Anda di halaman 1dari 12

Tugas Keperawatan Komunitas

Strategi Intervensi Pada Lansia

Pembimbing : Ns. Desi Deswita, M.Kep,Sp.kep.kom

Oleh

Nindy Sabrina A

173210331

Poltekkes Kemenkes RI Padang

Prodi D III Keperawatan Solok


PROGRAM PEMERINTAH TERHADAP LANSIA

A. POSYANDU LANSIA
1. PENGERTIAN POSYANDU LANSIA

Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.
Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60tahun keatas.

2. SASARAN POSYANDU LANSIA


a) Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
b) Sasaran tidak langsung
Keluarga dimana usia lanjut berada
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
Masyarakat luas.
3. TUJUAN POSYANDU LANSIA
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua
yang bahagia dan berguna dalam keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksitensinya
dalam strata kemasyarakatan
Sedang bagi lansia sendiri, kesadaran akan pentingnya bagi dirinya, keluarga dan
masyarakat luas agar selama mungkin tetap mandiri dan berdaya guna.Pelayanan
kesehatan pada posyandu lansia meliputi kesehatan fisik dan mental emosional, dengan
KMS mencatat dan memantau untuk mengetahui lebih awal penyakt atau ancaman
masalah kesehatan yang dihadapi dan perkembangannya.
4. MEKANISME PELAYANAN POSYANDU LANSIA
Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan
pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang
menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya
menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi
badan
b) Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT).
Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di
meja II ini.
c) Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan
pelayanan pojok gizi.

KONSEP LANSIA

1. Pengertian lansia

Berdasarkan defenisi secara umum , seseorang dikatakan lansia apabila usianya 65 tahun
ke atas (setianto dalam ferry, 2009). Lansia bukan suatu penyakit , namun merupakan tahap
lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stress lingkungan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagaan
ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan
secara individu ( hawari, dalam ferry, 2009).

Batasan umur lanjut usia

Berikut ini adalah batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur lansia dari
pendapat beberapa ahli yang dikutip dari (Nugroho dalam ferry, 2009):

1 Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 dalam bab 1 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi
“ lanjut usia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun keatas.
2 Menurut world health organization(WHO):
Usia pertengahan (moddle age) : 45-59 tahun
Lanjut usia (elderly) : 60-74 tahun
Lanjut usia tua (old) : 75-90 tahun
Usia sangat tua (very old) : di atas 90 tahun
3 Menurut Dra. Jos Masdani
Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi
empat bagian sebagai berikut :
Pertama (fase iuventus) : 25-40 tahun
Kedua (fase virilitas) : 40-55 tahun
Ketiga (fase presenium) : 55-65 tahun
Keempat (fase senium) : 65 hingga tutup usia
4 Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro
Masa dewasa muda (elderly adulthood) : 18 atau 20-25 tahun
Masa dewasa penuh atau maturitas (moddle years) : 25-60 atau 65 tahun
Masa lanjut usia (geriatric age) : > 65 atau 70 tahun

Masa lanjut usia (geriatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur , yaitu young old
(70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old (> 80 tahun).

Birren dan jenner (1997)mengusulkan untuk membedakan usia antara usia biologis, usia
psikologis, dan usia sosial. Usia biologis adalah usia yang menunjuk pada jangka waktu
seseorang sejak lahirnya , berada dalam keadaan hidup, tidak mati. Usia psikologis adalah usia
yang menunjuk pada kemampuan seseorang untuk menagdakan penyesuaian-penyesuaian
kepada situasi yang dihadapinya. Sedangkan , usia sosial yaitu usia yang menunjuk kepada
peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan
usianya. (dalam ferry, 2009)

Lanjut usia (lansia) adalah suatu tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh secara alamiah atau fisiologis
untuk beradaptasi dengan stress lingkungan (Pudjiastuti, 2003 dalam muhith 2016).

Menurut setianto (2004 dalam muhith, 2016), seseorang dikatakan lansia apabila usianya 65
tahun ke atas. Menurut hawari (2001), adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan
dengan penurunan daya kemampuan unruk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.

Lansia menurut BKKBN (1995, dalam muhith, 2016), adalah individu yang berusia
diatas 60 tahun, pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi
biologis, psikologis, sosial, ekonomi.

Esterina Fitri Lestari1, (2011) Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan
progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan dan menunjukkan adanya
kemunduran. Pada lansia menunjukkan penurunan fisik yang lebih besar dibandingkan periode-
periode usia sebelumnya serta rentan terkena penyakit tertentu berkaitan dengan penurunan
fisiknya yang mulai melemah dan sakit-sakitan (Santrock, John W, 2002:198), meskipun
sebenarnya juga ada lansia yang sehat dan produktif. (Bondan P, 2007).

