Dosen Pembimbing:
OLEH KELOMPOK 3 :
4. SUCI RAMADHANI
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PADANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SOLOK
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan
dan kesalahan, namun akan selalu ada kekurangan karena manusia tak lepas
dari yang namanya khilaf. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................................1
2. 1 Definisi ..............................................................................................................8
3
2.6 Web Of Caution .................................................................................................15
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
6
4. Untuk mengetahui patofisiologi Glomerulonefritis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
2.1 Definisi
8
Glomerulonefritis adalah penyakit yang mengenai glomeruli kedua ginjal.
Faktor penyebabnya antara lain rekasi imunologi (lupus eritematosus sistemik,
infeksi streptokokus, cedera vascular [hipertensi], dan penyakit metabolik
[diabetes mellitus]. Penyakit ini banyak mengenai anak-anak usia prasekolah dan
anak-anak umur sekolah. Sekitar 1-2% individu yang terkena glomrulonefritis
pascastreptokokus akan mengalami tahap akhir gagal ginjal yang memerlukan
dialisis ginjal atau transplantasi ginjal (Buku Gangguan Pada Sistem
Perkemihan & Penatalaksanaan Keperawatan, edisi 1, hal.35, 2017).
2.2 Etiologi
9
Antara infeksi bakteri dan timbulnya glomerulonefritis akut terdapat masa
laten selama kurang 10 hari. Kuman streptococcus beta hemoliticus tipe 12 dan
25 lebih bersifat nefritogen daripada yang lain, tapi hal ini tidak diketahui
sebabnya. Kemungkinan faktor iklim, keadaan gizi, keadaan umum dan faktor
alergi mempengaruhi terjadinya glomerulonefritis akut setelah infeksi kuman
streptococcus.
Penyakit ini timbul setelah adanya infeksi oleh kuman streptococcus beta
hemoliticus golongan A disaluran pernafasan bagian atas atau pada kulit,
sehingga pencegahan dan pengobatan infeksi saluran pernafasan atas dan kulit
dapat menurunkan kejadian penyakit ini. Dengan perbaikan kesehatan
masyarakat, maka kejadian penyakit ini dapat dikurangi.
10
hipertensi atau peningkatan kadar BUN dan kreatinin serum. Indikasi pertama
penyakit ini dapat berupa perdarahan hidung, stroke atau kejang yang terjadi
secara mendadak. Mayoritas klien mengalami gejala umum seperti kehilangan
berat badan dan kekuatan badan, peningkatan iritabilitas, dan peningkatan
berkemih di malam hari (nokturia), Sakit kepala, pusing, dan gangguan
pencernaan yang umumnya terjadi.
Hematuria
11
Mual, tidak ada nafsu makan, berat badan menurun
Suhu subfebril
Anemia
2.4 Patofisiologi
12
Dari hasil penyelidikan klinis imunologis dan percobaan pada binatang
menunjukkan adanya kemungkinan proses imunologi sebagai penyebab
glomerulonefritis kronis. Beberapa ahli mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1)
terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membrane basalis
glomerulus dan kemudian merusaknya, 2) proses auto imun kuman streptococcus
yang nefritogen dalam tubuh menimbulkan badan auto imun yang merusak
glomerulus dan 3) streptococcus nefritogen dengan membrane basalis glomerulus
mempunyai komponen antigen yang sama dengan dibentuk zat anti yang
langsung merusak membrane basalis ginjal (Buku Gangguan Pada Sistem
Perkemihan & Penatalaksanaan Keperawatan, edisi 1, hal.156, 2017).
a. Pemeriksaan laboratorium
13
1) Urine
3) Darah
14
2.6 Web Of Caution
B. Askep Teoritis
Anamnesa
Data subyektif : klien bisa mengeluh sakit kepala di pagi hari, pruritis, penurunan
konsentrasi, fatique, gangguan pernapasan yang mengakibatkan sulit melakukan
ADLs. Edema pada wajah, penglihatan buram, edema retina mungkin juga di
sampaikan oleh klien.
Kaji apakah baru – baru ini ada riwayat : infeksi kulit atau saluran nafas,
apakah baru pulang dari daerah yang sedang terjangkit bakteri, virus, jamur
15
dan parasite, baru operasi atau dilakukan tindakan invasive, adanya penyakit
sistemik yang diderita seperti SLE dan penyakit lain yang dapat menyebabkan
glumerulonefritis.
Data Obyektif
Inspeksi :
Palpasi :
Ajah, mata, tungkai dan seluruh tubuh, lihat adakah edema, kaji
derajat edema, tempat edema
16
Abdomen : ada tidaknya hepatomegaly, ada tidaknya nyeri tekan
dan lepas
Auskultasi :
Paru : ada atau tidaknya bunyi crakels pada paru atau adakah
retensi cairan
Perkusi :
17
o BB di pantau setiap hari, jika derjat edema lokasi edema
7) Kecemasan b.d faktor keturunan, krisi situasional, stress, perubahan status kesehatan,
ancaman kematian.
10) Gangguan rasa nyaman aman b.d kondisi kesehatan yang buruk
18
2.9 Intervensi Keperawatan
Eliminasi urin yang lemah Klien mampu o Ukur keluaran urin per
b.d menurunnya fungsi mempunyai output urin jam, atau setiap 4 atau 8
ginjal yang adekuat jam seperti yang
diperintahkan untuk
menentukan fungsi ginjal
parameter akan ditetapkan
oleh dokter untuk
pemberitahuan langsung
Kebutuhan volume cairan Klien akan mengalami o Kaji dan jabarkan tentang
b.d mekanisme peraturan penurunan edema lokasi dan edema
dikompromikan
o Berikan obat seperti yang
19
diperintahkan untuk
pengobatan edema
o Dokumen I & O
Resiko perubahan integritas Klien akan o Kaji kulit setiap kali klien
kulit b.d edema dan mempertahankan reposisi
immobilitas integritas kulit
o Bersihkan kulit secara
teratur, terutama ketika
kristal bentuk urea pada
kulit, menyebabkan gatal
dan kekeringan
20
mencerna nutrisi oleh gizi untuk menentukan
karena faktor biologis, jumlah kalori dan nutrisi
psikologis atau ekonomi yang dibutuhkan pasien
o Monitor lingkungan
selama makan
o Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan Ht
o Monitor pucat,
21
kemerahan,dan kekeringan
jaringan konjungtiva
2.10 Evaluasi
2. Nutrisi terpenuhi
4. Kecemasan teratasi
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
berkemih di malam hari (nokturia), Sakit kepala, pusing, dan gangguan
pencernaan yang umumnya terjadi.
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A, 1995 Patofissiologi : konsep klinis proses – proses penyakit, ed 4, EGC,
Jakarta.
Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M. 2002. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit. Volume: 2. Edisi: 6. Jakarta: EGC
Ilmu Kesehatan Nelson, 2000, vol 3, ed Wahab, A. Samik, ed 15, Glomerulonefritis kronik
pasca streptokokus,1813 – 1814, EGC, Jakarta.
Patofisiologi untuk keperawatan / Jan Tambayong ; editor, Monica Ester, - Jakarta :EGC,
2000.
At a Glance Medicine / Patrick Davey; ahli bahasa, Annisa Rahmaliaa, Cut Novianty; editor,
Amalia Safitri, -- Jakarta : Erlangga, 2005.
Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan Keperawatan / oleh Nian Afrian Nuari
dan Dhina Widayati, -- Ed. 1, cet, 1 – Yogyakarta: Deepublish, Maret 2017.
25