Anda di halaman 1dari 29

SOSIALISASI PROGRAM GANGGUAN

INDERA DAN FUNGSIONAL

Kasubdit Gangguan Indera dan Fungsional


PERMENKES RI NO. 64 TAHUN 2015
TENTANG ORGANISASI & TATA KERJA KEMENKES

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM TERDIRI ATAS:

• SUBDIREKTORAT PENYAKIT PARU KRONIK DAN GANGGUAN IMUNOLOGI;

• SUBDIREKTORAT PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH;

• SUBDIREKTORAT PENYAKIT KANKER DAN KELAINAN DARAH;

• SUBDIREKTORAT PENYAKIT DM DAN GANGGUAN METABOLIK;

• SUBDIREKTORAT GANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL;


-Lanjutan

Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 Pasal 371 & Pasal 372 menyatakan
bahwa Subdirektorat Gangguan Indera dan Fungsional mempunyai
tugas:
 Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria.
 Pemberian bimbingan teknis dan supervisi.
 Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pencegahan dan
pengendalian gangguan indera dan fungsional.

Subdirektorat Gangguan Indera dan Fungsional terdiri dari 2 seksi


yaitu :
 Seksi Gangguan Indera
 Seksi Gangguan Fungsional
INDIKATOR GIF
• KAB/KOTA YANG MELAKSANAKAN
PENANGGULANGAN GIF(SESUAI DGN
Permenkes No.71 thn 2015) TOT TINGKAT
PROV.TERKAIT GIF
– PELATIHAN TERKAIT GIF
– SOSIALISASI DILAKSANAKAN TERINTEGRASI DGN
PTM LAINNYA
– PELAKSANAAN UKBM & UKP MELALUI POSBINDU
DAN FKTP
2. PERMASALAHAN GANGGUAN INDERA DAN
GANGGUAN FUNGSIONAL
Estimasi Global Gangguan Penglihatan
WHO, 2010

Dari 6.697 juta penduduk dunia, diperkirakan 285 juta (4,25%)


diantaranya mengalami gangguan penglihatan.
Dari 285 juta jiwa diperkirakan 39 juta (14%) diantaranya mengalami
kebutaan (blindness), 246 juta (86%) dengan low vision.
ALASAN PEMILIHAN PROGRAM PADA: KATARAK,
GGN REFRAKSI, DAN GLAUKOMA

• Penyebab Gangguan Penglihatan yang dapat dilakukan upaya deteksi dini :


1. Katarak
2. Gangguan refraksi yg tdk terkoreksi

• Penyebab Kebutaan yang dapat dicegah:


1.Katarak
2.Glaukoma
PEMAKAIAN KACA MATA TERTINGGI PADA KELOMPOK UMUR 55-64 TAHUN.
PREVALENSI SEVERE LOW VISION DAN KEBUTAAN TERTINGGI >65 TAHUN
Sumber : Riskesdas 2013
Prevalensi kebutaan di Indonesia tahun 2007 sebesar 0.9 persen, menurun
menjadi 0,4% pada tahun 2013 ( Riskesdas 2013 )
Provinsi dengan prevalensi katarak di atas angka Nasional yaitu; Sulut, Jambi, Bali,
Aceh, Malut, Sulteng, Sulsel, Jateng, Kalteng, NTT, NTB, Kalbar, Kalsel, Babel, Maluku,
Sumbar, dan Sultra.
Prevalensi Katarak Bilateral Provinsi Jambi
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2013

6.0%

5.0%

4.0%

3.0%

2.0%

1.0%

0.0%

Sumber : Riskesdas 2013


Prevalensi Katarak Bilateral Provinsi D.I Aceh
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2013
7.0%

6.0%

5.0%

4.0%

3.0%

2.0%

1.0%

0.0%

Sumber : Riskesdas 2013


0.0%
1.0%
2.0%
3.0%
4.0%
5.0%
7.0%

6.0%
Klaten
Magelang
Kota Magelang
Brebes
Temanggung
Pemalang
Kota Semarang
Tegal
Kota Tegal
Demak
Semarang
Provinsi
Kendal
Kebumen
Sragen
Karanganyar
Wonosobo
Blora
Sukoharjo
Pekalongan
Boyolali
Banjarnegara
Grobogan
Pati
Jepara
Purbalingga
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2013

Rembang
Wonogiri
Prevalensi Katarak Bilateral Provinsi Jawa Tengah

Cilacap
Banyumas
Kota Surakarta
Kudus
Batang
Purworejo
Kota Pekalongan
Sumber : Riskesdas 2013

Kota Salatiga
SEBARAN ANGKA KEBUTAAN 2014-5 (RAAB)

Jakarta 2,4%
Jawa Timur 4,5% Sulsel
Jawa Barat 2,8%
Bali 2,7% 2,7%
Jawa Tengah
2,8%
NTB 4,5%

Sumber : https://www.google.com/search?q=PETA+BUTA&tbm=isch&imgil=

RAAB : Rapid Assessment Avoidable Blindness Sumber : Komatnas, 2016


PENYEBAB HAMBATAN OPERASI KATARAK TERBESAR 2015

Jakarta
30,3% takut hasil operasi jelek
Jawa Tengah Jawa Timur 31,5% tidak mampu membayar
41,3% tidak mengetahui bahwa dapat dioperasi Bali
26,8% tidak mengetahui bahwa dapat dioperasi

Sumber: https://www.google.com/search?q=PETA+BUTA&tbm=isch&imgil=

Sumber : Komatnas, 2016


TINDAKAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGURANGI KEBUTAAN 2015

Jakarta Jawa Timur


81,9% operasi katarak 81,1% operasi katarak

Jawa Tengah Bali


73,8% operasi katarak 77,8% operasi katarak

Sumber: https://www.google.com/search?q=PETA+BUTA&tbm=isch&imgil=

Sumber : Komatnas, 2016


Alasan terbanyak penduduk belum operasi katarak adalah karena dirinya
tidak tahu kalau katarak (51,9%) Sumber : Riskesdas 2013
Sumber : Riskesdas 2013
Sumber : Riskesdas 2013
Prevalensi Serumen per Kab/Kota Prov.Lampung

25.0%

20.0%

15.0%

10.0%

5.0%

0.0%

Serumen Unilateral Serumen Bilateral


GANGGUAN FUNGSIONAL
• Disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan,
keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi.
• Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh
dan atau strukturnya yang temporer atau permanen;
• Keterbatasan aktifitas adalah kesulitan yang dihadapi
oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan,
• Pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami
oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi
kehidupan.
• Disabilitas merupakan fenomena kompleks, yang
mencerminkan interaksi antara kondisi dari tubuh
seseorang dan kondisi dari masyarakat tempat dia
tinggal.

International Classification of Functioning,Disability and Health ( ICF/WHO,2001)


FAKTA DISABILITAS
• 15 dari 100 orang di dunia merupakan penyandang
disabilitas.
• Sekitar 2 – 4 darri 100 orang tersebut termasuk dalam
kategori penyandang disabilitas berat.
• Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka
semakin bertambah kecenderungan penyandang
disabilitas disebabkan karena proses degeneratif.
• Beberapa penyakit dan kondisi kesehatan dapat
berimplikasi menjadi gangguan fungsional/disabilitas,
demikian juga kejadian bencana alam, kecelakaan lalu
lintas serta konflik, dll.
• Permasalahan aksesibilitas terhadap pelayanan
kesehatan masih menjadi penghalang bagi penyandang
disabilitas.
3. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN
PENDENGARAN
DETEKSI DINI GANGGUAN PENGLIHATAN & KEBUTAAN SERTA
GANGGUAN PENGLIHATAN & KETULIAN

GANGGUAN PENGLIHATAN & GANGGUAN PENDENGARAN &


KEBUTAAN KETULIAN

UPAYA
KESEHATAN
SEKOLAH

DILAKSANAKAN Deteksi Dini


SECARA OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik)
NIHL (Noise Induce Hearing Loss)
TERINTEGRASI
Serumen Prop
Presbikusis
Gangguan Refraksi
(Myop, Hipermetrop, KESEHATAN
astigmatisma, dan Presbiopia)
KERJA
Kegiatan “Posbindu PTM ”
Deteksi Dini
Pendaftaran Pemeriksaan Antropometri Ggn Penglihatan & Pendengaran
Periksa mata
sendiri
(PERMADI)

Tes
Berbisik

Ukur Tekanan Periksa Gula dan Pencatatan Aktifitas Fisik


Darah Kolesterol Darah Konseling-Edukasi
Bersama

28
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai