Anda di halaman 1dari 21

CASE BASED DISCUSSION

ASTIGMATISME MIOPIA COMPOSITUS

Panji Wage Kosasih (016.06.0050)


Prasetya Angga Firmansyah (017.06.0009)
Muhammad Nagib Hadian (017.06.0037)

Pembimbing :
dr. Dewa Gede Benny Raharja Prabawa, M.Biomed, Sp.M
Latar Belakang
Kelainan refraksi mata atau refraksi anomaly adalah keadaan dimana bayangan tegas
tidak dibentuk pada retina tetapi di bagian depan atau belakang bintik kuning dan tidak
terletak pada satu titik yang tajam.

Penyebabnya bisa karena sumbu bola mata terlalu panjang atau terlalu pendek,
perubahan bentuk kornea dan lensa

Kelainan refraksi ada beberapa macam yaitu miopia, hipermetropia, dan astigmatisma.

Prevalensi miopia bervariasi berdasar negara dan kelompok etnis, hingga


mencapai 70-90% di beberapa negara.

Mengingat angka kejadian kelainan refraksi menempati urutan pertama penyakit mata dan terjadi peningkatan angka
kejadian dari tahun ke tahun, serta penatalatalaksanaannya yang hanya mencegah kelainan refraksi bertambah parah
membuat penyusun tertarik untuk membahas kasus kelainan refraksi khususnya astigmat miopiscus compositus
Laporan Kasus
1 IDENTITAS PASIEN
LATAR BELAKANG
Ny. TPYK NAMA

04 Februari 1991 TANGGAL LAHIR

31 tahun UMUR

Perempuan JENIS KELAMIN

Hindu AGAMA

Br. Sekaan ALAMAT

13 Maret 2022 MRS

309940 NO. RM

Poli Mata RUANG


1
2 ANAMNESIS

pandangan kedua mata kabur terutama pada saat melihat


objek-objek jauh
Keluhan dirasakan sejak ±5 hari
SMRS.
mata sering terasa sakit dan lelah serta sering berkedip
terutama apabila menatap layar handphone dalam waktu
yang lama
Keluhan pasien tidak membaik
dengan istirahat
penglihatan ganda (-), penglihatan seperti ada bayangan awan
atau asap (-), mata merah (-), secret mata (-), keluar cairan (-),
trauma (-).
2
2 ANAMNESIS
LATAR BELAKANG

RPD
• Kencing manis (-) • Penyakit jantung (-) • Kolestrol (-)
• Hipertensi (-) • Asma (-) • Trauma (-)

• Kencing manis (disangkal) RPK


• Hipertensi (disangkal)
• Penyakit jantung (disangkal)
R PRIBADI & SOSIAL
• Stroke (disangkal)
• Kolestrol ( disangkal
• Merokok (-)
• Alkohol (-)

3
3 PEMERIKSAAN FISIK
LATAR BELAKANG

- Keadaan Umum : Sakit ringan

- Kesadaran : Komposmentis

- Nadi : Tidak dilakukan

- Suhu : 36.1 C

- Respirasi Rate : 20 X / Menit


- Tekanan Darah : Tidak dilakukan
- Saturasi Oksigen : 98 %

4
3 PEMERIKSAAN FISIK
LATAR BELAKANG

• Kepala : Normocephali
• Mata : Anemis (-/-), ikterik (-/-), reflek pupil (+/+), edema palpebral (-/-)
• Telinga : Tidak dilakukan
• Hidung : Tidak dilakukan
• Mulut : Tidak dilakukan
• Leher : Tidak dilakukan
• Thorak : Tidak dilakukan
• Abdomen : Tidak dilakukan
• Ekstermitas : Tidak dilakukan

6
3 PEMERIKSAAN (Status Oftalmologi)
LATAR BELAKANG

Pemeriksaan Visus

  OD OS
Visus 20/80 20/30
Pemeriksaan Refraksi

  OD OS
Objektif S-0.75 C-1.00 Ax 174° S-0.25 C-1.25 Ax 26°
Koreksi S-0.50 C-0.75 Ax 174° 20/20 S-0.25 C-1.00 Ax 26°  20/20

19
0
3 PEMERIKSAAN (Status Oftalmologi)
LATAR BELAKANG

Pemeriksaan Kedua Bola Mata

  OD OS
Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada
Endoftalmus Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan mata Bisa ke segala arah Bisa ke segala arah

19
0
3 PEMERIKSAAN (Status Oftalmologi)
LATAR BELAKANG
Pemeriksaan Segmen Anterior Bola Mata

OD   OS
Tidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan

Bentuk simetris, peradangan (-), edema (-), PALPEBRA Bentuk simetris, peradangan (-), edema (-),
sikatrik (-), paralisis (-) SUPERIOR sikatrik (-), paralisis (-)

Bentuk simetris, peradangan (-), edema (-), PALPEBRA Bentuk simetris, peradangan (-), edema (-),
sikatrik (-), paralisis (-) INFERIOR sikatrik (-), paralisis (-)

Bentuk simetris, peradangan (-), edema (-), Bentuk simetris, peradangan (-), edema (-),
MARGO
sikatrik (-), paralisis (-), pertumbuhan silia sikatrik (-), paralisis (-), pertumbuhan silia
PALPEBRA
normal, distribusi merata, kerontokan (-) normal, distribusi merata, kerontokan (-)

19
0
3 PEMERIKSAAN (Status Oftalmologi)
LATAR BELAKANG
Pemeriksaan Segmen Anterior Bola Mata

OD   OS

Dalam batas normal, injeksi (-), anemis Dalam batas normal, injeksi (-),
KONJUNGTIVA TARSAL
(-), peradangan (-), sikatrik (-) anemis (-), peradangan (-), sikatrik (-)

Dalam batas normal, injeksi (-), anemis Dalam batas normal, injeksi (-),
KONJUNGTIVA BULBI
(-), peradangan (-), sikatrik (-) anemis (-), peradangan (-), sikatrik (-)

Bersih, sikatrik (-) SKLERA Bersih, sikatrik (-)

Jernih, sikatrik (-) KORNEA Jernih, sikatrik (-)

19
0
3 PEMERIKSAAN (Status Oftalmologi)
LATAR BELAKANG
Pemeriksaan Segmen Anterior Bola Mata

OD   OS
Kedalaman cukup, jernih CAMERA OKULI ANTERIOR Kedalaman cukup, jernih
Coklat, kripta (+) IRIS Coklat, kripta (+)
Bulat, central, diameter 3mm, refleks Bulat, central, diameter 3mm, refleks
PUPIL
pupil (+) pupil (+)
Jernih LENSA Jernih
T (digital) normal TEKANAN INTRAOKULER T (digital) normal

19
0
3 PEMERIKSAAN (Status Oftalmologi)
LATAR BELAKANG
Pemeriksaan Segmen Posterior Bola Mata

• Papil N. VII: bulat, batas tegas, myopic crescent (-), cup/disc ratio 0.3, warna kuning cemerlang
• Vasa: arteri/vein ratio 2/3, perjalanan dalam batas normal
• Retina: edema (-), perdarahan (-), eksudat (-), tigroid (-)
• Makula: refleks fovea (+) cemerlang

Pemeriksaan pupil distance

• Dekat : 64 mm
• Jauh : 66 mm

19
0
4 ASSESMENT
LATAR BELAKANG

Diagnosis Banding Diagnosis Kerja


a. Astigmatisme ODS Astigmatism Miopia Kompositus
b. Miopia
c. Presbiopia
d. Hipermetropia

18
9
5 PLANING
LATAR BELAKANG

• Sanbe tears 4×1 ODS


• Resep kacamata sesuai dengan koreksi
  Sph Cyl Axis Add PD
OD -0,50 -0,75 174° - 66/6
OS -0,25 -1.00 26° - 4

• KIE

19
9
PROGNOSIS
LATAR BELAKANG

PROGNOSIS
 Ad vitam : Bonam
 Ad Fungsionam : Bonam
 Ad Sanationam : Bonam

19
9
Pembahasan
Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina
tetapi di bagian depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik
yang tajam. Penyebabnya bisa karena sumbu bola mata terlalu panjang atau terlalu
pendek, perubahan bentuk kornea dan lensa.

Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis
pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari
satu titik. Dalam keadaan istirahat tanpa akomodasi) sinar sejajar yang masuk ke mata
difokuskan pada lebih dari satu titik.

Penyebabnya dapat terjadi karena permukaan luar kornea bentuknya tidak teratur
atau adanya kekeruhan lensa
Pembahasan
Pasien seorang perempuan, usia 31 tahun, datang dengan penglihatan
kedua mata kabur terutama saat melihat benda benda jauh. Keluhan lain
seperti penglihatan ganda, penglihatan seperti ada bayangan awan atau
asap, mata merah, secret mata, keluar cairan, dan riwayat trauma
disangkal.

status oftamologis tidak didapakan adanya kekeruhan media refrakta dan


didapatkan visus awal OD 20/80 dan OS 20/30. Setelah dilakukan koreksi
visus OD dengan lensa sferis negatif 0,50 dioptri cilinder negatif 0,75 dengan
aksis 174º dan OS dengan sferis negatif 0.25 lensa cilinder negatif 1,00
dengan aksis 26º, visus kedua mata menjadi 20/20. Pemeriksaan refraksi
subjektif dilakukan dengan metode trial and error.
Pembahasan
Kelainan refraksi dapat diterapi dengan memberikan kacamata, lensa
kontak, atau operasi. Kacamata merupakan cara paling sederhana dan
paling aman untuk mengoreksi kelainan refraksi. Pada pasien ini
diberikan terapi kacamata dengan lensa sesuai hasil koreksi

Pemeriksaan visus tiap 1 tahun disarankan untuk memantau progresifitas dari


kelainan refraksi yang diderita pasien. Edukasi yang diberikan kepada pasien
bertujuan untuk mencegah progresifitas secara cepat dan dipertahankan
keadaan penglihatan sebaik mungkin.

pasien juga diberikan tetes mata sanbe tears 4×1 karena pasien mengeluh
mata sering berkedip terutama bila menatap layar handphone terlalu lama.
“ THANK FOR YOUR
NICE ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai