Oleh:
(016.06.0050)
Pembimbing:
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah
utama dalam kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. DM adalah suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90 persen dari semua
populasi diabetes adalah diabetes meLlitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan
sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara progresif yang
disebabkan oleh resistensi insulin (American Diabetes Association, 2017).
Prevalensi DM terus mengalami peningkatan di dunia, baik pada negara maju
ataupun negara berkembang, sehingga dikatakan bahwa diabetes melitus sudah
menjadi masalah kesehatan global di masyarakat. Jumlah penderita diabetes telah
meningkat dari 108 juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada tahun 2014, prevalensi
diabetes meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Pada
tahun 2015, diperkirakan 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes.
Hampir setengah dari semua kematian akibat glukosa darah tinggi terjadi sebelum usia
70 tahun. WHO memproyeksikan diabetes akan menjadi penyebab kematian ke tujuh
di tahun 2030 (WHO, 2017)
Di Indonesia prevalensi penduduk yang berumur ≥15 tahun dengan diabetes mellitus pada
tahun 2013 adalah sebesar 6,9% dengan perkiraan jumlah kasus adalah sebesar 12.191.564
juta. Sebanyak 30,4% kasus telah terdiagnosis sebelumnya dan 73,7% tidak terdiagnosis
sebelumnya. Pada daerah bali prevalensi diabetes mellitus sebesar 1,3% dengan kota Denpasar
sebagai penyumbang terbanyak dibandingkan dengan kota lainnya yaitu sebesar 2%
(Riskesdas, 2013).
1
2
Diabetes mellitus itu sendiri merupakan penyakit kronis yang akan diderita seumur
hidup, sehingga progesifitas penyakit akan terus berjalan, pada suatu saat dapat
menimbulkan komplikasi baik komplikasi akut maupun kronis. Komplikasi akut
meliputi Ketoasidosis diabetik (KAD), Sindrom Hiperglikemi Hiperosmolar (SSH),
Hipoglikemi, sedangkan untuk komplikasi kronis dibagi menjadi dua yaitu
makrovaskular (penyakit kardiovaskular, hipertensi) dan mikrovaskular (neuropati
diabetic, gastropati diabetic, nefropati diabetic, ulkus kaki diabetic) yang
membutuhkan tindakan atau tatalaksana segera mungkin sehingga sangat diperlukan
program pengendalian dan penatalaksanan Diabetes Mellitus khususnya Tipe-2.
Penatalaksanaan diabetes mellitus terdiri dari 5 pilar yaitu edukasi, diet, latihan
fisik, kepatuhan obat, selain itu juga termasuk pencegahan diabetes mellitus dengan
pemantauan kadar gula darah. Oleh karena itu, sebagai dokter muda, kita harus mampu
mengetahui dan memahami seluk beluk tentang Diabetes Mellitus dari definisi hingga
tatalaksana pada pasien, agar ketika sudah menjadi dokter nantinya ilmu-ilmu yang
sudah kita dapatkan di Rumah Sakit Pendidikan dapat kita terapkan dengan baik pada
pasien kita kelaknya.
BAB 2
LAPORAN KASUS
A. Status Generalis
• Kepala : Normocephali, kerontokan rambut (-)
• Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), refleks
pupil (+/+) isokor
• Telinga : Serumen (-/-), discharge (-/-)
• Hidung : Discharge (-/-), deformitas (-/-), deviasi septum nasi
(-/-), nafas cuping hidung (-), mukosa hiperemis (-/-)
• Mulut : Mukosa bibir kering, lidah kotor (-), tonsil dan faring
hiperemis (-), T1/T1
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-), JVP normal (5+2 cm), deviasi trakea
(-)
+ + - - - -
+ + - - - -
+ + - - - -
• Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : abdomen datar, distensi (-), asites (-), tidak tampak
adanya massa, tidak tampak adanya tanda – tanda peradangan.
- Auskultasi : Bising usus (+) Normal
- Perkusi : Timpani diseluruh dinding abdomen
+ + +
+ + +
+ + +
- - -
- - -
7
• Ekstremitas
- Akral hangat :
+ +
+ +
- Edema
- -
- +
Refrensi Rentang
Pemeriksaan Hasil Satuan Keterangan
Nilai
Refrensi Rentang
Pemeriksaan Hasil Satuan Keterangan
Nilai
Referensi Rentang
Pemeriksaan Hasil Satuan Keterangan
Nilai
Cholesterol
8,5 mg/dL 40-80 Low
HDL direct
Cholesterol
82,9 mg/dL 0-150 Normal
LDL direct
Interpretasi :
1. Irama Sinus, reguler
2. HR: 92x/menit
3. Axis: Ekstreme
4. Gel. P: 0.04 s, 0.04 mv (P mitral, ditemukan v1 dan v2)
5. Interval P-R: 0.16 s (normal)
6. Kompleks QRS: normal
7. Interval QRS: 0.04 s (menyempit)
8. Segmen ST: isoelektrik
9. Gelombang T: ada (lead 2 Panjang)
Interpretasi:
Kesan:
2.7 Planning
- MRS
- Cek GDS
- Cek Elektrolit
- Diet DM 1500 kkal/hari
- Tirah Baring
- Konsultasi ke spesialis penyakit dalam
- Konsultasi ke spesialis bedah terkait DMDF
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan di IGD Penatalaksanaan Lanjutan (ruangan)
- IVFD NaCl 0,9 % 12 tpm - IVFD NaCl 0,9 % 12 tpm
- Ceftriaxon 3 x 1g IV - Ceftriaxon 3 x 1g IV
- Metronidazole 3 x 500 mg IV - Metronidazole 3 x 500 mg IV
- Esomeprazole 2 x 40 mg - Levofloxacin 1x750 mg
- Ondancentron 3x4 mg - Esomeprazole 2 x 40 mg
- Paracetamol 3 x 1 g IV - Ondancentron 3x4 mg
- Diet DM 1500 kkal/hari - Paracetamol 3 x 1 g IV
- Transfusi PRC s/d Hb ≥ 10 g/Dl - Klp Albumin 3x1 g
dengan premed furosemid 20 mg - Novorapid 3x4 IU SC
dengan difenhidramin 1 ampul - Lantus 0-0-6 IU SC
- Mecobalamin 1x500mg
- Diet DM 1500 kkal/hari
- Rawat Luka
14
2.9 Follow Up
Senin, Tanggal 23 Agustus 2021
Keluhan : Pasien mengeluh lemas, nyeri pada luka dikaki kiri, mual (+), muntah (-)
KU : lemah
Kesadaran : composmentis
GCS : E4V5M6
Tanda Vital : TD: 130/80 mmHg, N : 86x/menit, RR : 20x/mnt, T : 36,6°C (axilla),
SpO2: 98% (udara ruangan)
Pemeriksaan Fisik
- Kepala : normochepali
- Mata: reflek pupil (+/+) bulat isokor, anemis (-/-) ,sklera ikterik (-/-)
- Hidung: Normal, tidak ada discharge (-/-), nafas cuping hidung tidak ada,
deviasi septum tidak ada, deformitas tidak ada
- Mulut/Gigi: Normal, bibir sianosis tidak ada, lidah kotor tidak ada, carries tidak
ada, mukosa tidak hiperemis, tonsil T0-T0
- Telinga: Normal, simetris, discharge tidak ada (-/-), tidak ada kelainan
kongenital
- Leher: Normal, deviasi trakea tidak ada, JVP normal (5+2 cm), pembesaran
KGB tidak ada, kelenjar tiroid tidak ada pembesaran (-/-) dan auskultasi tidak
ada bruit pada arteri karotis atau tiroid.
- Pemeriksaan Thorax
Cor :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V, linea midclavicula sinistra
• Perkusi :
Batas kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra
Batas kiri jantung : ICS 5 midclavicula sinistra
15
• Inspeksi : Normochest, ada simetris kanan dan kiri, tidak ada gerakan
nafas tertinggal, tidak ada massa dan tidak ada tanda-tanda peradangan.
• Palpasi : Fremitus vocal normal sama kuat antara kanan dan kiri,
pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan.
• Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru.
• Auskultasi :
vesikular rhonki wheezing
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
- Abdomen
• Inspeksi : abdomen datar, normal, distensi tidak ada, asites tidak ada, tidak
tampak adanya massa, tidak tampak adanya tanda – tanda peradangan.
• Auskultasi: bising usus (+) normal
• Perkusi :
Timpani
+ + +
+ + +
+ + +
• Palpasi :
16
Nyeri tekan
- - -
- - -
- - -
• Ekstermitas :
Hangat Edema
+ ++ + - -- -
+ ++ + - +- +
Diagnosis :
1. DM Tipe 2
➢ DM DF Wagner 4 post debridement
➢ Gastropati Diabetik
2. Anemia Ringan NN ec ACD
Terapi :
- IVFD NaCl 0,9 % 8 tpm
- Ceftriaxon 3x1 g IV
- Metronidazol 3x500 mg IV
- Levofloxacin 1x750 mg
- Esomeprazole 2x40 mg
- Ondancentron 3x8 mg
- Paracetamol 3x1 g
- Novorapid 3x4 IU SC
17
- Lantus 0-0-6 IU SC
- Mecobalamin 1x500 mg
- Diet DM 1500 kkal/hari
- Rawat Luka
Monitoring :
- Cek Vital Sign
- GDS : 244 mg/dL
- Albumin 2,07 (L)
Planning :
- GDS
- DL ulang
Keluhan : Pasien mengeluh nyeri pada luka dikaki kiri, lemas (+), nafsu makan menurun
KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Tanda Vital : TD: 130/80 mmHg, N : 82x/menit, RR : 20x/mnt, T : 36°C (axilla), SpO2
: 97% (udara ruangan)
Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Normochepali
- Mata: : reflek pupil (+/+) bulat isokor, anemis (-/-) ,sklera ikterik (-/-)
- Hidung: Normal, tidak ada discharge (-/-), nafas cuping hidung tidak ada,
deviasi septum tidak ada, deformitas tidak ada
18
- Mulut/Gigi: Normal, bibir sianosis tidak ada, lidah kotor tidak ada, carries tidak
ada, mukosa tidak hiperemis, tonsil T0-T0
- Telinga: Normal, simetris, discharge tidak ada (-/-), tidak ada kelainan
kongenital
- Leher: Normal, deviasi trakea tidak ada, JVP normal (5+2 cm), pembesaran
KGB tidak ada, kelenjar tiroid tidak ada pembesaran (-/-) dan auskultasi tidak
ada bruit pada arteri karotis atau tiroid.
- Pemeriksaan Thorax
Cor :
• Inspeksi : Ictus cordis tampak pada sela iga V, linea midclavicula sinistra
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V, linea midclavicula sinistra
• Perkusi :
Batas kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra
Pulmo :
• Inspeksi : Normochest, ada simetris kanan dan kiri, tidak ada gerakan
nafas tertinggal, tidak ada massa dan tidak ada tanda-tanda peradangan.
• Palpasi : Fremitus vocal normal sama kuat antara kanan dan kiri,
pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan.
• Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru.
19
• Auskultasi :
vesikular rhonki wheezing
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
- Abdomen :
• Inspeksi : abdomen datar, normal, distensi tidak ada, asites tidak ada, tidak
tampak adanya massa, tidak tampak adanya tanda – tanda peradangan.