Proses menua merupakan proses yang terus menerus berkelanjutan secara alamiah dan
umumnya akan dialami oleh semua makhluk hidup (Nugroho, 2008). Lansia seringkali
mengalami perubahan–perubahan baik secara fisik, sosial maupun mental (Maryam dkk, 2012).

2. Karakteristik lansia

Lansia memiliki tiga karakteristik sebagai berikut:

1. Berusia lebih dari 60 tahun.


2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari krbutuhan
biopsikososial hingga spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptive.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
Tipe lansia
Menurut nugroho (2000, dalam sofia 2014), banyak ditemukan macam-macam tipe
lansia. Beberapa yang menonjol diantaranya :
a. Tipe arif bijaksana
Lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman , mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan dan menjadi panutan.
b. Tipe madiri
Lansia kini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang baru,
selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Lansia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang
menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan
kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung,
menuntut, sulit dilayani, dan pengritik.
d. Tipe pasrah
Lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan
beribadat, ringan kaki, melakukan berbagai jenis pekerjaan.
e. Tipe bingung
Lansia yang sering kaget , kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa
minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.

Lansia dapat pula dikelompokkan dalam beberapa tipe yang bergantung pada karakter,
pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya. Tipe ini antara
lain:

a. Tipe optimis
Lansia santai dan periang, penyesuaian cukup baik, memandang lansia dalam bentuk
bebas
bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk mrnuruti kebutuhan
pasifnya.
b. Tipe kontruktif
Mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidup. Mempunyai toleransi tingg,
humoris, fleksibel dan sadar diri. Biasanya sifat ini terlihat sejak muda.
c. Tipe ketergantungan
Lansia ini masih dapat diterima di tengah masyarakat, tetapi selalu pasif, tidak
berambisi, masih sadar diri, tidak mempunyai inisiatif, dan tidak praktis dalam
bertindak.
d. Tipe defensive
Sebelumnya mempunyai riwayat pekerjaan atau jabatan yang tidak stabil, selalu
menolak bantuan, emosi sering tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan, bersifat
kompulsif aktif, takut menjadi tua, dan meyenangi masa pension.
e. Tipe militant dan serius
Lansia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang, dan bisa menjadi
panutan.
f. Tipe pemarah frustasi
Lansia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu menyalahkan orang
lain, menunjukan penyesuaian yang buruk, dan sering mngekspresikan kepahitan
hidupnya.
g. Tipe bermusuhan
Lansia yang selalu menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan, selau
mengeluh, bersifat agresif dan curiga. Umumnya memiliki pekerjaan yang tidak stabil
di saat muda, mengganggap menjadi tua sebagai hal yang tidak baik, takut mati, iri
hati pada orang yang masih muda, senang mengadu untung pekerjaan, dan aktif
menghindari masa yang buruk.

3. Tugas Perkembangan Lansia

Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap
perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya.

Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari
dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang disekitarnya,
maka pada usia lanjut usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada
tahap perkembangan sebelumnya seperti olahraga, mengembangkan hoby bercocok tanam, dll.

Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.


2. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3. Membentuk hubungan baik dengan orang yang seusianya
4. Mempersiapkan usia baru
5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/ masyarakat secara santai
6. Mempersiapkan diri untuk kematian nya dankematian pasangan nya.

