Pendidikan kesehatan reproduksi yang terintegrasi dalam semua jenjang pendidikan saat
ini di Indonesia masih menjadi pro dan kontra. Beberapa pihak tidak setuju dengan
pendidikan kesehatan reproduksi dengan alasan anak yang belum waktunya untuk
mengetahui tentang seks menjadi tahu tentang seks lebih dini sehingga timbul keinginan
untuk mencoba. Namun dipihak lain setuju dengan pendidikan kesehatan reproduksi jika
informasi yang diberikan sesuai dengan usia anak pada jenjang pendidikan, sehingga
pengetahuan dan informasi yang benar mengenai seksualitas dapat mencegah remaja
melakukan penyimpangan seksual (4).
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang potensial berkembang di Indonesia adalah
masalah kesehatan yang erat terkait dengan kesehatan reproduksi. Masalah ini menjadi
perhatian masyarakat dan pemerintah, karena berdampak luas pada berbagai aspek
kehidupan. Beberapa masalah kesehatan reproduksi yang menjadi isu masalah kesehatan
masyarakat antara lain: bertambahnya kasus HIV/AIDS dan penyakit menular seksual
(PMS), meningkatnya kasus aborsi karena kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), dan
kematian ibu yang masih tinggi. Kesehatan reproduksi menjadi salah satu program besar
yang diemban pemerintah dalam melaksanakan kesepakatan internasional di bidang
kesehatan (5). Berbagai upaya mengatasi hal tersebut dalam bidang pendidikan dapat
dilakukan, salah satunya adalah dengan mengintegrasikan pendidikan kesehatan
reproduksi dalam pembelajaran melalui penerapan kurikulum 2013 (6).
Di tahap ini, peserta didik dianggap sudah mampu untuk menerima informasi mengenai
seksualitas dan reproduksi dengan bijak. Selain itu, pada tahap ini, peserta didik juga
mulai diberikan paparan gambar – gambar yang berkaitan dengan seksualitas dan
reproduksi secara visual yang diharapkan dapat memberikan gambaran langsung kepada
peserta didik.
Namun pada implementasinya, hal ini masih dianggap tabu dan “tidak sopan” bagi
sebagian masyarakat. Dan pengaruh lingkunanpun sedikit banyak mempengaruhi dalam
proses dalam peserta didik menerima informasi diatas.
Dalam mata pelajaran PJOK, pendidikan tentang reproduksi dan seksualitas dimulai di
kelas 8 dengan pemaparan tentang beberapa poin. Didalamnya dipaparkan juga apa itu
seks bebas, NAPZA dan obat obat berbahaya serta pencegahannya.
PJOK kls X
Sedangkan pada kelas 11, penuturan tentang reproduksi kembali lebih didetailkan melalui
kurikulum. Karena peserta didik dianggap sudah sangat bijak dalam memproses informasi
tentang pendidikan seksualitas dan reproduksi. Didalam poin dibawah masih berputar
disekitaran permasalahan remaja dewasa ini tentang narkoba dan seks bebas. Dan
kurikulum juga tetap menekankan pion perilaku hidup sehat bagi generasi saat ini.
Didalmnya juga digamblangkan tentang pendidikan HIV/AIDS yang sampai detik ini
masih menjadi momok menyeramkan bagi dunia kesehatan dan kondisi penderita
HIV/AIDS di Indonesia yang dari tahun ke tahun selalu mengalami fenomena gunung es
akibat tidak adanya sosialisasi mengenai HIV/AIDS pada tahap yang benar.
PJOK kelas XI
Sedangkan pada tingkatan kelas 12, peserta didik diberikan pemaparan yang lebih dalam
lagi mengenai permasalahan remaja dalam masalah reproduksi dan seksualitas. Hal ini
dikarenakan dalam beberapa penelitian yang dilakukan pada remaja tingkat SMA di
Indonesia terjadi peningkatan angka penderita penyakit alat kelamin dan pelaku seks aktif
yang cukup memprihatinkan. Karena pada usia ini, remaja sudah mulai mengenal
dunianya dan mengalami peralihan yang cukup besar dari remaja menuju tahapan dewasa.
Biologi kelas XI
Pada tingkatan kelas 12, peserta didik tidak lagi diberikan emaparan lanjut tentang
peendidikan seksualitas dan reproduksi. Peserta didik lebih diberikan fokusan untuk
memahami perkembangbiakan manusia dalam sel terkecil di tubuh manusia.
F. Integrasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Kurikulum
Pendidikan di Indonesi
Negara Kamerun merupakan salah satu Negara yang telah mengintegrasikan
pendidikan seksual di Sekolah. Pelatihan mengenai kesehatan reproduksi dilakukan
terhadap guru bidang studi biologi untuk mengembangkan keterampilan pedagogi guru
dalam mengusai dan memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada anak
didik. Pendidikan seks berbasis sekolah memberikan dampak yang signifikan terhadap
peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi. (5)
Pendidikan seksual di Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga diterapkan di Kogi,
Nigeria melalui guru bimbingan konseling yang telah mengikuti pelatihan pendidikan
seksual untuk remaja. Sekolah menyusun jadwal konseling setiap kelas untuk diberikan
konseling guna meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi.
Berbeda di Amerika Serikat, pendidikan seks berbasis sekolah masih dalam perdebatan
mengenai dua hal yaitu apakah sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengajar siswa
tentang isu-isu yang berkaitan dengan seks dan jika sekolah mengajarkan pendidikan
seks, jenis informasi apa yang harus disajikan. Solusi yang ditemukan terkait dua hal
tersebut bahwa pendidikan seksual harus dilakukan secara komprehensif yang
disesuaikan dengan usia perkembangan remaja dan ditujukan untuk membentuk perilaku
yang positif mengenai seksualitas. Implikasi pendidikan seks secara formal di Amerika
Serikat mulai tahun 2006-2013 mampu menurunkan angka kehamilan dan kelahiran pada
usia remaja, menurunkan penggunaan kontrasepsi pada usia remaja. Pada tahun 2007-
2014 telah menurunkan angka aborsi. (5)
Pendidikan seks juga diberikan di Sekolah Dasar dan Menengah Kota Arusha, Tanzania.
Pendidikan seks dilakukan oleh guru agama yang sudah mendapat pelatihan mengenai
kesehatan reproduksi dengan tujuan untuk mengintegrasikan nilai, norma dan moral
kepada peserta didik. Pendidikan seks ini merupakan mata pelajaran yang wajib di
Arusha. Portugis juga melakukan pendidikan seks dikalangan mahasiswa dan menemukan
asosiasi yang positif antara pendidikan seks dan peningkatan pengetahuan mahasiswa
sehingga bertahan untuk tidak melakukan seks sebelum menikah. Di Finlandia
pendidikan seks diajarkan disekolah dengan cara guru menceritakan pengalaman seksnya
secara alamiah dan masalah seksual yang dialami oleh remaja sesuai cerita tersebut
dibicarakan di depan kelas, selanjutnya diberikan solusi. Cara ini mampu meningkatkan
pengetahuan remaja mengenai seksualitas yang sehat. (5)
Daftar Pustaka
(1). KBBI. Integrasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online] [Cited: September 24,
2019.] https://kbbi.web.id.
(2). Triaanto. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Prestasi
Publisher, 2017.
(3). Ristekdikti. Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Website Kelebagaan
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia . [Online] [Cited:
September 23, 2019.] https://kelembagaan.ristekdikti.go.id.
(5). Marlina, Hastuti, Jalinus, Nizwardi and Ramhat, Rusnadi. Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review). 1, s.l. : Invotek, 2018, Jurnal Inovasi
Vokasional dan Teknologi, Vol. 18, p. 84. ISSN.