Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN

Obstruksi & Retriksi Pernafasan

Tujuan pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep penyakit obstruksi sistem pernafasan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep penyakit retriksi sistem pernafasan.
3. Mahasiswa mampu menyimulasikan pengkajian keperawatan pada pasien gangguan sistem
pernafasan (obstruksi & retriksi) dengan benar.
4. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosis keperawatan dengan benar sesuai SDKI
berdasarkan data kasus pasien gangguan sistem pernafasan (obstruksi & retriksi).
5. Mahasiswa mampu merumuskan tujuan dan intervensi keperawatan dengan benar sesuai
SIKI dan referensi lainnya berdasarkan data kasus pasien gangguan sistem pernafasan
(obstruksi & retriksi).
6. Mahasiswa mampu menyimulasikan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan (obstruksi & retriksi).
7. Mahasiswa mampu menyimulasikan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan (obstruksi & retriksi).

Tugas: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar sesuai sumber referensi
yang dapat dipertanggungjawabkan!
Catatan: Mahasiswa diwajibkan memiliki buku SDKI, SIKI dan SLKI.

1. Jelaskan pengertiannya/definisi dari penyakit PPOK, Asma Bronkhiale, Efusi Pleura &
Pneumothoraks!
 Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Penyakit obstruksi saluran napas yang umumnya bersifat progresif nonreversibel atau
reversibel sebagian. Penyakit peradangan paru yang berkembang dalam jangka waktu
panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari paru-paru karena terhalang
pembengkakan dan lendir atau dahak, sehingga penderitanya sulit bernapas.
 Asma Bronkhiale
Penyakit pernapasan obstfuktif yang ditandai oleh spasme akut otot bronkus.
Definisi yang disetujui para ahli:
Asma adalah penyakit paru dengan karakteristik:
1. Obstruktif saluran napas yang reversibel, baik spontan maupun dengan pengobatan
2. Inflamasi saluran napas
3. Peningkatan respon saluran napas terhadap rangsangan
 Efusi Pleura
Terkumpulnya cairan/udara dalam kavum intrapleural dalam jumlah abnormal (berlebih),
yang terjadi sebagai akibat adanya kelainan / penyakit lain.
 Pneumothoraks
Kondisi ini terjadi ketika udara bocor ke ruang di antara paru-paru dan dinding dada.
Cedera dada akibat benda tumpul atau tusukan, prosedur medis tertentu, atau penyakit
paru-paru yang menyebabkan pneumotoraks.

SUMBER: PPT
2. Jelaskan patofisiologi penyakit PPOK!
Patofisiologi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau chronic obstructive pulmonary
disease utamanya adalah perubahan pada saluran nafas, tapi dapat juga ditemukan
perubahan pada jaringan parenkim paru dan pembuluh darah paru. Sebagian besar kasus
PPOK disebabkan karena paparan zat berbahaya, paling sering disebabkan oleh asap
rokok. Mekanisme patofisiologi masih belum jelas, namun diperkirakan disebabkan oleh
banyak faktor.

Kerusakan Jalan Nafas


Perubahan struktural jalan nafas yang terjadi adalah atrofi, metaplasia sel skuamosa,
abnormalitas siliar, hyperplasia sel otot polos, hiperplasia kelenjar mukosa, inflamasi dan
penebalan dinding bronkial. Inflamasi kronik pada bronkitis kronik dan emfisema ditandai
dengan peningkatan jumlah Sel Limfosit T CD8, neutrofil, dan monosit/makrofag. Sebagai
perbandingan, inflamasi pada Asma ditandai dengan adanya peningkatan Sel limfosit T
CD4, eosinophil dan interleukin (IL)-4 dan IL-5. Namun hal ini tidak bisa digunakan untuk
diagnosis, karena ada kondisi Asma yang berkembang menjadi PPOK.

Kerusakan Parenkim Paru


Emfisema menyebabkan kerusakan pada struktur distal dari bronkiolus terminal. Struktur
ini terdiri dari bronkiolus, duktus alveoulus, dan saccus alveoli yang secara keseluruhan
disebut asinus. Kerusakan alveoli akan menyebabkan gangguan aliran udara melalui dua
mekanisme, yaitu dengan berkurangnya elastisitas dinding jalan nafas dan penyempitan
jalan nafas. Terdapat 3 pola morfologik Emfisema, yaitu :

Centracinar
Ditandai dengan kerusakan pada bronkiolus dan bagian sentral dari asinus. Tipe
emfisema ini biasanya ditemukan pada perokok dan lobus paru atas merupakan bagian
yang rusak paling parah.

Panacinar
Ditandai dengan kerusakan menyeluruh pada semua bagian asinus. Tipe ini biasanya
menyebabkan kerusakan parah pada lobus paru bawah dan biasanya ditemukan pada
pasien dengan defisiensi alfa 1 antitrypsin.

Distal Acinar
Kerusakan terjadi pada struktur distal jalan nafas, duktus dan saccus alveolar. Tipe
emfisema ini terlokalisasi pada septa fibrous atau pleura dan akan menyebabkan
pembentukan bullae. Bullae apikal yang ruptur dapat menyebabkan timbulnya
pneumothoraks spontan.
Kerusakan pembuluh darah paru
Perubahan pada pembuluh darah paru berupa hyperplasia tunika intima dan otot polos
akibat vasokonstriksi kronik dari arteri kecil paru yang dipicu oleh hipoksia.

SUMBER: https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/penyakit-paru-obstruktif-
kronik/patofisiologi#:~:text=Patofisiologi%20penyakit%20paru%20obstruktif%20kronik
%20(PPOK)%20atau%20chronic%20obstructive%20pulmonary,paru%20dan
%20pembuluh%20darah%20paru.
3. Jelaskan patofisiologi penyakit Asma Bronhiele!

Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap
benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi
dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk
membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma,
antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup
alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi
yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai
macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada
dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus
dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas
menjadi sangat meningkat.
Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama
inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian
luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan
selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat
terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi
dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan
dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat
selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini
bisa menyebabkan barrel chest.

SUMBER: https://www.academia.edu/35556045/Makalah_asma_bronchial
4. Jelaskan patofisiologi efusi pleura dan pneumothoraks!
 Penyakit primer yang dapat memengaruhi terjadinya Efusi pleura yaitu:
1.Kardiovaskuler
Meningkatnya Hambatan p. vaskuler menyebabkan tekanan hidrostatik dari kapiler paru-
paru melebihi tekanan onkotik vaskuler, maka akan terjadi transudasi cairan ke dalam
interstitial. Dan cairan tersebut akan menumpuk pada rongga Pleura. Cairan pleura
terakumulasi ketika pembentukan cairan pleura lebih besar dari absorbsi cairan pleura.
Didalam rongga pleura terdapat + 5ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh
permukaan pleura parietalis dan pleura viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura
parietalis karena adanya tekanan hidrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis.
Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil
lainnya (10-20%) mengalir ke dalam pembuluh limfe sehingga pasase cairan disini
mencapai 1 liter seharinya.Terkumpulnya cairan di rongga pleura disebut efusi pleura

2.Hipoalbuminemia,
memnyebabkan penurunan Tekanan onkotik yang menyebabkan terjadinya Transudat
Dan cairan tersebut akan menumpuk pada rongga Pleura Terkumpulnya cairan di rongga
pleura dan halk tersebut dinanmakan denagan Efusi pleura

3.Sumbatan pada limfe


menyebabkan tersumbatnya pompa limfatik yang mengakibatkan terjadinya
pembentukan Transudat, lalu transudate menumpuk pada rongga Pleura dan hal
tersebut disebut efusi pleura

4.Infeksi/radang,
terjadi infeksi tuberkulosa paru, yang pertama basil Mikobakterium tuberkulosa masuk
melalui saluran nafas menuju alveoli,terjadilah infeksi primer. Dari infeksi primer ini akan
timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus (Limfangitis local) dan juga diikuti
dengan pembesaran kelenjar getah bening hilus (limphadinitis regional). Peradangan pada
saluran getah bening akan mempengaruhi permebilitas membran. Permebilitas membran
akan meningkat yang akhirnya dapat menimbulkan akumulasi cairan (eksudat) dalam
rongga pleura. Kondisi ini disebut dengan efusi pleura.

 Pneumathoraks
Keseimbangan antara kecenderungan jaringan paru untuk kolaps dan kecenderungan
dinding dada secara alamiah untuk mengembang menghasilkan tekanan negatif dalam
rongga pleura. Apabila terdapat udara pada rongga pleura maka paru akan kolaps. Pada
pneumotoraks simpel, tekanan intrapleura menyamai tekanan atmosfir sehingga jaringan
paru yang kolaps dapat mencapai 30%. Pada kondisi yang lebih berat (tension
pneumotoraks), kebocoran yang terus terjadi akan menyebabkan peningkatan tekanan
positif pada rongga pleura yang lebih jauh dapat menyebabkan kompresi paru,
pendorongan struktur mediastinum ke kontra lateral, penurunan venous return, dan
penurunan cardiac output.

Sumber: PPT & https://feelinbali.blogspot.com/2013/11/patofisiologi-dan-klasifikasi-


efusi.html
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/RS19_Pneumotoraks-Q.pdf
5. Jelaskan tanda dan gejala pada penyakit-penyakit PPOK, Asma Bronkhiale, Efusi Pleura &
Pneumathoraks!
PPOK
• Batuk produktif menetap
• Tachypnea, napas pendek
• Sekret purulen dan kental
• Batuk keras & ronchi
• Obstruksi jalan napas
- Wheezing, hypoxia, cyanosis
R CHF, hipertensi pulmonal

Asma Bronkhiale:
• Trias Asma:
• Batuk
• Dispnea (sesak)
• Wheezing (mengi)
• Tanda & gejala lain:
• Retraksi dada
• Pernapasan cepat dan dangkal
• Peningkatan usaha bernapas
• Pernapasan cuping hidung
• Peningkatan sekret
• Ronchi basah
• Sianosis
Efusi Pleura:
• Sesak napas
• Nyeri dada, terutama saat menarik dan membuang napas dalam-dalam
(dikenal dengan nyeri pleuritik)
• Batuk kering
• demam, menggigil, kehilangan nafsu makan, cegukan yang terus menerus,
atau pembengkakan pada tungkai
• & Pneumathoraks:
• Sesak napas.
• Nyeri dada.
• Keringat dingin.
• Kulit menjadi biru atau sianosis.
• Jantung berdebar.
• Batuk.
• Lemas
SUMBER: PPT & https://www.alodokter.com/efusi-pleura

6. Jelaskan hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan


penunjang lainnya pada penyakit-penyakit PPOK, Asma Bronkhiale, Efusi Pleura &
Pneumathoraks!
1. PPOK

Bronkitis Kronik dan Emfisema


Pemeriksaan :

1. Test Fungsi paru menunjukan adanya obstruksi jalan napas: peurunan FEV1,
penurunan rasio FEV1 : FVC, peningkatan rasio RV : TLC, kemungkinan peningkatan
TLC, penurunan VC..
2. AGD  Penurunan PaO2 dan pH serta peningkatan PaCO2
3. X-Ray dada pada tahap lanjut: hiperventilasi, diagfragma flatt, peningkatan retrosternal
space, penurunan vaskuler, bullae
4. Penurunan kadar alfa 1 antitripsin

2. Asma Bronkhiale

Pemeriksaan :
1. Penurunan KVP atau VEP1
2. Peningkatan VR
3. Penurunan PaO2
4. Peningkatan PaCO2
5. Leukositosis
6. Peningkatan LED
7. Peningkatan eosinofil
8. X-ray dada

3. Efusi Pleura dan Pneumothoraks


Pemeriksaan :
1. X – Ray atau USG → deteksi volume cairan/udara
2. Thoraksintesis → deteksi fisik cairan → penyebab

Cairan pleura:
* Warna kekuning-kuningan; bila agak kemerahan → infark paru, keganasan & kebocoran
anureisma aorta; bila kuning kehijauan  empiema
* Biokimia → protein, LDH, berat jenis, rivalta, glukosa, pH,amilase
* Sitologi → sel-sel abnormal / kanker
* Bakteriologi → purulent → kuman

3. Biobsi pleura → Pleuritis TBC dan Tumor pleur


SUMBER:PPT
SETELAH SELESAI DIKERJAKAN, KITA AKAN MELAKUKAN LATIHAN KASUS...

Anda mungkin juga menyukai