Anda di halaman 1dari 23

SIKLUS KEHIDUPAN WANITA

Disusun Oleh:

1. RERA MAULINDRA NIM. 1515371027


2. TANTI PURWANDARI NIM. 1515371033
3. SUCI PERMATASARI NIM. 14245037

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI DIV KEBIDANAN METRO

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB dengan judul “SIKLUS KEHIDUPAN
WANITA” ini dapat terselesaiakan semaksimal mungkin, walaupun mengalami berbagai
kesulitan.

Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan karena usaha dari
kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami baik itu dosen
kami dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami selaku
penulis makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
tugas kami selanjutnya.

Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah
ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi semua pihak.

Metro, Februari 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan


Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan
kebutuhan penanganan system reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta
kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan
reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani
dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.

Perkembangan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan


masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai
penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan
dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh
sebab itu, wanita seyogyanya diberi perhatian sebab :

1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan
dengan fungsi reproduksinya
2. Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung
dan dilahirkan
3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan
mengatasnamakan pembangunan seperti program KB, dan pengendalian jumlah
penduduk
4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda internasional
diantaranya Indonesia menyepakati hasil-hasil konferensi mengenai kesehatan
reproduksi dan kependudukan

Berdasarkan pemikiran diatas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting


disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi
kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai.
B. Tujuan

1. Agar mahasiswa memahami tentang siklus kehidupan perempuan: fase


konsepsi, fase bayi dan balita, fase remaja, fase dewasa, fase usia lanjut.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui perubahan yang terjadi pada setiap fase
3. Agar mahasisa mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi setiap
fase
4. Agar mahasiswa mampu mengetahui aspek yang dikaji dalam s etiap tahap
kehidupan: fisik, psikososial, indikator pemantauan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. FASE KONSEPSI

Konsepsi adalah hasil proses pembuahan sel sperma pada telur yang kita kenal dengan
istilah fertilisasi. Periode ini adalah awal terjadinya kehamilan pada seorang wanita. Sang
calon ibu mungkin tidak menyadari proses ini terjadi dalam tubuhnya, karena tidak ada
perubahan atau gangguan yang dirasakan ibu. Akan tetapi, periode ini sampai trimester
pertama adalah masa yang sangat penting dan kritis bagi perkembangan janin, karena
merupakan masa pembentukan awal yang sangat memengaruhi pertumbuhan dan kehidupan
janin selanjutnya sampai lahir.

Konsepsi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan seksual berlangsung


tepat sebelum ovulasi. Sperma dapat hidup selama 3-4 hari didalam saluran genetalia wanita
dan idealnya harus berada didalam tuba falopi saat ovulasi terjadi, karena ovum hanya bias
hidup selama 12-24 jam. wanita dapat memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan
dalam tubuhnya. Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak, dan sedikit
berdilatasi. Salah satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah status lender serviks yang
menjadi transparan, licin, dan banyak.

Sebelum sebuah sperma mampu mempenetrasi dan membuahi sebuah ovum, sperma
harus menjalani sebuah proses yang disebut kapasitasi (berlangsung kurang lebih 7 jam).
walaupun banyak sperma yang terlibat dalam proses ini, hanya satu sperma yang dibiarkan
mempenetrasi ovum. Segera setelah satu sperma memasuki ovum, perubahan kimia terjadi.
Perubahan kimia ini mula-mula mencegah sperma lain berfusi lebih jauh dengan membrane
ovum dan pada akhirnya semua sperma yang tersisa dikeluarkan dari ovum.

Begitu sperma telah memasuki ovum, sperma sementara berada dalam sitoplasma
perifer, sementara nucleus wanita menjadi matur dan jumlah kromosom wanita menurun dari
46 menjadi 23. Nucleus sperma menjadi bengkak dan saling mendekat sebagai pronukleus
pria dan wanita saat terbentuk suatu kumparan diantara kedua nucleus tersebut membrane
pronukleus kemudian rupture dan kromosom yang dibebaskan berkombinasi membentuk
zigot. Pada waktu inilah fertilisasi (pembuahan) terjadi.
Perubahan Yang Terjadi :

1. Minggu 0-2 sel telur dibuahi


2. Minggu 3-5 embryo
3. Minggu 5-8 organogenesis
4. Lebih dari 5 minggu fetus (janin yang sudah mempunyai bentuk manusia)
5. Akhir 1 bulan saluran yang menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut
6. Akhir 2 bulan mukanya sudah jelas, sudah mempunyai lengan dan tungkai, alat
kelamin sudah Nampak
7. Akhir 3 bulan janin sudah bergerak halus
8. Akhir 4 bulan sudah dapat menentukan jenis kelamin, pergerakan anak sudah dapat
dirasakan ibu
9. Akhir 5 bulan bunyi jantung sudah dapat didengar
10. Akhir 6 bulan kulitnya keriput, lemak mulai ditimbun, kulit tertutup vernix caseosa
11. Akhir 7 bulan kalau lahir sudah dapat hidup didunia luar walaupun masih lemah
12. Akhir 8 bulan permukaan kulit merah
13. Akhir 9 bulan sudah ada lapisan lemak jadi sudah berisi
14. Akhir 10 bulan janin sudah cukup bulan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi :

1. Infertilitas pada wanita

Penyebab infertilitas pada wanita, yang dapat disebabkan oleh faktor psikologis

2. Masalah ovulasi

Masalah ovulasi dapat disebabkan oleh disfungsi hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau
kelenjar tyroid. Walaupun fungsi hormon dapat berada dalam keadaan normal, gangguan
pada ovarium dapat mempengaruhi ovulasi

B. FASE BAYI DAN BALITA

Yang khas pada kanak-kanak adalah perangsangan oleh hormon kelamin sangat kecil.
Pada masa ini alat-alat genetalianya tidak menunjukkan pertumbuhan pada permulaan
pubertas tetapi pengaruh pada hipofisis yang sangat terlihat pada pertumbuhan badannya.
Pada masa ini sudah nampak perbedaan antara perempuan dan laki-laki terutama pada
tingkah lakunya yang juga ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan.

1. ASI ekslusif dan penyapihan yang layak


2. Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
3. Imuniasasi dan manajemen terpadu balita sakit
4. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
5. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
6. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat
perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain
disemua usia dan kekerasan.
7. Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui
serta pemberian suplemen, dan lain-lain.

Perubahan yang Terjadi :

1. Pembentukan genitalia interna telah sempurna


2. Folikel pada kedua ovarium telah lengkap
3. Genitalia eksterna telah terbentuk
4. Minggu pertama dan kedua setelah lahir, bayi masih membawa pengaruh estrogen
yang didapat saat dlm kandungan. Pengaruh ini seperti
5. Epitel vagina relative tebal dan pH vagina 5
6. 1/3 bayi perempuan endoserviksnya tidak terhenti pada ostium uteri eksternum tetapi
menutupi juga sebagian dari portio servisis uteri (pseudoerosio kongenitalis)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi :

1. ASI eksklusif
2. Pelayanan kesehatan primer
3. Imunisasi
4. Pelayanan antenatalpersalinan
5. Menyusui serta pemberian suplemen
6. Lingkungan
7. Kondisi ibu
8. Sikap orang tua
9. Aspek psikologi pada masa bayi
10. Sistem reproduksi
11. Hal-hal yang diwariskan orang tua spt bentuk tubuh
12. Kemampuan intelektual
13. Keadaan hormonal tubuh
14. Emosi dan sifat
15. Keluarga
16. Gizi
17. Budaya setempat
18. Kebiasaan anak dalam hal personal hygiene

C. FASE REMAJA

Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa.


Antara kedua masa ini tidak ada batasan yang terlihat, hanya saja pada masa pubertas diawali
dengan berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium berfungsi dengan mantap dan
teratur. Pada masa ini terjadi perubahan organ-organ fisik secara cepat dan perubahan
tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaannya dan terjadi kematangan seksual atau
alat-alat reproduksi.

`1.Tahapan pubertas/remaja

a) Masa remaja awal (10-12 tahun)


1. Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2. Merasa ingin bebas
3. Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
b) Masa remaja tengah (13-15 tahun)
1. Ingin mencari identitas diri
2. Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
3. Timbul perasaan cinta yang mendalam
4. Kemampuan berpikir abstrak makin berkembangBerkhayal mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan seksual
c) Masa remaja akhir (16-19 tahun)
1. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3. Memiliki citra terhadap dirinya
4. Dapat mewujudkan perasaan cinta
5. Memiliki kemampuan berpikir abstrak

4.Tanda-tanda perubahan yang terjadi pada remaja wanita

a. Perubahan fisik
b. Tanda-tanda sekunder

Perubahan Yang Terjadi :

Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang ditandai dengan


datangnya haid.Ovarium mulai berfungsi dengan matang dibawah pengaruh hormone
gonadotropin dan hipofisis, folikel mulai tumbuh meski belum matang tetapi sudah dapat
mengeluarkan estrogen. Korteks kelenjar suprarenal membentuk androgen yang berperan
pada pertumbuhan badan. Selain pengaruh hormone somatotropin diduga kecepatan
pertumbuhan wanita dipengaruhi juga oleh estrogen.

Tanda-tanda sekunder :

1. Rambut
Tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara
mulai berkambang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah datang
haid. Rambut yang mula-mula berwarna terang berubah menjadi lebih subur, gelap,
kasar, keriting.

2. Pinggul

Pinggul berubah menjadi lebih memebesar dan membulat. Hal ini disebabkan karena
membesranya tulang pinggul dan lemak dibawah kulit.

3. Payudara

Bersamaan dengan membesarnya pinggul maka payudara juga membaesar dan puting
susu ikut menonjol. Disini makin membesarnya kelenjar susu maka payudara semakin besar
dan bulat.
4. Kulit

Kulit menjadi semakin kasar, lebih tebal dan pori-pori lebih membesar. Tetapi kulit
wanita lebih lembut dari pada kulit pria.

5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif. Pada masa ini sering timbul masalah
jerawat karena adanya sumbatan kelenjar keringat dan baunya menusuk pada saat sebelum
dan sesudah haid.

6. Otot

Menjelang akkhir masa puber, otot menjadi semakin membesar dan kuat. Akibat akan
terbentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.

7. Suara

Suara berubah menjadi merdu. Remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih mudah
menangis, cemas, frustasi, bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, mudah bereaksi
bahkan agresif terhadap gangguanatau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Pada masa
ini ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, lebih suka pergi sama teman, tidak betah
tinggal dirumah.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi :

1. Gizi seimbang
2. Informasi tentang kesehatan reproduksi
3. Perkawinan pada usia yang wajar
4. Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap
godaan dan ancaman.
5. Pendidikan
6. Lingkungan dan pekerjaan
7. Seks dan seksualitas
8. Kesehatan reproduksi remaja itu sendiri
D. FASE DEWASA

Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa
subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif
dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih
memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi
kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini
masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat
anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai
menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis
yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit
saat buang air besar atau buang air kecil.

Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala
apa-apa.

1. Kehamilan dan persalinan yang aman


2. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
3. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi
(KB)
4. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
5. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
6. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
7. Deteksi dini kanker payudara dan leher Rahim
8. Pencegahan dan manajemen infertilitas.
9. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan
berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual,
komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
10. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling,
pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang
bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan,
post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Perubahan yang Terjadi :

1. Haid pada masa ini paling teratur dan memungkinkan untuk kehamilan. Tetapi setelah
usia 40 tahun keatas akan mulai terjadi penurunan kesuburan atau fertilitas.
2. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai
dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat
buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi
ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
3. Fungsi organ reproduksinya mulai turun, kadar estrogen mulai turun dan kadar
hormon gonadotropin mulai meningkat sampai timbulnya keluhan tanda-tanda
menopause.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi :

1. Perkembangan organ reproduksi


2. Tanggapan seksual
3. Kedewasaan psikologi

E. FASE USIA LANJUT

Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa
yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat
penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas
utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar,
dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara
intelektual.

1. Perhatian pada problem meno/andro-pause


2. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan
osteoporosis.
3. Deteksi dini kanker rahim dan kanker Rahim
4. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan,
prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker prostat,
ISR/IMS/HIV/AIDS.
5. Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi
sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.
Perubahan Yang Terjadi :

1. Sesudah menopause, terjadi penurunan kadar estrogen dan kadar gonadotropin mulai
meningkat, organ reproduksi mulai mengalami penurunan fungsi : ovarium mengecil,
uterus mengecil, epitel vagina menipis.
2. Jumlah folikel menjadi hanya beberapa ribu buah saja dan lebih resisten terhadap
rangsanngan gonadotropin
3. Pada usia 40 tahun lebih siklus haid mulai tidak disertai dengan ovulasi
4. Terjadi perubahan kesuburan seorang wanita muali menurun pada awal klimakterium
5. Perubahan perdarahan pada premenopause
6. Pasca menopause terjadi gangguan vegetatif, psikis, organis.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi :

1. Faktor hormonal
2. Kejiwaan
3. Lingkungan
4. Pola makan
5. Aktifitas fisik

Indikator Pemantauan Tumbuh Kembang Wanita Sepanjang Daur Kehidupan

Secara kronologis, setiap wanita mengalami berbagai fase dalam kehidupannya.


Proses ini berlangsung secara alamiah yang wajar terjadi pada setiap wanita.

Fase dalam kehidupan wanita :

1. Lahir dan prapubertas

a. Fisik

1) Terbentuknya bakal organ seks saat janin berusia 12 minggu

2) Sejak bayi, wanita sudah memiliki 2 indung telur

3) Pada masa ini sel telur belum matang

4) Belum menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan seks sekunder


b. Psikososial

Anak perempuan diarahkan untuk mengikuti budaya yang berkembang dilingkungan


tempat anak perempuan tersebut diasuh, misalnya :

1) Anak perempuan harus jongkok saat BAK sedangkan anak laki2 berdiri

2) Anak perempuan diajarkan untuk bersolek

3) Rambut anak perempuan dibiarkan panjang atau dipotong dengan model yang

feminism

4) Anak perempuan dididik untuk bersikap feminism

2. Pubertas

a. Fisik

1) Mulai terbentuk sel telur matur

2) Produksi hormon estrogen karena pengaruh matangnya sel telur

3) Mulai tumbuh tanda-tanda seks sekunder, misalnya : tumbuh payudara

b. Psikososial

Wanita mulai tertarik pada lawan jenis dan mulai merasakan jatuh cinta untuk pertama
kalinya

3. Reproduksi

a. Fisik

1) Wanita mengalami masa menstruasi, dengan keluarnya darah dari vagina

2) Wanita memasuki usia reproduktif

3) Sel telur dapat dibuahi

4) Jika melakukan hubungan intim dengan lawan jenis, wanita dapat hamil

5) Bekerjanya hormon indung telur (estrogen dan progesteron)


b. Psikososial

1) Wanita mulai cemas karena proses menstruasi

2) Wanita mulai mencari identitas diri, gambaran diri yang dipengaruhi

kelompoknya

3) Bergaul dan berkumpul dengan teman-teman yang berjenis kelamin sama

4. Premenopause

a. Fisik

1) Kekuatan otot dan kecakapan mental mulai mencapai puncaknya

2) Dimulai proses penuaan

3) Penurunan hormon kewanitaan berangsur menurun

4) Proses menstruasi yang tidak teratur

5) Perasaan panas di sekitar wajah (hot flash)

6) Produksi keringat yang berlebihan

7) Kulit menjadi kusam dan kasar

8) Rambut cenderung kering dan rapuh

9) Perasaan adanya gangguan dalam hubungan intim

10) Kesulitan vagina mengalami lubrikasi, sehingga timbul rasa tidak nyaman

saat bersenggama

b. Psikososial

1) Wanita lebih banyak menarik diri dari lingkungannya

2) Wanita lebih sering merasa tersiggung, mudah cemas dan sangat sensitive

3) Gelisah karena menghadapi proses penuaan


5. Menopause

a. Fisik

1) Hilangnya hormon kewanitaan

2) Menstruasi tidak muncul lagi

3) Organ reproduksi tidak berfungsi lagi

4) Berat badannya sulit dikendalikan

5) Terjadi timbunan lemak di beberapa tempat karena ketiadaan hormon

kewanitaan

6) Wanita sering mudah merasa lelah

7) Penyakit degeneratif (penyakit jantung, DM, gangguan ginjal dan

osteoporosis) mudah menyerang

b. Psikososial

Wanita mulai mencapai kematangan hiduP

6. Senium

a. Fisik

1) Lemasnya otot-otot yang membuat struktur tubuh menjadi bengkok

2) Gangguan sendi mulai sering timbul

3) Berat badan cenderung berkurang

4) Penurunan daya guna tubuh

5) Kekuatan otot dari saat usia 20 tahun

6) Kekuatan pendengaran pada frekuensi menurun sampai 75%

7) Terjadi penurunan intelektual

8) Kemungkinan dapat terjadi gangguan otak secara organik


b. Psikososial

1) Terjadi perubahan sifat, misalnya : dari pemurung menjadi periang, dari

pemberani menjadi penakut atau sebaliknya

2) Sering timbul perilaku yang sulit diterima karena terjadi gangguan otak

organic
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kesehatan reproduksi


adalah pendekatan siklus hidup yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan
penanganan sIstem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase
kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase
kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat
berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.

Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu:

1. Fase konsepsi
2. Fase bayi dan balita
3. Fase remaja
4. Fase dewasa
5. Fase usia lanjut
LATIHAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud konsepsi


2. Faktor-faktor apa sajakan yang mempengaruhi fase bayi dan balita
3. Sebutkan tahapan masa pubertas/remaja
4. Perubahan apasajakan yang terjadi pada fase dewasa
5. Secara kronologis, setiap wanita mengalami berbagai fase dalam kehidupannya.
Proses ini berlangsung secara alamiah yang wajar terjadi pada setiap wanita. Jelaskan
tanda psikososial pada fase reproduksi

Jawaban:

1. Konsepsi adalah hasil proses pembuahan sel sperma pada telur yang kita kenal dengan
istilah fertilisasi. Periode ini adalah awal terjadinya kehamilan pada seorang wanita.
Konsepsi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan seksual berlangsung
tepat sebelum ovulasi. Sperma dapat hidup selama 3-4 hari didalam saluran genetalia
wanita dan idealnya harus berada didalam tuba falopi saat ovulasi terjadi, karena
ovum hanya bias hidup selama 12-24 jam. wanita dapat memprediksi ovulasi dengan
memantau perubahan dalam tubuhnya. Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks
memendek, melunak, dan sedikit berdilatasi. Salah satu indicator ovulasi yang paling
kuat adalah status lender serviks yang menjadi transparan, licin, dan banyak.
2. A. ASI eksklusif
B. Pelayanan kesehatan primer
C. Imunisasi
D. Pelayanan antenatalpersalinan
E. Menyusui serta pemberian suplemen
F. Lingkungan
G. Kondisi ibu
H. Sikap orang tua
I. Aspek psikologi pada masa bayi
J. Sistem reproduksi
K. Hal-hal yang diwariskan orang tua spt bentuk tubuh
L. Kemampuan intelektual
M. Keadaan hormonal tubuh
N. Emosi dan sifat
O. Keluarga
P. Gizi
Q. Budaya setempat
R. Kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
3. Tahapan pubertas/remaja
A. Masa remaja awal (10-12 tahun)
1. Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2. Merasa ingin bebas
3. Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
B. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
1. Ingin mencari identitas diri
2. Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
3. Timbul perasaan cinta yang mendalam
4. Kemampuan berpikir abstrak makin berkembangBerkhayal mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan seksual
C. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
1. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3. Memiliki citra terhadap dirinya
4. Dapat mewujudkan perasaan cinta
5. Memiliki kemampuan berpikir abstrak

4. A.Haid pada masa ini paling teratur dan memungkinkan untuk kehamilan. Tetapi setelah
usia 40 tahun keatas akan mulai terjadi penurunan kesuburan atau fertilitas.

B. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan
gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar
atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak
mengalami gejala apa-apa.

C.Fungsi organ reproduksinya mulai turun, kadar estrogen mulai turun dan kadar hormon
gonadotropin mulai meningkat sampai timbulnya keluhan tanda-tanda menopause.
5. A. Wanita mulai cemas karena proses menstruasi

B. Wanita mulai mencari identitas diri, gambaran diri yang dipengaruhi

kelompoknya

C. Bergaul dan berkumpul dengan teman-teman yang berjenis kelamin sama

6. Dibawah ini yang bukan merupakan tahap pendekatan siklus hidup adalah :
a. Konsepsi
b. Bayi dan anak
c. Keluarga
d. Dewasa
e. Usia Lanjut

7. Dibawah ini merupakan asuhan yang diberikan pada tahap remaja, kecuali?
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Kehamilan dan persalinan yang aman
d. Peningkatan pendidikan
e. Peningkatan keterampilan

8. Peran petugas kesehatan dalam mencegah kasus kekerasan terhadap perempuan


diantaranya……, kecuali :
a. Melakukan penyuluhan
b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
c. Bermitra dan berpartisipasi dengan instansi terkait
d. Memberikan pelayanan yang dibutuhkan korban
e. Mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental

9. Berikut ini adalah asuhan yang diberikan pada tahap dewasa, kecuali?
a.Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
b. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
c. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
d. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
e. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

10. Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah menopause yang dapat dilakukan


ditingkat pelayanan dasar antara lain :
a. Pemeriksaan alat kelamin.
b. Pap Smear, IVA Test, Schiller Test.
c. Pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI )
d. Menghindari makanan yang mengandung lemak, kopi, alkohol.
e. Memberikan terapi hormone estrogen
DAFTAR PUSTAKA

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman

http://www.materikesehatan.com/2015/04/contoh-kesehatan-wanita-sepanjang.html

http://www.scribd.com/doc/79650638/Kesehatan-Wanita-Sepanjang-Siklus-Hidup-1

Anda mungkin juga menyukai