Anda di halaman 1dari 37

KEGIATAN

KESEHATAN
USIA PRODUKTIF
DAN LANJUT USIA

DIREKTORAT KESEHATAN USIA PRODUKTIF


DAN LANJUT USIA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
ridhoNya sehingga Buku Program Kesehatan Direktorat Kesehatan Usia
Produktif dan Lanjut Usia ini bisa disusun dan diterbitkan. Tahun 2022
Kemenkes melaksanakan Transformasi Kesehatan Primer, kami berharap
pelayanan kesehatan pada masyarakat tetap berjalan dengan baik dan
memberikan hasil yang diharapkan.

Pedoman program kesehatan direktorat kesehatan usia produktif dan


lanjut usia disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan
reproduksi, kesehatan kerja, kesehatan kelompok rentan, kesehatan
olahraga, kesehatan lanjut usia secara berjenjang mulai dari Puskesmas,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinkes Provinsi, lintas sektor,
kelompok masyarakat, dan masyarakat luas. Kami berharap pedoman ini
menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi
serta pengembangan inovasi kegiatan sehingga upaya kesehatan Usia
Produktif dan lanjut usia dapat dilaksanakan secara terarah dan terukur.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak atas


perhatian dan dedikasinya untuk memberikan kontribusi, pemikiran,
tenaga dan waktu dalam program-program direktorat ini. Harapan
kami semoga program-program direktorat ini bisa berkontribusi
dalam meningkatkan peran seluruh lapisan masyarakat untuk hidup
sehat, bugar, dan produktif.

Salam sehat,
Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia

drg. Kartini Rustandi, M.Kes

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................1

DAFTAR ISI ..............................................................................2

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI.......................................3

LATAR BELAKANG...................................................................4

STRUKTUR ORGANISASI........................................................7

ARAH KEBIJAKAN...................................................................10

KEGIATAN USIA PRODUKTIF DAN LANJUT USIA .............14

KESEHATAN REPRODUKSI...................................................15

KESEHATAN KERJA...............................................................17

KESEHATAN KELOMPOK RENTAN.......................................20

KESEHATAN OLAHRAGA.......................................................24

KESEHATAN LANJUT USIA....................................................25

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN

LANJUT USIA..........................................................................26

INDIKATOR KINERJA KESEHATAN USIA PRODUKTIF

DAN LANJUT USIA.................................................................28

TIM PENYUSUN .....................................................................35

2
ARAH
KEBIJAKAN
DAN STRATEGI

3
LATAR BELAKANG

STRUKTUR PENDUDUK DI INDONESIA

37JT
Usia produktif merupakan kelompok usia Oleh karena itu upaya kesehatan pada
terbesar, mencapai 69,3% dari total kelompok usia produktif harus
penduduk Indonesia. Kelompok usia ditingkatkan. Dengan kualitas usia
produktif ini merupakan aset negara yang produktif yang baik maka tidak hanya
sangat penting karena merupakan akan menyumbang pada perekonomian,
penggerak ekonomi bangsa. Jika namun juga ke depannya mereka akan
kelompok ini berkualitas baik maka melahirkan generasi penerus bangsa
negara kita juga akan baik, sebaliknya yang diharapkan kualitasnya juga tinggi,
jika kualitasnya buruk maka akan menjadi dan ketika menjadi lansia akan menjadi
beban negara yang sangat besar. Lansia yang SMART.

4
LATAR BELAKANG

Pelayanan Kesehatan Usia Produktif dan Sedangkan bagi usia lanjut, diperlukan
Lanjut Usia saling berkaitan dengan pelayanan untuk membuat lasia tetap
seluruh siklus hidup, mulai balita sampai sehat, mandiri, aktif dan produktif baik
dengan usia lanjut. melalui pemberdayaan lasia dan
keluarganya, pelayanan di fasilitas
Pada usia produktif, pelayanan yang pelayanan kesehatan seperti Puskesmas
diberikan adalah Pelayanan Kesehatan dan rumah sakit, maupun pelayanan
Reproduksi (calon pengantin, pasangan jangka panjang.
usia subur dan mahasiswa), kesehatan,
penyandang disabilitas), pelayanan Selain itu, seluruh siklus hidup juga
Aborsi atas Indikasi, Pencegahan membutuhkan olaharga agar tetap sehat,
Kekerasan terhdap Perempuan, serta bugar, dan produktif. Kegiatan ini sangat
perdagangan orang. terkait dengan Germas, UKS di sekolah,
pengukuran kebugaran di masyarakat
Khusus untuk usia produktif yang juga dan penggerakan kelompok-kelompok
sebagai pekerja, memiliki berbagai olahraga.
masalah yang perlu diperhatikan.
Terdapat program Gerakan Pekerja
Perempuan Sehat dan Produktif,
Implementasi Kessehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama, Rumah
Sakit, Perkantoran, dan Pos Upaya
Kesehatan Kerja bagi pekerja informal.

PELAYANAN BERDASARKAN PENDEKATAN SIKLUS HIDUP

5
LATAR BELAKANG

10 BEBAN KESEHATAN TERBESAR PER KELOMPOK USIA


PRODUKTIF DAN LANSIA
DAN SITUASI KESEHATAN USIA PRODUKTIF

Terdapat berbagai masalah kesehatan di Berdasarkan Riskesdas, kurang aktivitas


usia produktif dan lanjut, mulai dari remaja fisik pada usia > 10 tahun laki-laki
sampai dengan lansia. Beberapa masalah (36,4%) dan perempuan (30,7%).
kesehatan yang tinggi adalah pada Apabila dibedakan berdasarkan
kelompok remaja adalah kecelakaan lalu pekerjaan, PNS/POLRI/BUMN mencapai
lintas dan kesehatan mental. Hal ini 36,5%, dan Pegawai Swasta:
dikarenakan keinginan remaja untuk 34,3%.Proporsi merokok pada penduduk
menemukan jatidir, selalu mencoba hal umur ≥10 tahun adalah 55,8% untuk laki-
baru dan menantang. laki, dan 1,9% untuk perempuan.

Sementara untuk usia produktif, dan lansia Disabilitas di umur 18-58 tahun untuk
masalah kesehatan tertinggi adalah laki-laki sebesar 18,8%, perempuan 25,2
penyakit kardiovaskular dan penyakit %. Selain itu, kasus penyakit akibat kerja
degeneratif lain yang diakibatkan oleh gaya secara nasional pada tahun 2021
hidup tidak sehat. mencapai 179 Kasus dengan kasus
terbanyak PAK paparan biologi
Beberapa faktor resiko penyakit tidak (65,36%),, cedera: 11% laki-laki; 7,4%
menular ditemukan masih tinggi di perempuan.
Indonesia.

6
LATAR BELAKANG

Dalam upaya mengatasi pemasalahan Transformasi Ketahanan Kesehatan


kesehatan dan meningkatkan resiliensi diantaranya meningkatkan produksi
kesehatan Indonesia, Kemenkes farmasi dan alat kesehatan dalam negeri
berkomitmen untuk melakukan serta memperkuat surveilans untuk
transformasi sistem kesehatan Indonesia. tanggap darurat. Transformasi sistem
yakni transformasi Layanan Primer, pembiayaan kesehatan meningkatkan
Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan transparansi dan perhitungan yang baik
Kesehatan, Sistem Pembiayaan untuk menghindari terjadinya masalah
Kesehatan, SDM Kesehatan, dan antara penyedia jasa dan yang membayar
Teknologi Kesehatan. jasa.

Transformasi Layanan Primer dilakukan Transformasi SDM Kesehatan dengan


melalui peningkatan pelayanan pemerataan SDM Kesehatan yang
Puskesmas dan revitalisasi Posyandu. berkualitas untuk meningkatkan akses
Transformasi layanan rujukan akan masyarakat terhadap pelayanan
meningkatkan layanan dan standar kesehatan. Sedangkan Transformasi
layanan rujukan tertentu untuk jantung, teknologi kesehatan dilakukan untuk
stroke, dan kanker yang merata tersedia mempercepat akses informasi bidang
di seluruh provinsi. kesehatan dengan pengembangan dan
pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan
bioteknologi.

6 PILAR TRANSFORMASI KESEHATAN

7
STRUKTUR ORGANISASI

TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT KESEHATAN USIA


PRODUKTIF DAN LANSIA

Berdasarkan Permenkes Nomor 5 Tahun Direktorat mempunyai fungsi


2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja melaksanakan perumusan dan
Kementerian Kesehatan, Direktorat pelaksanaan kebijakan, penyusunan
Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia norma, standar, prosedur, dan kriteria,
merupakan suatu unit baru di lingkungan pemberian bimbingan teknis dan
Direktorat Jenderal Kesehatan supervisi, evaluasi, dan pelaporan di
Masyarakat. bidang peningkatan kesehatan pada
kelompok usia produktif, pekerja, lanjut
usia, dan kesehatan olahraga.

8
STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR DIREKTORAT KESEHATAN USIA PRODUKTIF


DAN LANJUT USIA

Berdasarkan Peraturan Menteri Direktorat Kesehatan Usia Produktif


Kesehatan No. 5 Tahun 2022 tentang dan Lanjut Usia memiliki lima tim
Struktur Organisasi dan Tata Kerja kerja, di antaranya:
Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kesehatan Kerja
merupakan unit kerja di Kementerian Kesehatan Kelompok Rentan
Kesehatan yang bertanggung jawab Kesehatan Olahraga
dalam upaya kesehatan usia produktif Kesehatan Lansia
dan lanjut usia.

