RAH FIKI New
RAH FIKI New
OLEH:
2
LEMBAR PENGESAHAN
Peserta Diklat
Coach Mentor
i
PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
................................................................................................................................
COACH,
ii
PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
Mentor,
Hj. Ai Sumiati.,S.Kep.,Ners.,MM
NIP 196706271987032003
iii
KATA PENGANTAR
5. AKP Oeng Hoeruman, S.H, MH. selaku Coach yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan, saran dan diskusi dalam penyelesaian rancangan ini.
6. dr. H. Wasisto Hidayat, M.Kes selaku Direktur RSUD dr
Soekardjo Kota Tasikmalaya.
7. Ibu Hj. Ai Sumiati, S.Kep.,Ners.,MM selaku mentor penulis yang
selalu memberi arahan dan petunjuk serta motivasi selama
penyusunan rancangan ini.
8. Ibu Ade Farida,S.Kep,Ners selaku kepala ruangan mawar yang
memberi arahan serta dukungan.
9. Bapak dan Ibu panitia, widyaswara dan semua Patun Pusdikmin
Lemdiklat Polri
iv
10. Orang Tua , Suami dan keluarga yang selalu memberikan
dukungan dan doa yang tulus tanpa henti.
Penulis,
v
DAFTAR ISI
vi
C. JADWAL PELAKSANAAN RANCANGAN AKTUALISASI .... 27
BAB III PENUTUP ............................................................................... 29
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Fungsi ASN.
Pegawai ASN bertugas melaksanakan kebijakan publik yang di
buat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI.
Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik diuraikan bahwa pelayanan publik adalah segala
bentuk kegiatan dalam rangka pengaturan, pembinaan, penyedia
fasilitas, jasa dan lainnya yang dilaksanakan oleh aparatur
pemerintah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kepada
masyarakat sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pelayan publik dapat berupa pelayan di pemerintah dan pelayan
publik di swasta. Pelayan publik di pemerintah diantaranya dalam
hal pendidikan, Kesehatan, pertahanan dan keamanan, dan lain-
lain.
Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala
aspek termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang
berkualitas sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan
teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu
pelayanan kesehatan semakin meningkat, baik pelayanan yang
bersifat preventive, promotif, kuratif dan rehabilitative. Hal ini
menunjukan bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan
semakin kritis, peduli dan meningkat kebutuhannya. Terutama pada
pelayanan kesehatan umum masyarakat yang optimal, efektif dan
efisiensi di rumah sakit dengan berdasarkan pada prinsip nilai-nilai
1
yang terkandung pada pasal 3 Undang-undang Nomor 5 Tahun
2014 dan berdasarkan relevansinya dengan nilai-nilai dasar
ANEKA yaitu akuntabilitias, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan antikorupsi.
Penanaman nilai-nilai ANEKA dimulai saat seorang ASN
menjalani pelatihan dasar atau Latsar Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS). Penyelenggaran pelatihan dasar ini sesuai dengan
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI nomor
25 tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Dasar Calon PNS Golongan II. Dengan adanya pelatihan dasar
diharapkan dapat membentuk PNS yang professional dan
berkarakter.
Terdapat empat agenda dalam sistem pelatihan dasar
CPNS. Agenda pertama yaitu sikap perilaku agenda bela negara.
Agenda pembelajaran ini membekali peserta dengan pemahaman
wawasan kebangsaan dan pemaknaan terhadap nilai-nilai bela
negara, analisis isu kontemporer, dan kesiapsiagaan bela negara.
Agenda kedua yaitu agenda nilai-nilai dasar ASN. Agenda
pembelajaran ini membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang
dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan PNS secara
professional sebagai pelayan masyarakat. Agenda ketiga yaitu
agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Pada agenda
ketiga ini diberikan pemahaman tentang manajemenASN,
pelayanan publik dan whole of government. Agenda keempat yaitu
agenda habituasi, dimana peserta akan dibekali dengan konsepsi
dan tahap aktualisasi, penyusunan dan penyajian rancangan
aktualisasi, pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja, dan penyajian
hasil aktualisasi di tempat kerja dengan menyajikan berbagai
barang bukti.
Melalui proses pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau
beberapa nilai dasar akan melandasi pelaksanaan setiap kegiatan.
Setiap peserta harus menemukan dan mengungkapkan makna
2
dibalik penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada pelaksanaan
setiap pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang oleh peserta
Latsar di unitkerja. Menurut UU RI No.23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan, rumah sakit adalah suatu sarana kesehatan yang
berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan rujukan dan atau
upaya kesehatan penunjang, dengan tetap memperhatikan fungsi
sosial, serta dapat juga dipergunakan untuk kepentingan
pendidikan serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Salah satu kriteria pelayanan rumah sakit yang
dibutuhkan dan menjadi pilihan pertama konsumen / masyarakat
adalah dengan memberikan informasi selengkap - lengkapnya yang
dibutuhkan oleh konsumen / masyarakat.
1. Kondisi Sekarang
Sebagai rumah sakit rujukan , RSUD dr. Soekardjo selalu
ingin melakukan inovasi dan pembenahan. Kegiatan ini
dilakukan sesuai demi mencapai tujuan sesuai dengan visinya
menjadikan Rumah Sakit Umum pendidikan dengan pelayanan
prima. Hal tersebut dapat terwujud dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas pada pasien,
salah satunya dengan melaksanakan cuci tangan secara optimal
sesuai standar. Karena mencuci tangan sangatlah penting
dilakukan terutama keluarga pasien yang berada di pelayanan
kesehatan.
Tangan yang kotor merupakan sumber penyakit, terutama
penyakit infeksi yang mudah menular. Mencuci tangan adalah
salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan
jari jemari menggunakan air dan sabun atau handrub oleh
manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai
kuman. Mencuci tangan dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan
seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan
menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain,
3
baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
(Kemenkes, 2014).
Angka kejadian infeksi nasokomial terjadi pada beberapa
negara maju. Pasien rawat inap di rumah sakit mengalami infeksi
yang baru selama dirawat sebesar 1,4 juta infeksi setiap tahun.
Penilaian yang dilakukan WHO menunjukan bahwa sekitar 8,7%
dari 55 rumah sakit di 14 negara menunjukkan terdapat infeksi
nosocomial di Asia Tenggara sebanyak 10 %. Jumlah infeksi
nosocomial di 10 rumah sakit di Indonesia pada tahun 2010
mencapai rata-rata 6-16% sedangkan di daerah Jawa Barat
khususnya di RSUD dr. Soekardjo indikator kejadian infeksi
nosocomial yaitu sekitar 0,91%
Dari hasil observasi dan wawancara di ruang rawat inap
mawar RSUD dr. Soekardjo didapatkan bahwa 9 dari 10
keluarga pasien mencuci tangan tidak sesuai dengan standar 6
langkah cuci tangan, 5 momen dan durasi waktu. Ketika mencuci
tangan mereka hanya mencuci telapak tangan dan punggung
tangan saja sehingga banyak bagian yang terlewatkan seperti
sela-sela jari dan kuku yang merupakan tempat bersarangnya
kuman. Kurangnya kepatuhan cuci tangan keluarga pasien di
ruang mawar RSUD dr. Soekardjo pada bulan April 2021 jumlah
pasien 47 pasien dan sebesar 90% keluarga pasien belum
dapat melakukan cuci tangan dengan benar.
2. Kondisi yang Diharapkan
Mencuci tangan harus dilakukan dengan baik dan benar.
Melakukan kebersihan tangan dengan sabun dan air mengalir,
bila tangan tampak atau terasa kotor, terkontaminasi dengan
darah maupun cairan tubuh, dan bila berpotensi membentuk
spora kuman. Melakukan handrub dengan cairan berbasis
alkohol, dilakukan bila tangan tidak tampak kotor. Kebersihan
tangan penting dilakukan untuk mengurangi HAIs (Healthcare
Assosiated Infections) karena transmisi kuman pathogen berasal
4
dari tangan petugas, diantara pasien, pasien yang sama dan dari
pasien ke petugas serta dari keluarga pasien.
Mencuci tangan di pelayanan kesehatan merupakan salah
satu upaya preventif yang dapat mencegah terjadinya infeksi
nosokomial atau yang sekarang disebut sebagai HAIs
(Healthcare Associated Infections). Infeksi nosokomial ini pun
tidak hanya mengenai pasien saja, tetapi juga dapat mengenai
seluruh personil yang ada di pelayanan kesehatan. Pasien,
petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien
merupakan kelompok yang paling berisiko terjadinya infeksi
nosokomial, karena infeksi ini dapat menular dari pasien ke
petugas kesehatan, dari keluarga pasien ke pasien (Rikayanti,
2014).
Mencuci tangan merupakan tanggung jawab setiap orang,
mulai dari pasien dan tenaga medis, serta masyarakat awam.
Mencuci tangan sangat sederhana, tidak memakan waktu yang
banyak namun bisa membantu mencegah infeksi yang
berbahaya jika dilakukan dengan tepat. Sehingga perlu adanya
edukasi cuci tangan pada keluarga pasien.
Edukasi adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan
bertujuan untuk mendidik, memberi ilmu pengetahuan serta
mewujudkan proses pembelajaran dengan lebih baik. Edukasi
yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan pola
pikir dan mengembangkan potensi yang dimiliki tiap tiap individu.
Edukasi cuci tangan pada pasien dan keluarga pasien dapat
memutus penyebaran infeksi nosokomial. Penyajikan metode
yang menarik akan membuat pasien, keluarga pasien serta
pengunjung tertarik untuk mengikuti edukasi cuci tangan.
Berkaitan dengan pembentukan PNS yang profesional,
penulis sebagai perawat di RSUD dr. Soekardjo mengidentifikasi
isu-isu yang perlu mendapat perhatian serius dalam rangka
mewujudkan visi dan misi organisasi. Melalui kegiatan aktualisasi
5
yang menerapkan konsep nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) maka
penulis berharap dapat memberikan kontribusi melalui kegiatan-
kegiatan yang bersifat solutif dan inovatif. Salah satunya dengan
melakukan optimalisasi edukasi cuci tangan pada keluarga
pasien di ruang rawat inap mawar RSUD dr. Soekardjo.
6
menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness (S) Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
isu tersebut tidak dipecahkan.
3. Growth (G) Seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dan menimbulkan masalah baru.
Tabel 1.1. Analisis Isu dengan Metode USG
No. IDENTFIKASI ISU INDIKATOR TOTA PRIORITAS
U S G L
SKOR
1. Kurang optimalnya 4 5 5 14 1
edukasi cuci tangan
pada keluarga pasien
di ruang rawat inap.
2. Kurang optimalnya 4 4 3 11 3
pemilahan sampah
medis dan non medis
di ruang rawat inap.
3. Kurang patuhnya 4 4 4 12 2
keluarga pasien
terhadap
pembatasan
penunggu pasien di
ruang rawat inap.
7
4 Mendesak Serius Berdampak
3 Cukup mendesak Cukup serius Cukup
berdampak
2 Tidak mendesak Tidak Serius Tidak berdampak
1 Sangat tidak Sangat tidak serius Sangat tidak
mendesak berdampak
8
secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran dan/atau
kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan dan pendidikan kesehatan
lainnya secara multi fungsi. Pelayanan Prima yaitu pelayanan yang
memenuhi standar kualitas yang sesuai dengan harapan dan
kepuasan pelanggan.
9
2. Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
instansi pemerintah agar tujuan organisasi pada RSUD Kota
Tasikmalaya dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, berikut
rumusan misi RSUD Kota Tasikmalaya:
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna,
bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien;
2) Melaksanakan pelayanan pendidikan, pelatihan dan
penelitian dibidang kesehatan; dan
3) Menyelenggarakan kegiatan manajemen rumah sakit secara
profesional, efektif dan efisien.
3. Struktur Organisasi
Gambar 1
10
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B NON PENDIDIKAN KOTA TASIKMALAYA
( PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH )
DIREKTUR DEWAN
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
SUB BAGIAN
SEKSI SEKSI ETIKA DAN SUB BAGIAN PENDIDIKAN DAN
SEKSI
MUTU
SUB BAGIAN RUMAH TANGGA
PELATIHAN
REKAM MEDIS PENUNJANG MEDIS ANGGARAN
PELAYANAN MOBILISASI DANA
KEPERAWATAN
SUB BAGIAN
SUB BAGIAN HUKUM
INSTALASI PERENCANAAN DAN PERPUSTAKAAN
KOMITE INSTALASI
APOTEKER KOMITE KEPERAWATAN SPI
MEDIK
INSTALASI INSTALASI
11 RAWAT JALAN RAWAT INAP
Gambar 1
Gambar 1
4. Tugas Pokok , Fungsi dan Peran
4) Pelayanan rujukan
12
2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam
pemberian asuhan keperawatan
3. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih
dan sehat dalam rangka melakukan upaya promotive
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman/pelindung
fisk pada pasien untuk mencegah resiko cedera pada
individu dalam rangka upaya preventif
5. Memberikan oksigenisasi sederhana
6. Memberikan Tindakan keperawatan pada kondisi
gawat darurat / bencana / kritikal
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
serta bebas resiko penularan infeksi
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana pada area medical bedah
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area anak
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area maternitas
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area komunitas
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area jiwa
13. Melakukan Tindakan terapi komplementer/holistic
14. Melakukan Tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada pre/intra/post operasi
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka
melakukan perawatan paliatif
16. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada
kondisi kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam
pelayanan keperawatan
17. Melakukan perawatan luka
13
Perawat adalah Pegawa Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
pelayanan keperawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan
atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
C. TUJUAN AKTUALISASI
D. MANFAAT AKTUALISASI
14
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi dalam mengabdi kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
E. RUANG LINGKUP
15
BAB II
Ada enam langkah cuci tangan dengan antiseptik (handrub) yang benar
menurut WHO. Terdapat metode singkatan untuk memudahkan dalam
melakukan cuci tangan. Metode singkatan TEPUNG SELACI PUTUT
yaitu:
16
sela jari sisi dalam.
Langkah 4. Kunci (ci) : jari - jari dalam dari kedua tangan saling
mengunci.
Langkah 5. Putar (Pu) : gosok ibu jari tangan kiri berputar dalam
genggaman tangan dan lakukan sebaliknya.
Langkah 6. Putar (Put) : rapatkan ujung jari tanhgan dan gosokan
pada telapak tangan kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah
jarum jam, lakukan dengan ujung jari tangan sebaliknya.
17
2. Mempersiapkan media edukasi : poster cuci tangan.
3. Melakukan edukasi cuci tangan kepada keluarga pasien.
4. Mendemonstrasikan 6 langkah cuci tangan kepada keluarga
pasien.
5. Evaluasi edukasi cuci tangan kepada keluarga pasien.
a. Tahapan Kegiatan
4) Komitmen Mutu
18
Penyusunan dibuat secara inovatif, dan memetingkan
kepentingan umum.
5) Anti Korupsi
19
b. Hasil Yang Ingin Dicapai
3) Etika Publik
4) Komitmen Mutu
5) Anti Korupsi
20
e. Penguatan Terhadap Nilai-Nilai Organisasi
a. Tahapan Kegiatan
21
2) Melakukan edukasi cuci tangan kepada keluarga pasien
diharapkkan akan memutus mata rantai penularan infeksi.
1) Akuntabilitas
2) Nasionalisme
3) Etika Publik
4) Komitmen Mutu
5) Anti Korupsi
22
Menerapkan system manajemen yang professional dan
transparan.
a. Tahapan Kegiatan
1) Memperkenalkan diri
4) Melakukan evaluasi
23
2) Keluarga pasien mampu menerapkan 6 langkah cuci
tangan
c. Nilai-Nilai Dasar ASN (ANEKA)
1) Akuntabilitas
3) Etika Publik
4) Komitmen Mutu
5) Anti Korupsi
24
1) Pelayanan Publik
Memberikan pelayanan yang dengan tanggung jawab,
dan bersikap ramah saat melakukan kegiatan.
2) Manajemen ASN
2) Memperkenalkan diri.
1) Akuntabilitas
25
2) Nasionalisme
3) Etika Publik
4) Komitmen Mutu
5) Anti Korupsi
26
jawab dan berintegritas tinggi.
3) Whole of Government
Yaitu dengan melakukan evaluasi edukasi cuci tangan
kepada keluarga pasien telah menciptakan sinergitas atau
kerjasama antara perawat keluarga pasien demi kesehatan
bersama.
27
C. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI HABITUASI
Tabel 2.1 Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi
KEGIATAN JUNI JULI
Tanggal Tanggal
1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Mempersiapkan
media edukasi :
leaflet cuci tangan
Mempersiapkan
media edukasi :
poster cuci tangan
Melakukan edukasi
cuci tangan kepada
keluarga pasien
Mendemonstrasika
n 6 langkah cuci
tangan kepada
keluarga pasien
Evaluasi edukasi
cuci tangan kepada
keluarga pasien.
28
Keterangan :
Hari Efektif
Hari Minggu/ Libur Nasional
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Pelaksanaan kegiatan menyusun laporan aktualisasi
29
BAB III
PENUTUP
30
31