• Auskultasi: bising usus (+) normal
• Perkusi : Timpani
+ + +
+ + +
+ + +
- - -
- - -
- Ekstermitas :
Hangat Edema
+ ++ + - -- -
+ ++ + - -- -
20
• Terdapat luka pada kaki kiri, Lukas maish basah, ROM terbatas
Diagnosis :
1. DM Tipe 2
➢ DM DF Wagner 4 post debridement
➢ Gastropati Diabetik
2. Anemia Ringan NN ec ACD
Terapi :
- IVFD NaCl 0,9% 8 tpm
- Ceftiaxon 3x1 gr IV
- Metronidazole 3x500 mg IV
- Levofloxacin 1x750 mg
- Esomeprazole 2x40 mg
- Ondancentron 3x8 mg
- Paracetamol 3x1 gr
- Albumin 3x2 cap
- Novorapid 3x4 IU SC
- Lantus 0-0-6 IU SC
- Mecobalamin 2x500 mg
- B complex 2x1
- Diet DM 1500 kkal/hari
- Rawat Luka
Monitoring :
- Cek Vital Sign
- GDS : 177 mg/dL
Planning
GDS
21
KU: lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Tanda Vital : TD: 130/80 mmHg, N : 82x/menit, RR : 20x/mnt, T : 36°C (axilla),
SpO2 : 97% (udara ruangan)
Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Normochepali
- Mata: : reflek pupil (+/+) bulat isokor, anemis (-/-) ,sklera ikterik (-/-)
- Hidung: Normal, tidak ada discharge (-/-), nafas cuping hidung tidak ada,
deviasi septum tidak ada, deformitas tidak ada
- Mulut/Gigi: Normal, bibir sianosis tidak ada, lidah kotor tidak ada, carries
tidak ada, mukosa tidak hiperemis, tonsil T0-T0
- Telinga: Normal, simetris, discharge tidak ada (-/-), tidak ada kelainan
kongenital
- Leher: Normal, deviasi trakea tid\ak ada, JVP normal (5+2 cm), pembesaran
KGB tidak ada, kelenjar tiroid tidak ada pembesaran (-/-) dan auskultasi tidak
ada bruit pada arteri karotis atau tiroid.
- Pemeriksaan Thorax
Cor :
• Inspeksi : Ictus cordis tampak pada sela iga V, linea midclavicula
sinistra
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V, linea midclavicula sinistra
• Perkusi :
22
Pulmo :
• Inspeksi : Normochest, ada simetris kanan dan kiri, tidak ada gerakan
nafas tertinggal, tidak ada massa dan tidak ada tanda-tanda peradangan.
• Palpasi : Fremitus vocal normal sama kuat antara kanan dan kiri,
pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan.
• Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru.
• Auskultasi :
vesikular rhonki wheezing
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
- Abdomen :
• Inspeksi : abdomen datar, normal, distensi tidak ada, asites tidak ada,
tidak tampak adanya massa, tidak tampak adanya tanda – tanda
peradangan.
• Auskultasi: bising usus (+) normal
• Perkusi : Timpani
+ + +
23
+ + +
+ + +
- - -
- - -
- Ekstermitas :
Hangat Edema
+ ++ + - -- -
+ ++ + - -- -
Diagnosis :
1. DM Tipe 2
➢ DM DF Wagner 5 post debridement
➢ Gastropati Diabetik
2. Anemia Ringan NN ec ACD
Terapi :
- IVFD NaCl 0,9% 8 tpm
- Ceftiaxon 3x1 gr IV
- Levofloxacin 1x750 mg
- Esomeprazole 2x40 mg
24
- Ondancentron 3x8 mg
- Paracetamol 3x1 gr
- Novorapid 3x4 IU SC
- Lantus 0-0-6 IU SC
- Mecobalamin 2x500 mg
- B complex 2x1
- Curcuma 2x1
- Diet DM 1500 kkal/hari
- Rawat luka
Monitoring
- Cek Vital Sign
- GDS :163 mg/dL
Planning
- GDS
- DL ulang
KU : sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Tanda Vital : TD: 110/60 mmHg, N : 80x/menit, RR : 21x/mnt, T : 36°C (axilla),
SpO2 : 98% (udara ruangan)
Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Normochepali
- Mata: : reflek pupil (+/+) bulat isokor, anemis (-/-) ,sklera ikterik (-/-)
25
- Hidung: Normal, tidak ada discharge (-/-), nafas cuping hidung tidak ada,
deviasi septum tidak ada, deformitas tidak ada
- Mulut/Gigi: Normal, bibir sianosis tidak ada, lidah kotor tidak ada, carries
tidak ada, mukosa tidak hiperemis, tonsil T0-T0
- Telinga: Normal, simetris, discharge tidak ada (-/-), tidak ada kelainan
kongenital
- Leher: Normal, deviasi trakea tid\ak ada, JVP normal (5+2 cm), pembesaran
KGB tidak ada, kelenjar tiroid tidak ada pembesaran (-/-) dan auskultasi tidak
ada bruit pada arteri karotis atau tiroid.
- Pemeriksaan Thorax
Cor :
• Inspeksi : Ictus cordis tampak pada sela iga V, linea midclavicula
sinistra
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V, linea midclavicula sinistra
• Perkusi :
Batas kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra
• Inspeksi : Normochest, ada simetris kanan dan kiri, tidak ada gerakan
nafas tertinggal, tidak ada massa dan tidak ada tanda-tanda peradangan.
• Palpasi : Fremitus vocal normal sama kuat antara kanan dan kiri,
pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan.
• Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru.
26
• Auskultasi :
vesikular rhonki wheezing
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
- Abdomen :
• Inspeksi : abdomen datar, normal, distensi tidak ada, asites tidak ada,
tidak tampak adanya massa, tidak tampak adanya tanda – tanda
peradangan.
• Auskultasi: bising usus (+) normal
• Perkusi : Timpani
+ + +
+ + +
+ + +
- - -
- - -
- Ekstermitas :
Hangat Edema
+ ++ + - -- -
+ ++ + - -- -
27
Diagnosis :
1. DM Tipe 2
• DM DF Wagner 4 post debridement
• Gastropati Diabetik
2. Anemia Ringan NN ec ACD
Terapi :
- IVFD NaCl 0,9% 8 tpm
- Ceftiaxon 3x1 gr IV
- Levofloxacin 1x750 mg
- Esomeprazole 2x40 mg
- Ondancentron 3x8 mg
- Paracetamol 3x1 gr
- Novorapid 3x4 IU
- Lantus 0-0-6 IU
- Mecobalamin 2x500 mg
- B complex 2x1
- Curcuma 2x1
- Rawat luka
- Diet DM 1500 kkal/hari
Monitoring
- Cek Vital Sign
- GDS : 124 mg/dL
28
- DL bermakna : WBC 18,9 (H), GRAN 16,5 (H), GRAN% 87,6 (H), HGB
9,7 (L), HCT 29,2 (L)
KU : sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Tanda Vital : TD: 120/70 mmHg, N : 81x/menit, RR : 20x/mnt, T : 36°C (axilla),
SpO2 : 98% (udara ruangan)
Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Normochepali
- Mata: : reflek pupil (+/+) bulat isokor, anemis (-/-) ,sklera ikterik (-/-)
- Hidung: Normal, tidak ada discharge (-/-), nafas cuping hidung tidak ada,
deviasi septum tidak ada, deformitas tidak ada
- Mulut/Gigi: Normal, bibir sianosis tidak ada, lidah kotor tidak ada, carries
tidak ada, mukosa tidak hiperemis, tonsil T0-T0
- Telinga: Normal, simetris, discharge tidak ada (-/-), tidak ada kelainan
kongenital
- Leher: Normal, deviasi trakea tid\ak ada, JVP normal (5+2 cm), pembesaran
KGB tidak ada, kelenjar tiroid tidak ada pembesaran (-/-) dan auskultasi tidak
ada bruit pada arteri karotis atau tiroid.
- Pemeriksaan Thorax
Cor :
29
• Inspeksi : Normochest, ada simetris kanan dan kiri, tidak ada gerakan
nafas tertinggal, tidak ada massa dan tidak ada tanda-tanda peradangan.
• Palpasi : Fremitus vocal normal sama kuat antara kanan dan kiri,
pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan.
• Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru.
• Auskultasi :
vesikular rhonki wheezing
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
- Abdomen :
• Inspeksi : abdomen datar, normal, distensi tidak ada, asites tidak ada,
tidak tampak adanya massa, tidak tampak adanya tanda – tanda
peradangan.
30
+ + +
+ + +
- - -
- - -
- Ekstermitas :
Hangat Edema
+ ++ + - -- -
+ ++ + - -- -
Terapi :
- IVFD NaCl 0,9% 8 tpm
- Ceftiaxon 3x1 gr IV
- Levofloxacin 1x750 mg
- Esomeprazole 2x40 mg
- Ondancentron 3x8 mg
- Paracetamol 3x1 gr
- Mecobalamin 2x500 mg
- Insulin 4 IU
- B complex 2x1
- Curcuma 2x1
- Diet DM 1500kkal/hari
Monitoring
- Cek Vital Sign
- GDS :115 mg/dl
- DL bermakna: WBC 14.4 (H), HGB 9.6 (L), HCT 29,2 (L)
Keluhan : Pasien sedikit lemas, tetapi sudah lebih baik daripada kemarin, nafsu
makan membaik
KU : sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Tanda Vital : TD: 110/70 mmHg, N : 81x/menit, RR : 20x/mnt, T : 36,2°C (axilla),
SpO2 : 99% (udara ruangan)
32
Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Normochepali
- Mata: : reflek pupil (+/+) bulat isokor, anemis (-/-) ,sklera ikterik (-/-)
- Hidung: Normal, tidak ada discharge (-/-), nafas cuping hidung tidak ada,
deviasi septum tidak ada, deformitas tidak ada
- Mulut/Gigi: Normal, bibir sianosis tidak ada, lidah kotor tidak ada, carries
tidak ada, mukosa tidak hiperemis, tonsil T0-T0
- Telinga: Normal, simetris, discharge tidak ada (-/-), tidak ada kelainan
kongenital
- Leher: Normal, deviasi trakea tid\ak ada, JVP normal (5+2 cm), pembesaran
KGB tidak ada, kelenjar tiroid tidak ada pembesaran (-/-) dan auskultasi tidak
ada bruit pada arteri karotis atau tiroid.
- Pemeriksaan Thorax
Cor :
• Inspeksi : Ictus cordis tampak pada sela iga V, linea midclavicula
sinistra
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V, linea midclavicula sinistra
• Perkusi :
Batas kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra
• Palpasi : Fremitus vocal normal sama kuat antara kanan dan kiri,
pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan.
• Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru.
• Auskultasi :
vesikular rhonki wheezing
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
+ ++ + - -- - - -- -
- Abdomen :
• Inspeksi : abdomen datar, normal, distensi tidak ada, asites tidak ada,
tidak tampak adanya massa, tidak tampak adanya tanda – tanda
peradangan.
• Auskultasi: bising usus (+) normal
• Perkusi : Timpani
+ + +
+ + +
+ + +
- - -
- - -
34
- Ekstermitas :
Hangat Edema
+ ++ + - -- -
+ ++ + - -- -
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Diabetes Mellitus
A. Definisi
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua – duanya (Perkeni, 2015).
B. Etiologi dan Klasifikasi Diabetes Mellitus
Tabel 3.1 Etiologi dan Klasifikasi Diabetes Mellitus
No: Klasifikasi
1. Diabetes Tipe 1
51
52
3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
4. HbA1C (≥ 6,5%)
E. Patofisologi
Peningkatan kadar glukosa pada pasien diabetes mellitus sebagai akibat
dari beberapa hal diantaranya :
➢ Rusaknya (destruksi) sel ß yang dipengaruhi oleh faktor eksternal (virus,
zat kimia, dll) atau dari faktor internal (penyakit autoimun) sehingga
terjadi defisiensi insulin, penurunan sensitivitas reseptor glukosa pada
kelenjar pankreas (Hammer, 2014 & Skyler, 2017).
➢ Adanya resistensi insulin (kemunduran potensi insulin untuk
meningkatkan pengambilan glukosa dan penggunaan glukosa oleh sel-
sel tubuh) (Skyler, 2017).
➢ Resistensi insulin dapat disebabkan oleh suatu produk sel ß yang
abnormal, antagonis insulin dalam sirkulasi, atau insensitivitas reseptor
insulin di jaringan perifer (Skyler, 2017).
b. Farmakologi
Beberapa farmakoterapi yang dapat digunakan sebagai anti-hiperglikemik,
yaitu :
Tabel 3.3. Obat Anti-Hiperglikemia Oral DM (ADA, 2017)
Gologan Generik Keuntungan Kerugian Kontraindikasi
• Menurunkan
kejadian CVD
o Human • Menurunkan
insulin komplikasi
3. Intermediate- mikrovaskular
acting
o Human NPH
(Neutral
Protamine
Hagedorn)
4. Basal insulin
analog
o Glargine
o Detemir
o Degludec
5. Pre-mixed insulin
o Human
regular insulin
with NPH
o Rapid acting
insulin analog
with NPH
Agonis 1. Liraglutide • Tidak • Efek samping
GLP-1 2. Exenatide menyebabkan gastrointestinal
3. Albiglutide hipoglikemia • Meningkatkan
4. Lixisenatide • Menurunkan denyut jantung
5. Dulaglutide glukosa • Bentuknya ijeksi
postprandial • Membutuhka
• Menurunkan pelatihan pasien.
faktor risiko
CVD
60
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Bapak SIN usia 60 tahun
masuk rumah sakit pada tanggal 23 Agustus 2021 dengan keluhan luka dikaki sebelah
kiri yang tak kunjung sembuh. Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang pasien memiliki kadar glukosa darah yang tinggi sehingga
mengarahkan diagnosis pasien yaitu Diabetes Mellitus tipe 2 yang sudah berkomplikasi
yaitu diabetik foot dan gastropati diabetik, serta ada juga diagnosis lain yaitu Anemia
Ringan Normositik Normokromik dilihat dari Hb pasien yang dibawah 10 mg/dl.
Tatalaksana yang diberikan yaitu pemberian insulin untuk mengontrol dari glukosa
darah pasien kemudian merawat luka pasien, memonitoring dari diet pasien, dan
diberikan transfuse darah (PRC) jika Hb terus mengalami penurunan. Mengontrol gula
darah pasien sangat penting untuk prognosis dari pasien, karena apabila gula darah
pasien terkontrol dengan baik maka prognosis nya bisa ke arah bonam, tetapi apabila
gula darah pasien tidak terkontrol maka prognosis pasien akan menjadi buruk (malam).
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar,V. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 9.
Singapura : Elsevier Saunder
American Diabetes Association, 2017. Standar of Medical Care in Diabetes 2017
Vol. 40. United American State : ADA
Bakta, I.M. 2016. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC
Guyton, A. C., Hall, J.E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta :
EGC
Hadiyanto, J.N., Margareth Gracia, Alius Cahyadi, Mario Steffanus. (2018). Anemia
Penyakit Kronis. Jurnal Indonesia Medical Association, Volume 68, Nomor 10,
pp. 443-450
Hammer, Gary D & J. Stephen. 2014. Pathophysiology Of Disease An Introduction
To Clinical Medicine. Ed. 7. USE : Mc Graw Hill Education
Kasper, DL., et al. 2015. Horrison’s Principles of Internal Medicine Ed.19. New
York : McGraw-Hill
James, Rebecca., & Hijaz, Adonis. 2014. Lower Urinary Tract Symptoms in Women
with Diabetes Mellitus : A Current Review. New York : Springer
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni). 2015. Konsensus Pengelolaan
dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia Tahun 2015.
Jakarta : Perkeni
Riskesdas. 2013. Badan Penelitian Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta: Riskesdas.
Shresta, Dina., et all. 2018. National Consensus Statement on the Management of
Type 2 Diabetes Mellitus in Nepal. Nepal : DEAN
Skyler, Jas J, et al. 2017. Differentiation of Diabetes by Pathophysiology, Natural
History, and Prognosis. USA : ADA
52
53
Sudoyo, AW., Setiati S., Stiyohadi B., Syam AF. 2018. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: Internal Publishing
Suega, K. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat: Interna Publihing, pp. 425-556
World Health Organization. 2017. Diabetes. medica Centre. Diunduh dari
http://www.who.int/medicacentre/fatshets/fs312/en. Diakses November 2018
Zheng, Yan. Ley, Sylvia H & Hu, Frank B. 2018. Global Aetiology And
Epidemiology Of Type 2 Diabetes Mellitus And Its Complication. USE :
Macmillan Publisher. Available at : https://www.ncbi .nlm.nih. gov/pu
bmed/29219149