4. Perubahan –prubahan saat memasuki usia lanjut


- Perubahan fisik. Misalnya : kelembapan / cairan menurun sehingga suhu tubuh naik,
denyut nadi menurun , dan kulit, wajah, serta tangan menjadi keriput/ kering serta bibir
pecah-pecah.
- Perubhan panca indra. Contoh nya: pendengaran , penciuman , dan perasa semakin
berkurang. Dalam mencicipi mkanan , lansia lebih cendrung menikmati makanan dengan
kandungan garam tinggi. Pada indra penglihatan, lansia akan mengalami penurunan
produksi air mata, retina semakin menipis , lensa mata berubah kekuningan sehingga
pandangan menjadi pudar. Selain itu, mata juga sangat sensitive terhadap sorotan cahaya
sehingga rentan terhadap katarak dan glukoma.
- Perubahan motorik. Lansia mengalami penurunan dalam kekuatan , keceatan , dan
kemampuan mempelajari keteerampilan baru.
- Perubahan organ tubuh. Pada isi perut, misalnya: limfa, hati, dan usus mulai mengalami
perubahan. Gerakan usus umumnya menjadi lemah sehingga timbullah konstipasi. Selain
itu , penyerangan makanan di usus juga semakin menurun.
- Penurunan massa tulang hingga 2,5 kali . sedikit demi sedikit hal itu membuat tulang
rentan. Lansia menjadi mudah jatuh karna keseimbangan menurun dan tulang lebih
mudah patah.
- Perubahan daya telan . kemampuan lansia untuk memindahkan makanan yang diceerna
ke saluran usus akan semakin lemah dan lambat. Hal ini disebabkan oleh otot-otot daya
telan yang sudah melemah bagi lansia yang sudah tidak memiliki gigi, disarankan untuk
melakukan menekan bagian dalam mulut dengan menggunakan atal tongue spatel.

5. Masalah Kesehatan Gerontik

1. Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya: daya ingat menurun,
pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan
karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional
seseorang yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.

2. Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama dibidang
kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan – peranan sosialnya. Hal
ini mengakibatkan pula timbulnya ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya
sehingga dapat meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.

3. Kesehatan mental

Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran mental. Semakin
lanjut seseorang, kesibukan soialnya akan semakin berkurang dan dapat mengakibatkan
berkurangnya intregrasi dengan lingkungannya.

6. Penatalaksanaan pemerintah terhdap lansia


a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk mendapatkan
derajat kesehatan dan mencegah penyakit.
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan
klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi
norma-norma sosial.

Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :

 Mengurangi cedera
 Meningkatkan keamanan di tempat kerja
 Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
 Menibgkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
 Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut

b. Preventif
a. Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh pencegahan primer :
program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan
sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat.
b. Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan
kanker, skrining : pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut.
c. Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat. Jenis
pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi,
medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih
berfungsi.

c. Diagnosis dini dan pengobatan


 Dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas professional dan petugas institusi.
 Oleh lansia sendiri dengan melakukan tes diri, skrining kesehatan , memanfaatkan kartu
menuju sehat.
 Oleh petugas professional
Melakukan pemeriksaan fisik, wawancara masa lalu dan masa kini, kebiasaan,
pemeriksaan fisik diagnostic.

d. Rehabilitatif
Prinsip :

 Pertahankan lingkungan aman


 Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
 Pertahankan kecukupan gizi
 Pertahankan fungsi pernafasan
 Pertahankan aliran darah
 Pertahankan kulit
 Pertahankan fungsi pencernaan
 Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
 Meningkatkan fungsi psikososial
 Pertahankan komunikasi
 Mendorong pelaksanaan tugas

STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN

A. Proses kelompok
Dalam proses kelompok di rencanakan pembentukan satu kelompok yang bertemakan
lansia bahagia, yang mana satu kelompok kecil dibentuk struktur yang akan diberi
penjelasan dari setia poin bahagia, yaitu :
B: berat badan dijaga
A: atur makanan
H: hindari factor resiko penyakit kronis
A: agar tetap bahagia, kembangkan hoby yang bermanfaat
G: gerak badan teratur
I: iman dan takwa
A: awasi kesehatan dengan melakukan pemeriksaan berkala
Setelah diberikan penjelasan kepada setiap struktur kelompok kecil, salah satu
perwakilan kelompok/ ketua, dapat menginformasikan kepada kelompok lainya terkait
poin bahagia yang sudah dijelaskan.

B. Promosi kesehatan
Diadakan penyuluhan 4 sesi
1. Penjelasan terhadap konsep lansia produktif
 Pengertian
 Ciri-ciri lansia produktif
 Upaya lansia produktif
2. Peningkatan spiritual pada lansia
 Diadakan pertemuan terkait acara keagamaan
3. Manajemen stress pada lansia
 Melaksanakan terapi tawa
4. Peningkatan kualitas hidup dengan olahraga

C. Pemberdayaan
Membuat program dengan menggunakan metode mandiri , program terapi tawa untuk
lansia upaya menghindarkan dari stress pada lansia, pada program ini setiap lansia
diajarkan terapi tawa, dan setiap individu dapat mempraktekan setiap sesi tawa yang
dijelaskan.
D. Kemitraan
Bekerjasama dengan kader lansia yang terdapat di posyandu lansia sebelum melakukan
program, di lakukan nya pemeriksaan fisik dan pemeriksaan untuk mengetahui apakah
lansia tersebut produktif atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai