Anda di halaman 1dari 3

Transkrip Kuliah “Pedagogi Kritis dan Pendidikan Antikorupsi”

Minggu ke-8

Tema1 Menyusun Program Antikorupsi

Video 1

Selamat datang kembali dalam “Kuliah Pedagogi Kritis dan Pendidikan Antikorupsi”.

Dalam kuliah kali ini kita akan melihat contoh rancangan program pendidikan dalam kelas.

Mari kita mulai kuliah kali ini!

Perkembangan korupsi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Jumlah kasus makin banyak dan
modus sudah semakin canggih. Selain itu, korupsi pun telah menular ke generasi muda. Berdasarkan
kasus yang berhasil diungkap aparat penegak hukum, usia pelaku korupsi semakin muda.

Kaum muda malah menjadi motor dalam beberapa kasus besar. Sebagai contoh Muhammad
Nazarudin yang menjadi aktor utama dibalik kasus Hambalang dan Wisma Atlet, Angelina Sondakh
dalam kasus pengadaan laboratorium di beberapa perguruan tinggi, Fahd A Rapiq dan Dendi Prasetya
terlibat korupsi pengadaan Al-Qur’an di kementrian agama, dan Gayus Tambunan dalam skandal
penggelapan pajak.

Walau banyak lembaga seperti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Komisi Pemberantasan
Korupsi dan Kejaksaan Agung yang telah mendorong program antikorupsi seperti kurikulum
antikorupsi, warung kejujuran, dan kantin kejujuran, tapi sepertinya tidak terlalu banyak berpengaruh.
Institusi pendidikan justru turut terpapar korupsi dan secara tidak langsung turut mengajarkan nilai-
nilai korupsi melalui perilaku kepala sekolah dan guru.

Karena itu, agar kondisi tidak makin buruk, upaya membangun generasi antikorupsi harus dibuat lebih
serius. Pengalaman beberapa negara yang berhasil menerapkan pendidikan antikorupsi, komitmen
semua pihak, terutama pemerintah dan parlemen menjadi hal penting. Sebab, pendidikan antikorupsi
tidak hanya menjadi tugas institusi pendidikan formal seperti sekolah dan perguruan tinggi.

Selain memastikan agar pemerintah serius mendukung program pendidikan antikorupsi, model
pendidikan di institusi formal juga patut dievaluasi. Agar program tidak tidak terjebak formalitas
sehingga mengulang kegagalan pendidikan moral pancasila. Sebab hal yang paling penting dalam
program pendidikan antikorupsi lebih banyak berkaitan dengan perubahan sikap.

Perbaikan dalam proses belajar mengajar menjadi kebutuhan. Hampir sebagian besar mata pelajaran
mengajarkan nilai-nilai antikorupsi. Namun karena tuntutan pemenuhan target kurikulum dan metode
pengajaran yang membosankan seperti pendidikan gaya bank, guru ceramah, murid mendengarkan,
nila-nilai penting tersebut luput terinternalisasi dalam diri peserta didik.

Karena itu dibutuhkan inovasi dan kreativitas guru dalam proses belajar mengajar di ruang kelas.
Berbagai media bisa dimanfaatkan secara maksimal, mulai dari film, berita di media massa, lagu, puisi,
hingga cerita pendek. Adanya kreativitas dan inovasi dalam pengajaran, akan memudahkan peserta
didik memahami dan menginternalisasi nilai-nilai antikorupsi.

Selain proses belajar mengajar di dalam kelas, pendidikan antikorupsi pun bisa dilakukan dalam
lingkup yang lebih luas dengan melibatkan peserta dari berbagai kelompok latar belakang yang
berbeda-beda. Di antaranya perkemahan antikorupsi, pelatihan melakukan pemantauan pelayanan
publik, membuat sekolah antikorupsi (sakti) atau madrasah antikorupsi.
Paling tidak ada dua bentuk program antikorupsi untuk kalangan muda. Pertama, program yang
dimasukan dalam mata pelajaran di sekolah seperti pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
(PPKN), pendidikan agama, Bahasa Indonesia, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Kedua, program khusus
yang menyasar kaum muda seperti sekolah antikorupsi, madrasah antikorupsi, dan perkemahan
antikorupsi.

1. Kegiatan Belajar Mengajar

Pengenalan tentang bahaya korupsi dan penegasan nilai-nilai antikorupsi secara langsung diperlukan
melalui sekolah atau di perguruan tinggi. Kita bisa mengajak anak-anak mendiskusikan mengenai
korupsi dan bahayanya, serta apa yang bisa mereka lakukan untuk menghidari sekaligus melawan
korupsi di lingkungan terdekatnya.

Pendidikan antikorupsi bisa dilaksanakan di sekolah maupun di perguruan tinggi. Bisa dilakukan
sebagai kegiatan kurikuler atau ekstra kurikuler

Pendidikan antikorupsi bisa dilakukan dalam jam pelajaran sekolah dan dilakukan pada pelajaran apa
saja. Pada dasarnya sebagian besar mata pelajaran di sekolah mengandung nilai-nilai antikorupsi
seperti kejujuran, adil, kerja keras, dan tanggungjawab. Dalam pelajaran bahasa Indonesia misalnya,
bisa saja belajar bahasa Indonesia dengan mengangkat isu korupsi sebagai tema. Juga dalam pelajaran
lainnya.

Pengenalan dan penegasan nilai-nilai antikorupsi secara langsung diperlukan. Peserta didik diajak
diskusi mengenai korupsi dan bahayanya, serta apa yang bisa mereka lakukan untuk menghidari
sekaligus melawan korupsi di lingkungan terdekatnya.

Kita lihat dalam modul berikut ini. Dalam modul ini, pendidikan antikorupsi dapat dilakukan melalui
pelajaran sejarah. Tema yang diambil adalah korupsi pada masa kolonial yang menyebabkan
bangkrutnya perusahaan dagang Belanda VOC pada waktu itu.

Pembelajaran bisa dimulai dengan meminta murid mencari informasi melalui internet, disusul dengan
menonton video, dan mendiskusikannya di dalam kelas dan menarik relevansinya dengan situasi
kekinian.

Tema korupsi dan melawan korupsi bisa diangkat dalam bentuk proyek pembelajaran secara khusus
dengan mengambil hari tertentu, atau melalui kolaborasi sejumlah mata pelajaran yang diakhiri,
misalnya, dengan pentas atau pameran.

2. Perkemahan Pemuda Antikorupsi (Anti-corruption Youth Camp)

Pendidikan antikorupsi tidak hanya bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar di ruang-ruang
kelas. Strategi penting lain dengan membuat berbagai kegiatan yang tidak terlalu formal di luar ruang
dengan melibatkan generasi muda dari berbagai latar belakang seperti perkemahan antikorupsi.

Program-program seperti ini juga bisa dilakukan di luar sekolah, organisasi kepemudaan, mahasiswa,
ataupun komunitas-komunitas keagamaan.

Sebagian besar nilai-nilai yang ditanamkan dalam perkemahan terkait langsung dengan antikorupsi.
Mulai dari memperkuat solidaritas antar-teman, membangun kemandirian, memupuk
tanggungjawab, dan mengembangkan sikap saling menghormati.
Ditambahkannya berbagai materi antikorupsi dalam kegiatan perkemahan, akan membuat kaum
muda memahami pentingnya menjadi bagian dari generasi antikorupsi. Sekaligus membuat mereka
makin peduli pada lingkungan dan bersedia berperan aktif dalam melawan korupsi.

Dalam acara perkemahan antikorupsi, kita bisa menggabungkan aktivitas fisik, berkesenian, sekaligus
untuk mengenali lebih dekat isu korupsi dan membentuk sikap perlawanan terhadap korupsi. Dalam
acara-acara seperti ini diperlukan perencanaan yang matang, kepanitiaan atau pengorganisasian yang
baik, sosialisasi, dan lain-lainnya.

Kita bisa lihat dari susunan acara sebuah kegiatan kemah antikorupsi dua hari, bisa diisi dengan
berbagai kegiatan yang menyegarkan, menumbuhkan kreativitas, memperkenalkan kepada anak
tentang isu korupsi dan bagaimana memeranginya.

Dengan ini kita telah sampai pada akhir pertemuan ini. Sampai jumpa dalam perkuliahan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai