Anda di halaman 1dari 7

Nurul Febri Melia

225076550
PPG PRAJAB PGSD
Nama Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pemahamannya
Matakuliah
Review Pada Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pemahamannya yang saya
pengalaman dapat yaitu terdapat 6 topik diantaranya yaitu pada
belajar.
Topik 1 teori belajar dan motivasi belajar anak,
Topik 2 teori perkembangan (kognitif, psikososial, emosional, sosial-
konteks),
Topik 3 profiling peserta didik,
Topik 4 kerangka strategi,
Topik 5 pengukuran pemahaman belajar peserta didik (assessment),
Topik 6 lesson planning (RPP) – penyusunan, evaluasi, refleksi.

Pengalaman belajarnya yaitu tentang cara belajar peserta didik dimana


belajar mengajar merupakan proses yang penting dalam pendidikan.
Menurut Schunk (2012) belajar memiliki arti “learning is an enduring
change in behavior, or in the capacity to behave in a given fashion, which
results from practice or other forms from experience”. Menurut definisi
tersebut, belajar memiliki pengertian perubahan perilaku yang bertahan
lama, atau dalam kapasitas untuk berperilaku dengan cara tertentu, yang
dihasilkan dari latihan atau bentuk lain dari pengalaman. Banyak pakar
yang mengemukakan teori-teori belajar dapat dilihat dari 3 sudut
pandang yakni: 1) Behaviorism (behaviorisme) Belajar dalam
pendekatan behaviorisme tidak terlepas dari stimulus yang sudah dibuat
oleh guru agar siswa mampu mengulangi atau berperilaku sesuai dengan
yang diharapkan oleh guru. Pemberian stimulus berulang sehingga terjadi
pembiasaan, dilakukan kepada peserta didik tentu saja harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Menurut Desmita (2009. 44) teori belajar
behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku
manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan
materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat
dilakukan melalui upaya pengkondisian. Menurut teori behaviorisme
belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respons. Seseorang dianggap telah belajar jika dapat
menunjukkan perubahan perilaku (Zulhammi. 2015).
2) Social - Cognitivism (Sosial Kognitif) Pada menerapkan teori belajar
kognitif, seorang guru perlu fokus pada proses berpikir siswa dan
memberikan strategi yang tepat berdasarkan fungsi kognitif mereka.
Libatkan siswa dalam berbagai kegiatan, seperti memberikan waktu bagi
mereka untuk bertanya, kesempatan untuk membuat kesalahan dan
memperbaikinya berdasarkan hasil pengamatan, serta merefleksikan diri
agar dapat membantu mereka dalam memahami proses mental. Saam
(2010. Hlm.59) menyatakan bahwa Teori kognitif menekankan bahwa
peristiwa belajar merupakan proses internal atau mental manusia.
Teori kognitif menyatakan bahwa tingkah laku manusia yang
tampak tidak bisa diukur dan diterangkan tanpa melibatkan
proses mental yang lain seperti motivasi, sikap, minat, dan kemauan.
Gredler (2011. Hlm.324) menyatakan bahwa Fokus dari teori
Jean Piaget adalah menemukan asal muasal logika alamiah dan
transformasinya dari satu bentuk penalaran ke penalaran lain.
Tujuan ini mengharuskan dilakukannya penelitian atas akar
dari pemikiran logis pada bayi, jenis penalaran yang dilakukan
anak kecil, dan proses penalaran remaja dan dewasa.
3) Constructivism (Konstruktivisme) Pada menerapkan teori belajar
kognitif, seorang guru perlu fokus pada proses berpikir siswa dan
memberikan strategi yang tepat berdasarkan fungsi kognitif mereka.
Libatkan siswa dalam berbagai kegiatan, seperti memberikan waktu bagi
mereka untuk bertanya, kesempatan untuk membuat kesalahan dan
memperbaikinya berdasarkan hasil pengamatan, serta merefleksikan diri
agar dapat membantu mereka dalam memahami proses mental. (Sunanik,
2014) bahwa konstruktivisme memahami hakekat belajar sebagai
kegiatan manusia membangun pengetahuan dimana peserta didik harus
terlibat aktif dan guru berperan sebagai fasilitator. Menurut (Amineh &
Asl, 2015) konstruktivisme adalah teori pendidikan yang mengharuskan
guru untuk mempertimbangkan pengetahuan siswa dan memberikan siswa
kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki.

4) Pada teori humanistik dijelaskan bahwa belajar bukan sekedar


pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan juga sebuah proses yang
terjadi dalam diri individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain
yang ada. Menurut Sumanto (Abdah, 2019) tujuan teori humanistik
lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta
didik sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna
belajar dalam kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman
belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk
memperoleh tujuan pembelajaran. Penerapan teori humanistik lebih
menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta
didik sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai
makna belajar dalam kehidupan peserta didik (Aradea & Harapan,
2019). Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan
mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Domain-domain tersebut meliputi domain kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanistik dalam
pembelajaran menekankan pentingnya emosi dan perasaan, komunikasi
yang terbuka antara siswa dengan guru maupun sebaliknya, serta nilainilai
yang dimiliki oleh setiap siswa. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam
proses belajar itu tidak hanya dalam domain kognitif saja, tetapi juga
bagaimana siswa menjadi individu yang bertanggung jawab, penuh
perhatian terhadap lingkungannya, mempunyai kedewasaan emosi dan
spiritual. Serta meningkatkan bagaimana motivasi peserta didik motivasi
sendiri terbagi menjadi dua bentuk, motivasi ekstrinsik dan motivasi
intrinsik. Motivasi ekstrinsik terkait dengan kegiatan melakukan sesuatu
yang bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Sementara itu,
motivasi intrinsik berkaitan dengan motivasi internal yang ada pada diri
seseorang untuk dapat melakukan kegiatan berdasarkan minat dan
kemauannya sendiri.

Pada topik 4 yaitu pada Pengajaran dan Pembelajaran Secara


Kebudayaan-Responsif (Culturally Responsive Pedagogy) yaitu
bagaimana cara menerapkannya kebudayaan apakah pada proses
pembelajarannya berlangsung atau terpisah misalnya pada
ekstrakulikuler atau bagaimana?

Refleksi 1) Mengapa topik-topik tersebut penting dipelajari?


pengalaman Pada topik 1 yang penting dipelajari yaitu bagaimana mengetahui
belajar yang teori-teori belajar untuk peserta didik cara belajarnya seperti apa
dipilih untuk menunjang belajar peserta didik. Serta meningkatkan
bagaimana motivasi peserta didik motivasi sendiri terbagi menjadi
dua bentuk, motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi
ekstrinsik terkait dengan kegiatan melakukan sesuatu yang bertujuan
untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Sementara itu, motivasi
intrinsik berkaitan dengan motivasi internal yang ada pada diri
seseorang untuk dapat melakukan kegiatan berdasarkan minat dan
kemauannya sendiri.

2) Bagaimana saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah


tersebut?
Saya mempelajari topik tersebut dengan menggunakan atau
mengerjakan tugas-tugas yang ada di LMS yang tersedia. Oleh karena
itu dapat mempelajari topik tersebut dengan baik karena materinya
ada disana semuanya jikalau tidak memahami bisa dengan cara
diskusi Bersama.

3) Apakah strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-


topik tersebut penting bagi saya? Mengapa?
Ya sangat penting karena dengan itu saya mengetahui bagaimana cara
mengajar peserta didik yang baik dan cara menambah motivasi
peserta didik pula bagimana, diimplementasikan pada saat PPL
dengan itu mengetahui bisa tersampaikan atau tidak dengan baik
strategi tersebut.

Analisis
artefak
pembelajaran
Pembelajaran Pembelajaran bermakna yang didapat yaitu pada proses Belajar
bermakna merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan
(good keterampilan baru baik melalui pengajaran, instruksi maupun
practices) pengalaman. Ada 4 macam pendekatan dalam belajar sebagai berikut: 1.
Belajar dalam pendekatan behavioristik tidak terlepas dari adanya
stimulus yang telah dibuat oleh guru agar siswa mampu mengulangi/
berpilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. 2. Belajar
dalam pendekatan social - cognitivism, guru harus fokus terhadap pada
proses berifikir siswa dan menentukan strategi yang tepat sesuai
perkembangan kognitifnya. 3. Belajar dalam pendekatan
konstruktivisme, guru harus dapat mendorong kemandirian dan inisiatif
siswa dalam belajar. Sedangkan 4. Belajar dalam pendekatan humanistik
pembelajaran menekankan pentingnya emosi dan perasaan, komunikasi
yang terbuka antara siswa dengan guru maupun sebaliknya. Sehingga
tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar itu tidak hanya dalam
domain kognitif tetapi juga menumbuhkan tanggung jawab, kedewasaan
emosi dan spiritualnya.
Abdah, M. G. (2019). Ragam Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam (PAI). FONDATIA, 3 (1), 27– 41.
https://doi.org/10.36088/fondatia.v3i1.158
Amineh, R. J., & Asl, H. D. (2015). Review of constructivism and social constructivism.
Journal of Social Sciences, Literature and Languages, 1(1), 9–16. http://blue-ap.org
Aradea, R., & Harapan, E. (2019). Pengaruh Penerapan Teori Belajar Humanistik
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kewirausahaan. JMKSP
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan), 4 (1), 90.
https://doi.org/10.31851/jmksp.v4i1.2479
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Gredler, Margaret E. 2011. Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi: Edisi
Keenam. Alih Bahasa oleh Tri Bowo B.S. Jakarta: Kencana.
Saam, Zulfan. 2010. Psikologi Pendidikan. Pekanbaru: UR Press.
Schunk, Dale. H. 2012. Learning Theories: An Educational Perspectives, 6th Edition. New
York: Pearson Education Inc.
Sunanik. (2014). Perkembangan Anak ditinjau dari Teori Konstruktivisme. SYAMIL:
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education), 2 (1), 14.
https://doi.org/10.21093/sy.v2i1.491
Zulhammi.2015. Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik dalam Perspektif Pendidikan
Islam. (Jurnal Darul Ilmi) Vol. 3 No. 1 Hal.105-127.

Anda mungkin juga menyukai