Anda di halaman 1dari 19

M.T. Ade Ardiana V.,Amd.AK.

KONSEP LABORATORIUM
KLINIK
 1.Pengertian tentang lab. Klinik
Adalah: Tempat dilakukannya suatu
pemeriksaan terhadap sampel yg
berasal dari manusia maupun hewan
percobaan yg dpt berupa darah,
cairan tubuh,feses dll. Dengan
menggunakan metode2 tertentu.
 Lab. Klinik menurut kepemilikannya :
1.Pemerintah
2.Swasta
3.Perorangan

 Lab. Klinik menurut tingkatannya :


1.Lab.klinik pratama
2.Lab.klinik utama
3.Lab klinik rujukan
2. Ruang lingkup laboratorium klinik

 Ruang lingkup internal dan eksternal


 Ruang lingkup internal meliputi :
- ruang hematologi
- ruang kimia klinik
- ruang mikrobiologi / bakteriologi
- ruang immuno serologi
- ruang parasitologi
- ruang virologi
Ruang lingkup eksternal meliputi :
- kerjasama dengan dokter
- kerjasama dengan bidan
- kerjasama dengan perawat
- kerjasama dengan radiografer
- kerjasama dengan tenaga
kesehatan lain
- kerjasama dengan lab. Klinik
lain
3.Cara Kerja Di laboratorium
Klinik
1. Persiapan alat dan reagen meliputi :
- kalibrasi alat pemeriksa
- pembuatan reagen baru

2. Sampling ada 3 :
- pre sampling puasa (8 –10 jam),
puasa berhubungan ( u/ pemeriksaan
sperma.)
- sampling : kapiler, vena, arteri
- post sampling
3. Pemberian label/data pada sampel
1) Nama,usia,pengirim,tanggal
pengambilan sample,tanggal
penerimaan sampel,
tanggal pemeriksaan, alamat,
jam pengambilan sampel.
2)pemberian tanda bahan/ sample
berbahaya/ infeksius
4. Pengolahan bahan pemeriksaan:
Bahan terkadang ada yg harus di
centrifuge dahulu sebelum dilakukan
analisa dng kecepatan 3000 rpm slm
5mnt atau disaring menggunakan
kertas saring
5. Pemeriksaan /analisa :
Preanalisa, Analisa,dan Post analisa
6. Pengisian hasil
7. Pengambilan hasil :
-tes umum bisa diambil oleh keluarga Pasien
-tes khusus langsung dikirim kedokter
pengirim
4.Pemeriksaan lab.klinik Hematologi
 Pemeriksaan Darah Lengkap (DL) terdiri dari:
1. Hb (Hemoglobin)
2. Lekosit
3. LED (Laju Endap Darah)
4. Hitung jenis lekosit (Differential Counting)
5. Trombosit
6. Hematokrit (PCV)

Pemeriksaan Hemoglobin
1. Metode Tallquist
2. Metode Cupri Sulfat
3. Metode Sahli
4. Metode Cyanmethemoglobine
Pemeriksaan Hemoglobin
1. Metode Tallquist

2. Metode Cupri Sulfat

3. Metode Sahli

4. Metode Cyanmethemoglobine
1. Metode Tallquist
Prinsip : adalah membandingkan darah asli dengan suatu
skala warna yang bertingkat-tingkat mulai dari warna
merah muda sampai warna merah tua.
Cara ini hanya mendapatkan kesan dari kadar hemoglobin
saja, sebagai dasar diambil darah = 100% = 15,8 gr
hemoglobin per 100 ml darah. Tallquist mempergunakan
skala warna dalam satu buku mulai dari merah muda
10% di tengah-tengah ada lowong dimana darah
dibandingkan dapat dilihat menjadi darah dibandingkan
secara langsung sehingga kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan antara 25-50%.
2. Metode Cupri Sulfat
Cara ini dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari
donor yang diperlukan untuk transfusi darah. Hasil dari
metode ini adalah persen dari hemoglobin. Perlu
diketahui bahwa kadar hemoglobin cukup kira-kira 80%
hemoglobin. Kadar minuman ini ditentukan dengan
setetes darah yang tenggelam dalam larutan Cuprisulfat
dengan berat jenis 1,053. (Bakri S, 1989)
3. Metode Sahli
Prinsip : Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin
dengan penambahan larutan HCl 0,1 N. Lalu kadar asam
hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang
terjadi dengan warna standar.

Cara Sahli banyak dipakai di Indonesia, walau cara ini tidak


tepat 100%, mengalami kurang darah atau darahnya masih
normal, pada pemeriksaan ini faktor kesalahan kira-kira 10%,
kelemahan cara ini berdasarkan kenyataan bahwa asam
hematin itu bukanlah merupakan larutan sejati dan juga alat
hemoglobimeter itu sukar distandarkan, selain itu tidak semua
macam hemoglobin dapat diubah hematin misalnya ;
karboxyhemoglobin, methemoglobin, sulfahemoglobin.
4. Metode Cyanmethemoglobin
Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi
cyanmethemoglobin dalam larutan drabkin yang berisi
kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbensi larutan
diukur pada panjang gelombang 540 nm. Larutan drabkin
yang dipakai untuk mengubah hemoglobin,
oxyhemoglobin, methemoglobin, dan karboxymoglobin
menjadi cyanmethemoglobin, sedang sulfhemoglobin
tidak berubah karena tidak diukur.
Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat
dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan
teliti karena standar cyanmethemoglobin yang
ditanggungkan kadarnya stabil dan dapat dibeli. Larutan
drabkin teridri atas natrium bikarbonat 1 gram, kalium
sianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg, aqudest 100
ml. (Dian Rakyat, 2006)
5. Pemeriksaan lab. kimia
klinik urine
 Sample urine :
-urine sewaktu : u/ pemeriksaan urine
lengkap (UL)
-urine pagi : u/ pemeriksaan tes
kehamilan, Bj, sedimen,
protein
-urine post pradial : u/ pemeriksaan
glukosuria
-urine 24 jam : u/ pemeriksaan protein
Pemeriksaan Urine Lengkap
 Metode Konvensional:
 Meliputi pemeriksaan
 Protein
 Reduksi

 Bilirubin

 Urobilin

 Sedimen
Pemeriksaan Protein urine ada 2 macam
cara yaitu :
Cara Asam Asetat 6 % (Uji Rebus)
Cara Sulfosalisilat 20%

Pemeriksaan Reduksi juga ada 2


macam cara yaitu:
Cara Fehling
Cara Benedict
Tes kehamilan /plano test
 Tujuan :
- u/ mengetahui kadar Hormon HCG
(hormon Human Corionic Gonadotropin)
- sample urine pagi
- tes kualitatif u/ menentukan adanya HCG
pd urine
- tes kuantitatif u/ hamil anggur ( mola
hidatidosa)
`

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai