Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Teori Tentang Implikasi Transkultural Dalam Praktik Keperawatan


1. Teori Daun Jarak
a. Pengertian daun jarak
Tanaman jarak merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk liar dan dapat
tumbuh dengan baik diberbagai wilayah, terutamanya tanah kosong, daerah pantai, dan
bahkan hutan. Namun dengan perkembangan zaman tanaman jarak dikembangbiakan
dalam sutau perkebunan. Tanaman jarak ini juga termasuk kedalam tanaman perdu, yang
memiliki daun tunggal menjari antara 7 – 9, dengan diameter rata – rata antara 10 – 40
cm ( wikipedia.org ).
Berbicara tentang tanaman jarak biasanya digunakan untuk bahan penelitian
untuk mengatasi berbagai macam penyakit, terutamanya penyakit terapi kanker karena
jarak tersebut memiliki kandungan minyak dan senyawa yang di hasilkan sangat bagus
dan memiliki peranan yang baik ( Sopianm, 2005 )
Menurut defenisi, morfologi tumbuhan tidak hanya di uraikan berdasarkan bentuk
dan susunan tumbuhan saja, melainkan juga fungsi dari masing – masing bagian dalam
kehidupan tumbuhan dan selanjutnya mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan
tubuh tersebut. Maka dari itu tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan yang beraneka
ragam ( Tjitrosoepomo, 2003 ).
Tanaman jarak memiliki ketinggian 1- 7 m, bercabang tidak beraturan ( Hariyadi,
2005 ). Umur tanaman jarak mencapai 50 tahun dan percabangan banyak mengandung
getak ( lateks ). Pada umumnya tanaman jarak di setiap bagian beracun sehingga tanaman
ini hampir tidak pernah terkena hama ( Syah, 2006 ). Tanaman jarak ini juga dapat di
perbanyakan dengan dua cara yaitu stek dan biji ( Prihandana dan Hendroko, 2006 ).
1. Daun
Daun jarak berbentuk tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun
menjari dengan 5 -7 tulang utama, daun berwarna hijau degan permukaan
bawah hijau pucat dibandingkan dengan permukaan atas yang cerah (
Hariyadi, 2005 ). Panjang dan lebar daun berkisar 6 – 15 cm ( Pribhandana
dan Hendroko, 2006 ). Pada musim kemarau yang sangat panjang, tanaman ini
akan mengugurkan daunnya ( Syah, 2006 ).
2. Batang
Batang jarak berkayu, berbentuk silindris, dan bila terluka akan mengeluarkan
getah ( Hariyadi, 2005 ). Fungsiu utama batang adalah pada sistem
percabangan yang akan mendukung perluasan bidang fotosintesi serta
merupakan sebuah tranpor utama air, udara, unsur hara dan bahan organik
sebagai fotosintat ( Nugroho, et al.,2006 cit. Cahaya, 2008 ).
3. Bunga
Bunga tanaman jarak tersusun dari dua bagian yaitu bunga berkelamin satu(
uniseksual ) dan berkelamin dua biseksual. Biasanya terdiri dari 100 bunga
atau lebih, dengan persentasi betina 5 – 10 %. Bunga jantan mempunyai 10
tangkai sari yang tersusun dari dua lingkaran, masih – masing berisi limia
tangkai sari yang menyatu. Penyerbukan bunga tanaman jarak di bantu dengan
serangga, yang akan menghasilkan nektar yang mudah terlihat dan memiliki
bau yang harum ( Diktorat Budidaya Tanamana Tahunan, 2007 )
4. Buah
Buah jarak berbentuk kendaga, oval, berupa buah kotak, berdiameter 2 -4 cm.
Pembentukan buah ini membutuhkan waktu selama 90 hari dari pembungaan
sampai matang. Dalam satu tangkai akan terdapa bunga, buah muda serta
buah yang sudah kering, buah jarak terbagi menjadi tiga ruang yang masing p
masing ruang bersisi 3 – 4 biji ( Prihandana dan Hendroko, 2006 )
5. Biji
Biji tanaman jarak berbentuk oval lonjong, berwarna kecoklat hitaman,
dengan ukuran panjang 2 cm, tebal 1 cm dan berat rata – rata 0,4 – 0,6 gram
perbiji ( Pribahandana dan Hendroko, 2006 )
b. Kandungan Daun Jarak

stigmas-5-en-triakontranol, alfa-amirin, kaempesterol, beta-sitosterol, 7-keto-


betasitosterol, stigmasterol, 3-beta-7-alfadiol, viteksin, isoviteksin, dan asam sianida
(HCN). Daun mengandung saponin, flavonoida, tannin dan senyawa polifenol. Batang
mengandung sponin, flavonoida, tannin dan senyawa –senyawa polifenol. Getahnya
mengandung tannin 11–18 %. Bijinya mengandung berbagai senyawa alkaloida, saponin,
dan sejenis protein beracun yang disebut kursin. Biji mengandung 35–45 % minyak
lemak, yang terdiri dari berbagai trigliserida asam palmitat, stearat, dan kurkanolat.

c. Manfaat Daun Jarak

Dalam kesehatan daun jarak dapat digunakan sebagai obat dan kosmetik. dalam
pemakaian sebagai obat daun jarak berkhasiat sebagai antipiretik (penurun panas),
anthelmintik (obat cacing), obat sakit perut, obat luka, menjaga stamina tubuh, untuk
menyembuhkan batuk dan sesak nafas, untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan
orang dewasa, obat korengan, merupakan sumber pupuk organic dan pakan ternak setelah
mengalami proses Detoksifikasi ( penghilangan racun ).

d. Fungsi Tanaman Jarak (Ricinus Communis) Terhadap Bidang Farmasi


1. Kandungan
 Triakonranol, alfa-amirin, kaempesterol, beta-sitosterol, 7-keto-
betasitosterol, stigmasterol, stigmas 5-en-3-beta-7-alfadiol, viteksin,
isoviteksin, dan asam sianida (HCN)
 Daun mengandung sponin
 Batang mengandung sponin, dan senyawa-senyawa polifenol
 Getahnya mengandung tannin 11-18%
 Bijinya mengandung berbagai senyawa alkaloida, saponin, dan sejenis
protein beracun yang disebut kursin. Biji mengandung 35-45% minyak
 Lemak, yang terdiri dari berbagai trigliserida asam palmitat, stearat, dan
kurkonalat. Biji jarak selain mempunyai kandungan minyak, juga
mengandung protein dan senyawa lain, seperti terlihat pada table berikut :
Senyawa Kandungan (%)
Minyak/lemak 38
Protein 18
Serat 15,5
Air 6,2
Abu 5,3
Karbohidrat 17

e. Cara Pengolahan Daun Jarak

1. Ambil 5-6 helai daun jarak

2. Kemudian cuci daun

3. Setelah itu remas daun jarak

4. Lalu borehkan di pusar bagian perut dan diamkan

5. Lakukan cara itu sampai panas turun

f. Kasus
Pengobatan demam dengan daun jarak

2. Teori Demam
International Union of Physiological Sciences Commission for Thermal Physiology
mendefinisikan demam sebagai suatu keadaan peningkatan suhu inti, yang sering (tetapi
tidak seharusnya) merupakan bagian dari respons pertahanan organism multiselular
(host ) terhadap invasi mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau
dianggap asing oleh host. El-Rahdi dan kawan-kawan mendefinisika demam
(pi reksi a) dari segi pat ofisiologi s dan kli ni s. S ecara pat ofi siol ogi s
dem am adal ah peningkatan thermoregulatory set point dari pusat hipotalamus yang
diperantarai oleh interleukin 1 (IL-1). Sedangkan secara klinis demam adalah
peningkatan suhu tubuh 1°C atau lebih besar di atas nilai rerata suhu normal di
tempat pencatatan. Sebagai respons terhadap perubahan set point ini, terjadi proses
aktif untuk mencapai set point yang baru. Hal ini dicapai secara fisiologis dengan
meminimalkan pelepasan panas dan memproduksi panas.

Suhu tubuh normal bervariasi sesuai irama suhu circardian (variasi


diurnal). Suhu terendah dicapai pada pagi hari pukul 04.00 – 06.00 dan tertinggi
pada awal malam hari pukul 16.00 – 18.00. Kurva demam biasanya juga mengikuti pola
diurnalini. Suhu tubuh juga dipengaruhi oleh faktor individu dan lingkungan, meliputi
usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan suhu udara ambien. Oleh karena itu jelas bahwa
t idak ada nil ai t unggal unt uk suhu t ubuh norm al. Hasil pengukuran suhu
t ubuh bervariasi tergantung pada tempat pengukuran

3. Teori Implikasi Transkultural

Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pa da proses belajar


dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan
dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya
atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Asumsi mendasar dari teori adalah
perilaku Caring. Caring adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang
dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring
semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa
pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai
segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human
caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi
diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

Mempertahankan budaya yaitu strategi yang pertama dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implemenasi keperawatan diberikan sesuai
nilai- nilai yang relevan yang telah di miliki klien, sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya. Negosiasi budaya merupakan stategi yang kedua yaitu
intervensi dan implementasi keperawatan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya
tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya.

2.2 Implikasi Transkultural Dalam Pengkajian Keperawatan

1. Pengkajian Demam Menurut Transcultural

 Badan terasa panas


 Kepala sakit
 Stamina berkurang
 Muka merah
 Muntah-muntah
 Bibir pucat
 Badan menggigil kedinginan
 Nafsu makan berkurang
 Selera makan teras pahit

2. Implikasi Transkultural Dalam Rumusan Diagnosa Keperawatan

Dari tanda-tanda pengkajian diatas maka pasien dapat di diagnosa “Demam”

3. Implikasi Transkultural Dalam Perencanaan Keperawatan


 Suhu tubuh kembali normal
 Selera makan naik kembali
 Rasa menggigil ditubuh hilang
 Tidak muntah-muntah
 Stamina kembali naik
 Bibir tidak pucat
4. Implikasi Transkultural Dalam Implementasi Keperawatan
 Ambil 5-6 helai daun jarak
 Kemudian cuci daun
 Setelah itu remas daun jarak
 Lalu borehkan di pusar bagian perut dan diamkan
 Dan letakkan daun jarak di jidat
 Lakukan cara itu sampai panas turun

5. Implikasi Transkultural Dalam Evaluasi Keperawatan


 Tidak menunjukkan tanda dan gejala demam lagi
 Suhu tubuh sudah menurun
 Badan kembali seperti sebelum demam

Anda mungkin juga menyukai