Anda di halaman 1dari 23

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLA VOLI PADA

SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI


SMK NEGERI 1 KALIJAMBE SRAGEN
TAHUN 2022

Proposal

Oleh :
IMAM MUZAKI
D0418040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN
SURAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Olahraga merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh berbagai lapisan
masyarakat dengan berbagai kelompok umur. Yang keberadaannya saat ini tidak
lagi dipandang sebelah mata sebab olahraga dewasa ini sudah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya. Olahraga dalam kehidupan
bangsa Indonesia merupakan bagian dari prestasi bangsa yang tumbuh dan
berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, olahraga
mempunyai andil yang besar dan merupakan salah satu media bagi pembangunan
manusia seutuhnya. Aktifitas olahraga bukan hanya bertujuan untuk kesehatan
jasmani saja, melainkan untuk meningkatkan keterampilan olahraga untuk
mencapai prestasi setinggi- tingginya baik melalui pendidikan di sekolah maupun
di luar sekolah. Olahraga dalam kehidupan manusia merupakan satu hal yang
sangat penting dalam usahanya menjaga kesehatan baik jasmani maupun rohani.
Secara umum orang yang memahami olahraga hanya merupakan salah satu
aktivitas jasmani yang dapat memberikan efek terhadap kebugaran jasmani saja.
Tetapi bukan hanya itu saja tujuan berolahraga setiap hari. Banyak sekali manfaat
yang didapatkan dalam olahraga. Selain bisa menjadikan jasmani menjadi sehat
dan bugar olahraga juga dapat menjadi tempat untuk meningkatkan ketahanan
tubuh terhadap stres dan menanggulangi depresi, karena dalam melakukan
aktivitas jasmani diharapkan selalu tercipta suasana gembira sehingga
kemungkinan untuk mencegah penyakit seperti gejala stres. Gemar berolahraga
dapat mencegah penyakit dan hidup sehat. Malas berolahraga dapat mengundang
penyakit dan tidak berolahraga berarti menelantarkan diri (Giriwijoyo dan Sidik,
2013: 233). Salah satu olahraga yang diminati setiap orang termasuk di Indonesia
adalah bola voli.
Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu
berlawanan, masing-masing regu memiliki enam orang pemain. Bola voli
merupakan olahraga yang digemari dikalangan masyarakat. Bola voli selain

1
2

olahraga rekreasi juga merupakan olahraga prestasi. Permainan bola voli adalah
salah satu cabang olahraga permainan yang dilakukan pada lapangan dengan
ukuran 18 m x 9 m, yang dibatasi oleh net yang ketinggian netnya 2,43 m untuk
putra dan 2,24m untuk putri, dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu
terdiri dari enam orang. Permainan bola voli mini adalah permainan bola
dimainkan dilapangan dengan ukuran 12 m x 6 m, yang dibatasi oleh net yang
ketinggian netnya 2 m untuk putra dan putri, dimainkan oleh dua regu yang
masing-masing regu empat orang yang mempergunakan peraturan sederhana
(Anandita, 2010:14).
Seiring dengan semakin berkembangnya olahraga bola voli, permainan
bola voli bukan hanya dilakukan untuk bersenang-senang, namun sekarang
permainan bola voli sudah menjadi olahraga prestasi dan sudah di pertandingkan
baik di tingkat daerah, nasional, dan internasional. Permainan bola voli sudah
berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang digemari oleh berbagai
lapisan masyarakat dari anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan
baik di perkotaan maupun di perdesaan. Sebagaimana pendapat Somantri dan
Sujana (2009:10) yang menyatakan bahwa, permainan yang digemari oleh
masyarakat mulai dari masyarakat pedesaan sampai masyarakat perkotaan.
Di dalam permainan bola voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-
benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam
permainan bola voli. Permainan bola voli ada beberapa bentuk teknik dasar yang
harus dikuasai. Teknik dasar dalam permainan bola voli antara lain passing
(passing), servis (service), smash (smash), dan hadang (blocking) (Hidayat,
2017:67). Untuk menguasai teknik-teknik dasar tersebut diperlukan latihan-latihan
teknik dasar secara terus menerus dan sungguh-sungguh supaya dapat menguasai
teknik bola voli itu dengan mudah.
Untuk terciptanya generasi bangsa yang cerdas dan terampil, perlu
diciptakan peserta didik yang sehat dan kuat, baik sehat jasmani maupun rohani.
Sehingga peserta didik siap untuk dibekali kemampuan untuk berfikir logis,
analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan sportif. Oleh karena itu, mata pelajaran
PJOK perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari SD sampai SMA. Salah
3

satu penerapan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) adalah


melalui kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
dilaksanakan di luar jam sekolah yang berfungsi untuk mewadahi dan
mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa. Menurut Direktorat Pembinaan
SMA (2010: 76) dalam Wibowo, dkk. (2015: 2) kegiatan ekstrakurikuler diartikan
sebagai kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk
membantu pengembangan pesrta sesuai kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidikan dan atau
tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah/madrasah.
Pelaksanaan ekstrakurikuler tidak hanya dalam bidang seni saja, tetapi ada juga
beberapa olahraga yang biasanya masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
di antaranya bola basket, sepak bola, dan bola voli. Dengan adanya cabang
olahraga yang masuk dalam ekstrakurikuler, diharapkan siswa dapat
meningkatkan kemampuan dan bakatnya dalam bidang olahraga.
SMK Negeri 1 Kalijambe adalah salah satu sekolah yang menerapkan
kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya adalah ekstrakurikuler bola voli.
Ekstrakurikuler bola voli di SMK Negeri 1 Kalijambe dilaksanakan sebanyak dua
kali dalam satu minggu. Pelaksanaannya pada hari senin dan rabu, dimulai pukul
16.00 sampai dengan jam 17.45. tempat latihan ekstrakurikuler berada di lapangan
bola voli SMK Negeri 1 Kalijambe. Ekstrakurikuler yang dipimpin oleh guru
Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan sekaligus pelatih diikuti oleh sekitar 30
siswa. Selama ini metode latihan ekstrakurikuler yang dilakukan mulai dari
pemanasan, dilanjutkan dengan passing atas dan passing bawah serta smash dan
setelah itu games.
Minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMK N 1
Kalijambe cukup baik namun prestasi yang di capai belum sesuai dengan apa
yang dinginkan. Pelatih selalu mengajarkan untuk disiplin dan tepat waktu dalam
mengikuti ekstrakurikuler bola voli, hal itu dapat dilihat jika salah seorang siswa
yang telat mengikuti ekstrakurikuler mendapat hukuman dari pelatih. Hampir
semua cabang olahraga dan pendidikan jasmani memerlukan sarana prasarana
yang cukup agar dalam pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan
4

mendapatkan prestasi yang baik. Sarana dan prasarana di SMK N 1 Kalijambe


untuk cabang olahraga bola voli sudah sangat memadai. Kegiatan ekstrakurikuler
bola voli putra di SMK N 1 Kalijambe sudah lama dan rutin dilaksanakan, namun
sampai saat ini pembina kegiatan tersebut belum pernah melakukan tes tentang
tingkat keterampilan dasar permainan bola voli siswanya, sehingga tingkat
keterampilan dasar permainan bola voli di SMK N1 Kalijambe belum diketahui.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti sangat
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “TINGKAT
KETERAMPILAN DASAR BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA
EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMK NEGERI 1 KALIJAMBE
SRAGEN TAHUN 2022”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka terdapat berbagai masalah yaitu:
1. Pentingnya menguasai keterampilan dasar bermain bola voli dengan baik.
2. Siswa Ekstrakurikuler bola voli SMK N 1 Kalijambe kurang disiplin saat
latihan
3. Kurangnya pemahaman siswa atas pentingnya teknik dasar bermain bola voli,
akibatnya saat latihan para siswa masih seenaknya tidak bersungguh-sungguh.
4. Keterampilan dasar bola voli Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli SMK N 1
Kalijambe belum diketahui secara pasti.
5. Diperlukan adanya penelitian guna mengetahui bagaimana tingkat
keterampilan teknik dasar pada siswa ekstrakurikuler bola voli SMK N 1
Kalijambe.

C. Pembatasan Masalah
Supaya adanya persepsi yang sama dalam menelaah penelitian ini, maka
perlunya diadakan pembatasan masalah. Adapun masalah yang harus dibatasi
adalah: tingkat keterampilan dasar bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola
voli SMK N 1 Kalijambe.
D. Perumusan Masalah
5

Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan


pembatasan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana Tingkat Keterampilan Dasar
Bola Voli pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola Voli SMK Negeri 1 Kalijambe
Tahun 2022 ?

E. Tujuan Penelitian
Sebuah penelitian selalu memiliki tujuan akhir. Adapun tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui Tingkat Keterampilan Dasar Bola Voli pada
Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola Voli SMK Negeri 1 Kalijambe Tahun 2022

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menambah referensi dan sebagai bahan acuan
untuk program peningkatan prestasi bola voli sehingga dapat meningkatan
kualitas sumber daya manusia, khususnya dalam olahraga permainan bola
voli di SMP Negeri 3 Sleman.

2. Manfaat Praktis
a) Bagi peneliti, untuk mengembangkan ilmu khususnya berkaitan dengan
kemampuan teknik dasar permainan bola voli yang telah didapatkan dari
perkuliahan.
b) Bagi siswa, dengan diketahuinya hasil penelitian ini diharapkan siswa
akan lebih giat berlatih dan berusaha menjadi lebih optimal dalam tingkat
kemampuan teknik dasar bermain bola voli.
c) Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan guru olahraga dalam membina
para siswa khususnya pada prestasi belajar bola voli
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Bola Voli
a. Definisi Permainan Bola Voli
Permainan bola voli diciptakan oleh william G. Morgan pada
tahun 1985, di kota Holyoke. Pembelajaran bola voli dapat meningkatkan
prestasi dan ketrampilan siswa. Permainan bola voli ini tergolong
permainan bola besar dengan lapangan dengan lebar 9 meter dan panjang
18 meter, dibatasi oleh garis-garis selebar 5cm, ditengah-tengahnya
dipasang net yang lebarnya 900cm, dan dipasangi net dengan tinggi 243
cm (khusus pria) dan untuk anak putri kurang lebih 224 (hidayat, witono
2017 : 24).
Menurut Suhadi (2004: 7), permainan bolavoli hakikatnya adalah
memvoli bola dengan menggunakan seluruh anggota badan dan
menyeberangkan melalui net ke lapangan lawan. Permainan bolavoli
dimainkan dengan menggunakan bola besar oleh dua regu. Tiap regu
hanya boleh memvoli bola sebanyak tiga kali dan tiap pemain tidak
melakukan sentuhan dua kali berturut-turut, kecuali blocking. Lapangan
permainan bola voli berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran
panjang 18 meter dan lebar 9 meter.
Menurut Nuril Ahmadi (2007: 20) permainan bola voli
merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan
setiap orang. Sebab, dalam permainan bola voli dibutuhkan koordinasi
gerak yang benarbenar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan
yang ada dalam permainan bola voli. Permainan bola voli adalah sebuah
permainan yang mudah dilakukan, menyenangkan dan bisa dilakukan di
halaman/lapangan. (Ahmad Rithaudin dan Bernadicta Sri Hartati, 2016:
52).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemainan
bola voli adalah permainan beregu yang bisa dilakukan oleh pria maupun

6
7

wanita. Setiap regu berusaha untuk melewatkan bola di atas net dan harus
mencegah lawan menjatuhkan bola di lapangan kita dan dapat
menjatuhkan bola di dalam petak lawan untuk mencari kemenangan.

b. Teknik Dasar Permainan Bola Voli


Dalam permainan bola voli ada beberapa teknik dasar yang perlu
dikuasai. Hal tersebut dikarenakan dalam permainan bola voli pemain
wajib menjaga bola agar terus melambung dan tidak menyentuh lantai,
serta harus menciptakan serangan yang dapat membuat lawan tidak
mampu menguasai bola dan dapat menciptakan poin untuk timnya.
Untuk itu setiap pemain dalam tim harus dapat menguasi teknik dasar
permainan dengan baik dan benar. Adapun teknik dasar dalam permainan
bola voli adalah sebagai berikut:
1) Servis
Servis merupakan pukulan awal yang dilakukan oleh seorang
pemain untuk memulai suatu permainan. Servis tidak hanya
dilakukan untuk mengawali permainan saja, melainkan apabila
dilakukan dengan teknik yang benar dan power yang kuat servis bisa
juga dijadikan sebagai sebuah serangan bagi tim lawan. Seperti yang
disebutkan oleh Hidayat (2017: 36), bahwa melalui pukulan servis
sebuah tim dapat melakukan serangan, apabila servis dilakukan
dengan kuat tim lawan akan sulit untuk menerima servis tersebut dan
dapat memberikan keuntungan poin pada tim yang melakukan servis
tersebut.
Menurut Hidayat (2017: 37) secara umum proses melakukan
servis dibagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut:
a) melakukan lemparan bola ke atas.
b) memukul bola atau hitt the ball.
c) melakukan gerakan akhir.
Dalam permainan bola voli terdapat bermacam-macam jenis
servis yang biasa dilakukan oleh pemain pada saat bertanding. Jenis
8

servis yang dilakukan oleh pemain bergantung pada kemampuan dan


keterampilan yang telah dikuasai oleh pemain. Faruq (2009: 64-70)
membagi servis menjadi tiga, yaitu:
a) Servis Bawah
Jenis servis ini merupakan servis yang paling banyak
dilakukan oleh pemain bola voli amatir, dan pemain wanita yang
paling dominan melakukannya. Servis bawah adalah memukul
bola dengan tangan yang terkuat, bisa menggunakan tangan
kanan atau kiri, yang dimulai dengan mengayunkan lengan dari
bawah dengan keras dan kuat namun tetap terkontrol sehingga
bola melewati net masuk ke lapangan lawan dan tidak keluar
lapangan.
Cara melakukan servis bawah adalah dengan cara
membuka kedua kaki selebar bahu, apabila tangan kanan yang
digunakan untuk memukul bola, tangan kiri digunakan untuk
memegang bola. Badan menghadap ke samping kanan tetapi
pandangan tetap lurus ke depan. Kaki kiri berada di depan
dengan posisi sedikit menekukkan lutut, sementara kaki kanan
berada di belakang dengan posisi lurus. Saat posisi badan sudah
pas kemudian bola dilemparkan ke atas dan dipukul dengan
menggunakan tangan kanan dengan keras sehingga melewati net
dan masuk ke lapangan lawan.
b) Servis Atas
Cara melakukan servis atas adalah dengan posisi awal
kaki kiri berada di depan dan kaki kanan berada di belakang.
Posisi badan sedikit condong ke belakang, posisi tangan kiri
memegangi bola sedangkan tangan kanan diangkat naik ke atas
dan ditarik ke belakang. Saat tangan kiri melempar bola ke arah
depan atas, dengan segera tangan kanan memukul bola (tepat
pada puncak tangan kanan) dengan keras dan bertenaga
sehingga bola dapat melewati net dan masuk ke lapangan lawan.
9

c) Jump Service atau Servis Melompat


Jump service atau servis melompat hampir sama dengan
servis atas, namun yang membedakannya adalah pada saat ingin
melakukan jump service harus mengambil jarak dari garis
belakang lapangan, jarak tersebut digunakan sebagai awalan
untuk kemudian melompat pada saat memukul bola.
2) Passing
Passing adalah teknik menerima bola baik itu bola dari lawan
maupun dari teman sendiri. Passing merupakan salah satu teknik
dasar yang harus dikuasai oleh pemain apabila ingin bermain bola
voli. Secara umum passing terdiri atas dua jenis, yaitu passing
bawah dan passing atas. Passing bawah biasanya digunakan oleh
pemain untuk menerima bola dari lawan atau sebagai defend. Faruq
(2009: 52) menyatakan bahwa manfaat apabila pemain menguasai
teknik dasar passing adalah sekencang apa pun servis atau pukulan
yang dilakukan oleh pemain lawan dalam pengembaliannya tetap
dipantulkan dengan pengembalian yang tenang. Di sisi lain, passing
atas lebih sering digunakan untuk mengumpan bola kepada teman
untuk kemudian dipukul sebagai serangan atau smash kepada tim
lawan.
3) Smash
Smash adalah pukulan yang dilakukan dengan kencang
sebagai sebuah serangan kepada tim lawan. Smash dilakukan dengan
power maksimal dengan harapan tim lawan akan kesulitan untuk
menerima pukulan dan dapat menghasilkan poin bagi tim penyerang.
Smash merupakan teknik dasar yang 25 wajib dikuasai oleh pemain,
tanpa melakukan smash akan sulit bagi sebuah tim untuk dapat
memenangkan pertandingan.
10

Menurut Hidayat (2017: 47-47) proses melakukan smash


dibagi menjadi empat fase. Keempat fase tersebut yaitu:
a) Fase lari
Merupakan tahap pada saat sebelum pemain melakukan
pukulan. Pada fase ini pemain telah mengambil awalan dan
bersiap untuk menghampiri bola yang sudah diumpankan oleh
temannya. Pada fase ini pemain harus bisa memperkirakan
langkah yang tepat sehingga dapat memukul bola dengan posisi
yang tepat.
b) Fase melompat
Pada fase ini pemain harus menggunakan tumpuan kaki
yang terkuat untuk melakukan lompatan. Sebelum melakukan
lompatan, pemain harus dapat memperkirakan timing yang tepat
untuk melompat, sehingga pada saat posisi tangan memukul
bola tepat pada saat tubuh berada pada puncak lompatan.
c) Fase memukul
Merupakan saat bola datang dan dilakukan proses
pemukulan bola. Pada saat memukul bola, telapak tangan berada
pada posisi terbuka dan sedikit mengarah ke bawah, sehingga
pukulan yang dihasilkan dapat meluncur ke dalam area
permainan lawan dan tidak melewati garis lapangan.
d) Fase mendarat
Merupakan fase pemain dalam posisi setelah melakukan
pukulan. Pada saat mendarat kedua kaki digunakan sebagai
tumpuan dengan posisi lutut sedikit ditekuk untuk
mempertahankan keseimbangan.
4) Blocking
Blocking merupakan salah satu teknik dasar yang dilakukan
oleh pemain sebagai upaya untuk menggagalkan serangan yang
dilakukan oleh lawan sehingga lawan tidak akan mudah untuk
mendapatkan poin dari serangan. Hidayat (2017: 49-50) menyatakan
11

bahwa teknik blocking adalah teknik yang dilakukan untuk menutup


jalannya laju bola pada saat bola berada diatas net, dengan tujuan
untuk mengembalikan bola secara langsung ke arah permainan
lawan. Blocking merupakan salah satu teknik bertahan atau defend
yang harus dikuasai oleh pemain untuk mempertahankan daerah
lapangannya sehingga pemain lawan tidak akan leluasa untuk
melakukan serangan.
2. Hakikat Ekstrakurikuler
a. Definisi Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan sekolah yang
dilakukan diluar jam pelajaran dengan tujuan memperdalam dan
memperluas pengetahuan, meningkatkan prestasi, menyalurkan minat
dan bakat. Menurut Kokom Komalasari dan Didin Sripudin (2017: 123)
kegiatan ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa
di luar jam pembelajaran intrakulikuler dan kokurikuler untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, wawasan pengetahuan, sikap,
kemampuan/keterampilan, serta karakter siswa secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan”.
Menurut Wibowo (2015: 2) kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran di sekolah yang bertujuan
untuk memberikan wadah dan mengembangkan potensi, minat, dan bakat
yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, menurut Direktorat Pembinaan SMA
dalam Wibowo (2015: 2) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan mata
pendidikan yang tidak termasuk dalam mata pelajaran dan pelayanan
konseling yang dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan siswa
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang memiliki
kemampuan dan kewenangan di sekolah.
b. Tujuan Ekstrakurikuler
Tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler adalah untuk lebih
memantapkan pembentukkan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan
12

antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan


keadaan dan kebutuhan lingkungan (Depdikbud, 1996) dalam Kokom
Komalasari dan Didin Sripudin (2017: 123). “Kegiatan ekstrakurikuler
dalam bidang olahraga sangat penting dilaksanakan karena memiliki
fungsi ganda yaitu: (1) untuk melakukan pembinaan prestasi olahraga,
(2) untuk meningkatkan kualitas kesehatan jasmani siswa”.
c. Fungsi Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah
memiliki fungsi dan tujuan sebagai sarana mendidik dan
mengembangkan potensi siswa di luar jam pelajaran atau jam sekolah.
Departemen Pendidikan Nasional (2006) dalam Kokom Komalasari dan
Didin Sripudin (2017: 125) menegaskan fungsi dan prinsip pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler di Indonesia sebagai berikut:
1) Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler meliputi:
a) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakulikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa sesuai
dengan potensi, bakat, dan minat mereka.
b) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
siswa.
c) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan
menyenangkan bagi siswa yang menunjang proses
perkembangan.
d) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karier.
2) Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler meliputi:
a) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan potensi, bakat dan minat siswa masing-masing.
b) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
sesuaidengan keinginan dan diikuti secara sukarela siswa.
13

c) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam


suasana yang disukai dan menggembirakan siswa.
d) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam
suasana yang disukai dan menggembirakan siswa.
e) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
membangun semangat siswa untuk bekerja dengan baik dan
berhasil.
f) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
3. Hakikat Keterampilan
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan dapat menunjukkan pada aksi khusus yang
ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan.
Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, terdiri dari
beberapa keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh
seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini terjadi
karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa
satu atau beberapa pola gerak atau perilaku yang diperluas bisa disebut
keterampilan, misalnya menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel
mesin, berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Jika ini yang
digunakan, maka kata “keterampilan” yang dimaksud adalah kata benda
(A. Fauzi, 2010:7).
Keterampilan adalah suatu kecakapan dalam menyelesaikan
tugas, terutama dalam tugas gerak. Dalam keterampilan ada dua macam
tugas gerak pertama, keterampilan dapat dilihat sebagai tugas-tugas
gerak, seperti panahan, biliar, atau memahat. Singer menyatakan bahwa
"keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam
mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif". (Nana Suryana
Nasution, 2015).
Istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan
tingkat kemampuan seseorang yang bervariasi. Keterampilan (skill)
14

merupakan kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah


dan cermat (Sri Widiastuti dan Nur Rohmah Muktiani, 2010). Sedangkan
menurut Hari Amirullah (2003:17) istilah terampil juga diartikan sebagai
suatu perbuatan atau tugas, dan sebagai indikator dari suatu tingkat
kemahiran.
Dengan demikian dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
untuk mencapai suatu tingkat keterampilan yang baik, perlu
memperhatikan hal sebagai berikut:
1) Faktor individu/pribadi yaitu kemauan serta keseriusan dari individu
itu sendiri berupa motivasi yang besar untuk menguasai
keterampilan yang diajarkan.
2) Faktor proses belajar mengajar menunjuk kepada bagaimana kondisi
belajar dapat disesuaikan dengan potensi individu, dan lingkungan
sangat berperan dalm penguasaan keterampilan.
3) Faktor situasional menunjuk pada metode dan teknik dari latihan
atau praktek yang dilakukan.
b. Keterampilan Dalam Olahraga
Adang Suherman (2000:1) menyatakan melalui pendidikan
jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk
keterampilan berolahraga untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Oleh karena
itu tidaklah mengherankan apabila banyak yang meyakini dan
mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari
pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang strategis
untuk mendidik. (Ika Suci Wulandari, 2014).
Olahraga adalah olah gerak badan yang melibatkan otot besar dan
dilakukan secara teratur dan terencana dengan tujuan untuk menguatkan
dan menyehatkan organ-organ tubuh. Salah satunya adalah olahraga
permainan bola voli. (Helda Heldayana, 2016).
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan olahraga adalah gerakan-
gerakan dasar dalam olahraga yang dilakukan dengan satu teknik lalu
15

gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk dapat


menghasilkan hasil yang maksimal. Untuk menjadi seorang olahragawan
diperlukan keterampilan olahraga yang baik agar dapat mencapai
prestasi.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian Hartoyo (2010), judul “Tingkat Keterampilan Bermain Bolavoli
Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Kaliangkrik Kabupaten Magelang” hasil
penelitian dari sebanyak 2 siswa (2,8%) masuk kategori sangat kurang baik,
23 siswa (32%) masuk kategori kurang baik, 25 siswa (34,7%) masuk
kategori cukup baik, 16 siswa (22,2%) masuk kategori baik, 6 siswa (8,3%)
masuk kedalam kategori sangat baik. Secara keseluruhan tingkat 38
keterampilan bermain bolavoli siswa putra kelas VIII di SMP N 2
Kaliangkrik Magelang dalam kategori cukup baik.
2. Penelitian yang Bagas Radityo Nugroho (2014), judul “Tingkat Keterampilan
Dasar Bermain Bola Voli Siswa Putra Yang Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler Olahraga Bola Voli Di SMA Negeri 5 Magelang” hasil
penelitian dari sebanyak 2 siswa (10%) masuk kategori baik sekali, 7 siswa
(35%) masuk baik, 8 siswa (40%) masuk kategori sedang, 2 siswa (10%)
masuk kategori kurang, 1 siswa (5%) masuk kedalam kategori kurang sekali.
Secara keseluruhan tingkat keterampilan dasar bermain bola voli siswa putra
yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri 5 Magelang dalam
kategori sedang.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teoritik di atas bahwa untuk dapat bermain bola voli yang
baik, seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan atau keterampilan dalam
bermain bola voli, khususnya keterampilan dasar. Hal ini dikarenakan teknik
dasar merupakan faktor yang sangat penting teknik dasar untuk meningkatkan
keterampilan gerak. Selain itu pengusaan teknik dasar merupakan salah satu unsur
yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan
disamping unsur fisik, mental dan taktik.
16

Tes keterampilan bermain bola voli yang dilakukan pada siswa putra yang
mengikuti ekstrakurikuler di SMK N 1 Kalijambe merupakan salah satu upaya
yang dilakukan guru/pelatih untuk mengetahui seberapa besar atau sejauh mana
tingkat keterampilan para siswa dalam menguasai keterampilan bermain bola voli,
sehingga dapat melancarkan jalannya proses kegiatan agar lebih berhasil dalam
mencapai tujuan dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan program
latihan agar meningkatkan prestasi olahraga bola voli khususnya di SMK N 1
Kalijambe dan sekolah lainnya.

Keterampilan Teknik Dasar

Passing Atas Passing Bawah Servis Smash

Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola Voli SMK N 1 Kalijambe

Gambar 1. Kerangka Pemikiran


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa di SMK Negeri 1 Kalijambe.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2023 sampai selesai.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan studi observasional untuk
memberikan gambaran mengenai penelitian yang dilakukan dengan kondisi -
kondisi yang terjadi melalui observasi langsung. Menurut Zuldafrial (2009: 21)
mengemukakan bahwa metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan cara meng gambarkan/melukiskan keadaan subjek
atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain–lain) pada saat
sekarang berdasarkan fakta–fakta yang tampak atau sebagai mana adanya.
Adapun pendekatan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:13), metode penelitian kuantitatif adalah :
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.”
Menurut Zuldafrial (2009) survey (Survey studies) adalah untuk penelitian
yang tidak sekedar memaparkan data tentang objeknya, akan tetapi juga
menginterpretasikan dan membandingkannya dengan ukuran setandar tertentu
yang sudah ditetapkan.

17
18

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling


1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2013:148) adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler bola voli SMK Negeri 1 Kalijambe yang berjenis kelamin
sama yaitu laki-laki yaitu berjumlah 20 orang. (1) siswa putra SMK Negeri 1
Kalijambe, (2) mendapatkan materi latihan dari guru pelatih yang sama, (3)
populasi telah menguasai teknik dasar permainan bola voli.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2013:116), yaitu: “Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.” Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan
bagian atau wakil dari jumlah dan karakteristik populasi yang diteliti. Sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada yaitu siswa putra yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli SMK Negeri 1 Kalijambe yaitu
20 orang.
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan teknik sampling jenuh, yang berarti bahwa seluruh
anggota populasi digunakan sebagai sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data dalam peneltian ini adalah
menggunakan tes. Tes yang digunakan dalaam penelitian ini adalah face wall
volleyball test, brumbach forearms pass volleyball test, stanley smash volleyball
test, dan tes ketepatan servis. Teknik/cara pengambilan data dilakukan pada saat
kegiatan ekstrakurikuler berlangsung di SMK N 1 Kalijambe.
Proses pengambilan data di awali dengan perkenalan kemudian
memberikan pemanasan kepada siswa, setelah itu itu peneliti memberi penjelasan
19

dan memberikan contoh bagaimana melakukan face wall volleyball test,


brumbach forearms pass volleyball test, stanley smash volleyball test, dan tes
ketepatan servis, agar siswa paham dalam pelaksanaan tes dan agar tidak terjadi
kesalahan. Masing-masing siswa mempunyai kesempatan 3 kali untuk tes passing
bawah selama 1 menit, tes passing atas selama 1 menit, tes smash selama 1 menit
dan tes ketepatan servis melewati net sebanyak 10 kali kesempatan. Pengambilan
dilakukan oleh dua testor yaitu satu orang guru penjas SMK sebagai penulis dan
mahasiswa peneliti sebagai timer dan memberi tata cara pelaksanaan tes untuk
menghindari kesalahan pengukuran.
Tabel 1. Daftar Validitas dan Reliabilitas Tes
No Tes Validitas Reliabilitas
1 Tes AAHPER face wall 0,86 0,93
volleyball test (Test Passing
Atas)
2 Tes Brumbach forearms pass 0,80 0,896
volleyball test (Tes Passing
Bawah)
3 Tes Stanley smash volleyball test 0,64 0,80
(Tes Smash)
4 Tes Ketepatan Servis AHHPER 0,94 0,89
Sumber : (M. Yunus:1991/1992)

E. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dan
peresentase. Menurut Widiastuti (2015: 56) adapun langkah-langkah dalam
analisis data adalah sebagai berikut:
1. Hasil Kasar
Merupakan data yang diperoleh dari tiap-tiap butir tes yang dicapai
oleh peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMK Negeri 1 Kalijambe. Data
yang telah dikumpulkan masih berupa “data kasar” atau “hasil kasar” karena
masih memiliki satuan ukuran yang berbeda.
20

2. Tabel Norma
Setelah hasil kasar setiap butir tes diubah menjadi nilai, langkah
selanjutnya adalah menjumlahkan semua nilai dari kelima butir tes tersebut.
Hasil penjumlahan tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi.
Tabel 4. Tabel Rumus Kategori Keterampilan Bola Voli
Interval Skor Kategori
M + 1,5 SD ˂ X Sangat Baik
M + 0,5 SD ˂ X ≤ M + 1,5 SD Baik
M – 0,5 SD ˂ X ≤ M + 0,5 SD Cukup
M – 1,5 SD ˂ X ≤ M – 0,5 SD Kurang
X ≤ M – 1,5 SD Sangat Kurang

Keterangan;
M : Nilai rata-rata
X : Skor perolehan
SD : Standar deviasi
(Anas Sudjono : 2009)
3. Persentase
Setelah diketahui tingkat kebugaran jasmani setiap peserta tes dalam
kategori baik sekali, baik, sedang, dan kurang sekali selanjutnya
dipersentasekan untuk tiap-tiap kategori dengan menggunakan rumus
persentase sebagai berikut :

Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Siswa
(Widiastuti : 2015)
DAFTAR PUSTAKA
A. Fauzi. 2010. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Adang Suherman. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud.

Ahmad Rithaudin dan Bernadicta Sri Hartati. (2016). Upaya Meningkatkan


Pembelajaran Passing Bawah Permainan Bola Voli dengan Permainan
Bola Pantul pada Siswa Kelas IV SD Negeri Glagahombo I Tempel
Sleman Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. (Volume 12,
Nomor 1, April 2016). Hlm 52.

Anandita. 2010. Mengenal Olahraga Voli. Bogor: Quadra.

Anas sudijono. (2009). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo.

Bagas (2014) Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli Siswa Putra Yang


Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga Bola Voli di Sma Negeri 5
Magelang. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY.

Faruq, M.M. (2009). Meningkatkan kebugaran jasmani melalui permainan &


olahraga bola voli. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Hari Amirullah. 2003. Alat Evaluasi Keterampilan: Jurnal Nasional Pendidikan


Jasmani dan Ilmu Keolahragaan. Jakarta: Depdiknas.

Hartoyo. (2011). Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli Siswa Putra
Kelas VIII di SMPN 2 Kaliangkrik Magelang. Skripsi. Yogyakarta: FIK
UNY.

Helda Heldayana, Aming Supriyatna, Iman Imanudin. 2016. Hubungan Antara


Power Otot Lengan Dan Otot Tungkai Dengan Hasil Spike Semi Pada
Cabang Olahraga Bola Voli. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2016
Vol.01 No.01 Halaman 45-49.

Hidayat, Witono.2017. Buku Pintar Bola Voli. Jakarta: Anugrah.

Ika Suci Wulandari. 2014. Pengaruh Pemberian Reward And Punishment


Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Passing Bawah
Bolavoli (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Yosowilangun
Lumajang). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor
03 Tahun 2014, 599 – 604.

Komalasari, K dan Saripudin, D. (2017). Pendidikan Karakter Konsep dan


Aplikasi Living Values Education. Bandung: Refika Aditama.

21
22

M. Yunus. (1991/1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Debdikbud.

Nana Suryana Nasution. 2015. Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Percaya
Diri dengan Keterampilan Open Spike pada pembelajaran Permainan
Bola Voli Atlet PelatKab Bola Voli Putri Kabupaten Karawang. Jurnal
Pendidikan Unsika, Volume 3 Nomor 2, November 2015.

Nuril Ahmadi. (2007). Panduan Olahraga Bolavoli. Surakarta: Pustaka Umum.

Somantri dan Sujana. 2009. Permainan Net. Sumedang: Universitas Pendidikan


Indonesia Kampus Sumedang.

Sri Widiastuti dan Nur Rohmah Muktiani. 2010. Peningkatan Motivasi dan
Keterampilan Menggiring Bola Dalam Pembelajaran Sepakbola Melalui
Kucing Tikus Pada Siswa Kelas 4 SD Glagahombo 2 Tempel. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif


Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhadi. (2004). Pengaruh Pembelajaran Bola Voli Suhadi. Yogyakarta : FIK


UNY.

Wibowo, Y.A., & Andriyani, F.D. (2015). Pengembangan ekstrakurikuler


olahraga sekolah. Yogyakarta: UNY Press.

Widiastuti. (2015). Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT RajaGrafindo

Zuldafrial. (2009). Penelitian Kuantitatif. Pontianak : STAIN Pontianak Press.

Anda mungkin juga menyukai