BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 1
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Peran Mahasiswa Sebagai Agent of Change dan Keterlibatan
Dalam Lingkungan Kampus, Keluarga, Masyarakat Nasional,
Internasional
2. Kompetensi Mahasiswa mampu menunjukkan peran mahasiswa sebagai
Dasar agent of change (inisiator, educator, motivator, implementori) dan
keterlibatan mahasiswa dalam lingkungan kampus, keluarga,
masyarakat nasional, internasional
3. Materi Pokok a. PBAK di Perguruan Tinggi
b. Peran Pendidik dalam Pengajaran PBAK
c. Peran Mahasiswa (peran di Kampus, Keluarga Masyarakat
tingkat nasional dan internasional)
d. Pelibatan mahasiswa dalam Gerakan antikorupsi
4. Tugas-Tugas a. Diskusi aktif pada pembelajaran TM
b. Searching literature tentang peran mahasiswa sebagai change
of agent dalam pemberantaran korupsi
5. Daftar Pustaka 1. Adwirman. (2014). BUKU AJAR PENDIDIKAN DAN BUDAYA
ANTIKORUPSI (PBAK). Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Tenaga.
2. Dietika, J. G. (2021). Modul Perkuliahan Pendidikan Budaya
Anti Korupsi. Palangkaraya: POLTEKKES PALANGKARAYA.
3. Kemendikbud, R. I. (2018). Buku Pendidikan Anti-Korupsi
Untuk Perguruan Tinggi.
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
Peran Mahasiswa Sebagai Agent of Change dan Keterlibatan Dalam
Lingkungan Kampus, Keluarga, Masyarakat Nasional, Internasional
Lampiran 2
SOAL
1. Mengapa mahasiswa dianggap sebagi agen perubahan (agent ofchange)
pada suatu masyarakat arau suatu bangsa ?
a. Mahasiswa adalah mereka yang masih berjiwa bersihkarena
beridealisme, semangat muda, dan kemampuanintelektual yang
tinggi
b. Mahasiswa adalah kaum muda yang penuh semangat untuk
perubahan
c. Mahasiswa berperan dalam menjlankan bahasa Indonesia
d. Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan baik
2. Di kampus terdapat spanduk yang memuat tentang pemberantasan jiwa
korupsi yang sederhanamisalnya himbauan mahasiswa untuk tidak
mencontek saat ujian.Hal yang dilakukan oleh pihak kampus merupakan
salah satu program pemberantasan korupsi dalam bentuk program .…
a. Edukasi
b. Promosi
c. Kampanye
d. Demo
3. Kampus yang menjadi salah satu tempat berkembangnya niat dan
kesempatan untuk berlaku korupsi. Untuk itu, penciptaan lingakungan
kampus yang bebas korupsi harus dimulai dari kesadaran civitas
akademika kampus. Untuk itu kampus dalam halini disebut sebagai …
a. Miniatur sebuah negara
b. Tempat berkurangnya korupsi
c. Miniatur budaya korupsi
d. Cermin sebuah negara
4. Linda menitipkan presensi kehadiran pada temannya pada mata kuliah
dosen X . Hal ini merupakan contoh korupsi di lingkungan ?…
a. Keluarga
b. Kampus
c. Pasar
d. Kantor
5. Seseorang mahasiswa berupaya melakukan perbaikan perilaku manusia
dalam rangakan gerakan antikorupsi antara lain dapat dimulai dengan
menanamkan nilai-nilai yang mendukung terciptanya perilaku antikorupsi.
Nilai-nilai yang dimaksud tersebut dapat berupa nilai…
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. A
4. B
5. C
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 2
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Konsep Umum Korupsi, Jenis Korupsi, Pola , Penyebab, Modus
Korupsi di Indonesia
2. Kompetensi Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Konsep Umum Korupsi,
Dasar jenis korupsi, pola , penyebab, modus korupsi di Indonesia
3. Materi Pokok a. Pengertian Korupsi
b. Jenis -jenis korupsi
c. Pola Korupsi
d. Penyebab korupsi
e. Modus korupsi di Indonesia
4. Tugas-Tugas a. Mahasiswa memperhatikan penjelasan dosen
b. Mahasiswa mendiskusikan bagaimana pola, modus,
penyebab, jenis korupsi di Indonesia
c. Mendiskusikan secara berkelompok dan dipresentasi
5. Daftar Pustaka a. Adwirman. (2014). Buku Ajar Pendidikan Dan Budaya
Antikorupsi (PBAK). Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga.
b. Dietika, J. G. (2021). Modul Perkuliahan Pendidikan Budaya
Anti Korupsi. Palangkaraya: Poltekkes Palangkaraya.
c. Parellangi, A. G. (2020). Modul Pendidikan Budaya
Antikorupsi Di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
RI. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
d. Kemendikbud, R. I. (2018). Buku Pendidikan Anti-Korupsi
Untuk Perguruan Tinggi.
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
C. Pola Korupsi
Korupsi pada hakekatnya berawal dari suatu kebiasaan (habit) yang
tidak disadari oleh setiap aparat, mulai dari kebiasaan meneima upeti, hadiah,
serta pemberian fasilitas tertentu ataupun yang lain pada akhirnya kebiasaan
tersebut lama-lama akan menjadi bibit korupsi nyata dan merugikan keuangan
Negara. Pola-pola yang sering dipakai para koruptor dalam melakukan tindak
pidana korupsi, antara lain pemalsuan, penyuapan, penggelapan, komisi,
pemerasan, sistem pilih kasih, penyalahgunaan wewenang, bisnis orang
dalam, nepotisme, sumbangan ilegal dan pemalsuan.
Ada 7 bentuk pola korupsi, yaitu :
1. Pola Konvensional
2. Pola Kuintansi fiktif
3. Pola Komisi
4. Pola Upeti
5. Pola Menjegal Order
6. Pola Perusahaan Rekanan
7. Pola Penyalahgunaan wewenang
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
D. Penyebab korupsi
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi, jenis-jenis korupsi menurut
hukum kedengarannya berat, padahal korupsi bisa juga terdapat dalam
kejadian sehari-hari yang sebenarnya bisa dihindari. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya korupsi. Menurut Wanaraja (2007) salah satu
penyebab paling utama dan sangat mendasar terjadinya korupsi di kalangan
birokrat adalah menyangkut masalah keimanan, kejujuran, moral dan etika
sang birokrat.
1. Faktor-Faktor Umum yang Menyebabkan Korupsi
Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Boulogne atau sering
disebut GONE Theory bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
korupsi sebagai berikut.
a. Greeds (keserakahan)
b. Opportunities (kesempatan)
c. Needs (kebutuhan)
d. Exposures (pengungkapan)
Secara garis besar modus korupsi dapat dilihat seperti pada tabel berikut:
Konvensional Political Corruption State Capture
Coruption
SPPD
Penjarahan Desain kebijakan
Modus Tiket dan Progam
APBD/APBN yang koruptif
fiktif
Birokrat Birokrat
PNS
Makelar Makelar
Aktor Penegak
Pengrus parpol Pengrus parpol
Dan lain lain
Anggota DPR/DPRD Anggota DPR/DPRD
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 2
SOAL
KUNCI JAWABAN
1. D
2. D
3. C
4. B
5. A
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 3
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Sejarah Korupsi dan Upaya Pemberantasannya di Indonesia
2. Kompetensi Mahasiswa mampu menghubung kan sejarah korupsi dan upaya
Dasar pemberantas annya di Indonesia
3. Materi Pokok a. Sejarah korupsi di Indonesia Upaya pemberantasan korupsi
pada masa pra kemerdekaan
b. Sejarah korupsi di Indonesia Upaya pemberantasan korupsi
pada masa pasca kemerdekaan
c. Sejarah pembentukan dan perjalanan antikorupsi (tokoh
bangsa berintegritas dan tokoh kesehatan)
4. Tugas-Tugas a. Mahasiswa memperhatikan penjelasan dosen
b. Searching literatur sesuai bahan kajian
c. Membaca artikel yang disediakan dan mendiskusikan secara
berkelompok kemudian dipresentasikan
5. Daftar Pustaka a. Dietika, J. G. (2021). Modul Perkuliahan Pendidikan Budaya
Anti Korupsi. Palangkaraya: POLTEKKES PALANGKARAYA.
b. Syuraida, Hikmatus.(2015). Pemberantasan Korupsi Di
Indonesia Era Orde Lama Hingga Hera Reformasi.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah
c. Kemendikbud, R. I. (2018). Buku Pendidikan Anti-Korupsi
Untuk Perguruan Tinggi.
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu
mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan
mata uang pendudukan Jepang. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI
juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Orang Republik Indonesia)
sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya
jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
2. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk
menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
3. Kas negara kosong.
4. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi,
antara lain:
1. Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir.
Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.
2. Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mengadakan
kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade
Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.
3. Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh
kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi
yang mendesak,
4. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari
1947.
5. Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan
beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis.
Penyebab adanya korupsi yang ada di Indonesia adalah kecilnya gaji
yang diperoleh di era Orde Lama serta keadaan sistem pemerintahan
Indonesia yang masih belum stabil menyebabkan banyaknya tindakan korupsi
yang dilakukan. Keuntungan yang diperoleh dari tindakan korupsi tidak
sebanding dengan hukuman yang didapat oleh orang-orang yang melakukan
tindakan korupsi sehingga tidak menimbulakan efek jera serta rasa takut dari
perbuatan korupsi yang dilakukan.(Syuraida, 2015)
Lampiran 2
SOAL
KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. C
4. D
5. A
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 4
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Nilai-Nilai dan Prinsip Anti-Korupsi
2. Kompetensi Mahasiswa mampu memahami nilai-nilai dan prinsip anti-korupsi
Dasar
3. Materi Pokok a. Nilai -nilai dan prinsip antikorupsi
b. Contoh kode etik profesi/organi sasi
c. Integritas dan indikatornya
d. Konflik kepentingan
4. Tugas-Tugas a. Mahasiswa memperhatikan penjelasan dosen
b. Menonton film pendek yang berkaitan dengan korupsi
c. Menganalisis nilai prinsip yang terkandung
d. Melakukan diskusi secara aktif
5. Daftar Pustaka a. I.Yudhiantoro, P.Suyata.(2016). Integritas untuk umum.
Jakarta Selatan : Direktorat Pendidikan dan Pelayanan
Masyarakat Kedeputian Bidang Pencegahan KPK
b. Parellangi, A. G. (2020). Modul Pendidikan Budaya
Antikorupsi Di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Ri. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
c. Kemendikbud, R. I. (2018). Buku Pendidikan Anti-Korupsi
Untuk Perguruan Tinggi.
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
Disiplin adalah salah satu nilai yang penting dalam upaya melawan
korupsi. Nilai disiplin mencakup kedisiplinan dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab dengan integritas serta patuh terhadap aturan dan prosedur
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
4. Adil
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Keadilan
adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa
yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proporsional dan tidak
melanggar hukum. Nilai keadilan dapat dikembangkan oleh mahasiswa
dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam kampus maupun di luar
kampus. Hal ini antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk:
a. Selalu memberikan pujian tulus kepada kawan yang berprestasi
b. Memberikan saran perbaikan dan semangat pada kawan yang tidak
berprestasi
c. Tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang sosial, dan lain-lain.
d. Menimbang atau menakar sesuatu secara obyektif dan seimbang ketika
menilai teman atau orang lain.
e. Ketika ada teman berselisih, dapat bertindak bijaksana dan memberikan
solusi serta tidak memojokkan salah satu pihak, memihak yang benar
secara proporsional
f. Tidak mengurangi dosis atau takaran obat yang diberikan kepada klien
g. Adil terhadap dirinya sendiri, seperti belajar maksimal sebagai sebuah
keadilan keadilan terhadap potensi dan bakat yang diberikan oleh Alloh
SWT untuk ditumbuhkembangkan secara optimal dan menghargai bakat
yang diberikan oleh Alloh SWT.
h. Adil terhadap diri sendiri juga dapat diterapkan dengan cara hidup
seimbang.
5. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran, berani mengaku kesalahan, berani bertanggung
jawab, dan berani menolak kebatilan. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Nilai
keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam kehidupan di
kampus dan di luar kampus. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk:
a. Bertanya kepada dosen jika tidak mengerti
b. Berani mengemukakan pendapat secara bertanggung jawab ketika
berdiskusi atau berani maju ke depan untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan
c. Melaporkan temannya yang membuat tugas atau makalah dengan cara
copy paste dari sumber lain, tanpa memperhatikan kaidah penulisan
ilmiah atau meyadur dari makalah yang sudah jadi.
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
c) Merasa cukup dengan apa yang ada, bukan lantaran pasrah, melainkan
telah berusaha menyempurnakan usaha.
d) Tidak sombong atau menonjolkan diri dalam pergaulan (dalam arti
negatif), sekalipun ia mempunyai kelebihan atau kemampuan
e) Menyelaraskan antara kebutuhan atau keinginan dengan kemampuan
secara realistis dan proposional.
f) Bersabar serta berprasangka baik. Kejengkelan atau prasangka buruk
tidak akan mengubah keadaan atau menyelesaikan masalah, bahkan
menambah masalah
g) Selalu bersyukur dengan apa yg ia miliki, tetapi tetap selulu
mengusahakan yang terbaik yang bisa ia lakukan
h) Tidak sombong ketika dipuji, dan tidak rendah diri ketika dikritik atau
diberikan saran oleh orang lain
9. Mandiri
Mandiri adalah nilai yang penting dalam upaya anti-korupsi. Nilai mandiri
mencakup kemandirian dalam menjalankan tugas, tidak tergantung pada
suap atau upaya memanfaatkan kekuasaan orang lain untuk keuntungan
pribadi. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
untuk menjadi tidak tergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat. Kondisi mandiri
bagi mahasiswa dapat diartikan sebagi proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk dapat mengerjakan tugas
dan tanggung jawabnya. Ciri mahasiswa mandiri adalah mahasiswa yang
memiliki kemampuan untuk mandiri dan bertanggung jawab ditengah arus
besar tuntutan kebebasan. Mahsiswa harus memegang dua hal subtansial,
yakni tannggung jawab dan kemandirian. Nilai kemandirian dapat
diwujudkan antara lain dalam bentuk mengerjakan soal ujian secara
mandiri, mengerjakan tugas-tugas akademik secara mandiri, dan
menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan secara swadana
Prinsip-Prinsip Antikorupsi
transparansi, kewajaran (fairness), dan adanya kebijakan atau aturan main yang
dapat membatasi ruang gerak korupsi serta kontrol terhadap kebijakan tersebut.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Prinsip
akuntabilitas merupakan pilar penting dalam rangka mencegah terjadinya
korupsi. Oleh karena itu, prinsip akuntabilitas membutuhkan perangkat-
perangkat pendukung, baik berupa perundang-undangan (de jure) maupun
dalam bentuk komitmen dan dukungan masyarakat (de facto), baik pada level
budaya (individu dengan individu) maupun pada level lembaga. Sebagai
bentuk perwujudan prinsip akuntabilitas, Undang-Undang Keuangan Negara
juga menyebutkan adanya kewajiban ganti rugi yang diberlakukan atas mereka
yang karena kelengahan atau kesengajaan telah merugikan negara. Untuk
mewujudkan prinsip-prinsip akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, maka
dalam pelaksanaannya harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan
melalui:
a) Mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang
dilakukan. Pelaporan dan pertanggungjawaban tidak hanya diajukan
kepada penanggung jawab kegiatan pada lembaga yang bersangkutan dan
Direktorat Jendral Anggaran Kementerian Keuangan, melainkan kepada
semua pihak khususnya kepada lembaga-lembaga kontrol seperti DPR
yang membidanginya serta kepada masyarakat.
b) Evaluasi. Evaluasi terhadap kinerja administrasi, proses pelaksanaan,
dampak dan manfaat yang diberikan oleh setiap kegiatan kepada
masyarakat, baik manfaat langsung maupun manfaat jangka panjang
setelah beberapa tahun kegiatan itu dilaksanakan.
2. Transparansi
Transparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat
diketahui oleh publik. Dalam prosesnya, terdapat lima proses dalam
transparansi, yaitu penganggaran, penyusunan kegiatan, pembahasan,
pengawasan, dan evaluasi.
a) Proses penganggaran
Proses penganggaran bersifat dari bawah ke atas (bottom up), mulai dari
perencanaan, implementasi, laporan pertanggungjawaban, dan penilaian
(evaluasi) terhadap kinerja anggaran.
b) Proses penyusunan kegiatan
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
3. Kewajaran
Prinsip kewajaran (fairness) dimaksudkan untuk mencegah adanya
ketidakwajaran dalam penganggaran, dalam bentuk mark up maupun
ketidakwajaran lainnya. Prinsip kewajaran terdiri atas lima sifat, yaitu sebagai
berikut:
a) Komprehensif dan disiplin
Mempertimbangkan semua aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip
pembebanan, pengeluaran, dan tidak melampaui batas (off budget).
b) Fleksibilitas
Tersedianya kebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
(prinsip tak tersangka, perubahan, pergeseran, dan desentralisasi
manajemen).
c) Terprediksi
Ketetapan dalam perencanaan berdasarkan asas value for money dengan
tujuan untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan.
d) Kejujuran
Kejujuran adalah tidak adanya bias perkiraan penerimaan atau pengeluaran
yang disengaja yang berasal dari pertimbangan teknis maupun politis.
e) Informatif
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
4. Kebijakan
Prinsip kebijakan adalah prinsip antikorupsi yang keempat yang dimaksudkan
agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang kebijakan
antikorupsi. Kebijakan berperan untuk mengatur tata interaksi dalam ranah
sosial agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat. Kebijakan antikorupsi dapat dilihat dalam empat aspek berikut.
a) Isi kebijakan
Kebijakan antikorupsi akan menjadi efektif apabila mengandung unsur -
unsur yang terkait dengan permasalahan korupsi sebagai fokus dari
kegiatan tersebut.
b) Pembuat kebijakan
Pembuat kebijakan adalah hal yang terkait erat dengan kebijakan
antikorupsi.
c) Penegakan Kebijakan
Kebijakan yang telah dirumuskan akan berfungsi apabila didukung oleh
actor penegak kebijakan, yaitu Kepolisian, Pengadilan, Pengacara, dan
Lembaga Permasyarakatan.
d) Kultur kebijakan
Keberadaan suatu kebijakan memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai,
pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hokum
undang-undang antikorupsi. Selanjutnya tingkat partisipasi masyarakat
dalam pemberantasan korupsi akan ditentukan oleh kultur kebijakan.
5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan adalah upaya agar kebijakan yang dibuat benar-benar efektif
dan menghapus semua bentuk korupsi. Sedikitnya terdapat tiga model atau
bentuk kontrol terhadap kebijakan pemerintah, yaitu berupa:
a) Partisipasi
Kontrol kebijakan berupa partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap
kebijakan dengan ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya.
b) Evolusi
Kontrol kebijakan berupa evolusi yaitu mengontrol dengan menawarkan
alternatif kebijakan baru yang dianggap lebih layak.
c) Reformasi
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
diri sendiri dan lingkungan, konsisten dalam bersikap dan bertindak, memiliki
komitmen terhadap misi pemberantasan korupsi, objektif terhadap
permasalahan, berani dan tegas dalam mengambil keputusan dan resiko kerja,
disiplin dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan amanah.
D. Konflik kepentingan
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 2
SOAL
KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. B
4. C
5. A
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 5
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Tindak Pidana Korupsi dan Pengendalian Gratifikasi Serta
Berpikir Kritis terhadap Masalah Korupsi
2. Kompetensi Mahasiswa mampu menjelaskan Tindak pidana korupsi dan
Dasar pengendalian gratifikasi serta berpikir kritis terhadap masalah
korupsi
3. Materi Pokok a. Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia
b. 30 Delik Tindak Pidana Korupsi dan pengelompokannya
c. Contoh kasus tindak pidana korupsi berdasarkan jenis tindak
pidana korupsinya
d. Tindak Pidana Lain yang terkait dengan Proses Pemeriksaan
Perkara Korupsi
4. Tugas-Tugas
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
Lampiran 1
Dari ke-30 jenis korupsi tersebut, diklasifikasikan lagi menjadi tujuh kelompok
tindak pidana korupsi, yaitu:
1) Kerugian Keuangan Negara
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
D. Tindak Pidana Lain yang terkait dengan Proses Pemeriksaan Perkara Korupsi
1) Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 2
SOAL
KUNCI JAWABAN
1. A
2. A
3. D
4. C
5. B
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 6
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Tindak Pidana Korupsi dan Pengendalian Gratifikasi Serta
Berpikir Kritis Terhadap Masalah Korupsi
2. Kompetensi Mahasiswa mampu mendiskusikan Tindak pidana korupsi dan
Dasar pengendalian gratifikasi serta berpikir kritis terhadap masalah
korupsi
3. Materi Pokok a. Gratifikasi, Uang Pelicin, Pemerasan, dan Suap
b. Program pengendalian gratifikasi
c. Sejarah gratifikasi
d. Definisi dan dasar hukum
e. Kultur dan gratifikasi
f. Etika perilaku terkait gratifikasi
g. Peran serta masyarakat dan korporasi
h. Perlindungan pelapor gratifikasi
i. Fraud di Bidang Kesehatan
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
suap jika pihak yang bersangkutan memiliki hubungan dengan jabatan yang
berlawanan dengan kewajiban dan hak yang bersangkutan.
Hukuman Pidana UU No 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU
No 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, memuat
hukuman pidana untuk keempat tindakan korupsi tersebut. Suap, Uang Pelicin,
dan Pemerasan terkait jabatan diatur dalam Pasal 5 ayat (1) dengan pidana
maksimal 5 tahun dan atau denda maksimal Rp250.000.000. Sementara
gratifikasi memiliki hukuman lebih berat. Dalam Pasal 12, hukuman bagi
pegawai negeri atau penyelenggara negara yang terbukti menerima gratifikasi
adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat empat
tahun dan paling lama 20 tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp200 juta
dan paling banyak Rp1 miliar.
C. Sejarah gratifikasi
Sebelum adanya pengaturan mengenai gratifikasi dalam UU Tipikor,
larangan penerimaan hadiah oleh pegawai negeri sudah dikenal dan
diakomodasi dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU 3/1971) dan Pasal 1 ayat (1) huruf
e yang berisi kewajiban bagi pegawai negeri untuk melaporkan kepada yang
berwajib penerimaan pemberian atau janji (sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 418 KUHP, Pasal 419 KUHP, dan Pasal 420 KUHP) yang diberikan
kepadanya. Ketentuan mengenai gratifikasi mulai dikenal seiring dengan
terbitnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Ide tentang gratifikasi sebagai delik korupsi berasal dari Andi
Hamzah yang mengusulkan kepada Menteri Kehakiman & HAM RI saat itu,
Baharuddin Lopa, untuk memasukkan penerapan sistem pembalikan beban
pembuktian dalam amandemen Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pada awalnya, pembahasan
ketentuan mengenai gratifikasi dirumuskan dalam Pasal 12A dengan DIM
Nomor: 36A sampai dengan 39. Dalam perkembangannya, RUU perubahan
UU 31/1999 kemudian disetuju menjadi UU Nomor 20 Tahun 2001 dengan
memasukkan delik gratifikasi ke dalam Pasal 12B dan 12C
Penjelasan tentang Gratifikasi diuraikan pada Penjelasan Pasal 12B,
yaitu: Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri
dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik. Dalam rancangan undang-undang ini diatur ketentuan mengenai
gratifikasi sebagai tindak pidana baru. Gratifikasi tersebut dianggap suap
apabila berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau
tugasnya sebagai pegawai negeri atau penyelenggara Negara.
Namun gratifikasi tersebut tidak dianggap suap apabila penerima
gratifikasi melaporkan pada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
dalam waktu yang ditentukan dan apabila tidak melaporkan dianggap suap.
Dalam sistem pelaporan ini, untuk menentukan ada atau tidaknya tindak
pidana suap tersebut, penerima gratifikasi yang nilainya Rp.10.000.000,00 atau
lebih, pembuktian bahwa pemberian bukan suap dilakukan oleh penerima
gratifikasi, tetapi yang nilainya kurang dari Rp.10.000.000,00 pembuktian
bahwa gratifikasi sebagai suap dilakukan oleh penuntut umum
Lampiran 2
SOAL
1. Pemberian yang didasari atas kesepakaatan kedua belah pihak yang
bertujuan untuk mengubah keputusan demi kepentingan sang
penyuapmerupakan…
a. Korupsi
b. Suap
c. Kolusi
d. Gratifikasi
2. Dalam Konteks Pemerintah melakukan strategi nasional tentang
pencegahan korupsi dalam penyelenggaraan negara yang bersih, bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme undang-undang nomor berapakah yang
mengatur keterangan diatas.…
a. Undang-undang nomor 28 tahun 1999
b. Undang-undang nomor 63 tahun 2005
c. Undang-undang nomor 8 tahun 2010
d. Undang-undang nomor 6 tahun 2011
3. Peraturan pemerintah yang erat kaitannya berhubungan dengansistem
manajemen sumber daya manusia kpk, undang-undangnomor berapakah
yang mengatur keterangan diatas..
a. Undang-undang nomor 30 tahun 2002
b. Undang-undang nomor 63 tahun 2005
c. Undang-undang nomor 46 tahun 2009
d. Undang-undang nomor 8 tahun 1991
4. Program kemnetrian kesehatan dalam upaya pencegahan korupsi
diatur dalam peraturan…
a. UU No 20 tahun 2001
b. UU No 30 tahun 2002
c. Peraturan 03 tahun 2018
d. Peraturan presiden No 55 tahun 2012
5. Peraturan yang berlaku larangan melakukan gratifikasi….
a. Pasal 12 b ayat (1) UU No 31 tahun 1999
b. Peraturan presiden No 55 tahun 2012
c. UU No 20 tahun 2002
d. UU no 6 tahun 2011
KUNCI JAWABAN
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
1. B
2. A
3. B
4. D
5. A
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 7
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Dampak Korupsi dan Bahaya Korupsi
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
triliun. Biaya Sosial Korupsi yang muncul akibat tindak korupsi sangatlah merugikan
bagi Negara dan Masyarakat, baik dalam satu waktu maupun diwaktu mendatang.
Komponen Biaya Sosial Korupsi Untuk menghitung besarnya biaya sosial
korupsi, terlebih dahulu adalah dengan melihat komponen yang terdapat di
dalamnya. Komponen tersebut diperoleh, dari Studi Biaya Sosial Korupsi yang
diselenggarakan KPK, yang antara lain dilakukan melalui focus group Discussion
(FGD) mengenai Biaya Sosial Korupsi. Konsep biaya sosial yang diperoleh melalui
FGD kemudian diolah dengan teori Brand and Price. Dalam metodologi tersebut,
biaya sosial kejahatan dapat diukur dari tiga unsur, yaitu biaya antisipasi, biaya
akibat, dan biaya reaksi
Seandainya Uang yang Dikorupsi Digunakan untuk Pembangunan Uang
yang dikorupsi sebesar Rp. 168 T. Seandainya uang yang dikorupsi digunakan
untuk pembangunan, maka bisa untuk membangun 195 gedung sekolah dasar
(SD) baru dengan fasilitas yang lumayan lengkap. Selain itu juga bisa bisa
membiayai sekolah 3,36 juta orang hingga menjadi sarjana.
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 2
SOAL
1. Modus korupsi di era globalisasi banyak dimanfaatkan segelintir
orangdengan alasan berbagai hal. Banyak yang melakukan modus-modus
iniuntuk kepentingan pribadi atau golongan. Hal ini harus dicegah danKPK
harus melakukan inventarisasi modus-modus korupsi sektorkesehatan
berupa hal berikut ini, kecuali …
a. Penyelewengan APBN/APBD sektor kesehatan,
Jamkesmas,Jampersal dan Jamkesda
b. Intervensi politik dalam anggaran kesehatan, jaminan kesehatandan
ASKESKIN
c. Pemotongan dana bantuan sesuai kesepakatan
d. Kecurangan dalam pengadaan barang/jasa terutama alat kesehatan
2. Salah satu peran mahasiswa atau kelompok mahasiswadalam mengamati
tindakan korupsi di lingkungan masyarakat sekitar ialah…
a. Mengawasi banyak tidaknya orang membuang
sampahsembarangan
b. Ikut campur dalam pembagian dana pembangunan desa setempat
c. Ikut serta dan memfasilitasi penghakiman lurah yang
kepergokmenerima suap
d. Mengawasi serta melaporkan kepada pihak berwenang jikaterdapat
kantor pemerintah daerah yang melakukan pungutanyang tidak
sewajarnya dan tidak berizin
3. Korupsi didasarkan atas kebutuhan yang dipaksakan untuk
terpenuhiataupun rasa haus atas kekayaan/tahta/jabatan. Kebutuhan
tersebut tidak bisa diimbangi hingga menghalalkan segala cara
untukmendapatkannya. Faktor internal yang berkaitan dengan kasus
tersebut adalah …
a. Sifat tamak
b. Suap
c. Gaya hidup konsumtif
d. Faktor politik
4. Sifat tamak, moral yang kurang kuat, penghasilan yang kurangmencukupi,
kebutuhan hidup yang mendesak, gaya hidup yangkonsumtif, malas atau
tidak mau bekerja, ajaran agama yangkurang diterapkan merupakan bagian
dari aspek ...
a. Politik
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
b. Perilaku individu
c. Organisasi
d. Sosial
5. Korupsi merupakan salah satu dari sekian masalah yangmempunyai
dampak negatif terhadap perekonomian suatu negara,dan dapat
berdampak merusak sendi sendi perekonomian negara.Dampak korupsi
dari perspektif ekonomi adalah missalocation ofresost, sehingga
perekonomian tidak optimal. berikut adalah berbagai dampak ekonomi
korupsi terhadap aspek ekonomi,kecuali...
a. Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi
b. Melemahkan Kapasitas dan Kemampuan Pemerintahdalam
Program Pembangunan yang MeningkatkanPerekonomian
c. Meningkatkan Utang Negara
d. Meningkatkan produktifitas
KUNCI JAWABAN
1. C
2. D
3. C
4. B
5. D
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 8
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Kebijakan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.
2. Kompetensi Mahasiswa mamou menjelaskan Kebijakan pencegahan dan
Dasar pemberantasan korupsi.
3. Materi Pokok a. Kebijakan Internasional tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi
b. Kebijakan Nasional tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi
4. Tugas-Tugas
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
Lampiran 2
SOAL
1. KPK adalah lembaga negara yang disusun dengan tujuanmeningkatkan
daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak terpidana
korupsi. Bagaimanakah bunyi visidari KPK ....
a. Mewujudkan lembaga yang mampu mewujudkan Indonesiayang
bebas dari korupsi
b. Mendorong dan mendobrak Indonesia yang bebas dari korupsi
c. Koordinasi dengan instansi yang ganti melakukan
pemberantasantindak tahanan korupsi
d. Supervisi terhadap instansi yang ganti melakukan
pemberantasantindak tahanan korupsie.
2. Perhatikan pernyataan dibawah ini!
1) Tidak melaporkan bila dilingkungannya terdapat orang
yangmelakukan korupsi
2) Berani memberikan uang kepada aparat
3) Menghindari sikap dan perilaku KKN
4) Berani mengatakan kebenaran
5) Melaporkan bila mendapati praktek uang
a. 2-3-5
b. 1-2-3
c. 3-4-5
d. 2-3-4
3. Lembaga yang mempunyai wewenang dalam memberikan keputusanatas
pendapat DPR tentang dugaan pelanggaran oleh presiden danwakil
presiden berdasarkan UUD 1945 adalah ....
a. Komisi Yudisial
b. Mahkamah Agung
c. Pengadilan Tinggi
d. Mahkamah Konstitusi
4. Media massa memberitahukan pelaku korupsi kepada pelakumemperoleh
sanksi sosial dari pemberitaan tersebu. Hal tersebutadalah salah satu
peran media massa dalam ....
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. D
4. B
5. D
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 9
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Menumbuhkan Semangat Melawan Korupsi
2. Kompetensi Mahasiswa mampu menumbuhkan semangat melawan korupsi.
Dasar
3. Materi Pokok a. Gambaran kondisi Indonesia jika tanpa korupsi
b. Informasi Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan peringkat IPK
negara dalam 5 tahun terakhir
c. Negara-negara yang relatif bersih dari korupsi
d. Potensi yang dimiliki Indonesia untuk mewujudkan impian
tanpa korupsi
4. Tugas-Tugas
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
B. Informasi Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan peringkat IPK negara dalam
5 tahun terakhir
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Dengan skor 40, peringkat Indonesia juga
membaik. Pada 2019, Indonesia berada di urutan ke-85 dari 180 negara, naik
dari urutan ke-89 pada 2018. Sedangkan di antara negara-negara Asia
Tenggara, posisi Indonesia pada 2019 tidak berubah, yaitu peringkat empat.
Peringkat pertama ditempati Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia.
Skor CPI sendiri berada dalam rentang 0-100, di mana 0 berarti negara
dipersepsikan korup, sementara skor 100 berarti dipersepsikan bersih dari
korupsi. Hal ini, menjadi penanda bahwa perjuangan bersama melawan
korupsi yang dilakukan oleh pemerintah, Komisi pemberantasan korupsi (KPK),
lembaga keuangan dan bisnis serta masyarakat sipil menunjukan upaya positif.
Dari CPI 2019 dapat dilihat bahwa selain upaya perbaikan sistem
kemudahan berbisnis, peningkatkan efektivitas penegakan hukum terhadap
praktik korupsi politik juga bisa secara signifikan meningkatkan skor CPI
Indonesia. Namun tugas berat pembenahan sistem masih harus dituntaskan ke
depan, yaitu bagaimana memutus relasi koruptif antara pejabat negara,
pelayan publik, penegak hukum dan pebisnis.
Potensi kekayaan alam yang budaya besar ini dapat menjadi modal
Indonesia sebagai negara yang besar dan berdaulat yang dapat menggunakan
kekayaan yang tersedia untuk menjadi daya tarik bangsa-bangsa dunia untuk
datang untuk berwisata dan potensi kekayaan lain dapat digunakan untuk diolah
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Potensi berikutnya yang
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
dimiliki oleh Indonesia adalah jumlah penduduk Indonesia yang menurut Data
World Bank pada tahun 2016 sebanyak 261.115.456 jiwa dan menepati peringkat
ke empat negara dengan penduduk terbanyak di dunia setelah, China, India dan
Amerika Serikat.
Hal ini dapat terwujud bila sumber daya manusia yang besar ini ditanamkan
rasa kejujuran dan tanggungjawab, menghindari perbuatan-perbuatan yang
merugikan dimulai dengan penanaman nilai-nilai anti korupsi dari sedini mungkin,
dimulai dari keluarga. Potensi berikutnya yang dimiliki oleh Indonesia adalah
jumlah penduduk Indonesia yang menurut Data World Bank pada tahun 2016
sebanyak 261.115.456 jiwa dan menepati peringkat ke empat negara dengan
penduduk terbanyak di dunia setelah, China, India dan Amerika Serikat. Jumlah
penduduk Indonsia yang banyak sebagai modal dalam hal penyediaan tenaga
kerja dalam mengelola kekayaan alam.
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 2
SOAL
1. Seseorang mahasiswa berupaya melakukan perbaikan perilakumanusia
dalam rangakan gerakan antikorupsi antara lain dapatdimulai dengan
menanamkan nilai-nilai yang mendukungterciptanya perilaku antikorupsi.
Nilai-nilai yang dimaksudtersebut dapat berupa nilai ...
a. Kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab,
kerja keras, kesederhanaa, kewibawaan dan keadilan
b. Kejujuran, kerapihan, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan,tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaa,
kewibawaan dankeadilan
c. Kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan,tanggung jawab,
kerja keras, kesederhanaa, keberaniandan keadilan
d. Kejujuran, kebersihan, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab,
kerja keras, kesederhanaa, keberanian dan keadilan
2. Salah satu peran mahasiswa atau kelompok mahasiswadalam mengamati
tindakan korupsi di lingkungan masyarakat sekitar ialah …
a. Mengawasi banyak tidaknya orang membuang
sampahsembarangan
b. Ikut campur dalam pembagian dana pembangunan desa setempat
c. Ikut serta dan memfasilitasi penghakiman lurah yang
kepergokmenerima suap
d. Mengawasi serta melaporkan kepada pihak berwenang jikaterdapat
kantor pemerintah daerah yang melakukan pungutanyang tidak
sewajarnya dan tidak berizin
3. Seorang karyawan baru di suatu institusi pelayanan kesehatansangat
dihargai oleh atasan dan teman-temannya karena perilakunya yang baik
dan saleh. Setelah menikah karyawantersebut jadi orang yang suka menipu
karena terpengaruh olehlingkungan keluarganya yang baru. Keluarganya
senang terhadap perubahan perilaku karyawan tersebut karena
menghasilkan banyak uang. Contoh kasus ini merupakan teori ...
a. Solidaritas sosial
b. Solidaritas
c. Perilaku indivdu
d. Sosial
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 10
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Penyuluhan Antikorupsi dan Cara-Cara Pembuatan Media
Penyuluhan
2. Kompetensi Mahasiswa mampu melakukan Penyuluhan antikorupsi dan
Dasar cara-cara pembuatan media penyuluhan
3. Materi Pokok e. Pengertian penyuluhan antikorupsi
f. Persiapan/Rencana penyuluhan anti korupsi
g. Tahap-tahap/Pengorganisasian penyuluhan antikorupsi
h. Metode penyuluhan antikorupsi
i. Media penyuluhan antikorupsi
j. Evaluasi penyuluhan
4. Tugas-Tugas
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
F. Evaluasi penyuluhan
Agar penyuluhan menjadi kegiatan yang strategis dapat dilakukan dengan
menilai suatu penyuluhan berjalan sesuai tujuan pelatihan yang dirancang
sebelumnya. Menggunakan evaluasi model Kirk Patrick yang menyatakan
bahwa terdapat 4 level evaluasi :
Level 1 atau reaksi
Level 2 atau evaluasi belajar
Level 3 atau tingkah laku (behavior)
Level 4 atau evaluasi
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 2
SOAL
1. Mahasiswa memiliki peran penting sebagai motor penggerakdalam
peristiwa-peristiwa besar terkait korupsi. Contoh perannyata yang dapat
dilakukan yaitu melalui ...
a. Tawuran antar mahasiswa
b. Bolos sekolah
c. Edukasi dan kampanye
d. Tidak memperhatikan saat dosen mengajar
2. Keterlibatan mahasiswa di lingkungan kampus dapat dapat berdampak
positif dalam upaya gerakan antikorupsi, salah satunyayaitu ...
a. Menitipkan absensi kehadiran pada teman
b. Tidak mengikuti aturan kampus
c. Tidak adanya sikap berintegritas
d. Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi
3. Di kampus Poltekkes jurusan kebidanan terdapat spanduk yang memuat
tentang pemberantasan jiwa korupsi yang sederhanamisalnya himbauan
mahasiswa untuk tidak mencontek saat ujian.Hal yang dilakukan oleh pihak
kampus merupakan salah satu program pemberantasan korupsi dalam
bentuk program ...
a. Edukasi
b. Promosi
c. Kampanye
d. Demo
4. Media massa memberitahukan pelaku korupsi kepada pelakumemperoleh
sanksi sosial dari pemberitaan tersebu. Hal tersebutadalah salah satu
peran media massa dalam ....
a. Memberikan pengawasankhusus dalam bidang politik kepada para
pejabat
b. Memberikan kontrol terhadap setiap kebijakan pemerintahdalam arti
luas
c. Memperkuat masyarakat dan menciptakan lembaga pemerintahan yang
kuat
d. Merumuskan agenda publik yang selalu menjadi perhatian para politisi
5. Kampus yang menjadi salah satu tempat berkembangnya niat
dankesempatan untuk berlaku korupsi. Untuk itu, penciptaanlingakungan
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
KUNCI JAWABAN
1. C
2. D
3. C
4. B
5. A
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 11
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Penyuluhan Antikorupsi dan Cara-Cara Pembuatan Media
Penyuluhan
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
A. Praktik penyuluhan
Komunitas Praktisi diperkenalkan oleh Etienne Wenger dalam bukunya
Community of Practice. Ia mengatakan bahwa Komunitas Praktisi adalah
"sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama
tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih
baik dengan berinteraksi secara rutin"
Sedikitnya ada lima tujuan dari komunitas ini, yaitu:
1) Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang
berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik penyuluhan
antikorupsi.
2) Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama
anggota.
3) Mendampingi anggota untuk memulai mempertahankan penyuluhan
mereka.
4) Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi
dan berbagi
5) Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-
hari.
B. Evaluasi penyuluhan
Agar penyuluhan menjadi kegiatan yang strategis dapat dilakukan dengan
menilai suatu penyuluhan berjalan sesuai tujuan pelatihan yang dirancang
sebelumnya. Menggunakan evaluasi model Kirk Patrick yang menyatakan
bahwa terdapat 4 level evaluasi :
Level 1 atau reaksi
Level 2 atau evaluasi belajar
Level 3 atau tingkah laku (behavior)
Level 4 atau evaluasi
Lampiran 2
SOAL
1. Mahasiswa memiliki peran penting sebagai motor penggerakdalam peristiwa-
peristiwa besar terkait korupsi. Contoh perannyata yang dapat dilakukan yaitu
melalui ...
a. Tawuran antar mahasiswa
b. Bolos sekolah
c. Edukasi dan kampanye
d. Tidak memperhatikan saat dosen mengajar
2. Keterlibatan mahasiswa di lingkungan kampus dapat dapat berdampak positif
dalam upaya gerakan antikorupsi, salah satunyayaitu ...
a. Menitipkan absensi kehadiran pada teman
b. Tidak mengikuti aturan kampus
c. Tidak adanya sikap berintegritas
d. Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi
3. Di kampus Poltekkes jurusan kebidanan terdapat spanduk yang memuat
tentang pemberantasan jiwa korupsi yang sederhanamisalnya himbauan
mahasiswa untuk tidak mencontek saat ujian.Hal yang dilakukan oleh pihak
kampus merupakan salah satu program pemberantasan korupsi dalam bentuk
program ...
a. Edukasi
b. Promosi
c. Kampanye
d. Demo
4. Media massa memberitahukan pelaku korupsi kepada pelakumemperoleh
sanksi sosial dari pemberitaan tersebu. Hal tersebutadalah salah satu peran
media massa dalam ....
a. Memberikan pengawasankhusus dalam bidang politik kepada para pejabat
b. Memberikan kontrol terhadap setiap kebijakan pemerintahdalam arti luas
c. Memperkuat masyarakat dan menciptakan lembaga pemerintahan yang
kuat
d. Merumuskan agenda publik yang selalu menjadi perhatian para politisi
5. Kampus yang menjadi salah satu tempat berkembangnya niat dankesempatan
untuk berlaku korupsi. Untuk itu, penciptaanlingakungan kampus yang bebas
korupsi harus dimulai darikesadaran civitas akademika kampus. Untuk itu
kampus dalam halini disebut sebagai ...
a. Miniatur sebuah negara
b. Tempat berkurangnya korupsi
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
KUNCI JAWABAN
1. C
2. D
3. C
4. B
5. A
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 12
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Tata Kelola Perguruan Tinggi yang Baik dan Bersih.
2. Kompetensi Mahasiswa mampu menjelaskan Tata kelola perguruan tinggi
Dasar yang baik dan bersih.
3. Materi Pokok a. Tata kelola kampus berintegritas
b. Zona Integritas (ZI)
c. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
d. Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
4. Tugas-Tugas
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
Lampiran 2
SOAL
1. kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Perguruan
Tinggi sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif, adalah pengertian
dari…
a. Prinsip akuntabilitas
b. Prinsip transparansi
c. Prinsip nirlaba
d. Prinsip penjaminan mutu
2. Perguruan Tinggi harus terbuka dan mampu menyajikan informasi yang
relevan, secara tepat dan akurat kepada pemangku kepentingan serta
keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan untuk
mencegah terjadinya praktik-praktik kecurangan dalam pengelolaan
Perguruan Tinggi yang dapat merugikan masyarakat, adalah pengertian
dari…
a. Prinsip akuntabilitas
b. Prinsip transparansi
c. Prinsip nirlaba
d. Prinsip penjaminan mutu
3. Penilaian dilakukan dengan menggunakan indikator proses (nilai di atas 75)
dan indikator hasil yang mengukur efektivitas kegiatan pencegahan korupsi
yang telah dilaksanakan. Tim yang melakukan penilaian tersebut adalah…
a. WBK
b. KPK
c. TPI
d. WBBM
4. predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan
jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui
reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan
peningkatan kualitas pelayanan publik Komitmen Pimpinan dan seluruh
jajaran Kemenkes untuk mewujudkan, merupakan tugas dari …
a. WBK
b. TPI
c. KPK
d. ZI
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. C
4. D
5. A
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 13
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Strategi dan Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi
2. Kompetensi
Dasar
Mahasiswa mampu menyusun Strategi dan rencana aksi
pemberantasan korupsi
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
NIP. 197303171998032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
Strategi dan Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi
publik yang dibuat transparan melalui sistem berbasis online atau sistem
pengawasan terintegrasi. KPK juga mendorong penataan layanan publik
melalui koordinasi dan supervisi pencegahan (korsupgah), serta
transparansi penyelenggara negara (PN).
3. Sula Pendidikan
Sula Pendidikan digalakkan dengan kampanye dan edukasi untuk
menyamakan pemahaman dan persepsi masyarakat tentang tindak pidana
korupsi, bahwa korupsi berdampak buruk dan harus diperangi bersama.
Melalui Sula Pendidikan, KPK ingin membangkitkan kesadaran masyarakat
mengenai dampak korupsi, mengajak masyarakat terlibat dalam gerakan
pemberantasan korupsi, serta membangun perilaku dan budaya
antikorupsi. Salah satu bentuk konkret edukasi anti korupsi adalah
diterbitkannya Permenristekdikti Nomor 33 Tahun 2019 tentang Kewajiban
Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di Perguruan Tinggi.
Melalui Peraturan Menteri ini, perguruan tinggi negeri atau swasta wajib
mengadakan mata kuliah pendidikan antikorupsi untuk para mahasiswanya.
6. Taktis kampanye
Menggunakan 4p’s atau yang dikenal sebagai marketing mix
a) Product. Dalam kampanye sosial, produk yang kamu jual adalah suatu
perilaku yang diinginkan. Contohnya: gerakan, hak memilih, daur ulang.
b) Price. Pemungutan biaya dalam kampanye social.
c) Place. Place berbicara tentang dimana target kampanye kita biasanya
hidup dan beraktifitas, karena disanalah program kampanye kamu akan
dijalankan dan disebarkan.
d) Promotion. Promotion dalam kampanye sosial berbicara tentang
bagaimana kamu membangun kesadaran dan menciptakan gema
mengenai kampanye sosial yang sedang kamu jalankan.
Lampiran 2
SOAL
1. Yang merupakan prinsip-prinsip anti korupsi yaitu ?
a. Akuntabilitas, kewajaran, kontrol kebijakan
b. Akuntabilitas, kejujuran, transparasi, kewajaran
c. Akuntabilitas, transparasi, kewajaran, kesederhanaan,kedisiplinan
d. Akuntabilitas, transparasi, kewajaran, kebijakan, dankontrol kebijakan
2. Melakukan mekanisme pelaporan dan pertanggung jawaban atassemua
kegiatan yang dilakukan dan evaluasi merupakan pelaksanaan dari perinsip
anti korupsi ...
a. Transparan
b. Kontrol kebijakan
c. Fairness
d. Akuntabilitas
3. Aktivitas promosi yang dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya
membentuk brand image yang diinginkan, adalah pengertian…
a. Media elektronik
b. Media cetak
c. Media audio
d. Media lini atas
4. Kelebihan media radio adalah…
a. sekilas dengar, banyak gangguan, tidak menyampaikan pesan yang
kompleks, pesan-pesan kurang atraktif
b. santai, auditif, daya langsung, daya tembus, mengatasi buta huruf,
bersifat personal/ akrab
c. Merekam peristiwa dengan tingkat distorsi yang rendah
d. Dapat digunakan secara berulang-ulang untuk mencapai penonton
yang luas dan heterogen
5. Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahandan motor
penggerak dalam gerakan anti korupsi dilingkungankeluarga, lingkungan
kampus, serta masyarakat sekitar. Peran penting mahasiswa tersebut tidak
dapat dilepaskan darikarakteristik yang dimiliki yaitu, kecuali ...
a. Pembentuksn organisasi baru
b. Idealisme yang murni
c. Jiwa muda yang penuh semangat
d. Intelektualitas yang tinggi
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
KUNCI JAWABAN
1. D
2. D
3. D
4. B
5. A
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
BAHAN AJAR
Struktur Bahan Ajar Kuliah 14
Bagian Yang
No Keterangan
Harus Ada
1. Judul Bab Laporan Kegiatan Penyuluhan Antikorupsi
2. Kompetensi Mahasiswa mampu menyusun Laporan kegiatan Penyuluhan
Dasar antikorupsi.
3. Materi Pokok a. Teknik Penyusunan Laporan Kegiatan Penyuluhan
Antikorupsi
b. Substansi laporan
4. Tugas-Tugas
Bekti Yuniyanti S.SiT, MHKes Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes Sri Widatiningsih, M.Mid
NIP 196706081990032001 NIP. 197303171998032001 NIP. 19681101 1989032001
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
Lampiran 1
Lampiran 2
SOAL
1. Media cetak merupakan jenis media berdasarkan…
a. Indra
b. Pembuatan
c. Produksi
d. Indra penerima
2. Kelemahan media cetak yaitu…
a. Tidak dapat menstimulasi efek suara, efek gerak serta mudah terlipat
b. Biaya lebih tinggi, sedikit rumit, membutuhkan energy listrik,
diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan yang
matang
c. Biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat
canggih
d. Menuntut kemampuan baca (melek huruf) komunikannya
3. Aktivitas promosi yang dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya
membentuk brand image yang diinginkan, adalah pengertian…
a. Media elektronik
b. Media cetak
c. Media audio
d. Media lini atas
4. Yang merupakan prinsip-prinsip anti korupsi yaitu ?
a. Akuntabilitas, kewajaran, kontrol kebijakan
b. Akuntabilitas, kejujuran, transparasi, kewajaran
c. Akuntabilitas, transparasi, kewajaran, kesederhanaan,kedisiplinan
d. Akuntabilitas, transparasi, kewajaran, kebijakan, dankontrol
kebijakan
5. Melakukan mekanisme pelaporan dan pertanggung jawaban atassemua
kegiatan yang dilakukan dan evaluasi merupakan pelaksanaan dari perinsip
anti korupsi ...
a. Transparan
b. Kontrol kebijakan
c. Fairness
d. Akuntabilitas
KUNCI JAWABAN
1. C
2. A
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04/R2
3. D
4. D
5. D