Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN NEBRASKA AGILITY DRILL TERHADAP


KELINCAHAN DRIBBLE DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA
DI SSB S3 SEMARANG KELOMPOK UMUR 13 TAHUN

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPIPSKR
Universitas PGRI Semarang

Oleh :
Rizqi Harapan Wihantono
NPM : 15230308

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN
KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2019
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Latihan Nebraska Agility Drill Terhadap
Kelincahan Dribble Dalem Permainan Sepakbola Di SSB S3 Semarang Kelompok Umur 13
Tahun”, disusun oleh :
Nama : Rizqi Harapan Wihantono
NPM : 15230308
Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Keolahragaan
Telah disetujui dan disahkan pada :

hari :

tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Galih Dwi Pradipta, S. Pd. M. Or. Fajar Ari Widiyatmoko, S.Pd., M.Pd.
NPP. 149001426 NPP. 158701473

Mengetahui,
Ketua Program Studi PJKR

Galih Dwi Pradipta, S. Pd. M. Or.


NPP. 149001426
A. Latar Belakang Masalah
Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang sangat digemari di seluruh penjuru
dunia. Sepak bola juga cabang olahraga yang menggunakan bola yang umumnya terbuat
dari bahan kulit dan dimainkan dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas)
orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan.
Bermain sepakbola yang baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang sempurna,
pemain yang memiliki teknik dasar yang sempurna pemain tersebut cenderung dapat
bermain sepakbola dengan baik pula, mempunyai kecepatan dan kelincahan yang lebih,
bagi setiap pemain merupakan mudah dan sukses untuk mencetak gol, dan
mempertahankan kemasukan bola. Dengan kemampuan kecepatan dan kelincahan akan
memudahkan pemain tersebut dalam rangka membawa bola (menggiring bola)
kehadapan gawang lawan. Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan
yang bagus, bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati
halangan lawan dan tidak mudah dikelabuhi lawan.
Olahraga merupakan suatu kebutuhan tersendiri bagi kehidupan manusia kapanpun
dan dimanapun. Kehidupan modern sekarang menyebabkanmanusia semakin sadar akan
pentingnya olahraga. Kesadaran ini mempengaruhi perkembangan pengetahuan dan
minat pada olahraga semakin pesat, baik sebagai suatu hobi, tontonan, rekreasi,
kebugaran, kesehatan maupun mata pencaharian (Apriyadi, 2014:1)
Permainan sepak bola merupakan suatu cabang olahraga yang dimainkan oleh dua
regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 pemain, dan biasanya satu tim disebut juga
dengan kesebelasan. Tujuan utama dari permainan sepak bola adalah masing-masing
regu atau kesebelasan berusaha memasukkan bola atau mencetak gol sebanyak-
banyaknya ke gawang lawannya dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak
kemasukan. Satu regu dinyatakan menang apabila regu tersebut memasukkan bola
terbanyak ke gawang lawannya, dan apabila sama, maka permainan dinyatakan seri.
Dalam permaian sepakbola masing-masing regu atau kesebelasan harus mempunyai
pemain yang memiliki kemampuan fisik dan keterampilan teknik untuk bermain selama
90 menit atau lebih, agar dapat menampilkan permainan tim yang menyeluruh, terpadu
serta konsisten (Nosa, 2013:1)
Menurut Setyaningum (2016:3) sepakbola merupakan olahraga permainan yang di
dalam pelaksanaan permainannya memiliki karakteristik tersendiri. Penampilan seorang
pemain sangat bergantung pada kemampuannya memecahkan masalah yang terjadi
dalam permainan yaitu, bagaimana memperagakan sebuah teknik yang serasi, ditinjau
dari posisi lawan dan kawan, kemampuan fisik dan mental yang baik, kemampuan
memperagakan taktik dan strategi permainan baik individu, kelompok maupun tim,
usaha
Dari tahun ke tahun olahraga sepak bola mengalami perkembangan yang sangat
pesat, mulai dari pakaian, bola, lapangan, dan gaya permainanya pun sudah sangat
berkembang sangat pesat begitupun dengan peraturanya yang sudah sangat berbeda
dengan permainan dahulu kala. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat
populer, bukan hanya kaum menengah ke atas saja yang dapat memainkan olahraga ini,
namun para kaum menengah kebawa juga dapat memainkan permainan ini. Masalah
peningkatan prestasi di bidang olahraga sebagai sasaran yang ingin dicapai dalam
pembinaan olahraga di Indonesia membutuhkan waktu yang lama dalam proses
pembinaannya. Pembinaan olahraga menuntut partisipasi dari semua pihak demi
peningkatan prestasi olahraga di Indonesia.
Dalam sepak bola membutuhkan teknik dasar yang harus di miliki oleh semua
pemain sepak bola. Sepak bola bukan hanya tentang gol tapi juga membutuhkan teknik
yang benar dan baik agar dalam pertandingan seorang terlihat luwes saat mengolah bola
di lapangan.Teknik dasar sepak bola dapat di artikan gerak dasar yang harus dikuasai
oleh seorang pemain sepak bola, pemian harus tahu dan mampu melakukan teknik dasar
permainan bola tersebut, karena jika seseorang tidak menguasai teknik dengan baik
kemungkin besar pemain dapat mengalami cidera saat melakukan permainan sepak bola.
Pembinaan fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan 4 bertanding merupakan
sasaran latihan secara keseluruhan, dimana aspek yang satu tidak dapat ditinggalkan
dalam program latihan yang berkesinambungan sepanjang tahun. Kecepatan dan
kelincahan dibutuhkan oleh seseorang pemain sepak bola dalam menghadapi situasi
tertentu dan kondisi pertandingan yang menuntut unsur kecepatan dan kelincahan dalam
bergerak untuk menguasai bola maupun dalam bertahan untuk menghindari benturan
yang mungkin terjadi. Kecepatan dan kelincahan dapat dilatih secara bersama-sama, baik
dengan bola maupun tanpa bola. Bagi seorang pemain sepakbola situasi yang berbeda-
beda selalu dihadapi dalam setiap pertandingan, juga seorang pemain sepak bola
menghendaki gerakan yang indah dan cepat sering dilakukan unsur kecepatan dan
kelincahan. Tiap-tiap cabang olahraga mempunyai sifat tertentu dan pesertanya harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Seseorang pemain sepak bola harus memiliki dan
menguasai teknik bermain yang baik terutama teknik dengan bola, yang diperlukan saat
menyerang dan menguasai bola.Untuk teknik yang diperlukan adalah teknik menggiring
bola (dribbling), Suharno (dalam Aji 2016:9).
Sedangkan Sukatamsi (dalam Nugroho 2005:5) menyatakan bahwa teknik dalam
permainan sepak bola meliputi 2 macam teknik yaitu : teknik dengan bola dan tanpa bola.
Teknik dasar bermain sepakbola yang harus dikuasai meliputi menendang bola,
menghentikan bola, mengontrol bola , gerak tipu, tackling , lemparan kedalam dan teknik
menjaga gawang. Mengontrol bola diantaranya adalah menjaga dan melindungi bola
dengan kai untuk terus dibawa kedepan disebut juga menggiring (dribbling). Menggiring
bola tidak hanya membawa bola menyusuri tanah dan lurus ke depan melainkan
menghadapi lawan yang jaraknya cukup dekat dan rapat. Hal ini menuntut seorang
pemain untuk memiliki kemampuan menggiring bola dengan baik. Menggiring bola
adalah membawa bola dengan kaki dengan tujuan melewati lawan. Dribling berguna
untuk melewati lawan, mencari kesempatan memberi umpan.
Pertandingan Sepakbola Kelompok Umur 13 tahun yang telah menggunakan bola
yang biasa dipakai oleh para atlet dewasa yaitu dengan menggunakan bola berukuran
nomer 5, sehingga para atlet atau siswa SSB SSS Semarang Kelompok Umur 13 tahun
tersebut sangat memerlukan komponen biomotor koordinasi yang baik, untuk mencapai
prestasi olahraga yang tinggi memerlukan waktu yang relatif lama dengan proses latihan
yang benar dan terukur. Untuk itu latihan hendaknya dilakukan sejak dini dengan tahapan
latihan yang benar.Tahapan latihan disesuaikan dengan tingkatan usia anak,meskipun
latihan perlu dilakukan sejak usia dini namun bukan berarti sejak usia dini itu pula anak
sudah dikelompokkan ke suatu cabang olahraga.
Salah satu tahapan latihan adalah latihan Nebraska agility drill. Nebraska agility
drill sebagai salah satu tahapan awal atau tahap dasar dalam pembinaan usia dini demi
pencapaian prestasi puncak sehingga sangatlah penting diberikan kepada para atlet atau
siswa SSB S3 Semarang Kelompok Umur 13 tahun. Nebraska agility drill adalah lari
secepat-cepatnya dengan mengubah arah melewati titik yang telah ditentukan dengan
menggunakan 2 cone.
Setelah dilakukan pengamatan di SSB S3 Semarang pada tanggal 4 Maret 2019
mengenai kemampuan dribbling pada kelompok usia 13 dengan menggunakan
pengukuran yang diambil dari buku panduan cabang olahraga sepakbola, pengukuran
keberhasilan dribbling pada tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1.
Pengukuran Dribbling
Waktu Tempuh Skor Kategori
1-5 Detik 5 Sangat Baik
6-10 Detik 4 Baik
11-15 Detik 3 Cukup Baik
16-20 Detik 2 Kurang
21-25 Detik 1 Kurang Sekali
(Sumber: Balyo Rina, 2017)
Bedasarkan dengan pengukuran kelincahan dribbling dengan prosedur
pelaksanaan bahwa siswa membawa bola dan pengambilan nilai tes yang tercepat dari 2
kali kesempatan menggiring bola, yang dicatat sampai persepuluh detik. Berdasarkan
pengamatan dan obsevasi peneliti, terdapat permasalahan yang sering timbul dalam
observasi tersebut. Hal ini terlihat pada saat latihan. Setelah dilakukannya pengamatan
dengan prosedur maka memperoleh sebuah data yang menyatakan bahwa hanya
sebanyak 15 siswa dari 34 siswa atau hanya 44,11% dari total keseluruhan yang dapat
melakukan dribbling dengan rentang waktu 6-10 detik, untuk lainnya hanya memperoleh
point dibawah 3 sampai 1 point saja. Hal ini tentu perlu ditingkatkan mengingat bahwa
karena seseorang pemain sepakbola yang baik harus mempunyai teknik menggiring bola
yang baik, menggiring bola merupakan salah satu persyaratan salah satu prasyarat agar
seseorang bisa bermain sepakbola dengan baik.
Hal ini berkenaan dengan pembelajaran teknik dasar menggiring bola pada
permainan sepak bola. Pada proses pembelajaran teknik dasar tersebut, guru seringkali
menggunakan metode dan strategi konvensional. Sehingga mengakibatkan proses
pembelajaran menjadi melelahkan dan membosankan tidak ada hal yang menantang dan
baru diperoleh siswa.
Berdasarkan pengamatan dan obsevasi peneliti, Dari hasil pengamatan, proses
dribbling sepak bola pada siswa di SSB S3 Semarang beberapa siswa kurang
bersemangat saat melakukan dribbling sepakbola merasa cepat bosan. Pembelajaran
yang diberikan juga masih belum dikemas dalam bentuk modifikasi sehingga dijumpai
siswa yang kurang antusias, bosan dan malas untuk bergerak. Selain itu terdapat
permasalahan yang sering timbul dalam observasi tersebut. Hal ini terlihat pada saat
latihan. Setelah dilakukannya pengamatan dengan prosedur maka memperoleh data yang
menyatakan hasil dribbling dari siswa seperti berikut, 15 siswa melakukan dribbling
dengan rentang waktu 41 – 45 detik, 4 siswa melakukan dribbling dengan rentang waktu
36-40 detik 9 siswa melakukan dribbling antara 26-30 detik bahkan ada 6 siswa yang
melakukan dribbling melebihi waktu lebih dari 56 detik. Hal ini membuktikan bahwa
kemampuan dribbling siswa di SSB S3 terbilang masih kurang lincah.
Siswa di SSB S3 Semarang cenderung melakukan kesalahan-kesalahan saat
dribble seperti bola menggelinding terlalu jauh dari kaki dan berada di luar jangkauan,
bola terselip di sela-sela kaki saat melakukan dribble dan mengubah arah dengan cepat
dan menggiring bola ke arah lawan. Dari kesalahan-kesalahan tersebut secara langsung
mempengaruhi kelincahan siswa saat menggiiring bola.
