TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Pengertian
keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan yang dapat dilaksanakan
keluarga sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
atau adopsi, yang tinggal dalam satu rumah, mengadakan interaksi dan komunikasi
adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling
yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang hidup bersama
10
11
dalam satu rumah tangga, anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
kompleks dalam posisi, peran, dan aturan atau nilai-nilai yang menjadi dasar struktur
atau organisasi keluarga. Struktur keluarga tersebut memiliki cirri-ciri antara lain:
a. Terorganisasi
dan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya (Widyanto, 2014).
b. Keterbatasan
dan fungsi tersebut cenderung berbeda dank has, yang menunjukkan adanya cirri
perbedaan dan kekhususan. Misalnya saja ayah sebagai pencari nafkah utama dan
3. Tipe Keluarga
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
2) The dyad family, yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang hidup
3) Keluarga usila, yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
4) The childless family, yaitu keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
5) The extended family (keluarga besar), yaitu keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family
disertai paman, bibi, orang tua (kakek dan nenek), keponakan, dan lain
sebagainya
6) The single parent family (keluarga duda atau janda), yaitu keluarga yang
terdiri dari satu orang tua bisa ayah atau ibu. Penyebabnya dapat terjadi
7) Commuter family, yaitu keluarga dengan kedua orang tua bekerja di kota
yang berbeda, tetapi setiap akhir pecan semua anggota keluarga dapat
10) Blended family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
11) The single adult living alonel single adult family, yaitu keluarga yang terdiri
dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
1) The unmarried teenage mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
bersama.
5) Gay and lesbian families, yaitu keluarga dengan seseorang yang mempunyai
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk seksual
8) Group network family, yaitu keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau
nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-
membesarkan anaknya.
9) Foster family, yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
10) Homeless family, yaitu keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang
11) Gang, yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda
(Widyanto, 2014).
15
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil akhir atau akibat dari
a. Fungsi Afektif
Fungsi ini berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
c. Fungsi Reproduksi
1. Pengertian Lansia
sekelompok seusia, mengambil dan beradaptasi terhadap peran sosial dengan cara
yang fleksibel, serta membuat pengaturan hidup atau kegiatan fisik yang
berkaitan. Sampai saat ini banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang
proses menua yang tidak seragam. Secara umum, proses menua didefinisikan
sebaga i perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif dan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas
manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural yang disebut sebagai
yang akan menyebabkan kita menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang
dramatik seperti stroke, infark miokard, koma asidotik, metastasis kanker, dsb
alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. musalnya, dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot susunan saraf dan jaringan lainnya, hingga
tubuh “mati” sedikit demi sedikit. Kecepatan proses menua setiap individu pada
organ tubuh tidak akan sama. ada kalanya seseorang belum tergolong lanjut
Ada pula orang telah tergolong lanjut usia, penampilannya masih sehat, segar bugar,
dan badan tegap. Walaupun demikian harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai pada satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. WHO
dan UU Nomor 13 Tahun 1998 menyebutkan bahwa 60 tahun usia permulaan tua.
Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang beransur ansur
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan
usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap
18
lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan
tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Lanjut usia adalah keadaan yang
kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan
untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi dan Makhfudli,
2009).
2. Batasan Lansia
a. Berikut ini adalah batasan batasan umur yang mencakup batasan umur
lansia dari pendapat berbagai ahli yang dikutip dari Nugroho (2000, dalam
Efendi, 2009).
Menurut UU Nomor 13 Tahun 1998 dalam BAB I Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi
Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi
c. Masa dewasa penuh atau maturitas (middle years) : 25-60 atau 65 tahun
3. Tipe-tipe Lansia
diantaranya:
b. Tipe mandiri
20
yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta
memenuhi undangan.
d. Tipe pasrah
e. Tipe binggung
pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan
1) Tipe optimis
dalam bentuk bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk
2) Tipe konstruktif
21
tinggi, humoris, fleksibel dan sadar diri. Biasanya sifat ini terlihat sejak muda.
3) Tipe ketergantungan
Lansia ini masih dapat diterima ditengah masyarakat, tetapi selalu pasif,
tidak berambisi, masih sadar diri, tidak mempunyai inisiatif, dan tidak praktis
dalam bertindak.
4) Tipe defensif
Lansia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang dan bisa
menjadi panutan.
7) Tipe bermusuhan
yang tidak stabil disaat muda, menganggap menjadi tua sebagai hal yang tidak
22
baik, takut mati, iri hati pada orang yang masih muda, senag mengadu untung
lanjut sebagai masa yang tidak menarik dan berguna (Dewi. S,2014).
Perawat perlu mengenal tipe lanjut usia sehingga dapat menghindari kesalahan
atau kekeliruan dalam melaksanakan pendekatan perawatan. Tentu saja tipe tersebut
hanya suatu pedoman umum. Dalam praktiknya, berbagai variasi dapat ditemukan.
Menurut kemampuan dalam diri sendiri, lanjut usia dapat digolongkan dalam
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi,
a. Teori Biologi
1) Teori genetik
Teori genetik ini menyebutkan bahwa manusia dan hewan terlahir dengan
Setiap spesies di dalam inti selnya memilıki suatu jam genetik/jam biologis
sendiri dan setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah
diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jam ini berhenti berputar
disebutkan bahwa proses menua terjadi akibat kelebihan usaha dan stres yang
3) Teori nutrisi
Teori nutrisi menyatakan bahwa proses menua dan kualitas proses menua
bergizi dalam rentang hidupnya, maka ia akan hidup lebih lama dengan sehat
(Dewi, S, 2014).
24
Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik akibat
DNA dan RNA dan dalam proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini
atau perubahan sel normal menjadi sel kanker atau penyakit (Dewi, S, 2014).
5) Teori stres
Menurut teori ini, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia
(Dewi, S, 2014).
25
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia, sel-sel yang tua
dan usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan
(Dewi, S, 2014).
b. Teori Psikologis
yang sangat penting untuk menjaga késehatan mental. Menurut teori ini
fısiknya(Dewi, S, 2014).
26
b) Remaja dan dewasa muda; mulai memiliki konsep tujuan hidup yang
spesifik
c) Dewasa tengah; mulai memiliki tujuan hidup yang lebih kongkrit dan
S, 2014).
lansia adalah integrity versus despair. Jika lansia dapat menemukan arti dari
hidup yang dıjalaninya, maka lansia akan memiliki integritas ego untuk
menyesuaikan dan mengatur proses menua yang dialaminya. Jika lansia tidak
memilikı integritas maka ia akan marah, depresi dan merasa tidak adekuat,
c. Teori Sosiologi
Menurut teori ini pada lansia terjadi penurunan kekuasaan dan prestise
2014).
meliputi:
a) Kehilangan peran
c) Berkurangnya komitmen
a) Pada pria, terjadi kehilangan peran hidup terutama terjadi pada masa
pensiun. Sedangkan pada wanita terjadi pada masa ketika peran dalam
b) Lansia dan masyarakat mampu mengambil manfaat dari hal ini, karena
c) Aspek utama dalam teori ini adalah proses menarik diri yang terjadi
sepanjang hidup. Proses ini tidak dapat dihındari serta harus diterima oleh
dan aktıvitas yang, dilakukan. Dari pihak lansia sendiri terdapat anggapan
bahwa proses penuaan merupakan suatu perjuangan untuk tetap muda dan
2014).
4) Teori berkesinambungan
Menurut teori ini, setiap orang pasti berubah menjadi tua namun
5) Subculture theory
Menurut teori ini lansia dipandang sebagai bagian dari subkultur. Secara
Standar dan norma budaya inı meliputi perilaku, keyakinan, dan harapan yang
diderita lansia. Selain itu masalah degenerative menurunkan daya tahan tubuh
29
dinding dada makin berkurang. Semakin tua usia seseorang, kekuatan kontraksi
otot pernafasan dapat berkurang sehingga sulit bernafas (Ekasari et al., 2018).
terutama pada rongga bilik kiri ukuran sel-sel jantung juga mengalami
bertambahnya usia denyut jantung maksimal dan fungsi lain dari jantung juga
c) Hipertensi
pada lanjut usia karena sering ditemukan dan menjadi faktor utama penyebab
terjadinya stroke pada lansia, payah jantung dan jantung koroner. lebih dari
d) Pencernaan (Gastritis)
proses menua, hanya saja sering kali hal ini kondisi ini tidak disadari oleh lansia
al., 2018).
e) Rematik
Nyeri sendi yang dialami oleh lansia dikenal oleh banyak orang dengan
dan kadang-kadang nyeri. bagian yang sering terserang adalah persendian pada
jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi penahan berat tubuh (lutut dan pinggul).
Biasanya nyeri akut pada persendian itu disebabkan oleh gout. Hal ini
disebabkan gangguan metabolisme asam urat dalam tubuh (Ekasari et al., 2018).
C. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah manusia secara
alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila
31
tekanan darah tersebut persisten. Tekanan darah tersebut membuat sistem sirkulasi
dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang
Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan
hipertensi bila tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Sedangkan tekanan darah pada
stadium 1 apabila tekanan sistoliknya 140-159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90-99
lebih 160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg, sedangkan hipertensi
stadium III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan
diastoliknya lebih dari 116 mmHg. Hipertensi pada lansia didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg (Manuntung, 2018).
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat 2 angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang leboih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan
darah 140/90 mmHg atau keatas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Hipertensi tak ubahnya bom
32
waktu. Dia tak mengirimkan sinyal-sinyal bahaya terlebih dahulu. Vonis sebagai
pengidap tekanan darah tinggi datang begiru saja, karena tak mengirimkan alarm
Menurut Hanns Petter Wolff, satu dari setiap lima orang menderita tekanan
darah tinggi, dan sepertiganya tidak menyadarinya. Padahl, sekitar 40% kematian
dibawah usia 65 tahun bermula dari tekanan darah tinggi. Orang juga sering tidak
sadar dengan karakter penyakit ini yang timbul tenggelam. Ketika si penderita
hipertensi dinyatakan bisa berhenti minum obat karena teknana darahnya sudah
memang bisa disembuhkan total, tapi presentasinya kecil. Itupun hanya hipertensi
ringan. Yang bisa anda lakukan mengontrolnya dengan mengonsumsi obat penurun
hipertensi dan menjalankan pola hidup sehat (Marliani dan Tantan, 2007).
2. Etiologi
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
b. Hipertensi sekunder
lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
1) Penyakit ginjal
2) Tumor ginjal
4) Kelainan hormonal
5) Obat-obatan
6) Pil KB
a. Umur
tekanan darah yang lambat laun dapat menjadi hipertensi seiring dengan
b. Ras/suku
Di luar negeri orang kulit hitam >kulit putih. karena adany perbedaan
status atau derajat ekonomi, orang kulithitam dianggap rendah dan pada jaman
c. Urbanisasi
siap saji yang menimbulkan hidup kurang sehat sehingga memicu timbulnya
d. Geografis
Jika dilihat dari segi geografis, daerah pantai lebih besar prosentasenya
terkena hipertensi. Hal ini disebabkan karena daerah pantai kadar garamnya
lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah pergunungan atau daerah yang
lebih jauh pantai. Selain itu keadaan suhu juga menjadi suatu alasan mengapa
e. Jenis kelamin
dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus hipertensi
3. Klasifikasi
Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekaan darah tinggi, sekitar 95%.
kombinasi faktor pola hidup seperti kurang bergerak dan pola makan.
b. Hipertensi sekunder
Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan
darah tinggi. tekanan darah tinggi tipe ini disebabkan oleh kondisi medis lain
4. Pencegahan
c. Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat badan harus
segera dikurangi).
d. Latihan olahraga seperti senam aerobic, jalan cepat, dan bersepeda, paling
Menjalani gaya hidup yang wajar mempelajari cara yang tepat untuk
5. Patofisiologis
dipusat vasomotor pada medula diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
dihantarkan dalam bentuk impuls yang begerak kebawah melalui sistem saraf
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahai dengan jelas mengapa
hai tersebut dapat terjadi. Pada saat bersamaan ketika sistem saraf simpatis
37
merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
vasokonstriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
men- cetuskan hipertensi (Brunner & Suddarth, 2002, dalam Aspiani, 2014).
6. WOC
Faktor prediposisi
Memperkuat
Vasokonstriksi pembuluh darah
38
Pelepasan renin
Hipertensi
Kerusakan vaskular
Sistemik Koroner
Diagnosa keperawatan:
Nyeri kepala Vasokonstriksi Nyeri akut dan Intoleransi
aktifitas
Diagnosa
Keperawatan:
Diagnosa
Nyeri akut
Keperawatan:
gangguan tidur
7. Penatalaksanaan
setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan
pencegahan pada sasaran individu yang memiliki tekanan darah tinggi, riwayat
keluarga hipertensi, dan satu atau lebih gaya hidup yang terkait dengan usia yang
meningkatkan tekanan darah, seperti obesitas, asupan tinggi natrium, inaktivitas fisik,
dan asupan alkohol berlebihan; keputusan terapi untuk pasien hipertensi berdasarkan
pada derajat peningkatan tekanan darah, keberadaan kerusakan organ sasaran, dan
keberadaan penyakit kardiovaskuler klinis atau faktor risiko lain; modifikasi gaya
hidup meliputi penurunan berat badan (satu-satunya metode pencegahan yang paling
40
efektif program harus dibuat per individu), olahraga (latihan aerobic teratur untuk
mencapai kebugaran fisik sedang), diet rendah garam (sasaran >6 gram per hari);
tingkatkan asupan kalium, kalsium, dan magnesium, kurangi asupan alkohol (tidak
lebih dari dua gelas bir, 10 ons anggur perhari untuk pria; jumlah separunya untuk
wanita), dan berhenti merokok; terapi farmakologis ditujukan untuk pasien yang telah
gagal dengan terapi modifikasi gaya hidup saja, mengalami hipertensi tahap dua atau
tiga, mengalami kerusakan pada organ sasaran, atau memiliki faktor risiko
1. Definisi
Menurut Boedhi & Darmojo (2015) hampir sepertiga umur kita dihabiskan
untuk tidur. Tidur yang lelap dan nyanyak tanpa gangguan menjadi kebutuhan
manusia yang penting, sama pentingnya dengan kebutuhan makanan, minum, tempat
tinggal dll. Gangguan terhadap tidur pada malam hari (insomnia) akan menyebabkan
mengantuk sepanjang hari esoknya. Mengantuk merupakan faktor risiko untuk terjadi
seseorang. Hal lain yang dapat terjadi adalah ketidak bahagiaan, dicekam kesepian,
mengalami eksaserbasi akut, pemburukan dan menjadi tidak terkontrol lagi. Selain itu
keluarganya. dapat terjadi akibat seorang kakek atau nenek tidak dapat tidur, seluruh
41
keluargapun tidak dapat tidur, karena ulah atau prilaku sang kakek atau nenek
Pada orang muda yang sehat waktu yang dibutuhkan dari stadium 1 sampai
dengan 3 hanya 45 menit. Stadium 4 membutuhkan waktu sekitar 70-120 menit dan
berulang sampai 6 kali sebelum terbangun. Pada tidur yang normal mempunyai
kecenderungan perpindahan stadium dari tidur yang dalam menuju tidur yang ringan.
Pengulangan status tidur non REM terjadi pada 4 jam pertama tidur dan kebanyakan
berada pada stadium 3 dan 4, sedangkan 4 jan kedua lebih banyak terjadi
Siklus tidur dan bangun polanya adalah bangun sepanjang hari saat cahaya
terang dan tidur sepanjang malam saat gelap. Jadi faktor kunci adalah adanya
perubahan gelap dan terang. Stimulasi cahaya terang akan masuk melalui mata dan
diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apa
dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali
dengan indera atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak jelas
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai
peningkatarn ambang rangsangan yang tnggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan int
bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga (bangun) dan mudah
Tidur menurut Gulton (Hidayat 2008, dalam Aspiani, 2014) tidur merupakan
kodisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris
yang sesuai atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang
relatif, bukan hanya kedaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih menpa in
satu uutar allus yang behualang dere minim.mermink enadaran yang bervarlas,
ordapet perubahan proses eo Jogis dan oat penunuran.respon terhadap rangangan lari
ke ega kesein adanya alvitas yong Gangguan tidur (Insomnia) adalah kesulitan untuk
memulai tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur, atau gangguan tidur yang membuat
2. Fisiologi Tidur
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menet pusat otak
agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini d oleh sistem pengaktivasi
43
retikularis yang merupakan sistem yang mengah seluruh tingkatan kegiatan susunan
saraf pusat termasuk pengaturan keses padaan dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas
kewaspadaan dan ticur terletl dalaM masensefalon dan bagian atas pons (Aspiani,
2014).
visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulus dari korteks
serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron
dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepene- pri sel khusus yang
berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulber Syncrhonozing Region (BSR),
sedangkan bangun tergantung keseimbangan implus yang diterima di pusat otak dan
system limbic. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau
perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Aziz, 2008 dalam Aspiani, 2014).
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang
kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami gang guan.
Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
sebagai berikut:
a. Usia
kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel
sel dan organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih daiam proses
adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah
44
mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengan fungsi dan mekanisme
b. Status kesehatan
dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri. maka butuhan
istirahat dan tidurnya tidalk dapat dipenuhi dengan baik senas ia tidak dapat
c. Lingkungan
Seorang usia lanjut akan membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk tidur
(berbaring lama di tempat tidur sebelum tertidur) dan mempunyai lebih sedikit atau
lebih pendek waktu tidur nyenyaknya. Mereka juga lebih sering terbangun ditengah
malam akibat perubahan fisik karena usia dan penyakit yang dideritanya, kualitas
tidur secara nyata menurun. Penelitian lain menunjukkan kualitas tidur usia lanjut
yang sehat juga tergantung bagaimana aktivitasnya pada siang hari. Bila siang hari
sibuk dan aktif sepanjang hari, pada malam hari tidak ada gangguan dalam tidurnya,
sebaliknya bila siang hari tidak ada kegiatan dan cenderung tidak aktif, malamnya
pada usia lanjut merupakan gabungan banyak faktor, baik fisik, psikologis, pengaruh
obat-obatan, kebiasaan tidur, maupun penyakit komorbit lain yang diderita. Beberapa
c. Penyakit-penyakit fisik
f. Demensia
g. Kebiasaan hygiene tidur yang tidak baik (Boedhi dan Darmojo, 2015).
bisa dilakukan:
a. Dengarkan musik
Susu mengandung kalsium yang secara langsung bekerja pada saraf dan
46
membuat kita rileks. Minum teh herbal Jika Anda tidak menyukai susu-
seperti jus dan kue, yang disantap kira-kira sejam sebelum waktu tidur,
dengan lebih baik. Misalnya, susu hangat atau panas (bukan susu dingin),
telur, keju halus, ayam kalkun, dan kacang mete (Rafknowledge, 2004).
usaha tidur. Sayangnya, banyak orang juga lupa bahwa kopi bukan satu-
perolehan tidur yang baik. Jika udara panas/gerah, kita akan gelisah dan
tersebut yang paling berharga bagi kita. Jangan tidur telungkup, karena
menyebabkan napas menjadi dangkal dan susah. Tidur cara ini juga bisa
(Rafknowledge, 2004).
rileks dan tidur lebih baik.Jika Anda termasuk orang yang merasa susah
2004).
dinding yang keras bisa mengganggu konsentrasi untuk jatuh tidur, begitu
(Rafknowledge, 2004).
Keadaan tubuh yang rileks adalah hal penting untuk perolehan tidur
nyenyak. Pengetahuan dari dunia timur (seperti Yoga) yang telah dikenal
berhubungan erat. Jika pikiran tidak rileks, tubuh juga tidak rileks.
Sebaliknya, tubuh mesti rileks agar pikiran dapat rileks. Salah satu usaha
j. Berolahraga
hari atau awal sore sangat baik dan tidak mengganggu tidur. Gunakan
aktivitas lain (di luar tidur), seperti menonton TV, menghitung tagihan,
bekerja, atau membaca. Jadi, bila Anda masuk kamar, tubuh langsung tahu
49
bila Anda makan makanan berat sebelum pergi tidur juga bisa
Makanan berbumbu, misalkan pedas atau yang berasa asam seperti tomat
pencernaan.
perjalanan yang melebihi zona waktu, sinar matahari di pagi hari dapat
Minum lebih sedikit di akhir sore dan malam Walaupun penting untuk
banyak minum, minumlah lebih sedikit di akhir sore dan malam. Ini
sebelum pergi tidur. Matikan TV, baca baca-an ringan, dengarkan musik
50
Anda yang mendapat kesulitan tidur oleh berbagai suasana yang tidak
dari gangguan cahaya. antal perjalanan. Bantal ini tepat sekali untuk per-
jalanan udara. Kita sering dibuat capai, karena kepala terkulai di kala tidur
(Rafknowledge, 2004).
E. Terapi Aktivitas
gambaran yang serba buruk tentang proses penuaan. Menggunakan aktivitas fisik,
atau durasi aktivitas individu atau kelompok. Misalnya, kondisi kesehatan yang
beranggapan bahwa penyakit yang muncul pada lanjut usia adalah hal yang biasa.
Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena kelompok lanjut usia juga bisa dan
mempunyai kesempatan dan hak untuk tetap hidup sehat. Sebagian besar penyebab
cukup drastis. Hal ini diakibatkan tidak adanya upaya meminimalisasi proses
penuaan dan degenerative melalui berbagai aktivitas fisik dan control kesehatan
tubuh, kesehatan tulang, masa otot, serta meningkatkan daya tahan, dan kekuatan
51
otot, serta meningkatkan daya tahan, kekuatan otot dan serta fleksibilitas. Dengan
berolahraga, lansia lebih sehat, bugar, dan risiko jatuh berkurang. Olahraga dikatan
juga dapat menurunkan risiko penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit
jantung. Secara umum, dikatakan bahwa olahraga pada lansia dapat menunjang
kesehatan, yaitu dengan meningkatkan nafsu makan, membuat kualitas tidur lebih
ataupun sosial. Aktifitas fisik yang bermanfaat untuk kesehatan lansia sebaiknya
seberapa sering aktivitas dilakukan, berapa hari dalam satu minggu. Intensitas
intensitas rendah, sedang, dan tinggi. Waktu mengacu pada durasi, seberapa alama
suatu aktivitas dilakukan dalam satu pertemuan. Jenis aktivitas adalah jenis-jenis
setidaknya selama 30 menit pada intensitas sedang hampir setiap hari dalam
pekerjaa rumah, dan naik turun tangga dapat mencapai tujuan yang diinginkan
(Senja, 2019).
dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan
organ tubuh, dimana akibatnya dapat meningkatkan aliran balik vena sehingga
sehingga meyebabkan tekanan darah arteri meningkat, setelah tekanan darah arteri
dan otot rangka yang menyebabkan saraf simpatis menurun, setelah itu akan
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot jantung dan
rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung. dengan senam atau
atau meregang, dan aliran darah akan turun sementara waktu, sekitar 30-120 menit
kemudian akan kembali pada tekanan darah sebelum senam. Jika melakukan
berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis. mekanisme
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Identitas klien yang biasa dikaji pada klien dengan gangguan hipertensi adalah
b. Aktivitas/istirahat
c. Sirkulasi
1) Gejala:
penyakit serebrovaskuler
2) Tanda:
stenosis valvular
d. Integritas ego
e. Eliminasi
1) Gejala: Gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit
f. Makanan/cairan
1) Gejala:
serta kolesterol
2) Tanda:
b) Adanya edema
c) Glikosuria
g. Neurosensori
1) Gejala:
2) Tanda:
55
proses piker
h. Nyeri/ketidaknyaman
i. Pernapasan
1) Gejala:
c) Riwayat merokok.
