Disusun Oleh:
1. Agustina (180105003)
2. Atthabarani Aszahro (180105017)
3. Puput Dwi Agustianingsih (180105079)
4. Putri Dewi Lestari (180105080)
5. Wiji Asih Andriyani (180105104)
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi
tugas mata kuliah Patofisiologi. Kami berharap isi makalah ini dapat bermanfaat
menambah wawasan dan pengetahuan. Serta pembaca dapat mengetahui tentang
Gangguan Sistem Pernafasan.
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tentang gangguan system pernafasan obstruktif.
2. Menjelakan tentang penyakit pernafasan restriktif.
3. Menjelaskan tentang edema dan emboli pulmonary.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Asma
Istilah asma berasal dari kataYunani yang artinya “terengah-engah”
dan berarti serangan nafas pendek. Asma merupakan suatu penyakit yang
dicirikan oleh hipersensitivitas cabang-cabang trakeobronkial terhadap
berbagai jenis rangsangan. Keadaan bermanifestasi sebagai penyempitan
saluran-saluran napass secara periodic dan reversible akibat
bronkospasme.
Asma dapat dibagi dalam 3 kategori, Asma ekstrinsik, atau alergik,
ditemukan sejumlah kecil pasien dewasa, dan disebabkan oleh allergen
yang diketahui. Asma alergik disebabkan karena kepekaan individu
terhadap alergen, biasanya protein dalam bentuk serbuk sari yang dihirup,
bulu halus binatang, terhadap makanan dan lain-lain. Sebaliknya, pada
Asma instrinsik, atau idiopatik, sering tidak ditemukan faktor-faktor
pencetus yang jelas. Faktor-faktor non spesifik seprti flu biasa, latihan
fisik atau emosi dapat memicu serangan asma.assma intrinsic ini sering
muncul sesudah usia 40 tahun, dengan serangan yang timbul sesudah
infeksi sinus hidung atau pada percabangan trakeobronkial. Bentuk asma
yang sering menyerang pasien adalah asma campuran, yang mana terdiri
dari komponen-komponen asma ekstrinsik dan intrinsic. Pengobatan
terdiri daripemberian obat bronkodilator, desensitisasi spesifik yang lama,
menghindari allergen-alergen yang sudah dikenal, dan kortikosteroid.
2. Bronchitis Kronik dan Emfisema
a. Bronchitis Kronik
Bronchitis kronik merupakan suatu gangguan klinis yang ditandai oleh
pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi
sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan
dalam setahun. Temuan patologis utama pada bronchitis kronik dalah
hipertrofi kelenjar mukosa bronkus. Pembentukan mucus yang meningkat
menyebabkan gejala khas yaitu batuk produktif. Faktor etiologi utama
adalah merokok dan polusi udara yang biasa terdapat pada daerah
industry.
b. Emfisema
Emfisema paru-paru merupakan suatu perubahan anatomis parenkim
paru-paru yang ditandai dengan pembesaran alveolus dan duktus
alveolaris, serta destruksi dinding alveolar.
Emfisema dibagi menurut pola asinus yang terserang. Meskipun
bebrapa pola telah diperkenalkan, ada dua bentuk yang paling penting
sehubungan dengan PPOM. Emfisema sentrilobular (CLE), secara
selektif hanya menyerang bagian bronkiolus respiratorius. Dinding-
dinding mulai berlubang, membesar, bergabung dan akhirnya cenderung
menjadi satu ruang sewaktu dinding-dinding mengalami integrasi.. mula-
mula duktus alveolus dan sakus alveolaris yang lebih distal dapat
dipertahankan. Penyakit ini seringkali lebih berat menyerang bagian atas
paru-paru, tetapi akhirnya cenderung menyebar tidak merata.
Emfisema Panlobular (PLE) atau panasinar merupakan bentuk
morfologik yang lebih jarang, di mana alveolus yang terletak distal dari
bronkiolus terminalis mengalami pembesaran serta kerusakan secara
merata. Jika penyakit makin parah, maka semua komponen asinus sedikit
demi sedikit menghilang sehingga akhirnya hanya tertinggal beberapa
lembar jaringan saja, yang biasanya berupa pembuluh-pembuluh darah.
PLE mempunyai gambaran khas yaitu: tersebar merata di seluruh paru-
paru, meskipun bagian basal cenderung tersersng lebih parah.
A. Definisi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit paru-paru obstruktif menahun (PPOM) merupakan suatu istilah yang
sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama
dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran
patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang
dikenal dengan sebutan PPOM adalah: bronchitis kronik, efisema paru-paru dan
asma bronkial.
Gangguan ventilasi restriktif ditandai dengan kekakuan paru-paru, toraks atau
keduanya, akibat penurunan compliance (daya kembang), dan penurunan semua
volume paru-paru termasuk kapasitas vital. Terdapat sejumlah penyakit yang
menimbulkan ganguan retriktif melalui berbagai mekanisme. Dalam bab ini,
penyakit-penyakit tersebut dibagi dalam 2 golongan : gangguan ekstrapulmonar,
termasuk di antaranya gangguan neurologik, neuromuskular dan gangguan pada
dinding torak, dan penyakit-penyakit yang menyerang pleura dan parenkim paru-
paru.
3.2 Saran
Philip, A., Ward, J.P.T. 2010. Sistem Kardiovaskuler. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.