1
Dava Leonanda Saviskaya
G1A020005
SKENARIO PBL
INFORMASI 1
Seorang Perempuan usia 40 tahun (Ny. Lina) datang ke Poliklinik RS karena batuk darah.
Batuk bercampur darah sejak seminggu sebelum masuk RS, berwarna merah segar. Batuk
darah bertambah berat bila pasien banyak aktivitas atau makan berminyak dan berkurang
apabila istirahat. Sebulan sebelum batuk darah, pasien mengeluh batuk berdahak dengan
warna kuning kehijauan yang tidak kunjung sembuh. Saat ini pasien juga mengeluh dada
nyeri bila menarik napas atau saat batuk, pusing, mudah lelah, dan nafsu makan turun. Pasien
mengatakan bahwa berat badannya juga turun dalam satu bulan terakhir ini (turun sekitar 3
kg).
Klarifikasi istilah
- Batuk : Batuk merupakan sebuah ekspirasi eksplosif untuk menjaga paru dari
aspirasidan melaksanakan gerakan sekresi dan unsur lain saluran napas mengarah ke
atasmenuju mulut.
- Batuk merupakan mekanisme paling efisien untuk membersihkan jalan napas atas
yang merupakan mekanisme pertahanan alamiah
- Hemoptisis : adalah istilah medis untuk batuk darah dari paru-paru atau saluran
bronkial. Itu bisa berkisar dari flek darah kecil hingga banyak darah. Itu bisa ringan
atau menunjukkan sesuatu yang serius. Ini adalah hemoptisis jika darah berasal dari
paru-paru atau saluran bronkial (saluran yang membawa udara ke paru-paru).
Identifikasi masalah
Brainstorming
- Apa saja keluhan pasien pada anamnesis ?
o Batuk berdarah seminggu
o Bertambah berat bila makan berminyak atau kurang istirahat
o Sebulan yang lalu batuk berdahak, warna kuning kehijauan
o Nyeri dada bila menarik napas / saat batuk
o Pusing dan mudah Lelah
o Nafsu makan turun
o Berat badannya turun
- Fisiologi batuk
o Batuk dapat volunter, involunter, atau kombinasi dari keduanya sebagai
usaha mengontrol batuk yang involunter. Tiga kategori dari stimuli yang
bekerja memproduksi batuk involunter adalah mekanis, inflamasi dan
psikogenik. Batuk disebabkan oleh inhalasi iritan baik mekanis dan
kimiawi, seperti asap dan debu, sampai kerusakan jalan napas
dikarenakan oleh fibrotik pulmonal atau atelektaksis.
o Komponen reflek batuk terdiri dari reseptor, afferent pathways, cough
center, efferent pathways dan efektor. Batuk diinisiasi oleh iritasi pada
reseptor batuk yang terdapat pada faring, trakea, karina, titik
percabangan saluran napas besar, dan semakin ke distal di saluran
napas kecil. Reseptor di laring dan trakeobronkial berespon terhadap
stimuli mekanis dan kimia. Reseptor yang lain berada di saluran telinga
eksternal, gendang telinga, sinus paranasal, faring, diafragma, pleura,
perikardium, dan lambung.
Impuls reseptor batuk yang dirangsang berjalan sebagai afferent pathways
melalui nervus vagus ke sebuah pusat batuk di medula. Pusat batuk menggerakkan
sebuah sinyal afferent yang berjalan ke nervus vagus, phrenicus, dan spinal motor ke
otot ekspirasi untuk memproduksi batuk. Jalur sinyal reflek batuk ditunjukkan pada
gambar dua.
KF, Widdicombe JG, Boushey AH. editors. Cough: Causes, Mechanisms, and Therapy.
London: Blackwell plubishing; 2003. p. 17-24.
Grace M, Birrell MA, Dubuis E. Tobacco smoke induced cough: mechanisms driving acute
and chronic cough pathology. In: Moldoveanu MA, editor. Advanced
topics in environmental health and air pollution case studies. In Tech.
2011. p. 97 120.
Harrison's Principles of Internal Medicine, Twentieth Edition (Vol.1 & Vol.2) 20th Edition
J. Larry Jameson, Anthony Fauci, Dennis Kasper, Stephen Hauser, Dan Longo (Author), & 1
more