Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PENGENDALIAN

PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN

NAMA PEMBIMBING

ABD GAFAR,S.Kep.MPH

KELOMPOK 3:

CHAERUNNISA EKA SANIA

LIDIANA AFRIANZAH PUTRI

NISRINA NUR HANIFAH

PUTRI ADITIYA ARIFANDA

SHALY AKBAR

WENDI DERMAWAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG

PRODI DIII KEPERAWATAN SOLOK

TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,wr.wb

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan karunia
beliau penulis mendapatkan kesehatan dan kekuatan fisik serta pikiran,sehingga penulis dapat
menyaelesaikan makalah dengan judul “SISTEM PENGENDALIAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN”. Makalah ini dibuat dalam ramgka memenuhi tugas terstruktur
mata kuliah ‘PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI” untuk meningkatkan pemahaman
dan kemampuan dalam mata kuliah ini.

Tidak lupa pula pada kesempatan ini dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis ucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah “PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUSI”, yaitu :
ABD GAFAR,S.Kep.MPH ,yang telah memberikan binbingan dan arahan dalam penyusunan
makalah ini,dan juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan ,dan untuk itu penulis harapkan
kritik serta masukan dari semua semua pihak untuk kelengkapan dan kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan kita semua.

Assalamualaikum,wr.wb

Solok , 24 Agustus 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4
I. Latar belakang ............................................................................................ 4
II. Rumusan masalah ....................................................................................... 5
III. Tujuan ......................................................................................... 5
IV. Manfaat Penulisan ....... ................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6

1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan dan Pembangan…..... 6


2. Tujuan Sistem pengendalian Intern Pemerintahan dan PembangunaN……... 8
3. Unsur-Unsur SPIP ………………………………………………………… 9
4. Prosedur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah……………………………….. 12
4. Penyelenggaraan SPIP ………………………………………………………... 13
5. Penerapan kegiatan pengendalian …………………………………… 16

BAB III PENUTUP…………………………………………………….................. 14


Kesimpulan ………………………..………………………………………….. 14
Saran…………………………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 15

3
BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Cikal bakal SPIP dimulai dengan adanya Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Melekat, Keputusan Menteri PAN No. 30
Tahun 1994 tentang petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat yang diperbaharui
dengan Keputusan Menteri PAN No. KEP/46/M.PAN/2004. Unsur-unsur SPIP adalah
Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan
Komunikasi, serta Pemantauan Pengendalian Intern. PP No. 60 Tahun 2008 merupakan
penjabaran lebih lanjut dari Pasal 55 ayat (4) dan Pasal (58) ayat (1) dan (2) UU No. 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Pembangunan adalah sebuah proses perbaikan yang berkesinambungan atas suatu


masyarakat atau suatu sistem sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik
lagi. Disamping itu pembangunan itu sendiri adalah sebagai usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan, perubahan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Siagian, 1980:23). Pengertian tersebut
memiliki arti bahwa pembangunan merupakan suatuproses perbaikan kualitas kehidupan
masyarakat dan bangsa secara terencana.

4
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah pokok :
1. Deskripsi Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan dan Pembangunan.
2. Tujuan, unsur-unsur, penyelenggaraan dan penerapan Kegiatan Sistem
Pengendalian Pemerintahan dan Pembangunan.

TUJUAN
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengetahui secara umum tentang Deskripsi Sistem Pengendalian Intern
Pemerintahan dan Pembangunan.
2. Mengetahui secara umum tentang Tujuan,unsure-unsur,penyelenggaraan dan
penerapan kegiatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan dan Pembangunan.

MANFAAT
Dari hasil makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca dan khususnya
Mahasiswa POLTEKKES KEMENKES PADANG PRODI DIII KEPERAWATAN
SOLOK

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan dan Pembangunan

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan


dalam bentuk penerapan hukum dan undang-undang di kawasan tertentu yang merupakan
kawasan yang berada di bawah kekuasaan mereka. Pemerintah dalam arti luas
didefinisikan sebagai suatu bentuk organisasi yang bekerja dengan tugas menjalankan
suatu sistem pemerintahan. Eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pemerintah dalam arti
sempit pengertian pemerintah adalah suatu badan persekumpulan yang memiliki
kebijakan tersendiri untuk mengelola,mengatur,serta mengatur jalannya suatu sistem
pemerintahan.

