriksaan:
1. Tabung pengencer diisi dengan HCL 0,1 N sampai angka 2 (± 5 tetes).
2. Dihisap darah menggunakan pipet Hb sampai angka 20 uL, jangan sampai
ada gelembung udara yang ikut terhisap.
3. Dihapus darah yang ada pada ujung pipet.
4. Darah dituangkan ke dalam tabung pengencer (bilas dengan HCL bila
masih ada darah dalam pipet)
5. Darah dan reagen diaduk sampai tercampur.
6. Didiiamkan 1 – 3 menit
7. Ditambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca
pengaduk, dibandingan larutan dalam tabung pengencer dengan warna
larutan standart
8. Penambahan aquadest dihentikan jika larutan dalam tabung pengencer
sudah sama warnanya dengan tabung standar.
9. Persamaan campuran dengan tabung standard harus dicapai dalam waktu
3-5 menit setelah darah tercampur dengan HCL.
10. Kadar Hb dibaca sesuai pada skala yang ditunjukkan oleh miniskus cekung
larutan di tabung pengencer (satuan gr%)
Nilai rujukan menurut Dacie:
- Dewasa laki – laki : 12,5 – 18,0 gr %
- Dewasa wanita : 11,5 – 16,5 gr %
- Bayi < 3 bulan : 13,5 – 19,5 gr %
- Bayi > 3 bulan : 9,5 – 13,5 gr %
- Umur 1 tahun : 10,5 – 13,5 gr %
- Umur 3 – 6 tahun : 12,0 – 14,0 gr %
Contoh:
Didapatkan 90 sel leukosit dalam 16 kotak sedang, dengan pengenceran 10 x,
maka: Jumlah Leukosit = 90 x 16 x 10 x 10 = 9000/ mm3
16
Nilai rujukan menurut Dacie:
Dewasa pria : 4 – 11 ribu / mm3.
Dewasa wanita : 4 – 11 ribu / mm3.
Bayi : 10 – 25 ribu / mm3.
1 tahun : 6 – 18 ribu / mm3.
12 tahun : 4,5 – 13 ribu / mm3.
Kesalahan biasanya oleh karena alat, reagensia, sampel, dan atau pemeriksa
Perawatan alat:
1. Pipet leukosit
a. Begitu selesai digunakan harus segera dicuci, dengan aquadest dan disemprot
aceton.
b. Bila tersumbat jendalan darah diambil dengan kawat lembut.
c. Bila gagal rendam dalam larutan ( salah satu ):
- Ethanol 95 %.
- Asam Acetat 0,5 %.
- Dikromat cleaning solution.
- Larutan Sodium Bikarbonat 1 %.
2. Bilik hitung
a. Bersihkan secepat mungkin.
b. Rendam dalam larutan deterjen 2 – 3 jam.
c. Bilas air.
d. Bilas alkohol.
e. Keringkan dengan kain halus.
Preparat darah tepi dibagi dalam beberapa zone seperti diatas. Bila dilihat dengan
mikroskop akan tampak sebagai berikut:
Zone I (Irreguler zone) Zone II (Thin zone) Zone III (Thick zone)
3% 14% 45%
Zone IV (Thin zone) Zone V (even zone) Zone VI (Very thin zone)
18% 11% 14%
Bandingkan ukuran masing – masing sel dan amati bentuk inti, granula.
Stab/batang.
Segmen.
Distribusi sel
Limfosit : di tengah.
Monosit : tepi / ekor.
Neutrofil : tepi / ekor.
Pelaporan:
Eosinofil / Basofil / Stab netrofil / Segmen netrofil / Limfosit / Monosit
Misal:
4 / - / 1 / 56 / 38 / 1.
Cara pemeriksaan:
1. Dihisap dalam semprit steril 0,4 ml lar natrium sitrat 3,8 %, dimasukan dalam
tabung
2. Dihisap 1,6 ml darah, masukan tabung, campur dengan Na sitrat 3,8%,
sehingga mendapatkan 2,0 ml campuran.
3. Dihisap darah itu ke dalam pipet Westergreen sampai garis bertanda 0 mm,
kemudian biarkan pipet itu dalam keadaan tegak lurus dalam rak Westergreen
selama 60 menit.
4. Dibaca tingginya lapisan plasma dg milimeter dan laporkanlah angka itu
sebagai laju endap darah.
Nilai rujukan menurut :
Jenis Kelamin Dacie Westergreen
Pria 0 – 5 mm / jam 0 – 15 mm / jam
Wanita 0 – 7 mm / jam 0 – 20 mm / jam
Hal-hal berikut ini harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang valid:
• Sampel harus fresh < 2 jam, darah tidak beku diberi antikoagulan.
• Alat kotor akan menyebabkan hemolisa.
• Kolom tidak sesuai, misalnya sempit maka akan lebih lama.
• Analisis : - Terhisap gelembung udara.
- Posisi tabung dalam rak miring.
- Diletakan ditempat yang panas dan sebagainya.
- Adanya vibrasi ( getaran )
Gambar :
Interprestasi Hasil
Catatan:
Untuk membedakan poliaglutinasi, teteskan NaCl fisiologis → Bila merupakan
poliaglutinasi, maka aglutinasi akan hilang dengan penambahan NaCl
MATERI II
Perhitungan :
Jumlah eritrosit = jumlah eritrosit x 400 x 10 (tinggi bilik hitung) x 100 (pengenceran)
Jml kotak kecil yg dihitung
Contoh:
Didapatkan 400 sel eritrosit dalam 80 kotak kecil, maka:
Jumlah eritrosit = 500 x 400 x 10 x 100
80
= 2.500.000 / mm3
Nilai rujukan:
- Pria dewasa : 4,5 – 6,5 juta / mm3
- Wanita dewasa : 3,9 – 5,6 juta / mm3
- < 3 bulan : 4,0 – 5,6 juta / mm3
- 3 bulan : 3,2 – 4,5 juta / mm3
- 1 tahun : 3,6 – 5,0 juta / mm3
- 12 tahun : 4,2 – 5,2 juta / mm3
Nilai Hematokrit adalah besarnya volume sel – sel eritrosit seluruhnya didalam 100
mm3 darah dan dinyatakan dalam %.
Terdapat 2 metode pemeriksaan:
Makro Hematokrit → tabung Wintrobe.
Mikro Hematokrit → tabung kapiler.
Prinsip pemeriksaan:
darah dengan antikoagulan diputar/disentrifuge, kemudian dibandingkan panjang
kolom merah dengan kolom total.
Darah EDTA
Cara pemeriksaan:
1. Tabung kapiler diisi dengan darah sampai 3/4 tabung
Keuntungan metode mikro hematokrit: Cepat, mudah, kesalahan lebih kecil, volume
darah lebih sedikit.
Sumber kesalahan:
- Sentrifuge tidak benar atau lupa mengocok sampel.
- Penutupan ujung kapiler tidak rapat
- Antikoagulan tidak tepat.
- Tabung kapiler tidak ditera
Nilai rujukan menurut DACIE :
- Pria : 47 ± 7 %.
- Wanita : 42 ± 5 %.
- Bayi baru lahir : 54 ± 10 %.
- 3 Bulan : 38 ± 6 %.
- 3 – 6 bulan : 40 ± 45 %.
- 10 – 12 tahun : 41 ± 4 %
*Nilai normal diambil dari: Rentang Nilai Normal Hematologi Pendududk Indonesia
Dewasa, PDS PatKLIn, 2019
Tensimeter Stetoskop
Cara pemeriksaan:
1. Diukur tekanan sistole dan diastole, diambil rata-ratanya.
2. Dilakukan pembendungan pada lengan atas dengan tekanan rata-rata tersebut,
maksimal pada tekanan100 mmHg, dan dipertahankan selama 10 menit.
3. Dibaca hasilnya pada volar lengan bawah kira-kira 4 cm di bawah lipat siku
dengan penampang 5 cm.
Penilaian hasil:
1. Normal / negatif : bila dalam waktu ≥10 menit tak tampak petechiae atau
tampak petechiae <10 petechiae.
2. Positif : dalam waktu ≥10 menit timbul ≥10 petechiae.
Arti klinis RL positif adalah kemungkinan adanya:
- gangguan vaskuler
- gangguan trombosit.
Catatan :
1. Bila dalam waktu kurang dari 10 menit sudah tampak lebih dari 10 buah
petechiae, percobaan dihentikan.
2. Bila dalam 10 menit tak tampak petechiae atau timbul bercak kurang dari 10
buah, percobaan dihentikan, tunggu 5 menit dan ulangi pembacaannya. Bila
tak ada perubahan penilaiannya negatif.
3. Sebelum percobaan dihentikan apakah ada bekas gigitan nyamuk pada daerah
volar lengan bawah/noda hitam yang mungkin menyebabkan hasil menjadi
positif palsu.
4. Bila rata-rata tekanan darah lebih dari 100 mmHg lakukan bendungan vena
maksimal pada tekanan 90 mmHG.
Stopwatch Penggaris
Cara Pemeriksaan :
1. Dipijit-pijit cuping telinga tempat pemeriksaan supaya hiperemis.
2. Dibersihkan cuping telinga tersebut dengan kapas alkohol, dan dibiarkan
kering.
3. Ditusuk daerah cuping telinga (no. 2) dengan lancet sedalam 2-3 mm dan
biarkan darah keluar dengan bebas, saat darah keluar jalankan stopwatch.
4. Dihisap darah vena yang keluar dengan kertas saring tiap 30 detik sampai
darah berhenti mengalir. Jangan sampai kertas saring menyentuh luka.
5. Hentikan stopwatch saat darah tidak dapat dihisap lagi, dan catat waktunya.
Nilai normal: 1-3 menit.
Catatan :
1. Pemeriksaan berhasil bila bercak pertama mempunyai penampang 3-5 mm.
2. Lakukan pada cuping telinga yang lain sebagai kontrol.
Stopwatch torniquet
Cara Pemeriksaan :
1. Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih & diletakkan pada rak.
2. Diambil darah vena 5 ml secara legeartis, saat darah mulai keluar jalankan
stopwatch (catat waktunya).
3. Dimasukkan sampel (no.2) perlahan-lahan pada 3 tabung pertama dengan
posisi miring masing-masing 1,5 mL, sisanya masukan dalam tabung ke-3
sebagai kontrol.
Penilaian hasil:
Waktu pembekuan dinyatakan dengan menentukan rata-rata hasil pemeriksaan
tabung I dan tabung II tersebut.
Contoh:
Misal tabung I beku dalam waktu 9 menit, tabung II beku dalam waktu 10 menit,
maka waktu pembekuannya = (9+10) : 2 = 9,5 menit.
Arti klinis:
- Normal : 9 – 15 menit.
- Memanjang : kelainan beberapa faktor koagulasi (koagulopati), adanya
inhibitor dalam darah misal heparin.
Catatan:
1. Pengambilan darah tidak boleh terlalu banyak tusukan supaya cairan jaringan
tak ikut masuk dalam darah (mempercepat timbulnya bekuan darah)
2. Waktu pengambilan darah tidak boleh lebih dari 30 detik supaya tak terjadi
proses pembekuan sebelum pemeriksaan dikerjakan.
3. Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan harus bebas kotoran dan kering.
Tissue Xylol
. Schistosit Akantosit
Gambaran Thalassemia
Tissue Xylol
Cara Kerja:
1. Dipasang preparat pada mikroskop
2. Diperiksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x dan 100x
Lensa Obyektif 10x:
- Orientasi semua zona selayang pandang
- Periksa adanya sel asing / ganas / parasit
- Estimasi leukosit
Eo Bs St Sg L M
LEFT RIGHT
ALL L2(Case 3)
Segmen Basofil
e. Lekositosis
Jumlah SDP lebih dari 12.000/mm3
Gambaran darah tepi nampak peningkatan jumlah lekosit.
Peningkatan lekosit:
• Netrofilia: - inflamasi
- uremia
- trauma
• Eosinofilia: - alergi
- Infeksi parasit
- syndroma Loffer
- Limfoma Hogkin
• Basofilia: - myxedeme (virus)
- cacar air.
• Limfositosis: - Infeksi
- Limfoproliferatif
- Infeksi mononukleosis
• Monositosis: - leukemia monositik
• Leukositosis fisiologis ditemukan pada:
- kerja berat
- emosi
- hamil/ haid
Tissue Xylol
Preparat Trombositosis
Cara Kerja:
1. Dipasang preparat pada mikroskop
2. Diperiksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x dan 100x
Lensa Obyektif 10x:
- Orientasi semua zona selayang pandang
- Periksa adanya sel asing / ganas / parasit
Lensa Obyektif 40x:
- Morfologi trombosit
Lensa Obyektif 100x (harus dengan oil emersi):
- Identifikasi sel yang kurang jelas
- Estimasi jumlah trombosit
3. Dilakukan pembacaan kelainan trombosit.
2. Bentuk trombosit
Bentuk trombosit normal:
- Ukuran 1 – 4 um
- Sitoplasma biru muda
- Granula ditengah (tidak jelas)
Bentuk abnormal :
- Giant Platelet/trombosit raksasa
- Seperti ular
Kelainan ukuran dan bentuk:
Pada perdarahan, bentuk dan ukuran bisa besar.
Menggumpal oleh karena darah membeku pada waktu pembuatan preparat
darah tepi.
Pemeriksaan Selularitas:
Selularitas dibedakan menjadi:
1. Normoseluler: sel lemak kurang lebih 25% sel hemopoetik
2. Hiperseluler : hampir semua sel lemak diganti sel hemopoetik (sel lemak <
25%)
3. Hiposeluler : sebagian besar fragmen merupakan sel lemak (sel lemak > 25%)
Ket:
a. Sel lemak (panah merah) : bulat dan kepucatan
b. Sel-sel hemopoetik (panah hitam) : daerah yang tercat biru.