Hal ini tentu perlu ditingkatkan mengingat bahwa karena seseorang pemain
sepakbola yang baik harus mempunyai teknik menggiring bola yang baik, menggiring
bola merupakan salah satu persyaratan salah satu prasyarat agar seseorang bisa bermain
sepakbola dengan baik.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disampikan, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh antara model latihan Nebraska agility drill terhadap kelincahan
dribble dalam permainan sepak bola siswa SSB S3 Semarang Kelompok umur 13
tahun
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah di sampiakan, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis seberapa besar pengaruh model latihan Nebraska agility drill
terhadap kelincahan menggiring bola dalam permainan sepak bola siswa SSB S3
Semarang Kelompok umur 13 tahun.
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan penelitian yang telah di sampaikan, tujuan manfaat penelitian ini di
tujukan kepada:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik bagi
ilmu pengetahuan pada umumnya dan peneliti pada khususnya terutama pada
bidang pendidikan jasmani, selain itu teori-teori dalam penelitian ini diharapkan
dapat memberikan motivasi, manfaat dan hasil sebagai salah satu wacana dalam
bidang olahraga.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peneliti dalam memahami,
menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang telah dikuasai kedalam
kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang olahraga.
b. Bagi Pelatih
Bagi pelatih dapat digunakan sebagai salah satu pedoman untuk
mengambil tindakan mengenai peningkatan kelincahan dribbling.
c. Siswa SSB S3 Semarang Kelompok Umur 13 Tahun
Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat membantu
meningkatkan prestasi dan melatih kelincahan siswa atau atlet dalam
menggiring bola di SSB S3 Semarang Kelompok umur 13 tahun
E. Sistematika Penulisan Proposal Skripsi
Halaman Sampul Proposal Skripsi
Halaman Persetujuan Proposal Skripsi
Daftar Isi
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan Proposal Skripai
F. Kajian Pustaka
1. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
2. Landasan Teori
3. Hipotesis Penelitian
G. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
2. Populasi dan Sampel
3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
4. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data
5. Validitas dan Reliabilitas Instrument
6. Teknik Analisis Data
Daftar Pustaka
Lampiran
F. Kajian Pustaka
1. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Santoso (2016) yang berjudul
Pengaruh Latihan Shuttle Run dan Nebraska Agility Drill terhadap Kelincahan pada
Pemain Sepakbola di Pusat Latihan Sepakbola Salatiga, diperoleh hasil dari
penelitian ini yang menyatakan bahwa Analisis statistik didapatkan hasil p pada
kelompok Shuttle Run sebesar 0,001 dan pada kelompok Nebraska Agility Drill
sebesar 0,001 dengan signifikan p 0,05 yang berarti tidak ada beda pengaruh antara
latihan Shuttle Run dan Nebraska Agility Drill terhadap kelincahan. Ada pengaruh
latihan Shuttle Run dan Nebraska Agility Drill terhadap kelincahan, tapi tidak ada
beda perbedaan pengaruh antara latihan Shuttle Run dan Nebraska Agility Drill
terhadap kelincahan. Relevansi dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti
mengenai pengaruh penerapan Nebraska agility drill terhadap kelincahan dribble
namun disini peneliti lebih memfokuskan penelitian di kelompok usia 13 tahun
yang ada di SSB S3 Semarang.
Penelitian mengenai Pengaruh Latihan Pliometrik Bervariasi terhadap Hasil
Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola di
SMK PGRI 7 Malang dilakukan oleh Dhuhary (2014). Diperoleh hasil
penelitian pengujian hipotesis skor keterampilan menggiring bola masing-masing
kelompok latihan telah dihitung melalui uji analisis varians menggunakan uji F,
skor keterampilan tes awal dengan tes akhir kelompok latihan pliometrik diperoleh
hasil uji signifikasi yaitu, F hitung = 1,70 < F tabel 0,05 = 3,30, skor keterampilan
tes awal dengan tes akhir kelompok latihan konvensional diperoleh hasil uji
signifikasi yaitu, F hitung = 0,15 < F tabel 0,05 = 3,30 dan selisih skor keterampilan
tes akhir masing-masing kelompok latihan diperoleh hasil uji signifikasi yaitu, F
hitung = 1,71 < F tabel 0,05 = 3,30, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan antara kelompok latihan pliometrik dengan
kelompok latihan konvensional. Relevansi dari penelitian ini adalah sama-sama
ingin melihat mengenai keterampilan Dribbling dalam sepakbola namun pada
penelitian ini ingin melihat pengaruh keterampilan dribbling dengan menggunakan
Nebraska agility drill.
Penelitian dari Utama (2015) mengenai Pengaruh Latihan Kelincahan dan
Kelentukan terhadap Keterampilan Dribbling Sepakbola SSB PAS-ITN Kabupaten
Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, dari penelitian ini diperoleh hasil analisis data, diperoleh tiga
simpulan hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, latihan kelincahan dan
kelentukan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan dribbling
siswa (Fh = 5,369 > Ft = 4,41). Kedua, latihan konvensional tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan dribbling siswa (Fh = 0,57 < Ft =
4,41). Ketiga, ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan kelincahan
dan kelentukan dengan latihan konvensional terhadap keterampilan dribbling siswa
(Fh = 33,03 > Ft = 4,41), dan latihan kelincahan kelentukan (mean = 26,47 dan SD
= 3,09) memberikan pengaruh lebih baik terhadap keterampilan dribbling siswa
daripada latihan konvensional (mean = 28,71 dan SD = 2,16). Relevansi dari
penelitian ini adalah ingin meneliti bahagimana keterampilan dribbling pada SSB
namun pada penelitian ini untuk variabel yang mempengaruhi adalah latihan
kelincahan dan kelentukan sedangkan disini penulis ingin menggunakan variabel
Nebraska agility drill.
Lubis (2013) dalam penelitinnya yang berjudul Pengaruh Latihan Terpusat
dan Latihan Acak terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Passing,
Dribbling, dan Shooting Dalam Permainan Sepak Bola yang memperoleh hasil
bahwa tes passing dengan latihan terpusat yaitu thitung 5,74 > ttabel 2,26, tes
dribbling dengan latihan terpusat yaitu thitung 7,53 > ttabel 2,26, dan hasil tes
shooting dengan latihan terpusat yaitu thitung 6,12 > ttabel 2,26, yang berarti ada
pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan teknik passing, dribbling, dan
shooting. Selanjutnya hasil tes passing dengan latihan acak yaitu thitung 5,84>
ttabel 2,26, tes dribbling dengan latihan acak yaitu thitung 10,24 > ttabel 2,26, dan
hasil tes shooting dengan latihan acak yaitu thitung 9,77 > ttabel 2,26, yang berarti
ada pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan teknik passing, dribbling, dan
shooting. Kesimpulan dari penelitian ini dilihat dari hasil uji signifikan perbedaan
peningkatan latihan kedua kelompok yaitu, hasil passing thitug 1,96 > ttabel 1,73,
dribbling thitug 4,82 > ttabel 1,73, dan shooting thitug 2,13 > ttabel 1,73
menunjukkan bahwa latihan acak memberikan pengaruh yang lebih signifikan
terhadap penguasaan keterampilan teknik dasar passing, dribbling, dan shooting
dalam permaianan sepak bola dibandingkan latihan terpusat relevansi dari
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama ingin
mengetahui tingkat keterampilan dribbling namun penelitian ini lebih
memfokuskan dengan menggunakan latihan pusat dan latihan acak.
Wisnungkoro (2014) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Metode
Simulasi Terhadap Hasil Belajar Dribble Sepakbola (Studi Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 3 Trenggalek) yang memperoleh hasil penelitian bahwa ada pengaruh
yang signifikan metode simulasi sebaya terhadap hasil belajar dribble sepakbola
yang dibuktikan dari nilai thitung 14,18 > ttabel 1,69 dengan taraf signifikan 0,05.
Sedangkan besar pengaruhnya diketahui sebesar 24,08%, relevansinya adalah jika
dalam penelitian ini menerapkan metode simulasi sedangkan peneliti akan
menerapkan latihan nebraska agility drill untuk meningkatkan kelincahan dribble
dalam sepak bola.
Effendi (2017) melakukan penelitian mengenai Peningkatan Pembelajaran
Menggiring Bola dalam Permainan Sepakbola Menggunakan Modifikasi Bola
Plastik memperoleh hasil penelitian dari tes yang di berikan, yaitu pada siklus I
dengan nilai rata-rata 73,82 meningkat sebesar 6,27%. Sedangkan nilai rata-rata
pada siklus II adalah 82,71%, terjadi peningkatan sebesar 19,07%. Sedangkan
relevansi dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah disini
menggunakan media modifikasi bola plastik, tapi dalam penelitian yang akan
dilakukan menggunakan latihan Nebraska agility drill untuk meningkatankan
kelincahan menggiring bola.
2. Landasan Teori
a. Sepak bola
1) Pengertian Sepak Bola
Menurut (Sumpeno, 2010:2) Sepak bola adalah salah satu
olahraga yang mendunia. Semua negara mengenal olahraga ini, hingga
menyelenggarakan liga sepak bola di masing-masing negara tersebut.
Permainan sepak bola dimainkan oleh dua tim, dimana satu tim terdiri
atas sebelas pemain yang bekerja sama untuk memperoleh
kemenangan. Setiap pemain dari masing-masing tim harus mengetahui
peraturan etika dan menjunjung tinggi sportivitas baik secara individu
maupun dalam tim. Berikut ini beberapa prinsip sportivitas, moral, dan
etika yang harus dijaga setiap pemain:
a) Bermainlah untuk menang.
b) Bermainlah secara fair (jujur).
c) Perhatikan peraturan/hukum permainan.
d) Hormatilah lawan, rekan satu tim, wasit, official, dan penonton.
e) Menerima kekalahan dengan penuh kehormatan
Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola
sepak dan dimainkan oleh dua kesebelasan yang berlawanan, yang
masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain dan salah satunya
penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan
menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan
menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya Sucipto
dkk, (2000:7) dalam Nurcahyo (2014)
Menurut Batty (1986: 4) dalam Nosa (2013) sepak bola adalah
sebuah permainan sederhana, dan rahasia dari permainan sepak bola
yang baik adalah melakukan hal-hal yang sederhana dengan sebaik-
baiknya, karena salah satu faktor penting dalam pencapaian prestasi
sepak bola adalah penguasaan keterampilan dasar yang dimiliki oleh
pemain itu sendiri, sehingga pandai bermain sepak bola. Agar
permainan antara kedua kesebelasan bisa bermain dengan baik dan
tetap menjaga sportifitas maka ada peraturanperaturan yang harus
ditaati. Sepakbola merupakan olahraga sederhana yang hanya memiliki
17 peraturan dasar.
Sedangkan Menurut FIFA (dalam Nosa, 2013:2) peraturan
tersebut adalah sebagai berikut: lapangan permainan, bola, jumlah
pemain, perlengkapan pemain, wasit, asisten wasit, lama pertandingan,
mulai dan memulai kembali permainan, bola di dalam dan luar
permainan, cara mencetak gol, offside, pelanggaran dan kelakuan yang
tidak sopan, tendangan bebas, tendangan pinalti, lemparan ke dalam,
tendangan gawang, tendangan sudut.
Dalam permainan sepak bola mencakup gerakan-gerakan lari,
lompat, loncat, menendang, menghentakkan dan menangkap bola bagi
penjaga gawang. Semua gerakan gerakan tersebut terangkai dalam
suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya
dalam bermain sepak bola. Menurut Sucipto (dalam Nosa, 2013:2)
gerakan yang paling dominan dalam permainan Sepak bola adalah
menendang. Dengan gerakan menendang saja anak-anak sudah dapat
bermain sepak bola.

2) Formasi Permainan Sepak Bola


Formasi permainan sebuah tim merupakan bagian penting dari
strategi sepak bola. Istilah formasi mengacu pada penyusunan pemain
dalam sebuah tim, baik pemain depan, pemain tengah, dan pemain
belakang selama pertandingan berlangsung. Hal ini meliputi penetapan
posisi tiap pemain, ruang geraknya, serta menentukan tugas setiap
pemain sesuai posisinya. Sebelum menetapkan formasi tim, seorang
pelatih harus mengetahui kualitas pemain yang dimiliki, serta kekuatan
dan kelemahan setiap pemain, sehingga pelatih memiliki pandangan
untuk menentukan posisi pemain yang bersangkutan, yaitu pada posisi
yang tepat dan saat yang tepat. Selain itu, pelatih juga harus
mengetahui kondisi masing-masing pemain, baik dari sisi fisik maupun
mentalnya, siap atau tidak untuk tampil membela tim.
Tim sepak bola dengan pola menyerang tentu berbeda dengan tim
dengan pola bertahan dalam penentuan formasi permainannya. Tim
dengan pola menyerang akan menempatkan lebih dari seorang pemain
depan (striker), sedangkan tim dengan pola bertahan akan
menempatkan lebih banyak pemain belakang (defender) untuk
menjaga area gawangnya dari serangan tim lawan. Untuk masing-
masing pola permainan diperlukan keterampilan dalam bermain, serta
kesadaran tiap pemain akan tugas atau fungsinya sesuai posisi, baik
ketika menyerang atau bertahan, terutama mengetahui pemain lawan
mana yang harus ia jaga ketika tim lawan menguasai bola.
Faktor lain yang memengaruhi penentuan formasi tim sepak bola
adalah tim lawan. Seorang pelatih pasti sudah mempelajari karakter
permainan tim lawan untuk menentukan formasi yang cocok untuk
menghadapi tim tersebut. Beberapa formasi permainan yang sering
digunakan dalam permainan sepak bola antara lain pola 4 - 2 - 4, 4 - 3
- 3, 4 - 4 - 2, dan 1 - 3 - 3 - 3. Keempat formasi sepak bola tersebut
memiliki perbedaan pada penempatan jumlah pemain pada masing-
masing posisi, baik posisi penyerang, pemain tengah, ataupun pemain
belakang.

a) Formasi 4 - 2 - 4
Formasi 4 - 2 - 4 dilakukan dengan menempatkan empat pemain
belakang untuk menjaga daerah pertahanan, dua pemain tengah untuk
membantu penyerangan dan pertahanan ketika timnya kalah bola, serta
empat pemain depan untuk menyerang gawang tim lawan. Formasi ini
pertama kali digunakan tim Brazil pada kejuaraan dunia tahun 1958 di
Swedia, dimana Brazil berhasil menjadi juaracontoh gambarnya
sebagai berikut:

Gambar 2.1
Posisi Tiap Pemain dalam Formasi 4 - 2 - 4.

Sumber: (Sumpeno, 2010:3)


b) Formasi 4 - 3 - 3
Formasi 4 - 2 - 4 memasang empat pemain depan untuk merusak
pertahanan lawan. Dengan menarik salah satu penyerang ke belakang
maka akan terbentuk formasi 4 - 3 - 3. Dengan formasi ini berarti
sebuah tim memiliki empat pemain belakang, tiga pemain tengah, dan
tiga penyerang. Dengan memiliki tiga gelandang akan lebih
mendukung sistem pertahanan dibandingkan hanya dua gelandang
seperti pada formasi 4 - 2 - 4. Kekuatan lini tengah ini selain membantu
pertahanan juga bertugas menjaga aliran bola atau menyuplai bola
untuk striker (penyerang), dalam usaha untuk membobol gawang
lawan.
Gambar 2.2
Posisi Tiap Pemain dalam Formasi 4 - 3 – 3

Sumber: (Sumpeno, 2010:3)


Keterangan:
1. kiper (penjaga gawang) 7. gelandang tenga
2. back kanan 8. gelandang kiri
3. back kiri 9. kanan luar
4. centre back 10. striker (penyerang)
5. centre back 11. kiri luar
6. gelandang kanan
c) Formasi 4 - 4 - 2
Formasi 4 - 4 - 2 cenderung berkonsentrasi untuk memperkuat
sistem pertahanan. Dukungan empat gelandang di lapangan tengah
membuat pertahanan tim semakin solid ketika tim dalam keadaan
tertekan. Strategi penyerangan lebih sering mengandalkan serangan
balik.
Gambar 2.3
Posisi Tiap Pemain dalam Formasi 4 - 4 - 2
Sumber: (Sumpeno, 2010:4)
d) Formasi 1 - 3 - 3 - 3
Formasi 1 - 3 - 3 - 3 menempatkan seorang libero di depan
penjaga gawang. Libero adalah pemain penjelajah yang bertugas
membantu rekan satu tim serta melindungi daerah pertahanan sendiri
dari serangan lawan.
Gambar 2.4
Posisi Tiap Pemain dalam Formasi 1 - 3 - 3 - 3

Sumber: (Sumpeno, 2010:5)


b. Kelincahan
Widiastuti (2011:125) menuliskan bahwa “agility atau kelincahan
adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat
yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya”. Jika dilihat dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan
seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat
pada waktu bergerak, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapai di
lapangan tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuh. Kelincahan juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kelincahan yaitu kekuatan otot, kecepatan, tenaga ledak otot,
waktu reaksi, keseimbangan, dan koordinasi. Kelincahan merupakan salah
satu komponen motorik yang sangat diperlukan untuk semua aktivitas yang
membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya.
Sajoto (dalam neizar 2015:24) mendefinisikan kelincahan sebagai
kemampuan untuk mengubah arah dalam posisi di arena tertentu. Seseorang
yang mampu mengubah arah dari posisi ke posisi yang berbeda dalam
kecepatan tinggi dengan koordinasi gerak yang baik berarti kelincahannya
cukup tinggi. Sedangkan
Menurut Suharno (dalam Winarno 2010:9) kelincahan merupakan gerak dari
seseorang seseorang untuk mengubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai
dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki dengan kecepatan tinggi.
Kelincahan merupakan salah satu unsur kebugaran jasmani yang harus
dimiliki oleh seorang atlet, dan bahkan seorang yang bukan atlet sekalipun
perlu memiliki kelincahan yang baik guna menunjang kegiatan sehari-hari.
Perlu diketahui bahwa kelincahan ada 2 macam, yaitu kelincahan
umum (general agility) dan kelincahan khusus (special agility), sebagai
mana dikemukakan oleh Suharno (dalam Neizar Winarno 2010:9) berikut ini
:
1) Kelincahan umum (general agility) artinya kelincahan seseorang untuk
menghadapi situasi hidup sesuai dengan lingkungannya.
2) Kelincahan khusus (special agility) berarti kelincahan seseorang untuk
melakukan cabang olahraga khusus, dimana dalam cabang olahraga
lain tidak diperlukan (acrobat, loncat indah, bermain bola voli, dan
lain-lain). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan seseorang
adalah :
a) Kecepatan reaksi dan kecepatan gerak yang baik.
b) Kemampuan tubuh dalam mengatur keseimbangan.
c) Kelentukan sendi-sendi tubuh.
d) Kemampuan menghentikan gerakan tubuh dengan cepat.
Kelincahan termasuk suatu gerak yang rumit, di mana dalam
kelincahan unsur-unsur yang lain seperti kelentukan, koordinasi dan
kecepatan yang bereaksi secara bersamaan. Kelincahan ditentukan oleh
faktor kecepatan bereaksi, kemampuan untuk menguasai situasi dan mampu
mengendalikan gerakan secara tiba-tiba.
Kelincahan diperlukan pada cabang olahraga yang bersifat permainan.
Kelincahan berkaitan dengan gerak tubuh yang melibatkan gerak kaki dan
perubahan perubahan yang cepat dari posisi badan. Kelincahan pada
prinsipnya berperan untuk aktivitas yang melibatkan gerak tubuh yang
berbah-ubah dengan tetap memelihara keseimbangan. Seorang atlet atau
pemain yang mempunyai kelincahan yang baik maka akan mampu
melakukan gerakan dengan lebih efektif dan efisien. Di samping itu
kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki
keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan-gerakan yang
membutuhkan koordinasi gerakan.
Kelincahan meupakan komponen kondisi fisik yang didalamnya terdiri
komponen kondisi fisik yang lain. Menurut Harsono (dalam Diputra
2015:48) kelincahan adalah koordinasi dari kecepatan, kekuatan, kecepatan
reaksi, flexiblity dan koordinasi neuromuscular. Sedangkan Menurut Lutan
(dalam Diputra 2015:48) kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang
untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak
tanpa kehilangan keseimbangan. Pernyataan tesebut sependapat dengan
Twist dan Benickly (dalam Diputra 2015: 48) yang mengatakan bahwa
agility adalah kemampuan untuk mempertahankan kontrol posisi tubuh saat
mengubah arah dengan cepat selama serangkaian gerakan. Sehingga
kelincahan sangat penting untuk olahraga yang membutuhkan kemampuan
adaptasi yang tinggi terhadap perubahan-perubahan situasi dalam
pertandingan.
c. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola
Sepakbola sebagai olahraga yang memercayakan kecepatan
kemampuan serta strategi. untuk dapat bermain sepakbola dengan baik
membutuhkan teknik dasar dalam bermain sepakbola.
1) Menendang
Menendang merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola
yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang bola dengan
baik akan bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk
mengumpan (passing), menembak kegawang (shooting at the goal), dan
menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).
Menendang bola dalam permainan sepak bola adalah salah satu
komponen teknik dasar utama yang harus dikuasai oleh pemain. Dalam
menendang bola mempunyai beberapa cara dengan efek hasil tendangan
yang berbeda pula. Setiap pemain ketika akan melakukan tendangan mempu
nyai tujuan dan tujuan yang paling mendasar dengan tendangan, bisa
memasukkan bola ke gawang lawan sehingga memperoleh angka untuk
penentu kemenangan (Faruq, 2008:53)
Salah satu gerak yang dominan dalam permainan sepak bola adalah
menendang bola. Menurut (Muhajir, 2016:4) bentuk-bentuk aktivitas
pembelajaran menendang bola tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a) Menendang dengan menggunakan kaki bagian dalam
Teknik dasar permainan sepak bola khususnya nya menendang
dapat diawali dengan melakukan tendangan bola menggunakan kaki
bagian dalam. Setiap teknik dasar apa saja termasuk menendang harus
dilakukan dengan serius terutama teknik dan gerakannya. Karena,
penguasaan teknik yang benar memberi cerminan dasar untuk
menghasilkan kualitas tendangan yang baik.
Mengumpan menggunakan kaki bagian dalam Mengumpan
dengan kaki bagian dalam, banyak dimanfaatkan untuk memberikan
bola kepada teman seregu pada jarak pendek. passing adalah
memberikan bola ke teman sesama regu dan mudah diterima.
Prinsipnya mudah diterima dan tidak direbut lawan. Untuk
mempelajari cara passing dilakukan kegiatan-kegiatan bermain secara
sederhana sebagai berikut:
(1) Berdiri sikap tegak dan melangkah dengan rileks, kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang.
(2) Letakkan bola di samping bagian dalam kaki kiri, segaris dengan
kaki kanan.
(3) Pandangan ke arah bola
(4) Ayunkan kaki belakang ke arah bola,perkenaan bola dengan sisi
dalam kaki.

Gambar 2.5
Aktivitas menendang bola dengan kaki bagian dalam
Sumber: (Muhajir, 2016:5)

b) Menendang dengan menggunakan punggung kaki


Teknik dasar menendang bola yang lain yakni adalah menendang
bola dengan menggunakan bagian luar kaki. Secara mendasar teknik
menendang secara umum hanya titik pentingnya adalah untuk
perkenaan kaki dengan bola. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
(1) Berdiri sikap tegak dan melangkah dengan rileks, kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang.
(2) Letakkan bola di samping bagian dalam kaki kiri, segaris dengan
kaki kanan.
(3) Pandangan ke arah bola.
(4) Ayunkan kaki kanan lurus ke arah bola, tendang bola dengan
punggung kaki.
Gambar 2.6
Aktivitas menendang bola dengan punggung kaki

Sumber: (Muhajir, 2016:5)


c) Menendang dengan menggunakan punggung kaki bagian dalam
(1) Berdiri sikap tegak dan melangkah dengan rileks, kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang.
(2) Letakkan bola di samping bagian dalam kaki kiri agak jauh.
(3) Pandangan ke arah bola.
(4) Ayunkan kaki belakang membentuk setengah lingkaran ke arah
dalam, perkenaan bola dengan punggung kaki kanan sebelah
dalam.

Gambar 2.7
Aktivitas menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam

Sumber: (Muhajir, 2016:6)


d) Menendang dengan menggunakan punggung kaki bagian luar
(1) Berdiri sikap tegak dan melangkah rileks, kaki kiri di depan dan
kaki kanan di belakang.
(2) Letakkan bola di samping bagian dalam kaki kiri agak jauh ke
arah kanan
(3) Pandangan ke arah bola
(4) Ayunkan kaki kanan belakang membentuk setengah lingkaran
ke arah luar, perkenaan bola dengan punggung kaki kanan luar.
Gambar 2.7
Aktivitas menendang bola dengan punggung kaki bagian luar

Sumber: (Muhajir, 2016:7)


c. Dribling
Menggiring bola pada dasarnya adalah melakukan gerakan menendang
bola secara terputus-putus dan dilakukan secara perlahan-lahan. Menggiring
bola dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam, punggung kaki dan kaki
bagian luar. Secara umum tujuan menggiring bola adalah melewati lawan,
mendekati sasaran, mengecoh lawan, mengubah irama permainan dan lain
sebagainya (Muhajir, 2016:16).
Menggiring bola adalah salah satu teknik mengontrol bola yang
dilakukan dengan cara bola digiring dari satu tempat ke tempat lain atau
digiring mendekati gawang lawan agar bola tidak direbut lawan. Prinsip
menggiring bola adalah bola selalu dekat dengan penggiring bola dan jauh
dari lawan (Wiradihardja, 2017:11).
Dribbling menurut Abdoellah (dalam Nurcahyo 2014:13) menggiring
bola (dribbling), menggiring bola dapat diartikan seni menggunakan
beberapa kaki bagian kaki menyentuh atau menggulingkan bola terus
menerus di tanah sambil lari. Adapun teknik menggiring bola menurut Arma
Abdoellah adalah sebagai berikut:
a) Ujung tapak kaki untuk menggiring bola diputar membuka keluar.
b) Bola didorong dengan punggung kaki bagian dalam.
c) Lutut diputar membuka kesamping.
d) Badan agak condong ke depan diputar ke arah kaki yang lain.
e) Gerakan tangan bebas seperti untuk lari.
f) Pada saat menyentuh bola pandangan kearah bola.
g) Sentuhan berikutnya pandangan mengarah ke lapangan.
h) Irama sentuhan bola tidak mengubah irama langkah yang teratur Saat
menguasai/membawa bola dengan berlari dan tetap menjaga posisi
bola agar tetap berada dekat dan dalam pengusaan kaki.
Tehnik ini bisa digunakan untuk melewati lawan sewaktu kita
membawa/menggiring bola. Pada kebanyakan kasus, pemain pemula akan
memilih melakukan dribbling menggukan sisi kaki bagian dalam saja. Ketika
kamu semakin matang sebagai pemian dan merasa percaya diri terhadap
kemampuan dribbling,cobalah mengontrol bola menggunakan sisi kura-kura
kaki dan sisi kaki bagian luar. Berikut adalah 3 teknik dribbling menurut
(Mielke, 2007:1) antara lain:
(1) Dribbling Menggunakan Sisi Kaki Bagian Dalam
Dribbling menggunakan sisi kaki bagian dalam memungkinkan
pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki sehingga
kontrol terhadap bola akan semakin besar. Walupun sedikit
mengurangi kecepatan ketika pemain melakukan dribbling
menggunakan sisi kaki bagian dalam, sehingga bola tetap di daerah
terlindung di antara kedua kaki, kan memberikan perlindungan yang
lebih baik dari lawan (Mielke, 2007:1)
Sentuhan bola dengan sisi kaki bagian dalam dan posisikan
kakimu secara tegak lurus terhadap bola. Tendanglah dengan pelan
untuk mempertahankan kontrol bola dan pusatkan kekuatan tendangan
pada bagian tengah bola sehingga memudahkanmu mengontrol
arahnya (Mielke, 2007:1)
Gambar 2.8
Menggiring bola dengan kaki bagian dalam

Sumber : (Wiradihardja, 2017:11)


(2) Dribbling Menggunakan Sisi Kaki Bagian Luar
Sangat penting bagi seorang pemain untuk meningkatkan
keterampilan yang diperlukan dalam mengontrol bola. Pengolahan
dribbling memungkinkan seorang pemain menciptakan ruang,
mempertahankan penguasaan bola, dan melewati pemain belakang
lawan. Menggunakan sisi bagian luar untuk melakukan dribbling
adalah salah satu cara untuk mengontrol bola. Keterampilan
mengontrol bola ini digunakan ketika pemain yang mengusai bola
sedang berlari dan mendorong bola sehingga bisa mempertahankan
bola tersebut tetap berada disisi bagian luar kaki. Secara umum,
keterampilan ini digunakan ketika seseorang pemain mencoba
mengubah arah atau bersiap untuk mengoper bola ke teman satu
timnya. Posisi tubuh menjadi sangat penting saat kamu memilih
melakukan gerakan dribbling menggunakan sisi kaki bagian luar.
Keberhasilanmu akan ditentukan oleh jarak di antara kedua kaki ketika
sedang melakukan dribbling dan kemampuan untuk mempertahankan
keseimbangan pada saat mendorong bola menjauhi dirimu (Mielke,
2007:1).

Gambar 2.9
Menggiring bola menggunakan kaki bagian luar

Sumber: (Wiradihardja, 2017:12)


(3) Dribbling Menggunakan Sisi Kaki Bagian Kura-Kura
Kura-kura kaki,bagian sepatu tempat tali sepatu berada, bisa
memberikan kekuatan dan kontrol. Kesalahan umum yang seiring
dilakukan oleh pemula adalah menggunakan ujung jari kaki. Tindakan
ini tidak tidak saja menyebabkan sakit pada ujung jari kaki jika
seseorang melakukan tackling keras kepadamu saat kamu mencoba
menendang bola,tetapi tindakan ini juga akan sangat tidak akurat.
Kelebihan dari kura-kura kaki adalah dapat memberikan permukaan
yang datar pada bola dan juga dapat membuat bola bergerak membelok
dan menukik (Mielke, 2007:1)

Gambar 2.10
Menggiring bola menggunakan sisi kaki bagian kura-kura
Sumber : (Sujarwadi, 2010:4)

d. Menghentikan/Mengontrol Bola (Stopping the Ball)


Dua macam cara untuk menerima bola yaitu bola yang langsung
dihentikan (stopping) dan menerima dalam arti menguasai bola (controlling).
Dalam hal ini, setelah dihentikan terus dimainkan dibawa bergerak atau
diberikan ke teman (Wiradihardja,2017:8).
Gerakan-gerakan menghentikan/mengontrol bola menurut
(Wiradihardja, 2017:8) sebagai berikut:
1) Teknik dasar menghentikan bola dengan kaki bagian dalam
a) Diawali dengan sikap menghadap arah datangnnya bola dan
pusatkan pandangan ke arah gerakan bola.
b) Putar pergelangan kaki yang akan digunakan menahan bola ke
arah luar dan dikunci.
c) Julurkan kaki yang akan digunakan menahan bola ke arah
datangnya bola.
d) Tarik kembali ke belakang mengikuti arah gerakan bola saat bola
mengenai kaki bagian dalam, hingga gerak bola tertahan dan
berhenti di depan badan.
e) Bawa berat badan ke depan bersamaan kaki yang tidak digunakan
menahan bola dijadikan tumpuan berat badan.
f) Pandangan ke depan.

Gambar 2.11
Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam
Sumber: (Wiradihardja, 2017:8)
2) Teknik dasar menghentikan bola dengan kaki bagian luar
a) Berdiri menghadap arah gerakan bola.
b) Letakkan kaki tumpu di samping bola.
c) Sikap kedua lengan di samping badan agak terentang.
d) Pergelangan kaki yang akan digunakan menghentikan bola
diputar ke dalam dan dikunci.
e) Pandangan terpusat pada bola
f) Tarik kaki yang akan digunakan untuk menghentikan bola ke
belakang, saat bola menyentuh kaki bagian luar.
g) Sentuhkan kaki pada bola tepat pada tengah-tengah bola.
h) Bawa berat badan ke depan bersamaan kaki yang tidak digunakan
menahan bola dijadikan tumpuan berat badan.
i) Pandangan ke depan
Gambar 2.11
Menghentikan bola dengan kaki bagian luar

Sumber: (Wiradihardja, 2017:10)


e. Nebraska Agility Drill
Nebraska agility drill adalah lari secepat-cepatnya dengan mengubah
arah melewati titik yang telah ditentukan dengan menggunakan 2 keruncut.
Atlet dimulai di sisi kanan kerucut pertama dan berlari ke sisi kiri kerucut
kedua. Tangan kanan diletakkan ke bawah pada kerucut kedua, dan pivot
dilakukan di sekitar kerucut sampai atlet menghadapi kerucut pertama.Laki-
laki kemudian berlari ke sisi kanan kerucut pertama dan menempatkan
tangan kiri ke bawah untuk berputar di sekitar kerucut sampai mereka
menghadapi kerucut kedua (menyelesaikan urutan angka 8 di sekitar
kerucut). Tetap di sisi kanan kedua kerucut dan dekat dengan kerucut, atlet
berlari maju ke kerucut kedua. Setelah mencapai kerucut itu, athlcte mundur
ke garis awal (Noyes, 2012:383). Menurut (Epley, 2004:290) Untuk
meningkatkan gerak kaki, perubahan arah, dan waktu reaksi langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1) Dari posisi dua titik, mengangkang garis middie
2) Berlari ke garis kiri dan menyentuhnya dengan tangan kiri
3) Dorong dengan kuat dan berlari kembali ke tengah garis ke garis kanan
dan sentuh garis itu dengan tangan kanan Anda
4) Sprint kembali ke kiri, finishing di garis tengah.
Untuk poin utama saat akan melakukan gerakan ini menurut (Epley,
2004:290) adalah sebagai berikut:
a) Saat berlari ke kanan, selalu sentuh garis dengan tangan kanan saat
berlari ke kiri, selalu sentuh garis dengan tangan kiri. Ini memastikan
bahwa kamu mendorong dengan kaki yang berlawanan
b) Pastikan menyentuh garis dengan tanganmu.
c) Tetap rendah saat mengubah arah.
d) Anda dapat meminta hingga lima atlet melakukan latihan pada waktu
yang bersamaan dan saling berlomba.
e) Seorang pelatih dapat berdiri di depan dan menunjuk ke kanan atau
melompat untuk memulai atlet.

Gambar 2.12
Gerakan Nebraska Agility Dril
Sumber: (Epley, 2004:290)

f. Karakteristik Usia 13 Tahun


Karakter manusia telah melekat pada kepribadian seseorang dan
ditunjukkan dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Sejak lahir, manusia
telah memiliki potensi karakter yang ditunjukkan oleh kemampuan kognitif
dan sifat-sifat bawaannya. Karakter bawaan akan berkembang jika mendapat
sentuhan pengalaman belajar dari lingkungannya.
Remaja usia 13-15 memiliki rasa ingin tahu yang kuat, senang
bertanya, memiliki imajinasi tinggi, minat yang luas, tidak takut salah, berani
menghadapi resiko, bebas dalam berpikir, senang akan hal-hal baru, Remaja
masih berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Remaja
memiliki kepribadian yang masih labil dan sedang mencari jatidiri untuk
membentuk karakter permanen. Pendidikan pada usia remaja menjadi
momen yang penting dan menentukan karakter seseorang setelah dewasa.
Lingkungan pergaulan di sekolah maupun di rumah mempunyai peluang
yang sama kuatnya dalam pengembangan karakter.
Oleh sebab itu, perlu ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara
sekolah dan keluarga dalam mengembangkan karakter anak remaja
(Mulyatiningsih, 2011:4).
Masa remaja merupakan masa tumpang tindih, atau masa peralihan dari
masa akhir kanak-kanak kepada awal masa remja. menurut WHO
menetapkan batasan usia masa remaja 10-20 tahun. secara garis besar remaja
dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu, remaja awal 10-14 tahun dan remaja
akhir 15-20 tahun Sarlito (dalam Aisyah, 2015: 132). masa remaja dapat
dibagi menjadi 3 bagian:
a) Masa remaja awal dengan ciri-cirinya, mulai menerima kondisi dirinya,
berkembangnya cara berfikir, menyadari bahwa setiap manusia
memiliki perbedaan potensi, masa yang sulit dan kritis, banyak
perubahan dalam tingkat kecedasan dan kemampuan mental
b) Masa remaja tengah dengan ciri-cirinya, bentuk fisik yang semakin
sempurna mirip dengan orang dewasa, perkembangan sosial dan
intelektual lebih sempurna, ingin mendapatkan kebebasan sikap,
pendapat dan minat, perilaku agresif akibat diperlakukan seperti anak-
anak.
3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang hendak dicari
solusinya. Iskandar (2010:27), adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) Ada Pengaruh Latihan Nebraska Agility Drill (X) Terhadap Kelincahan
Dribble (Y) dalam permainan sepak bola.

G. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dapat dideskripsikan, dibuktikan, dikembangkan dan ditemukan
pengetahuan, teori, tindakan sehingga dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan masalah menurut (Sugiyono 2013:18). Menurut Sugiyono
(2009:3) “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Artinya melalui
penggunaan metode serta pemilihan sebuah metode yang tepat maka akan
membantu jalannya sebuah penelitian. Beranjak dari sebuah permasalahan,
rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono
(2009:107) “Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan”.
Desain dalam penelitian ini akan menggunakan True
Eksperimental. Menurut Sugiyono (2009:112) “True eksperimental adalah
eksperimen yang betul-betul.” Karena dalam desain ini, peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalanya eksperimen.
Karakteristik dalam desain ini adalah adanya sebuah kelompok
kontrol.
Menurut Sugiyono (2009:112) “dalam true eksperimental ada dua
bentuk desain true eksperimental yaitu : Posttest Only Control Design
Pretest-Posttest Control Group Desaign.” Dan dalam hal ini peneliti
menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Menurut
Sugiyono (2009:113) mengemukakan bahwa : “Dalam penelitian ini
terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest
untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol”. Caranya kelompok dibagi dua yaitu
kelompok A dan kelompok B masing-masing kelompok memiliki tujuan
yang hendak dicapai oleh sang peneliti. Dari kedua kelompok tersebut,
maka akan didapatkan sebuah data dan informasi yang akan dijadikan
bahan untuk pengambilan kesimpulan.
Kelompok A (eksperimen) dan kelompok B (kontrol), dimaksud
kelompok eksperimen adalah sebuah kelompok yang diberikan perlakuan
dari seorang peneliti untuk mengetahui akan pengaruh dari perlakuan
tersebut. Sedangkan kelompok kontrol adalah sebuah kelompok yang
tidak diberikan perlakuan oleh peneliti.
Menurut (Jaedun 2011:6) eksperimen merupakan penelitian untuk
menentukan pengaruh variabel perlakuan (independent variable) terhadap
variabel dampak (dependent variable). Definisi lain menyatakan bahwa
penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel
yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi
melalui pemberian treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian
yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer.
Data primer, sumber data primer pada penelitian ini diperoleh secara
langsung dari hasil pengamatan di SSB SSS Semarang kelompok umur 13
tahun.
R1 T1 X1 T2

R2 T2
~ T2

Keterangan :

T1 : pretest

XI : treatment

T2 : post test

~ : kelas kontrol
2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2015:117), populasi adalah wilayah generalisasi


yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelompok umur
13 tahun di SSB SSS Semarang yang berjumlah 34 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana,
tenaga, waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa
yang di pelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel diambil dari populasi harus betul-betul
representatif Sugiyono (2015).
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti
Arikunto (2010). Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi
Arikunto (2010) jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil
semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-
15% atau 20-25% atau lebih. Seluruh sampel tersebut kemudian dikenai
pretest. Kelompok eksperimen A diberikan latihan Nebraska agility drill
yang dilakukan oleh peneliti, sedangkan kelompok eksperimen B tidak
mendapatkan pelatihan Nebraska agility drill oleh peneliti, namun masih
tetap melakukan latihan oleh pelatih. Sedangkan untuk tes akhir atau postest
seperti pada saat pretest.
3. Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan dua variabel, latihan nebraska agility drill
(variabel terikat) dan kelincahan dribble (variabel bebas). Definisi operasional
variabel sebagai berikut:
a. Kelincahan dribble adalah kemampuan siswa dalam melakukan gerakan
dribble dalam bentuk penilaian yang berwujud lembar kerja, baik dari
persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
b. Latihan Nebraska Agility Drill merupakan cara belajar siswa dengan cara lari
secepat-cepatnya serta mengubah arah melewati titik yang telah ditentukan
dengan menggunakan dua kerucut.

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian. Teknik
pengumpulan data hal yang sangat penting dalam penelitian karena tujuan
dari penelitian adalah untuk memperoleh data. Menurut Arikunto (2010) ada
beberapa jenis metode dan instrumen pengumpulan data meliputi tes, angket
atau kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
tes keterampilan slalom dribble dengan melengkapinya dengan format atau
blangko pengamatan kelincahan dribbling sepakbola.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat bantu pengumpulan data, (Suharsimi
Arikunto, 2006: 149). Instrumen dalam penelitian ini merupakan alat yang
digunakan untuk mengungkap atau menggambarkan objek penelitian.
a. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dribble zigzag
dimana pemain bergerak secara zig-zag melewati enam kerucut
tersebut ke kedua arah, dan kembali ke titik awal. Kemudian, sambil
masih sedang menggiring bola, larilah memutari kerucut yang paling
jauh dan kembali ke titik awal. Nurhasan. (2001:160)

(Sumber: Nurhasan, 2001:161)

Norma Penilaian Tes Dribble

Jarak Waktu (detik) Kategori


16,99< Sangat baik
17,00 – 19,00 Baik
15 meter
19,01 – 21,00 Sedang
21,01-23,00 Kurang
23> Sangat kurang
Sumber: http://www.tesdanpengukuran.com./, (diakses 21 agustus 2016)

1. Tahap Pelaksanaan
Untuk kegiatan awal penelitian ini peneliti melakukan tes
awal atau pre test menggunakan dribble zig-zag yang bertujuan
untuk mengukur kelincahan dribbling yang dimiliki siswa SSB
S3.
b. Dalam penelitian ini menggunakan pelatihan dribble zig-zag, dimana
pemain dimana pemain bergerak secara zig-zag melewati enam
kerucut tersebut ke kedua arah, dan kembali ke titik awal. Kemudian,
sambil masih sedang menggiring bola, larilah memutari kerucut yang
paling jauh dan kembali ke titik awal. Nurhasan. (2001:160)
Untuk kegiatan inti peneliti melakukan penerapan
treatment untuk permulaan peneliti memberikan contoh kepada
siswa mengenai gerakan nebraska agility drill yang harus
dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran inti. Setelah peneliti
memberikan contoh siswa dapat melakukan gerakan-gerakan
atau tahapan-tahapan pada nebraska agility drill sesuai dengan
contoh yang telah diberikan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 12 kali pertemuan.
Treatment dilaksanakan selama kurang lebih 90 menit dengan
pengaturan waktu 15 menit untuk pemanasan, 60 menit untuk
melakukan program latihan, dan 15 menit untuk pendinginan,
dengan pembagian sampel melakukan treatment yang berbeda.
Siswa melakukan satu persatu, apabila siswa ada kesalahan
peneliti mengingatkan siswanya.
c. Program Latihan (Treatment)

Pelaksanaan Program Nebraska Agility Drill


Cabang Olahraga : Sepakbola
Hari / Tanggal : Kamis, 15 Agustus 2019
Tempat : Lapangan Sidodadi
Jumlah peserta : 32 Siswa
Waktu : 14.00 - selesai
Sasaran : Pengambilan data awal/pretest dribble zig-zag
Perlengkapan : Peluit, stopwatch, alat tulis, kun, meteran

KAMIS 15 AGUSTUS 2019


HARI / TGL

Pengambilan data awal/pretest menggunakan dribble zig-zag


dimana pemain bergerak secara zig-zag melewati enam kerucut
tersebut ke kedua arah, dan kembali ke titik awal. Kemudian,
sambil masih sedang menggiring bola, larilah memutari
kerucut yang paling jauh dan kembali ke titik awal. Nurhasan.
(2001:160)
MATERI

(Sumber: Nurhasan, 2001:161)


Program Latihan Nebraska Agility Drill

Tahap : TPU
Mikro Ke : 1
Intensitas : Sedang (65 % DNM)
MINGGU,18-08-2019 SENIN,19-08-2019 KAMIS,22-08-2019
HARI
Volume :Rendah (63 %) Volume : Sedang ( 65 %) Vol. : Tinggi (67%)
/ TGL
55 menit 55 menit 55 menit
1. Lat. Sore : 14.00-16.30 2. Lat. Sore : 14.00-16.30 3. Lat. Sore : 14.00-16.30
a. warming up 10 mnt a. warming up 10 mnt a. warming up 15 mnt
b. nebraska agility drill b. nebraska agility drill b. nebraska agility drill
MATERI

2 set 3 repetisi(istirahat 3 set 3 repetisi(istirahat 3 set 3 repetisi(istirahat


antar antar antar
set 30 detik) set 30 detik) set 20 detik)
c. cooling down 15 mnt c. cooling down 15 mnt c. cooling down 10 mnt

Keterangan ; 1. Pemanasan dan colling down 25 menit


Program Latihan Nebraska Agility Drill

Tahap : TPU
Mikro Ke : 2
Intensitas : Rendang (66 % DNM)
HARI MINGGU,25-08-2019 SENIN,26-08-2019 KAMIS,29-08-2019
/ Volume :Rendah (65 %) Volume : Sedang ( 67 %) Vol. : Tinggi (69%)
TGL 55 menit 55 menit 55 menit
1. Lat. Sore : 14.00-16.30 2. Lat. Sore : 14.00-16.30 3. Lat. Sore : 14.00-16.30
a. warming up 10 mnt a. warming up 10 mnt a. warming up 15 mnt
b. nebraska agility drill b. nebraska agility drill b. nebraska agility drill
MATERI

3 set 3 repetisi(istirahat 3 set 3 repetisi(istirahat 3 set 4 repetisi(istirahat


antar antar antar
set 20 detik) set 15 detik) set 20 detik)
c. cooling down 15 mnt c. cooling down 15 mnt c. cooling down 10 mnt

Keterangan ; 1. Pemanasan dan colling down 25 menit


Program Latihan Nebraska Agility Drill

Tahap : TPU
Mikro Ke : 3
Intensitas : Rendang (65 % DNM)
MINGGU,01-09-2019 SENIN,02-09-2019 KAMIS,05-09-2019
HARI
Volume :Rendah (65 %) Volume : Sedang ( 67 %) Vol. : Tinggi (69%)
/ TGL
60 menit 60 menit 60 menit
1. Lat. Sore : 14.00-16.30 2. Lat. Sore : 14.00-16.30 3. Lat. Sore : 14.00-16.30
a. warming up 15 mnt a. warming up 15 mnt a. warming up 15 mnt
b. nebraska agility drill b. nebraska agility drill b. nebraska agility drill
MATERI

3 set 3 repetisi(istirahat 3 set 4 repetisi(istirahat 3 set 4 repetisi(istirahat


antar antar antar
set 25 detik) set 15 detik) set 15 detik)
c. cooling down 15 mnt c. cooling down 15 mnt c. cooling down 15 mnt

Keterangan ; 1. Pemanasan dan colling down 30 menit


Program Latihan Nebraska Agility Drill

Tahap : TPU
Mikro Ke : 4
Intensitas : Rendang (65 % DNM)
MINGGU,08-09-2019 SENIN,09-09-2019 KAMIS,12-09-2019
HARI
Volume :Rendah (65 %) Volume : Sedang ( 67 %) Vol. : Tinggi (69%)
/ TGL
60 menit 60 menit 60 menit
1. Lat. Sore : 14.00-16.30 2. Lat. Sore : 14.00-16.30 3. Lat. Sore : 14.00-16.30
a. warming up 15 mnt a. warming up 15 mnt a. warming up 15 mnt
b. nebraska agility drill b. nebraska agility drill b. nebraska agility drill
MATERI

3 set 4 repetisi(istirahat 3 set 4 repetisi(istirahat 3 set 4 repetisi(istirahat


antar antar antar
set 15 detik) set 15 detik) set 10 detik)
c. cooling down 15 mnt c. cooling down 15 mnt c. cooling down 15 mnt

Keterangan ; 1. Pemanasan dan colling down 30 menit


Pelaksanaan Program Latihan Nebraska Agility Drill

Cabang Olahraga : Sepakbola


Hari / Tanggal : Minggu, 15 September 2019
Tempat : Lapangan Sidodadi
Jumlah peserta : 32 Siswa
Waktu : 14.00 - selesai
Sasaran : Pengambilan data akhir/post test dribble zig-zag
Perlengkapan : Peluit, stopwatch, alat tulis, kun, meteran

MINGGU 15 SEPTEMBER 2019


HARI / TGL

Pengambilan data akhir/post test menggunakan dribble zig-zag


dimana pemain bergerak secara zig-zag melewati enam kerucut
tersebut ke kedua arah, dan kembali ke titik awal. Kemudian,
sambil masih sedang menggiring bola, larilah memutari
kerucut yang paling jauh dan kembali ke titik awal. Nurhasan.
(2001:160)
MATERI

(Sumber: Nurhasan, 2001:161)


Tabel instrumen kelincahan dribble

VARIABEL INDIKATOR No. Butir


Kelincahan 1. Persiapan 1,2,3,4,5
Dribble a. Lutut sedikit di tekuk
b. Badan dirundukan
c. Tubuh di atas bola
d. Bola berada didekat kaki tumpu
e. Kepala tegak untuk melihat lapangan sekitar
2. Pelaksanaan
a. Fokus perhatian pada bola
b. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola
tidak ditarik ke belakang hanya diayunkan
ke depan
c. Gunakan gerak tipu tubuh dan kaki
d. Kontrol bola dengan bagian kaki yang tepat
e. Gantilah kecepatan, arah atau keduanya
3. Follow through
a. Pertahankan kontrol bola yang tepat
b. Bergeraklah mendkati teman
c. Bola selalu ada dalam penguasaan kaki
d. Bergerak melaju kedepan
e. Lihat kedepan dan perhatikan lapangan
4. Hasil
a. Bola tetap berada di bawah tubuh
b. Bola tetap berada dalam penguasaan
c. Langkah kaki harus berirama
d. Fokus pada bola dan lapangan sekitar
e. Kaki mudah untuk menguasai atau
mengontrol bola

(Nurcahyo, E.V. 2014)


DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. (2015). Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar. Penerbit Deepublish:
Yogyakarta.

Apriyandi, I. (2014). "Pengaruh Agility Ladder Exercise Dengan Metode Lateral Run
Terhadap Peningkatan Kelincahan Lari Pada Atlet Sepak Bola Usia 13 Tahun di Sekolah
Sepak Bola Jaten". Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah. tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit PT. Rineka
Cipta: Jakarta.

Dhuhary, A. A. (2014). "Pengaruh Latihan Pliometrik Bervariasi terhadap Hasil Belajar


Keterampilan Dribbling Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola di SMK PGRI 7
Malang". Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Diputra, R. (2015). "Pengaruh Latihan Three Cone Drill, Four Cone Drill, Dan Five Cone Drillt
Erhadap Kelincahan (Agility) Dan Kecepatan (Speed)". Efektor Jurnal Nomor 27.

Epley, B. (2004). The Path to Athletic power The Model Conditioning Program for
Championship Performance. Human Kinetics: USA.

Faruq, M. M. (2008). Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Permainan dan Olahraga


Sepak Bola. Penerbit PT Raja Grasindo Persada: Jakarta.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Dengan Program IBM SPSS 23. Penertbit Universitas
Diponegoro: Semarang.

Jaedun, A. (2011). Metodologi Penelitian. Penerbit Ka. Puslit Dikdasmen, lemit: Yogyakarta.

Lubis, M. (2013). "Pengaruh Latihan Terpusat Dan Latihan Acak Terhadap Penguasaan
Keterampilan Teknik Dasar Passing, Dribbling, Dan Shooting Dalam Permainan Sepak
Bola (Studi Eksperimen pada Siswa Sekolah Sepak Bola PSBUM)". Skripsi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.

Mielke, D.(2007). Dasar-dasar Sepakbola. Penerbit Pakar Raya: Bandung.

Muhajir. (2013). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Penerbit Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud: Jakarta.

Mulyatiningsih, E. (2011). "Analisis Model-Model Pendidikan Karakter Untuk Usia Anak-


Anak, Remaja Dan Dewasa". Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. tidak
diterbitkan

Neizar, I. G. (2016). "Pengaruh Latihan Variasi Kelincahan Terhadap Keterampilan


Dribbling Sepakbola Pada Pemain Ssb Bina Taruna Tambakromo Pati Tahun 2015".
Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.tidak diterbitkan.
Nosa, A. I. dan Faruk, M. (2013). "Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Pemain Persatuan
Sepakbola Indonesia Lumajang". Jurnal Prestasi Olahraga.

Noyes, F. R. dan Barber, S. (2013). ACL Injuries in the Female Athlete: Causes, Impacts, and
Conditioning Programs. Penerbit Springer Science & Business Media: USA.

Nugroho, T. P. (2005)"Hubungan Antara Kecepatan Dan KelincahanTerhadap Ketrampilan


Menggiring Bola dalam Sepakbola Pada Siswa Lembaga Pendidikan Sepakbola atlas
Binatama Semarang". Skrispi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. tidak
diterbitkan.

Nurcahyo, E. V. (2014) "Penilaian Keterampilan Dribbling Dan Passing Sepakbola Melalui


Tes Pengamatan Pada Siswa Kelas Viii Smp N 1 Minggir". Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. tidak diterbitkan.

Santoso, D. R. (2016). "Pengaruh Latihan Shuttle Run dan Nebraska Agility Drill terhadap
Kelincahan pada Pemain Sepakbola di Pusat Latihan Sepakbola Salatiga". Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. tidak diterbitkan.

Setyaningrum, R. K. (2016). "Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Passing Dalam Bermain


Sepakbola Dengan Menerapkan Pembelajaran Yang Inovatif". Jurnal Ilmiah Mitra
Swara Ganesha Vol. 3 No. 2.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D). Penerbi CV. Alfabeta: Bandung.

Sujarwadi dan Sarjiyanto. (2010). Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan untuk SMP.
Penerbit Kementrian Pendidikan Nasional: Jakarta.

Sumpeno, J. (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Penerbit CV. Teguh
Karya: Jakarta.

Utama, A. Z. dan Hariyanto, E. (2015). "Pengaruh Latihan Kelincahan Dan Kelentukan


terhadap Keterampilan Dribbling Sepakbola Ssb Pas-Itn Kabupaten Malang". Jurnal
Pendidikan Jasmani, Volume 25, Nomor 1.

Widiastuti. (2011). Tes dan Pengukuran Olahraga. PT Raja Grasindo Persada: Jakarta.

Winarno, E. (2010). "Sumbangan Kelincahan, Kelentukan Kaki Dan Kecepatan Lari Terhadap
Hasil Kecepatan Menggiring Bola Pada Pemain Sepakbola Arindo Kabupaten Demak
Tahun 2010". Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. tidak diterbitkan.

Wiradihardja, S. dan Syarifudin. (2017). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta.

Wisnungkoro, D. dan Sudarso. (2014). "Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Hasil Belajar
Dribble Sepakbola (Studi Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3 Trenggalek)". Jurnal
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03.
Yulianto, P. F. (2016). "Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Metode Bagian dan
Keseluruhan terhadap Peningkatan Dribble Shooting Sepakbola Ditinjau Dari
Koordinasi Mata-Kaki (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi
Sepakbola Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan
Surakarta)". Jurnal Ilmiah Vol. 16 No. 1.

Yusuf, M.A. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan.
Prenadamedia Group: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai