Anda di halaman 1dari 2

Analisa Bahan Ajar dari Jurnal/Artikel

Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Humanistik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran

1 .Teori Belajar Behavioristik :


Belajar adalah perubaha tingkaha laku, kemampuan, dari pengalaman, latihan dari
berintraksi antara stimulus dan respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada peserta didik.
Respon adalah Reaksi, tanggapan peserta didik terhadapa stimulus yang diberikan oleh guru.
Contoh: siswa telah dikatakan belajar membaca al-quran, jika peserta didik dapat menunjukkan
perubahan perilaku berupa kemampuan membaca al-quran dengan baik secara jahr setelah
melalui pembelajaran menggunakan metode drill (latihan yang dilakukan secara berulang-ulang).

2. Teori Belajar Kognitifistik:


belajar adalah tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi lebih dari itu
belajar dengan teori kognitif melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks (Nugroho, 2015: 290)
Model belajar kognitif adalah Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak
selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.
Belajar adalah proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan
aspek-aspek kejiwaan lainnya.
Kognisi adalah suatu perabot dalam benak kita yang merupakan “pusat” penggerak berbagai
kegiatan kita: mengenali lingkungan, melihat berbagai masalah, menganalisis berbagai masalah,
mencari informasi baru, menarik simpulan dan sebagainya (Nugroho, 2015: 291).

3 Teori Belajar Konstruktifistik.


Konsep belajar menurut konstruktivistik adalah memberikan kebebasan terhadap manusia yang
ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut dengan bantuan orang lain,
teori konstruktivistik ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan, atau teknolog dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya
sendiri.

b. Refleksi :
setelah memaca dan memahami tentang teori humanistik seorang guru adalah
sebagai fasilitator. Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar
dan berbagai kualitas fasilitator, yaitu:
1. Pemateri sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal,
situasi kelompok, atau pengalaman kelas
2. Pemateri membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di
dalam kelas dan juga tujuan- tujuan kelompok yang bersifat umum.
3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing peserta didik untuk melaksanakan
tujuan- tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di
dalam belajar yang bermakna tadi.
4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan
mudah dimanfaatkan para peserta didik untuk membantu mencapai tujuan mereka.
5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan
oleh kelompok.
6. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali
dan menerima keterbatasan- keterbatasannya sendiri. (Dakir, 1993: 65).

C. Kontekstualisasi
Teori belajar behavioristik cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir, tetapi pada kenyataannya
peserta didik di lingkungan kelas atau sekolah tidak mau untuk berfikir terlebih dalam.

Anda mungkin juga menyukai