9
ARAH KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Peningkatan kapasitas tenaga


kesehatan usia produktif dan lanjut usia kesehatan sebagai pemberi layanan
memiliki kebijakan: kesehatan maupun Agent of Change
Membangun kelompok usia produktif (AoC) lain seperti kader, tokoh
dan lanjut usia dengan masyarakat, ketua komunitas, dan
menitikberatkan pada upaya promotif sebagainya.
dan preventif tanpa Penyelenggaraan program dilakukan
mengesampingkan upaya kuratif dan sesuai standar pelayanan dan
rehabilitatif. Hal ini dilaksanakan agar Standar Prosdur Operasional (SPO)
usia produktif menjadi sehat, bugar, untuk menjamin kualitas pelayanan
dan produktif sehingga nantinya dapat kepada masyarakat sasaran.
menjadi lansia sehat, mandiri, aktif Penyelenggaraan program
dan produktif. dilaksanakan secara bertahap,
Penguatan kemitraan dan terpadu, dan berkesinambungan.
pemberdayaan masyarakat
melibatkan pentahelix yaitu
pemerintah, akademisi, dunia
usaha/swasta, komunitas, dan media.

10
STRATEGI PENINGKATAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN
LANJUT USIA
ARAH DAN KEBIJAKAN

11
ARAH DAN KEBIJAKAN

Dalam menerapkan kebijakan kesehatan Diharapakan pelaksanaan kegiatan


usia produktif dan lanjut usia, terdapat 4 tersebut dapat berkontribusi dalam
strategi pelaksanaan kegiatan yaitu: penurunan masalah Kesehatan seperti
Advokasi dan sosialisasi, dengan AKI, AKB, stunting, serta pengendalian
penggalangan komitmenstakeholder penyakit menular dan tidak menular.
baik di tingkat pusat maupun daerah, Selain itu, strategi dan kegiatan juga
serta melakukan edukasi masyarakat meningkatkan produktifitas, sehingga
melalui kegiatan sosialisasi dan dapat menurunkan absensi, menurunkan
diseminasi. angka kesakitan dan kecelakaan atau
Kemitraan dan pemberdayaan kematina. Apabila usia produktif tetap
masyarakat, dengan meningkatkan sehat, dikemudian hari menjadi lansia
peran serta seluruh stakeholder dan yang SMART.
masyarakat sasaran melalui UKBM
terintegrasi.
Penguatan manajemen dan layanan
Kesehatan dengan peningkatan
kapasitas tenaga Kesehatan dan
kader Kesehatan atau masyarakat
lainnya, serta penyusunan norma,
standar, pedoman, dan kriteria
sebagai acuan pelaksanaan kegaitan.
Pemanfaatan teknologi informasi
berbasis digital melalui system
informasi yang terintegrasi.

12
ARAH DAN KEBIJAKAN

PENGUATAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF


DAN LANJUT USIA

Berbagai kegiatan dilakukan dalam Setiap kegiatan dilakukan memperhaikan


penguatan kesehatan usia produktif dan analisis kebutuhan, hasil evaluasi
lanjut usia baik secara teknis maupun sebelumnya, dan kondisi program saat ini
pendukung. yang berdaya ungkit besar bagi kinerja
kegiatan kesehatan usia produktif dan
Kegiatan ini dibagi menjadi 5 bagian lanjut usia.
yaitu:
catin dan KB
KtPA, aborsi atas indikasi, dan
disabilitas
Kesehatan kerja
Kesehatan olahraga
kesehatan lansia
Adinistrasi umum

13
KEGIATAN
KESEHATAN
USIA PRODUKTIF
DAN LANJUT USIA

14
KESEHATAN REPRODUKSI

KESEHATAN REPRODUKSI CATIN DAN PUS

Upaya kespro catin dan PUS yang telah Penyiapan puskesmas yang
dilakukan yaitu puskesmas telah terintegrasi dengan program
memberikan pelayanan kesehatan Bimbingan Perkawinan Kemenag
peproduksi calon pengantin di 514 dalam memberikan pelayanan
kabupaten atau kota. Pada tahun 2018 kesehatan bagi catin.
telah mencapai 3865 puskesmas diikuti Usulan pengadaan reagen
tahun 2019 dengan 5165 puskesmas dan pemeriksaan melalui dana DAK
jumlahnya naik lagi pada tahun 2020 Kesepakatan Bersama antara Menteri
mencapai 7363 dan terakhir pada tahun Agama, Menteri Kesehatan dan
2021 mencapai 8373 puskesmas. kepala BKKBN Nomor :
HK.03.01/Menkes/125/2020 Tentang
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan
peningkatan pelayanan kesehatan Bagi Calon Pengantin Dalam Rangka
reproduksi terutama pada catin dan PUS Peningkatan Ketahanan dan
adalah: Kesejahteraan Keluarga
Penyiapan puskesmas dalam P e r j anjian Ker j a s a m a a n t a r a
memberikan pelayanan kesehatan D i r j en Kesmas d e n g a n D i r j en
bagi catin yang terintegrasi dengan B i m as Islam, D i r j e n B i m as
program Bimbingan Perkawinan K r i s ten, Hindu, K a t o l i k , B u d h a ,
Kemenag d a n PKS antara D i r e k t u r K e s g a
Peningkatan kometensi petugas d e n g an Pusat B i m b i n g a n d a n
dalam melakukan pelayanan kespro P e n didikan K o n g h u cu
bagi catin dan PUS K e m enag.
Penguatan implementasi skrining
layak hamil bagi catin dan PUS
penyiapan Media KIE serta aplikasi
kescatin.

15
KESEHATAN REPRODUKSI

KELUARGA BERENCANA

Dalam upaya mendukung penurunan Pelayanan KB di Indonesia dilaksanakan


kematian ibu, bayi dan stunting, oleh 2 Kementerian Lembaga yaitu
Pelayanan Keluarga Berencana juga Kementerian Kesehatan dan BKKBN.
tidak kalah penting. Dengan KB, kita bisa BKKBN melalukan intervensi dari sisi
menurunkan kehamilan tidak demand side atau penggerakan
direncanakan, aborsi yang tidak aman, masyarakat, sedangkan Kementerian
serta kehamilan berisiko yang berakibat Kesehatan melakukan intervensi dari sisi
pada kesakitan dan kematian ibu dan supply side atau penyiapan pelayanan
bayi. kesehatan.

16
KESEHATAN KERJA

POS UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK)

Mayoritas pekerja sektor informal di Dengan dibentuknya pos UKK,


Indonesia memiliki karakteristik bekerja diharapkan dapat :
sendiri ataupun berkelompok kecil dan Meningkatkan pengetahuan
memiliki keterbatasan baik secara pekerja terkait kesehatan kerja
finansial, teknologi maupun Meningkatkan kemampuan
pengetahuan/wawasan terkait kesehatan. pekerja untuk pertolongan
Minimnya pengetahuan ini dan juga pertama dalam penyakit maupun
lingkungan kerja yang kurang sehat kecelakaan kerja
dapat menimbulkan risiko penyakit umum Meningkatkan pelayanan
maupun akibat pekerjaannya, masalah kesehatan kerja
gizi, serta kecelakaan kerja. Maka dari Meningkatkan kewaspadaan dan
itu, perlu dibentuk pos upaya kesehatan kesiapsiagaan pekerja terhadap
kerja sebagai suatu wadah bagi risiko dan bahaya akibat kerja
kelompok pekerja informal agar Meningkatkan dukungan
memudahkan akses dalam pelayanan pengambil kebijakan akan
kesehatan kerja serta memberdayakan kesehatan pekerja informal
kesehatan kerja mereka sendiri sehingga Meningkatkan peran aktif lintas
dapat hidup sehat, selamat dan produktif program/ lintas sektor dalam
dalam bekerja. penyelenggaraan pos UKK

17
KESEHATAN KERJA

PELAKSANAAN GP2SP

GP2SP adalah upaya dari pemerintah, GP2SP berdasar pada SKB dan
masyarakat, maupun pemberi kerja dan PKS 4 Kementerian tahun 2017
serikat pekerja/serikat buruh untuk yakni Kemenkes, Kemendagri,
menggalang dan berperan serta guna Kemenakerj dan KemenPPPA, dan
meningkatkan kepedulian dan SE Mendagri kepada Gubernur &
mewujudkan upaya memperbaiki Walikota, untuk berkoordinasi dan
kesehatan pekerja/buruh perempuan bekerja sama sebagai tim pembina
sehingga dapat meningkatkan pelaksanaan GP2SP di
produktivitas kerja dan meningkatkan kabupaten/kota. Tim ini sendiri
kualitas generasi penerus. berada di tingkat Pusat, provinsi
dan kabupaten/kota yang juga
Kegiatan dari GP2SP itu sendiri terdiri melibatkan perwakilan dari
dari 5 lingkup kegiatan utama yang terdiri manajemen perusahaan serta
dari: asosiasi pekerja. Hingga saat ini,
ASI sudah dilakukan advokasi,
Kespro sosialisasi, penyediaan KIE, dan
Gizi bimtek dalam rangka meningkatkan
PM dan PTM implmentasi GP2SP di perusahaan.
Kesehatan Lingkungan Kerja

18
KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Dalam mendukung pelaksanaan


Kerja adalah semua ilmu dan Sistem Manajemen Keselamatan dan
penerapannya untuk mencegah Kesehatan Kerja, dikembangkan
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit pedoman dan standar K3 di rumah
akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan sakit, FKTP dan perkantoran :
dan pencemaran lingkunga, K3 RS mengacu pada PMK No.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 66 Tahun 2016 tentang Standar
Tahun 2012, pengertian keselamatan dan K3 RS.
kesehatan kerja adalah semua kegiatan K3 Fasyankes Tingkat Pertama
untuk menjamin dan melindungi mengacu pada PMK No. 52 Tahun
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja 2018 tentang K3 Fasyankes
melalui upaya pencegahan kecelakaan K3 Perkantoran mengacu pada
kerja dan penyakit akibat kerja. PMK No. 48 Tahun 2016 tentang
Standar K3 Perkantoran.