Pemerintahan adalah proses atau cara pemerintah memegang wewenang ekonomi,


politik, administrasi guna mengelola urusan-urusan negara untuk kesejahteraan
masyarakat. Pemerintahan dalam arti luas adalah semua mencakup aparatur negara yang
meliputi semua organ-organ, badan atau lembaga, alat kelengkapan negara yang
menjalankan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan negara. Lembaga negara yang
dimaksud adalah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Pemerintahan dalam arti sempit adalah semua aktivitas, fungsi, tugas dan kewajiban
yang dijalankan oleh lembaga untuk mencapaitujuan negara. Pemerintah dalam artiluas
adalah semua aktivitas yang terorganisasi yang bersumber pada kedaulatan dan
kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat, atau penduduk danwilayah
negaraitu demi tercapainya tujuan negara. Pemerintahan juga dapat didefinisikan dari
segistruktural fungsional sebagai sebuah sistem struktur dan organisasi dari berbagai dari
berbagai macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mencapai
tujuan negara(Haryantodkk, 1997:2-3).

6
Definisi pemerintahan menurut beberapa ahli:

A. Aim abdulkarim
Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam
menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan kepentingan Negara.
B. MintoRahayu
Pemerintahan merupakan suatu seni adalah hal yang wajar, yaitu kemampuan
menggerakkan organisasi-organisasi, administrator, dan kekuasaan
kepemimpinan, serta kemampuan menciptakan, atau kemampuan mendalangi
bawahan serta mengatur lakon pemerintah sebagai penguasa.
C. J. Kristiadi
Pemerintahan merupakan kegiatan memerintah yang dilakukan oleh
pemerintah yang melakukan kekuasaan memerintah atas nama Negara
terhadap orang yang diperintah (masyarakat).
D. Hanif nurcholis
Pemerintahan adalah semua urusan untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
E. Muhadam labolo
Pemerintahan merupakan kebutuhan yang diadakan untuk kemudian dihindari
pada titik tertentu.

Sistem Pengendalian Intern (SPI) dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 didefinisikan


sebagai berikut :Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undanganan.

Sedangkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah didefinisikan sebagai berikut:


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah Sistem
Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.Untuk memahami definisi di atas sebaiknya dipahami
beberapa variable definisi sebagaimana diuraikan di bawah ini, yaitu:

7
Kriteria Tujuan Penyelenggaraan Penerapan SPIP yaitu Untuk Memberikan
Keyakinan yang Memadai Atas Tercapainya Tujuan Organisasi. Variabel ini menyatakan
bahwa penyelenggaraan penerapan SPIP ditujukan untuk memberikan keyakinan yang
memadai atas tercapainya tujuan organisasi.

Pembangunan adalah sebuah proses perbaikan yang berkesinambungan atas suatu


masyarakat atau suatu sistem sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik
lagi. Disamping itu pembangunan itu sendiri adalah sebagai usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan, perubahan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Siagian, 1980:23). Pengertian tersebut
memiliki arti bahwa pembangunan merupakan suatu proses perbaikan kualitas kehidupan
masyarakat dan bangsa secara terencana.

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang


berkesinambungan yang meliputi segala aspek kehidupan masyarakat dan negara untuk
mencapai tujuan nasional yang tertuang dalam UUD 1945. Pembangunan nasional
dilaksanakan secara berkesinambungan dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004
Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappeda mempunyai peranan yang
penting di dalam melaksanakan perencanaan daerah. Perencanaan pembangunan daerah
yang direncakan oleh Bappeda dimulai dari tingkat desa/ kelurahan, kecamatan,
kabupaten dan kota, hingga tingkat propinsi melalui Musrenbang (Musyawarah
Perencanaan Pembangunan). Dalam perencanaan pembangunan daerah ini diperlukan
adanya partisipasi masyarakat lokal dalam pelaksanaan pembangunan didaerahnya

2.2 Tujuan Sistem pengendalian Intern Pemerintahan dan Pembangunan

Tujuan dibuat dan dilaksanakannya suatu aturan atau sistem tentunya mempunyai arti
dan tujuan yang harus dicapai oleh pembuat aturan atau sistem. Menurut Bastian &
Soepriyanto (2002, hal.203) Tujuan Sistem Pengendalian Internal adalah:
1. Menjaga Kekayaan Organisasi.
Kekayaan organisasi dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupun rusak secara tidak
sengaja, demikian juga untuk aktiva tidak nyata, seperti dokumen penting, surat
berharga, dan catatan keuangan. Sistem pengendalian internal dibentuk guna

8
mencegah ataupun menemukan aktiva yang hilang dan catatan pembukuan pada saat
yang tepat.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji kecermatannya untuk
melaksanakan operasi Sistem pengendalian internal dapat mencegahdan menemukan
kesalahan pada saat yang tepat.
3. Mendorong efisiensi.
Pengendalian dalam organisasi ditujukan untuk menghindari pekerjaan berganda
yang tidak perlu, dan mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk
pencegahan terhadap penggunaan sumber dana yang tidak efisien.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sistem pengendalian.Internal memberikan jaminan bahwa prosedur tersebut dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan.

Menurut peraturan Pemerintah No.60 tahun 2008 sistem pengendalian internal


Pemerintah (SPIP) bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap empat
hal, yaitu
1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
2. Keandalan pelaporan keuangan.
3. Pengamanan aset Negara.
4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

2.3 Unsur-Unsur SPIP


Dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 , SPIP memiliki 5 (lima)
unsur penting sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian.
2. Penilaian Risiko.
3. Kegiatan Pengendalian.
4. Komunikasi dan Informasi.
5. Pemantauan.

9
Penjelasan mengenai 5 unsur pengendalian adalah sebagai berikut:
A. Lingkungan pengendalian
Sebagaimana dimaksud diciptakan oleh pimpinan instansi pemerintah yang
merupakan dasar fondasi SPIP melalui:
1. Penegakan integritas dan nilai etika. yang intinya kejujuran atas tindakan dan
ucapan yang merupakan cerminan dari nilai etika dasar,menurut Josepfson
Institute.
2. Komitmen terhadap kompetensi, agar tidak tergantung satu orang.
3. Kepemimpinan yang kondusif.
Kepemimpinan yang selalu mengambil keputusan dengan mempertimbangkan
resiko yang akan terjadi.
4. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan.
5. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat.
Menurut Hasibuan (2007:68),Pendelegasian wewenang adalah memberikan
sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator(pemberi wewenang)kepada
delegate(penerima wewenang)untuk dikerjakannya atas nama delegatorMenurut
Stoner (2000:434)dalam Kesumnajaya (2010),pendelegasian wewenang adalah
pelimpahan wewenang formal dan tanggung jawab kepada seorang bawahan
untuk menyelesaikan aktivitas tertentu.Pendelegasian wewenang adalah
konsekuensi dari semakin besarnya organisasi.Bila atasan menghadapi banyak
pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu
melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar pimpinan dapat
mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi.Berdasarkan
pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa pendelegasian wewenang
adalah pemberian wewenang dan tangung jawab kepada orang-orang yang
ditunjuk oleh pemegang wewenang.
6. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia.
7. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif.
Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang efektif mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah pasal 11,yakni:a).Memberikan keyakinan yang memadai atas
ketaatan, kehematan,efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan
tugas dan fungsi instansi pemerintah;b).Memberikan peringatan dini dan
10
meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsi instansi pemerintah;Dan c).Memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
8. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

B. Kegiatan Pengendalian.
Penerapan kegiatan pengendalian menurut pasal 16 ayat 2 PP Nomor 60 Tahun
2008, sekurang-kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi Pemerintah;
2. Kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko;
3. Kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi
Pemerintah;
4. Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;
5. Prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara
tertulis; dan
6. Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan
tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.

C. Komunikasi dan Informasi.


Unsur komunikasi dan informasi merupakan pencerminan interaksi antar
strata(lapisan/tingkat) pemerintahan dan/atau antara pimpinan, pegawai, dan metode
kerja dalam mencapai tujuan dan/atau kinerja yang ditetapkan. Komunikasi dan
informasi wajib diselenggarakan dengan efektif dan untuk menyelenggarakan
komunikasi yang efektif maka pimpinan instansi pemerintah harus menyediakan dan
memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi serta mengelola,
mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus (Pasal 42
PP Nomor 60 tahun 2008).

Pemantauan Sistem Pengendalian Intern Pemantauan Sistem Pengendalian Intern.


Sebagaimana dimaksud pada Pasal 43 PP Nomor 60 Tahun 2008 ayat (1) dilaksanakan
melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil
audit dan reviu lainnya. Pemantauan adalah pencerminan penerapan kegiatan
pengendalian dan komunikasi pengendalian yang terus menerus dilakukan pada suatu
instansi pemerintah.
11
2.4 Prosedur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain dari lingkungan
pengendalian dan sistem akuntansi, yang dibuat manajemen untuk memenuhi tujuan.
Menurut Bambang Hartadi (dalam Tenun Sembiring, 2009), untuk mencapai tujuan
Pengendalian Internal harus mempunyai enam prosedur yaitu :
a.Pemisahan
Fungsi Adanya pemisahan fungsi akan dapat dicapai suatu efisiensi
pelaksanaan tugas. Disamping itu ditinjau dari sistem pengendalian adanya
pemisahan fungsi, akan dapat suatu cek silang secara otomatis atas suatu pekerjaan
atau pelaksanaan suatu transasi.

b.Prosedur Pemberian Wewenang


Tujuan prosedur ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah
diotorisasi oleh orang yang berwewenang, otorisasi dapat berupa otorisasi umum
dan otorisasi khusus. Otorisasi umum menyangkut kondisi umum, misalnya,
adanya otorisasi terhadap daftar harga standard an kredit untuk penjualan.Otorisasi
khusus, berhubungan dengan transaksi perorangan, yaitu otorisasi penjualan
khusus, penggajian atau transaksi pembelian. Bukti otorisasi khusus adalah adanya
dokumentasi pada waktu terjadinya transaksi.

c.Prosedur Dukumentasi
Dokumentasi yang layak adalah penting untuk terciptanya sistem
pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan
tanggung jawab untuk pelaksanaan dan pencatatan transaksi.Dokumentasi dapat
berbentuk faktur-faktur,voucher-voucher, tanda tangan, initial/paraf, dan cap
persetujuan. Adanya pemberian angka cetak pada setiap jenis dokumen adalah
membantu terciptanya memelihara pengawasan transaksi.

d.Prosedur dan Catatan Akuntansi


Prosedur ini menekankan pencatatan transaksi dalam bagian akuntansi.
Tujuan pengendalian ini adalah, pertama dapat disiapkan atau dibuatnya catatan-

12
catatan akuntansi yang teliti secara cepat, kedua data akuntansi dapat dilaporkan
kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu.

e.Pengawasan fisik atas aktiva dan catatan akuntansi


Pengawasan fisik berhubungan dengan (1) alat keamanan dan ukuran untuk
menyelamatkan aktiva, catatan akuntansi, dan formulir tercetak yang gagal
penggunaannya, (2) penggunaan alat yang mekanis dan elektronis dalam
pelaksanaan dan pencatatan transaksi.

f.Pemeriksaan Intern secara bebas


Prosedur ini dirancang untuk menentukan apakah unsur-unsur yang lain
dalm sistem bekerja atau tidak. Agar prosedur ini efektif maka ada 3 syarat, yaitu
(1) pengawasan dilakukan oleh orang yang bebas dan yang bertanggungjawab
untuk data tersebut, (2) Pengawasan harus dilakukan pada saat atau waktu yang
beralasan dan mendadak atau pemberitahuan terlebih dahulu, (3) Penyimpanan
harus dilaporkan kepada manajemen dan yang berhak mengambil tindakan
perbaikan.

2.5 Penyelenggaraan SPIP Berdasarkan PP Nomor 62.

1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan


Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan adalah instansi pemerintah yang
tidak menjalankan roda pemerintahan secara langsung, melainkan menjadi bagian dari
pengawas terhadap berjalannya roda pemerintahan itu sendiri baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya BPKP hanya bertanggung jawab
Kepada Presiden. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur didalam Peraturan Pemerintah
NO 60.Tahun 2008 adalah:“Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, yang
selanjutnya disingkat BPKP, adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung
jawab langsung kepada Presiden”Setelah melaksanakan tugas pengawasan, aparat
pengawasan intern pemerintah wajib membuat laporan hasil pengawasan dan
menyampaikannya kepada pimpinan instansi pemerintah yang diawasi.Dalam hal BPKP
melaksanakan pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara sebagaimana

13
dimaksud dalam pasal 49 ayat (2) huruf b, laporan hasil pengawasan disampaikan kepada
Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara dan kepada pimpinan instansi pemerintah yang diawasi.
Secara berkala, berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), BPKP
menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan
tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Secara berkala,
berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),inspektorat jenderal
Peran Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan adalah melaksanakan pengawasan
intern, inspektorat provinsi, dan inspektorat kabupaten/kota menyusun dan menyampaikan
ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada menteri/pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya dengan tembusan kepada
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

2.6 Peran BPKP Terhadap SPIP


Sebagai badan Pengawas tentunya BPKP memiliki peran dalam sistem pengendalian
intern pemerintah, melalui tugasnya yang mengawasi tentu menemukan kekurangan bahkan
kelemahan sistem yang ada. Dan
mengetahui pula pada tahap mana sistem itu yang harus di perbaiki bahkan diganti.Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan melakukan pengawasan terhadap akuntabilitas
keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdadasarkan penetapan oleh menteri keuangan
selaku bendahara negara
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan presiden

Pembinaan SPIP yang dilakukan oleh BPKP meliputi:


a. Penyusunan Pedoman teknik Penyelenggaraan SPIP
b. Sosialisasi SPIP
c. Pendidikan dan Pelatihan SPIP
d.Pembimbingan dan konsultasi SPIP
e. Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawas intern pemerintah

2.7Kedudukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

14
Dalam menjalankan fungsinya sebagai badan pengawasan yang hanya bertanggung
jawab kepada presiden, maka BPKP tentunya mempunyai ke
dudukan pada pemerintahan. Sehingga terlihat kepada siapa bertanggung jawab dan kepada
siapa berkoordinasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sehingga berjalan terukur dan
berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kedudukan BPKP sebagai pengawas atau
disebut juga sebagai internal auditor pemerintah melakukan tugasnya dengan memriksa
laporan keuangan yang telah
disajikan oleh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk kemudian dilakukan
pemeriksaan, setelah dilakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh BPKP itu sendiri lalu
BPKP membuat laporan audit berdasarkan laporan yang ada yang disajikan sebelumnya,
yang mana laporan yang dibuat oleh BPKP adalah laporan hasil auditan yang kemudian di
berikan kepada pemakai informasi laporan keuangan tersebut yaitu presiden.Dari hasil
laporan yang disajikan BPKP, tentu ada rekomendasi yang diberikan kepada pimpinan
puncak untuk dilakukan perbaikan kedepannya, sehingga pemakai informasi keuangan dapat
mengambil keputusan yang tepat. Dan menghasilkan pemerintahan yang baik yang sesuai
cita-cita pemerintahan yaitu
pemerintahan yang bersih efektif, efisien dan transparan. Begitu juga halnya jika audit atau
pembinaan dilakukan oleh BPKP terhadap pemerintah daerah, yang mana pemerintah daerah
mengajukan atau berkoordinasi untuk melihat sejauh mana SPI pemerintah yang dipimpinnya
tersebut dijalankan, untuk kemudian dilakukan perbaikan atau pembinaan terhadap pegawai
yang belum memahami SPI atau kurang memiliki kompetensi untuk menjalankannya, maka
BPKP mengkaji SPI pemerintahan tersebut terlebih dahulu untuk kemudian memberikan
rekomendasi terhadap pemerintah daerah yang bersangkutan.

Tahun 2008 maka untuk menyelenggarakan SPIP diperlukan hal-hal sebagai


berikut.
Pengaturan Penyelenggaraan
Pasal 58 UU No. 1 Tahun 2004 menyatakan “Dalam rangka meningkatkan kinerja,
transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala
Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan
pemerintahan secara menyeluruh. Sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud
ditetapkan dengan peraturan pemerintah”. Sebagai tindak lanjut, Pemerintah telah
menetapkan PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP yang berlaku bagi penyelenggaraan
15
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dalam pasal 60 PP 60 Tahun 2008 disebutkan
bahwa ketentuan penyelenggaraan SPIP di tingkat Pemerintah Daerah diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Kepala Daerah dengan tetap berpedoman pada PP 60 Tahun 2010.

Penerapan
Pasal 55 Ayat 4 UU No.1 Tahun 2004 menyatakan bahwa Menteri/pimpinan lembaga
selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa
pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan. Pasal 56 Ayat 4 UU No.1 Tahun 2004 menyatakan bahwa Kepala satuan
kerja perangkat daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan
pernyataan bahwa pengelolaan APBD telah diselenggarakan berdasarkan sistem
pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan.
Penguatan Efektivitas Penyelenggaraan SPIP Pada pasal 43 PP No. 60 Tahun 2008
dinyatakan bahwa “Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota
bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di
lingkungan masing-masing”.

2.7 PENERAPAN KEGIATAN PENGENDALIAN


Penerapan kegiatan pengendalian menurut Pasal 16 ayat 3 PP No. 60 Tahun 2008
dilakukan dalam bentuk sebagai berikut
1. Review atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan
2. Pembinaan sumber daya manusia
3. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi
4. Pengendalian fisik atas asset
5. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja
6. Pemisahan fungsi
7. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting
8. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian
9. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya
10. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya
11. Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan -
kejadian penting.
16
Pemerintahan Umum Merencanakan Pembangunan Wilayah Negara
Suatu Negara di bangun atas dasar potensi,kebutuhan rakyat,keadaan wilayah dan
Negara tersebut.wilayah Negara berupa lingkungan yang memiliki berbagai macam karakter
dan potensi social maupun ekonomi yang dapat di manfaatkan bagi kepentingan masyarakat
setempat maupun kepentingan nasional.
Ini berarti bahwa pemerintahan umum dengan kewenangan yang dimilikinya wajib
membangun wilayah Negara melalui perencanaan kedepan melalui perhitungan yang
masak.Perencanaan ini wajib dilakukan oleh pusat,walaupun pelaksanaannya tetap
dilaksanakan secara dekonsentrasi maupun otonomi.Misalnya,merencanakan jaringan jalan
raya ssecara nasional,hubungan pelayaran antar pulau,pembangunan jalan kereta
api,pembangunan kota dll.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kata kunci Pengendalian adalah “Proses” dari manajemen penyelenggaraan
pemerintahan dan merupakan “Tone at the Top”, dimana peran yang besar datangnya dari
Pimpinan.
SPIP lebih banyak ditekankan kepada soft controls yaitu Perangkat Pengendalian yang
Sifatnya tidak berwujud karena lebih sukar dan sulit ditata daripada Hard controls. Sebagai
contoh soft control: nilai etika dasar dari pegawai, dimana intinya kejujuran atas tindakan
dan ucapan yang merupakan cerminan dari nilai etika dasar. Hard controls yaitu Perangkat
Pengendalian yang Sifatnya berwujud dan mudah ditata, sebagai contoh pengelolaan
pemakaian kendaraan dinas, rumah dinas yang merupakan aset-aset milik negara.
Pengendalian adalah Proses yang hidup dan berkembang pada organisasi dan bukan
sesuatu yang bersifat formalitas, sedangkan Lingkungan Pengendalian merupakan fondasi
dari SPIP. Penilaian risiko dilakukan karena Risiko merupakan sesuatu yang ada unsur
ketidakpastian dan tidak pasti kapan akan terjadi karena merupakan potensi masalah dimasa
yang akan datang.
Kegiatan pengendalian dilaksanakan sesuai dengan ukuran, kompleksitas proses
manajemen, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi pemerintah. Kegiatan pengendalian
merupakan pencerminan dari aktualisasi penerapan kebijakan SPIP oleh suatu instansi
pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan pengendalian yang ditetapkan secara keseluruhan
dan pada titik-titik proses manajemenyang memerlukan pengendalian sesuai kebutuhan.
3.2 SARAN
Betapa penting nya system penyelenggaraan intern pemerintahan dan pembangunan.Dengan
adanya penjabaran tentang SPIP dan Pembanguna dia atas, maka hendak nya mahasiswa
mampu mengetahui bagaimana definisi,unsur-unsur,tujuan,penyelenggaraan,penerapan dari
system penyelenggaraan intern pemerintah dan pembangunan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H. dkk, (2002). Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta:
Bumi Aksara
Pokok-Pokok Penyelenggaraan Pemerintahan Umum (2004)
https://books.google.co.id/books?id=coUs3aBV75MC&printsec=frontcover&dq=buku+sistem+
pengendalian+pemerintah+dan+pembangunan&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=buk
u%20sistem%20pengendalian%20pemerintah%20dan%20pembangunan&f=false

Nuning Hindriani,Imam Hanafi, Tjahjanulin Domai


(2012). “Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Dalam
Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran di Daerah
. Jurnal Wacana
-
Vol.15.No.3
Diana Sari (2012). “Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Transparansi Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah”.
SNAB

Rujukan jurnal:

http://fe.unp.ac.id/sites/default/files/unggahan/23.%20Maya%20Sari%20%28hal%20569-
577%29_0.pdf

http://pusdiklatmigas.esdm.go.id/file/m1_-_Gambaran_Umum_---_Rela_Driteny.pdf

https://nikoarwenda.files.wordpress.com/2014/11/1ka25-pkn-tugas-29112014-1c114899-
nikoarwenda.pdf

19
PERTANYAAN:

1. Cika Rahayu:
Apa upaya pemerintah dalam pengendalian sumber daya manusia yang baik?
2. Retno Pujiyanti:
Contoh pembinaan sumber daya manusia?
3. Khairunnisa Jasman:
Apa yang terjadi pada suatu pemerintahan jika tidak ada pengendalian korupsi?

20

Anda mungkin juga menyukai