2) Tanda:
a) Sianosis.
j. Keamanan
k. Pembelajaran/penyuluhan
1) Gejala:
diabetes melitus.
l. Rencana pemulangan
(Aspiani, 2014).
2. Diagnosis Keperawatan
yang lama, permulaan tidur > 30 menit, klien mengeluh kesulitan untuk
memulai tidur, mengeluh istirahat tidak merasa puas, tidur tidak puas,
2009).
2.
Kuranggnya Klien mampu Tindakan
pengetahuan dalam Observasi
menjelaskan a. Diskusikan dengan klien
faktor-faktor yang mengenai tekanan darah normal
meningkatkan b. Diskusikan farmakokinetik dan
tekanan darah farmakodnamik oba-cbat
Kriteria Hasil hipertensi yang dmiliki klien.
a. diharapkan c. Jelaskan mengenai manfaat diet
dapat rendah garam, rendah lamak, dan
mempermudah cara mempertahankan berat yang
meneranganpe ideal.
nyakitnya d. Diskusi dengan klien mengenai
b. pemahaman jenis makanan rendah garam dan
yang baik rendah lemak.
tentang fungsi e. Jelaskan kepada klien dan
setiap obat keluarga mengenai fakor-faktor
dapat yarg dapat meningkatkan resiko
membantu kambuh seperti rokok, konsumsi
proses garam yang berlebihan, stres.
interaksi obat- f. Berikan dukungan pada klien dan
obat yang keluarga tentang pentingnya
60
4. Implementasi keperawatan
untuk menurunkan tekanan darah seperti diet rendah lemak dan rendah
c. Beritahu klien untuk berada dalam posisi duduk selama beberapa menit
berubah menjadi gelap. Hal ini tidak berbahaya dan hanya berlangsung
5. Evaluasi Keperawatan
1) Minum obat sesuai resep dan melaporkan setiap ada efek samping.
1) Kecepatan dan irama denyut nadi dan kecepatan napas dalam batas
(Muttaqin, 2009).
62
1. Pengkajian
pemeriksaan fisik atau melalu data sekunder seperti data di Puskesmas, Desa,
Bidan, hasil pemeriksaan laboratorium, dan lain sebagainya Adapun data yang
3) Pendidikan KK
4) Pekerjaan KK
5) Alamat
Data genogram berisi silsilah keluarga yang minimal terdiri dari tiga
8) Tipe Keluarga
Data ini menjelaskan mengenai tipe keluarga saat ini berdasarkan tipe
Contoh :
Tipe keluarga Tn. X adalah nuclear family yang terdiri dari TN. X, Ny.
St sebagai istri dan 2 anak kandung yaitu An. A dan An. C (Widyanto, 2014).
9) Suku Bangsa
budaya yang terkait dengan kesehatan. Suku bangsa yang dimaksud seperti
Contoh :
10) Agama
anggota keluarga serta aturan agama yang dianut keluarga terkait dengan
kesehatan.
Contoh :
(Widyanto, 2014).
keluarga yang sudah bekerja, kebutuhan sehari-hari serta harta kekayaan atau
Contoh :
dalam keluarga. Tn. T bekerja sebagai buruh pabrik. Status ekonomi keluarga
atau refreshing. Rekreasi tidak harus ke tempat Wisata, namun menonton TV,
Contoh :
libur sekolah, keluarga Tn. S menyempatkan diri untuk pergi ke objek wisata
Data ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti. Misalnya anak
tertua Tn. K berusia 2 tahun maka keluarga tersebut masuk dalam tahap
keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan mengapa belum terpenuhi.
Contoh :
Keluarga Tn. M saat ini berada pada tahap perkembangan anak usia pra
Contoh:
yang diturunkan dari orang tua Ny. T. saat ini kondisi keluarga Tn. S baik,
hanya An. D mengeluh batuk pilek sudah 3 hari yang lalu. Riwayat kesehatan
keluarga yaitu Tn. S pernah mengalami thipoid dan An. J memiliki penyakit
kulit sejenis herpes., Ny. T pernah dirawat di rumah sakit selama 1 bulan
66
(Widyanto, 2014).
Status Imunisasi
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 An. D √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 An. J √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Data ini menjelaskan riwayat kesehatan dari pihak suami dan istri
(Widyanto, 2014).
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
jenis WC, serta jarak WC ke sumber air. Data karakteristik rumah disajikan
2014).
frekuensinya.
3) Struktur Peran
dalam keluarga dan masyakarat yang terbagi menjadi peran formal dan
informal.
Data ini menjelaskan mengenai nilai atau norma yang dianut keluarga
b. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisasi
ada.
(Widyanto, 2014).
sanitasi.
masyarakat.
fasilitas kesehatan
2014).
4) Fungsi Reproduksi
5) Fungsi Ekonomi
2014).
Hal yang perlu dikaji adalah strategi koping atau pemecehan masalah
seperti apa yang digunakan keluarga dalam menghadapi stressor yang terjadi.
d. Pemeriksaan Fisik
palpasi, perkusi, maupun auskultasi dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to
toe).
e. Harapan Keluarga
petugas kesehatan atau sarana pelayanan kesehatan yang ada (Widyanto, 2014).
72
2. Diagnosa keperawatan
menjadi data subjektif (DS) dan data objektif (D0). Pernyataan langsung dari
keluarga termasuk dalam DS, sedangkan data yang diambil dengan observasi,
data sekunder, atau data selain peryataan langsung dari keluarga termasuk dalam
DO (Widyanto, 2014).
pengkajian dari tugas perawatan keluarga yang terdiri dari 5 (lima) tugas yaitu
diagnosis keperawatan keluarga dapat berupa kasus actual, risiko dan potensial
Diagnosis risiko diangkat jika sudah ada data yang menunjang namun
belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah kurang bersih, pola makan
yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang tidak adekuat (Widyanto, 2014).
3. Penentuan Prioritas
Dalam satu keluarga, perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosis
masing. Kriteria tersebut terdiri dari (1) sifat masalah, (2) kemungkinan masalah
untuk diubah, (3) potensial dicegah, dan (4) menonjolnya masalah. Setiap kriteria
memiliki 3 (tiga) skala yang memiliki skor masing-masing. Penentuan skala dari
rasional sesuai dengan kondisi terkini yang ada dalarm keluarga (Widyanto,
2014).
4. Perencanaan keperawatan
tujuan jangka panjang (tujuan umum), tujuan jangka pendek (tujuan khusus),
kriteria dan standar serta intervensi. Kriteria dan standar merupakan pernyataan
berdasarkan tujuan khusus atau tujuan jangka pendek yang ditetapkan. Tujuan
5. Implementasi Keperawatan
sebelumnya agar keluarga lebih siap baik fisik maupun psikologis dalam
pelayanan, serta peralatan yang dibutuhkan jika ada. Kegiatan selanjutnya adalah
1) Memberikan informasi
dengan cara :
dengan cara:
dengan cara:
(Widyanto, 2014).
6. Evaluasi Keperawatan
disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilaksanakan dalam satu kali kunjungan rumah ke keluarga. Untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga yang telah
berorientasi pada masalah yang dialami klien. Format yang digunakan dalam
telah dikerjakan dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika terjadi kesenjangan,
Menurut Tim Pokja SIKI dan SLKI DPP PPNI (2019) Perencanaan berdasarkan kriteria hasil keperawatan (SLKI) dan tindakan
Tabel
1. Kategori: TUK 1:
Fisiologis Setelah dilakukan intervensi
Subkategori: keluarga mampu mengenal
Aktivitas/Istirahat masalah.
D.0055 Diagnosis:
Gangguan Tidur
L.12111
79
80