19
KESEHATAN KELOMPOK RENTAN

Informasi detail:
statistik dasar Advokasi
Lokasi dan
(khususnya kelompok
Penggalangan
jumlah populasi
rentan)
Dana
terdampak Informasi kebutuhan
kesehatan Penyusunan
Informasi kebutuhan Program.
logistisk

Adapun Sasaran Program di Tim Kerja Untuk kelompok korban bencana,


Kesehatan Kelompok Rentan dapat program yang dilakukan adalah
dibagi menjadi beberapa kategori: Yang menyusun Paket Pelayanan Awal
pertama adalah Korban Kekerasan Minimum pada situasi krisis,
Terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) penggalangan komitmrn dan jejaring
dan juga Korban Tindak Pidana hingga pembuatan alat bantu/tools
Perdagangan Orang (TPPO), kegiatan bagi pengelola program dalam
yang dilakukan terkait kedua kelompok ini merencanakan kegiatan Terakhir
adalah dengan menyediakan akses adalah kelompok disabilitas sesuai
pelayanan terpadu di fasyankes baik dengan UU No.8 Tahun 2016 ttg
primer maupun rujukan, membangun peta Penyandang disabilitas dengan fokus
jejaring dan mekanisme rujukan, program yaitu pencegahan disabilitas,
penyediaan NSPK untuk menjamin rehhabilitasi medik dan pelayanan
terpenuhinya hak-hak bagi korban serta kesehatan.
peningkatan kualitas hidup.

20
KESEHATAN KELOMPOK RENTAN

PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI


PADA SITUASI KRISIS KESEHATAN/BENCANA

21
KESEHATAN KELOMPOK RENTAN

PERAN SEKTOR KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN


DAN PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN DAN ANAK

Peran Sektor Kesehatan dalam Dalam melaksanakan PP KtPA dan


Pencegahan dan Penanganan Kekerasan TPPO, sektor kesehatan harus menjalin
terhadap Perempuan dan Anak sangat kemitraan antar program dan sektor untuk
besar, antara lain: penanganan KtP/A yang komprehensif
Melakukan deteksi dini kasus dan sinergis, baik dengan K/L, LSM,
kekerasan terhadap perempuan dan rumah aman, dan lain sebagainya.
anak.
Menyediakan penanganan gawat Idealnya, setiap kecamatan mempunyai
darurat. Puskesmas Mampu Tata Laksana KtP/A
Menyediakan akses pelayanan dan semua kab/kota mempunyai RS yang
kesehatan yang berkualitas bagi memiliki PPT/PKT. Namun, hingga saat
korban KtP/A yang meliputi aspek ini baru terdapat sebanyak 2.758
medis, aspek psikososial, dan aspek Puskesmas mampu PP KtPA yang
medikolegal. tersebar di 514 Kab/Kota di seluruh
Melakukan rujukan medis maupun Indonesia dan 466 RS mampu
non medis. tatalaksana KtPA, termasuk diantaranya
232 RS yang mempunyai Pusat
Pelayanan Terpadu/PusatKrisis Terpadu
(one stop services/pelayanan satu atap)
di 289 Kab/Kota.

22
KESEHATAN KELOMPOK RENTAN

PELAYANAN ABORSI ATAS INDIKASI DAN KORBAN


PEMERKOSAAN

4,1% KEMATIAN IBU TERJADI PADA KEHAMILAN

KURANG DARI 20 MINGGU (ABORTUS DAN

KEGUGURAN) (ANALISIS DETERMINAN

KEMATIAN IBU OLEH BALITBANGKES, 2012)

KASUS PENGGUGURAN PADA

PEREMPUAN USIA 10-59 TAHUN

SEBESAR 3,5%

1.507 KASUS PERKOSAAN YANG

DILAPORKAN PADA TAHUN 2020

BERDASARKAN DATA KOMNAS

PEREMPUAN

AMANAT PERATURAN PERUNDANGAN:


UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

(PASAL 75-77)
PP NO 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN

REPRODUKSI (PASAL 31-39)


PERMENKES NO 3 TAHUN 2016 TENTANG

PELATIHAN DAN PENYELENGGARAAN

PELAYANAN ABORSI ATAS INDIKASI

KEDARURATAN MEDIS DAN KEHAMILAN AKIBAT

PERKOSAAN

Layanan aborsi yang diizinkan bukan Untuk dapat dilakukannya aborsi ada
untuk setiap orang, namun utuk 2 kondisi syarat yang harus dipenuhi, yaitu harus
yaitu kedaruratan medis dan kehamilan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
akibat perkosaan. Kehamilan bagi memiliki keterampilan dan kewenangan
korban perkosaan yang mengalami serta didukung oleh keterangan
trauma psikologis dapat dijadikan alasan daripsikolog atau ahli lain yang
medis untuk melakukan aborsi. Aborsi berwenang.
karena edaruratan medis dimaksudkan
untuk menurunkan resiko AKI, AKB,
stunting.

23
KESEHATAN OLAHRAGA

Kegiatan kesehatan olahraga memiliki Masyarakat yang bugar diharapkan


tujuan sebagai berikut: menjadi produktif, anak usia sekolah
Meningkatkan kesehatan dan diharapkan berprestasi, usia kerja lebih
kebugaran jasmani masyarakat produktif, dan lanjut usia yang mandiri.
melalui aktivitas fisik. Hal ini diperoleh dengan membudayakan
Latihan fisik dan olahraga sesuai aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-
dengan kaidah kesehatan. hari, melakukan latihan fisik dan olahraga
Dimana pada pengukuran kebugaran sesuai kaidah kesehatan dan perilaku
perlu memperhatikan BBTT yaitu Baik, hidup bersih dan sehat termasuk
Benar, Terukur, dan Teratur. didalamnya konsumsi gizi seimbang dan
manajemen stress yang baik

24
KESEHATAN LANJUT USIA

KESEHATAN LANJUT USIA

Tujuan pengembangan program Dengan demikian, lansia yang sehat


Kesehatan lansia yaitu meningkatkan diharapkan tetap sehat dan
kualitas hidup lansia, agar sehat, mandiri, mengoptimalkan fungsi fisik, mental,
aktif dan produktif serta berdaya guna kognitif dan spiritual, dengan
bagi keluarga dan masyarakat, dengan dilakukannya upaya promotif dan
pendekatan siklus hidup. preventif, dengan membudayakan
perilaku hidup sehat di masyarakat
melalui Germas, mengaktifkan kegiatan-
kegiatan di posyandu lansia, termasuk
pemberdayaan lansia.

25

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF


DAN LANJUT USIA
Sasaran program kesehatan usia Adapun pengelompokan kegiatan
produktif dan lanjut usia dimulai dari yang perlu diberikan pada kelompok
remaja (15.472.806 jiwa), usia produktif sasaran dibedakan menjadi 5 yaitu:
(189.011.656 jiwa), pekerja (131.060.000 Edukasi kesehatan
jiwa), penyandang disabilitas (26.000.000 Skrining
jiwa ), Lansia (31.320.006 jiwa), dan Pelayanan kesehatan
kelompok khusus yang jumlahnya banyak Pencegahan dan penanganan
dan tersebar sehingga belum dapat kesehatan KtP/A.
diidentifikasi dengan baik. Pencegahan praktik berbahaya
(P2GP, aborsi atas indikasi).
Masing-masing kelompok sasaran
memiliki karakteristik tersendiri, sehingga
diperlukan kegiatan spesifik yang dapat
menjangkau mereka.

SASARAN PROGRAM USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

26
PELAYANAN KESEHATAN
KESEHATAN LANJUT USIA

Untuk menjamin terpenuhinya pelayanan kesehatan dasar pada usia produktif dan lanjut
usia, terdapat paket pelayanan dasar :

USIA PRODUKTIF LANJUT USIA


PUSKESMAS PUSKESMAS
1.Promotif – Preventif : 1.Promotif – preventif :
KIE KIE
Skrining Skrining

2.Pelayanan 2.Pelayanan
Pelayanan Pengobatan umum Pelayanan Pengobatan umum
Pelayanan gigi dan mulut Pelayanan gigi dan mulut
Pelayanan KIA Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pelayanan KB Pelayanan kesehatan PTM
Pelayanan Kesehatan Jiwa Pelayanan kesehatan PM
Pelayanan kesehatan PTM Pelayanan gawat darurat
Pelayanan kesehatan PM Pelayanan rawat inap
Pelayanan gawat darurat Pelayanan imunisasi
Pelayanan imunisasi Perawatan jangka panjang
Pelayanan Penyandang Disabilitas Pelayanan Tambahan: Penyandang
Disabilitas
MASYARAKAT Pelayanan Tambahan: Home Care
1. Promotif – preventif :
KIE MASYARAKAT
Skrining 1.Promotif – preventif :
KIE
2. UKBM Skrining
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos
UKK) 2.Posyandu Lansia/Posbindu PTM
Posyandu/Posbindu PTM

TEMPAT KERJA
1. Pekerja formal perempuan melalui
Gerakan Pekerja Perempuan Sehat
dan Produktif (GP2SP)
2. K3 Tempat Kerja
3. Penyandang Disabilitas

KAMPUS
1. KIE
2. Skrining

27
INDIKATOR
KINERJA
KEGIATAN
KESEHATAN USIA
PRODUKTIF DAN
LANJUT USIA

28

INDIKATOR KINERJA
Indikator keberhasilan kegiatan kesehatan usia produktif dan lanjut usia,
diukur dengan berbegai indikator baik indikator RPJMN, Renstra, SPM,
maupun rencana aksi lintas sektor.
Berikut adalah berbagai indikator dan target kegiatan kesehatan usia
produktif dan lanjut usia selama 2021 - 2025:

29
INDIKATOR KINERJA

DEFISISI OPERASIONAL INDIKATOR


DAN CARA PENGHITUNGAN (RPJMN)

Jumlah kabupaten/kota yang


menyelenggarakan pelayanan
kesehatan usia reproduksi.

Minimal 50% Puskesmas di Seluruh Puskesmas di wilayah


wilayah kerja memberikan kerja mampu dan memberikan
pelayanan kesehatan reproduksi pelayanan KB PascaPersalinan
calon pengantin (kesprocatin). dengan metoda cara modern
(AKDR/pil/suntik/kondom/MAL/i
mplan/ vasektomi) dilakukan
Cara dalam kurun waktu 0-42 hari
Perhitungan: setelah ibu melahirkan.

Jumlah Puskesmas memberikan Cara


pelayanan kesehatan reproduksi Perhitungan :
calon pengantin (kespro catin)
Jumlah Puskesmas mampu dan
dibagi dengan Jumlah seluruh
memberikan pelayanan KB Pasca
Puskesmas di wilayah kerja dikali
Persalinan dibagi dengan Jumlah
100 persen. Jika hasilnya minimal
seluruh Puskesmas di wilayah
50% maka memenuhi kriteria.
kerja dikali 100 persen. Jika
hasilnya mencapai 100% (seluruh)
maka memenuhi kriteria.

30
INDIKATOR KINERJA

DEFISISI OPERASIONAL INDIKATOR


DAN CARA PENGHITUNGAN (RPJMN)

Persentase kabupaten/kota
yang menyelenggarakan Jumlah kabupaten/kota yang
pelayanan kesehatan lanjut melaksanakan kesehatan kerja.
lansia
Seluruh Puskesmas membina Minimal 60% Puskesmas di wilayah
Posyandu Lansia di 50% desa kerjanya melaksanakan kesehatan
di wilayah kerjanya adalah kerja.
seluruh Puskesmas Adanya SK/SE serta
melaksanakan pembinaan pada pedoman/petunjuk teknis yang
Posyandu Lansia sedikitnya di ditetapkan oleh pemerintah daerah
50% desa di wilayah kerjanya yang mendukung pelaksanaan
sehingga Posyandu Lansia program kesehatan di tempat kerja.
buka minimal 4 kali dalam Pembinaan kesehatan kerja di
satutahun pada setiap desa sektor formal adalah kegiatan
tersebut. pembinaan kesahatan kerja
Minimal 50% Puskesmas yang dengan melakukan kegiatan
ada di kabupaten/kota advokasi sosialisasi, koordinasi
menyelenggarakan pelayanan dan pelaksanaan program
kesehatan santun Lansia kesehatan kerja seperti GP2SP,
Kabupaten/kota atau K3 Perkantoran atau K3
mengembangkan Program Fasyankes.
Perawatan Jangka Panjang
(PJP) bagi Lansia, adalah
kabupaten/kota telah mulai
Cara
melaksanakan Program PJP
Perhitungan :
bagi Lansia di minimal 10%
Puskesmas dalam bentuk Jumlah kumulatif kabupaten/kota
kegiatan orientasi Program yang melaksanakan kesehatan
PJP bagi Lansia dan panduan kerja dalam kurun waktu 1 tahun.
praktis bagi caregiver informal.

Cara
Perhitungan:
Jumlah kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan lanjut usia (Lansia)
dibagi jumlah seluruh
kabupaten/kota di kali 100%
dalam kurun waktu 1 tahun.

31
INDIKATOR KINERJA

DEFISISI OPERASIONAL INDIKATOR


DAN CARA PENGHITUNGAN (Renstra)
Persentase puskesmas yang
melaksanakan pelayanan
Persentase lansia yang
kesehatan reproduksi bagi
mendapatkan pelayanan
calon pengantin
Kesehatan

Jumlah puskesmas yang Lansia yg berumur60 tahunkeatas


memberikan pelayanan : yang dibina/yang mendapat
pelayanan kesehatan/ diskrining
1. Konseling/Komunikasi, kesehatannya minimal 1 kali
Informasi, Edukasi (KIE) dalamkurunwaktu 1 tahun
kesehatan reproduksi calon
pengantin; dan Pelayanan Kesehatan/skrining
2. Skrining kesehatan bagi calon kesehatan yang dilakukan seperti
pengantin, minimal pemeriksaan pengukuran tekanan darah,
status gizi meliputi : (penentuan pengukuran berat badan dan
IMT/pemeriksaan Lingkar tinggi badan, pengukuran LILA,
Lengan Atas/LiLa) dan tanda dsb.
anemia (pemeriksaan
konjungtiva dan pemeriksaan Cara
Hb) Pelayanan diberikan oleh Perhitungan :
tenaga kesehatan (dokter dan
atau bidan dan atau perawat dan Jumlah warga negara 60 thn atau
atau petugas gizi). lebih yang mendapat
skriningkesehatan sesuaistandar
min. 1x dalam kurun waktu 1 tahun
Cara
dibagi jumlahsemua warga negara
Perhitungan :
usia 60 tahun atau lebih x 100%
Jumlah puskesmas yang
melaksanakan pelayanan kesehatan
reproduksi bagi calon pengantin
dibagi total sasaran puskesmas
dikali 100

Persentase Puskesmas yang


meningkatkan aktifitas fisik

Puskesmas yang mampu Cara


membina kebugaran jasmani Perhitungan :
minimal sasaran anak usia
sekolah (sekolah Jumlah puskesmas yang
madrasah/pesantren) dan usia meningkatkan aktifitas fisik dibagi
produktif (OPD/calon jamaah total puskesmas dikali 100.
haji/kelompok olahraga).

32
INDIKATOR KINERJA

DEFISISI OPERASIONAL INDIKATOR


DAN CARA PENGHITUNGAN (Renstra - GERMAS)

Kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup


Sehat (Germas)

Melaksanakan Kampanye Memiliki kegiatan pembinaan


Germas tema prioritas adalah kesehatan tradisional adalah
melaksanakan kampanye 7 tema Puskesmas yang
prioritas melalui berbagai media, menyelenggarakan pelayanan
meliputi; olahraga, gizi seimbang, kesehatan tradisional (minimal
anti rokok, skrining kesehatan, TOGA dan atau akupuntur dan
imunisasi, patuh pengobatan, akupresur).
sanitasi dan kebersihan
lingkungan; dan melaksanakan
penggerakan masyarakat dengan
Cara
melibatkan lintas sektor, swasta,
Perhitungan :
kelompok masyarakat (berupa
aksi/mobilisasi masyarakat). Jumlah Kabupaten Kota yang
memilki kebijakan Germas dan
Memiliki kegiatan skrining melaksanakan 2 dari 3 kegiatan
kesehatan di tempat kerja dibagi jumlah Kabupaten Kota
adalah melaksanakan dikali seratus persen.
pemeriksaan skrining kesehatan
pada pekerja yang terdiri dari
tinggi badan, berat badan,
lingkarperut, tekanan darah, dan
pengukuran kebugaran minimal 3
bulan sekali; serta pemeriksaan
pilihan lainnya sesuai dengan
kemampuan seperti gula darah,
deteksikan kerleher rahim sedini
mungkin dengan Inspeksi Visual
AsamAsetat (IVA) dan periksa
payudara klinis untuk perempuan
usia 30-50 tahun bagi yang
sudah menikah atau yang sudah
berhubungan seksual,
pemeriksaan tajam penglihatan
dan pendengaran, kolesterol
minimal 1 kali dalam 1 tahun
yang dilaksanakan di semua
tempat kerja perkantoran OPD
(Organisasi Perangkat Daerah)
tingkat Kabupaten/Kota.

33
INDIKATOR KINERJA

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Dalam pencatatan pelaporan kegiatan Sehubungan dengan kebijakan


kesehatan usia produktif dan lanjut usia transfomasi digital di lingkungan
menggunkaan teknologi informasi. Saat Kementerian Kesehatan, ke depan
ini terdapat 3 sistem informasi untuk sistem informasi ini akan bergabung
pelaporan hasil kinerja kegiatan yaitu menjadi ASIK (untuk tingkat pelayanan
melalui e-kohort bagi kesehatan kesehatan/institusi) dan Peduli Lindingi
reproduksi, kesehatan lanjut usia, dan utnuk masyarakat.
disabilitas, SITKO bagi kesehatan kerja
dan olahraga , dan SIPGAR bagi
kesehatan olahraga (kebugaran
masyarakat). Kegiatan pengumpulan dan
pelaporan data dilakukan sebulan sekali
dalam aplikasi dan akan dianalisis
menjadi capaian per 3 bulanan.

Ketiga sistem informasi tersebut


terintegrasi dengan Komdat Kesmas di
lingkungan Ditjen Kesmas utnuk
mendapatkan indikator kinerja kegiatan
dan program yang ingin dicapai.

34
TIM PENYUSUN
drg. Kartini Rustandi, M.Kes
Riza Afriani Margaresa, SKM, MPH
Hasnadila Nurbaeta, S.Ak

KONTRIBUTOR
dr. Astuti, M.K.K.K.
dr. Julina, MM
Hana Fajar Septanti, SKM
Akbar Nugroho Sitanggang SKM, M.K.K.K
Fitria Amiria Zahra, S.E
dr. Weni Muniarti, MPH
Tries Yuliastuti, SKM, MKM

35
DIREKTORAT
KESEHATAN USIA
PRODUKTIF DAN LANSIA
TAHUN 2022

SIAP MELAYANI ANDA

Anda mungkin juga menyukai