Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA KASUS


PENYAKIT PARU OBSTRUKSI
MENAHUN (PPOM)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan konfrehensif dalam melakukan asuhan
keperawatan dengan kasus panyakit paru obstruktif menahun (PPOM)
2. Tujuan Khusus
Sebelum dan sesudah melakukan asuhan keperawatan penulis mampu mengetahui
a. Anatomi fisiologi system pernafasan, pengertian PPOM dan penyebab
b. Tahapan proses keperawatan dan aplikasi asuhan keperawatan secara teoritis pada kasus
penyakit paru obstruksi menahun (PPOM)
c. Kegiatan-kegiatan utama yang perlu dilakukan pada kasus penyakit paru obstruksi menahun
(PPOM)
C. Manfaat penulisan
1. Manfaat bagi penulis
a. Menambahkan pemahaman tentang suatu bagian keilmuan khususnya kasus penyakit paru
obstruksi menahun (PPOM)
b. Mampu menjelaskan dan memahami tentang konsep asuhan keperawatan pada kasus
penyakit paru obstruksi menahun (PPOM)
c. Memiliki kemampuan nantinya dalam melakukan asuhan keperawatan secara nyata pada
kasus penyakit paru obstruksi menahun (PPOM)
2. Manfaat bagi klien
a. Terjadinya kualitas asuhan keperawatan yang diberikan
b. Adanya kepastian terhadap tindakan yang akan dilakukan dalam perawatannya

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
E. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan pada manusia dibagi menjadi beberapa bagian. Saluran penghantar
udara dari hidung hingga mencapai paru-paru sendiri meliputi dua bagian yaitu saluran
pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. ( Brashers, 2007).
a. Saluran pernafasan bagian atas (Upper Respiratory Airway)
1) Hidung (Cavum Nasalis)
2) Faring (Tekak)
3) Laring (Tenggorokan)
b. Saluran Pernafasan bagian bawah (Cower Airway)
1) Trakea (Batang Tenggorokan)
2) Bronkus (Cabang Tenggorokan)
3) Alveolus
4) Paru-paru
c. Anatomi Paru (Snell, 2006)
Paru merupakan salah satu organ vital yang memiliki fungsi utama sebagai alat respirasi
dalam tubuh manusia, paru secara spesifik memiliki peran untuk terjadinya pertukaran
oksigen (O2) dengan karbon dioksida (CO2). Pertukaran ini terjadi pada alveolus- alveolus di
paru melalui sistem kapiler.
Paru terdiri atas 3 lobus pada paru sebelah kanan, dan 2 lobus pada paru sebelah kiri.
Pada paru kanan lobus- lobusnya antara lain yakni lobus superior, lobus medius dan lobus
inferior. Sementara pada paru kiri hanya terdapat lobus superior dan lobus inferior. Namun
pada paru kiri terdapat satu bagian di lobus superior paru kiri yang analog dengan lobus
medius paru kanan, yakni disebut sebagai lingula pulmonis.
Di antara lobus-lobus paru kanan terdapat dua fissura, yakni fissura horizontalis dan
fissura obliqua, sementara di antara lobus superior dan lobus inferior paru kiri terdapat
fissura obliqua.
Paru sendiri memiliki kemampuan recoil, yakni kemampuan untuk
mengembang dan mengempis dengan sendirinya. Elastisitas paru untuk mengembang dan
mengempis ini di sebabkan karena adanya surfactan yang dihasilkan oleh sel alveolar tipe 2.
Namun selain itu mengembang dan mengempisnya paru juga sangat dibantu oleh otot
otot dinding thoraks dan otot pernafasan lainnya, serta tekanan negatif yang teradapat di
dalam cavum pleura.
2. Fisiologi Pernafasan
Proses fisiologi pernafasan dimana oksigen (O2) dipindahkan dari udara ke dalam
jaringan, dan karbondioksida (C02) dikeluarkan keudara (ekspirasi) dapat dibagi menjadi dua
tahap (stadium), yaitu stadium pertama dan stadium kedua.
a. Stadium pertama
Stadium pertama ditandai dengan fase ventilasi, yitu masuknya campuran gas ke dalam dan
keluar paru-paru. Mekanisme ini simungkinkan karena ada selisih tekanan antara atmosfer
dan alveolus akibat kerja mekanik dari otot-otot.
b. Stadium kedua
Transportasi pada fase ini terdiri dari beberapa aspek yaitu:
1) Difusi gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi eksternal) dan antara darah
sistemik dan sel.-sel jaringan
2) Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam
alveolus.
3) Reaksi kimia dan fisik dari 02 dan C02 dengan darah respimi atau respirasi interna menipak-
an stadium akhir dari respirasi, yaitu sel dimana metabolik dioksida untuk- mendapatkan
energi, dan C02 terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-
paru
4) Transportasi, yaitu. tahap kcdua dari proses pemapasan mencakup proses difusi gas-gas
melintasi membran alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 urn). Kekuatan
mendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas.
5) Perfusi, yaitu pemindahan gas secara efektif antar alveolus dan kapiler paru-paru
membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru-paru dan perfusi (aliran darah) dalam
kapiler dengan perkataan lain ventilasi dan perfusi. dari unit pulmonary harus sesuai pada
orang normal dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka ventilasi dan perfusi hampir
seimbang kecuali pada apeks paru-paru
B. Konsep Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM)
Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) adalah klasifikasi luas dari gangguan
yang mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema dan asma. PPOM merupakan
kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk
dan keluar udara paru-paru. (Bruner & Suddarth, 2002).
1. Etiologi
PPOM disebabkan oleh factor lingkungan dan gaya hidup yang sebagian besar bias
dicegah. Merekok diperkirakan menjadi penyebab timbulnya 80-90% kasus PPOM. Factor
resiko lainnya termasuk keadaan social-ekonomi dan status pekerjaan yang rendah. Kondisi
lingkungan yang buruk karena dekat dengan lokasi pertambangan. Perokok pasif (terkena
asap rokok padahal tidak merokok) atau terkena polusi udara dan konsumsi alkolhol yang
berlebihan. Laki-laki dengan usia antara 30 hingga 40 tahun paling banyak penderita PPOM.
2. Klasifikasi
Manurut Alsagat dan mukti (2006), PPOM dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian
yaitu :
a. Asma bronchial , dikarakteristikan oleh konstruksi yang dapat pulih dari otot halus bronchial,
hipersekresi mukosa, dan inflamasi mukosa, cuaca dingin, latihan obat, kimia dan infeksi
b. Bronkitis Kronik, di tandai dengan batuk-batuk hamper setiap hari disertai pengeluaran
dahak sekurang-kuranya tiga bulan berturut-turut dalam satu tahun.
c. Emfisema, suatu perubahan anatomis paru-paru yang ditandai dengan melebarnya secara
abnormal saluran udara sebelah distal brankus terminal disertai dinding alveolus.
3. Pathofisiologi
Merokok salah satu penyebab PPOM, akan menggaggu kerja silia serta fungsi sel-sel
makrofag dan menyebabkan inflamasi pada jalan nafas. Peningkatan produksi lendir (ukus)
destruksi septum alveolar serta fibrosis peribronkial. Perubahan inflamatori yang dapat
dipulihkan jika pasien berhenti merokok sebelum penyakit paru meluas.
Sumbatan mucus dan penyempitan jalan nafas menyebabkan udara nafas
terperangkap, seperti pada bronkitid kronis dan enfisema. Hiperinflasi terjadi pada alveoli
paru ketika pasien menghembus nafas keluar (ekspirasi). Pada inspirasi jalan nafas akan
melebar sehingga udara dapat mengalir melalui tempat obstruksi pada ekspirasi jalan nafas
menjadi sempit dan aliran udara nafas akan terhalang. Keadaan udara nafas yang
terperangkap umum terjadi pada asma dan bronchitis kronis.
4. Gejala/Tanda
Perkembangan gejala-gejala yang merupakan cirri dari PPOM adalah malfu kronis
pada system pernafasan yang manifestasi awalnya ditandai dengan batuk dan produksi dahak
khususnya di saat pagi hari. Nafas pendek sedang yang berkembang menjadi nafas nafas
pendek akut. Pasien mudah sekali merasa lelah dan secan fisik banyak yang tidak mampu
melakukan kegiatan sehari-hari. selain itu pasien PPOM banyak yang mengalami penurunan
berat badan yang cukup dratis sel akibat dari hilangnya nafsu makan karena produk dahak
yang makin melintas penurunan daya kekuatan tubuh. Kehilangan selera makan (isolasi
social) penurunan kemampuan pencernaan sekundur karena tidak cukupnya oksigenasi sel
dalam system.
5. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik
1) Pasien biasanya tanpak kurus (diameter asterosposterior dada meningkat)
2) Fremitus taktil dada berkurang atau tidak ada
3) Perkusi pada dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah, pekak
jantung berkurang.
4) Suara nafas berkurang
b. Pemeriksan Penunjang
1) Chest X-Ray, dapat menunjukkan hyperinflation paru flattened diafragma, peningkatan ruang
udara retrosternal, penurunan tanda vascular (enfisema). Peningkatan bentuk broncho
vascular (bronchitis), normal ditemukan saat periode remisi (asma)
2) Pemeriksaan fungsi paru dilakukan untuk menentukan penyebab dari dispnea menentukan
abnormalitas fungsi tersebut apakah akibat abstruksi atau restriksi memperkirakan tingkat
disfungsi dan untuk mengevaluasi efek dari terapi.
3) Darah komplit, peningkatan hemoglobin (enfidema berat) peningkatan eosinofil (asma).
6. Penalaksanaan Terapi
1) Penalaksanan Medis
a. Berhenti merokok
b. Bronkondilator, kurtikus teroid, dan obat lain (Misalnya terapi augumentasi alfa, antitrypsin,
agen antibiotic, agens mukolotik, agen antitusif, vasodilator, narkotik)
c. Terapi oksigen termasuk oksigen di malam hari
d. Pemberdayaan, bulektomi untuk mengurangi dispnea: penurunan volume paru untuk
meningkatkan ecatisitas dan fungsi robus: transportasi paru.
7. Komplikasi
Ada tiga komplikasi pernafasan utama yang bias terjadi pada PPOM yaitu gagal nafas
akut (Acute Respiratora Failure), Pneumotorak dan giant bullat serta ada satu komplikasi
kardiak yaitu penyakit cor-pulmanale.
a. Acute Respiratora Failure (ARF) terjadi ketika ventilasi dan oksigenasi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh saat istirahat.
b. Penomotorik, akumulasi udara dalam rongga pleura rongga pleura sesungguhnya merupakan
rongga yang khusus, yakni berupa cairan lapisan tipis antara lapisan visceral dan pariental
paru-paru. Fungsi cairan pleura adalah untuk membantu gerakan paru-paru menjadi cancar
dan mulus selama pernafasan berlangsung.
c. Gian Bullae adalah timbul karena udara terperangkap di parenchyma paru-paru sehingga
acveoli yang menjadi tempat menangkapnya udara untuk pertukaran gas menjadi tidak
efektif.
BAB III
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI MENAHUN
A. Pengkajian
Pengkajian pada pernafasan dengan klien PPOM yang didsarkan pada kehiatan sahar-hari.
Ukur kualitas pernafasan antara sekala 1 sampai 10 dan juga mengindefikasikan factor social
dan lingkungan yang merupakan factor pendudukung terjadinya gejala. Perawat juga
mengindefikasikan tipe dari gejala yang muncul antara lain, tiba-tiba atau membahayakan
dan factor presipatasi lainnya antara lain perjalanan penularan temperature dan stress.
Pengkajian fisik termasuk pengkajian bentuk dan kesimetrisan dada, respiratori rate dan pola
pernafasan, posisi tubuh menggunakan otot nbantu pernafasan dan juga warna, jumlah,
kekentalan dan bau sputum. Palpasi dan perfusi pada dada diidentifikasikan untuk mengkaji
terhadap peningkatan gerakan fremitus. Gerakan dinding dada dan penyimpanan diagfragma
(Lukenuffe,N,A, 2000).
1. Aktivitas/ Istirahat
Keletihan, kelemahan
2.
B.
1. Snell, Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 6. Jakarta : EGC,
2006.
Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen Edisi
2. Jakarta : EGC Buku Kedokteran.
Advertisements

Silahkan Berbagi

Share

Loading...
By saputraatjeh Posted in Artikel, Jurnal, Makalah, Skripsi

Post navigation
Pemasangan Infus KATARAK
Pemeriksaan Vital Sign Tentang Sinusitis

Leave a Reply
Katergori
Adobe Photoshop (5)

Artikel (164)

Delphi (3)

Delphi 7 (1)

Desain Grafis (5)

Download (1)

Inspirasi (3)

Jurnal (78)

Kata-Kata Mutiara (5)

Kesehatan (33)

KTI (6)

Linux Generasi Masa depan (8)

Lucu (2)

Makalah (138)

Motivasi (15)

Panton Aceh (6)

Pantun (2)

Pemograman (6)

PHP (1)

Proposal (1)

Skripsi (90)
Software (13)

Surat Keterangan (1)

Surat Permohonan Kerja (5)

Teka teki silamg (2)

Ubuntu (4)

Undangan (1)

Visual Basic 6 (1)

Komentar Terakhir
yozidahfilputra on 58 Langkah Asuhan Persalinan N

Blog Stats
23,891 hits

Ikuti Blog melalui surat elektromik


saputra.linux@gmail.com

Join 1,342 other followers

Blog at WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai