Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

Ulkus Kornea
Preceptor: dr. Aryanti Ibrahim, Sp.M

Oleh:
M. Dwiky Tantona
(2118012100)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata


RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Fakultas kedokteran Universitas Lampung
2022
Identitas Pasien

Nama : Tn. N
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Sudah menikah
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Buruh tani
Alamat : Lampung Selatan
Anamnesis
Keluhan Utama
1 Mata kanan buram dan merah sejak 14 hari lalu.

Keluhan Tambahan
2 Rasa mengganjal, berair, dan nyeri pada mata kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. N berusia 57 tahun datang ke RS Mata LEC dengan keluhan mata kanan mengalami
penglihatan buram disertai mata merah sejak 14 hari yang lalu. Awalnya pasien mengalami
keluhan ini terjadi karena pasien serpihan padi padi saat pasien sedang bekerja. Keluhan
awal pasien selain pandangan buram dan mata merah adalah seperti ada rasa mengganjal
pada mata. Karena merasa tidak terlalu mengganggu, pasien tidak berobat dan membeli
obat tetes mata untuk meringankan gejalanya. Lama-kelamaan padangan pasien semakin
buram, timbul keluhan mata berair, dan timbul bintik putih pada mata kanan. Seminggu
kemudian, pasien mulai sulit melakukan aktivitas bekerja, dan padangan semakin buram
serta timbul nyeri pada mata kanan. Akhirnya pasien berobat ke Puskesmas dan dirujuk ke
RS LEC.
Riwayat penggunaan kacamata ataupun lensa kontak disangkal, riwayat menggunakan obat
baik lokal atau sistemik dalam jangka waktu panjang disangkal. Pasien mengatakan tidak
memiliki riwayat alergi makanan ataupun obat. Pasien juga mengatakan tidak memiliki
riwayat darah tinggi dan kencing manis.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Sosial
Dahulu Keluarga Pribadi
- Pasien tidak pernah - Tidak ada anggota keluarga - Pasien merupakan seorang
merasakan penglihatannya buruh tani, setiap hari bekerja
ataupun orang terdekat
tanpa menggunakan
rabun. pasien yang mengalami pelindung mata
- Riwayat darah tinggi, kencing keluhan serupa - Pasien sering mengucek-
manis disangkal - Riwayat darah tinggi dan ngucek mata tanpa mencuci
- Riwayat trauma mata atau tangan sehabis bekerja
kencing manis disangkal
operasi mata sebelumnya - Pasien merokok ½
disangkal bungkus/hari
- Menu makan pasien tiap hari
nasi dengan sayur sedikit lauk
pauk
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Normocephal, tidak
ada kelainan

Thoraks
Kesadaran : Kesan dalam batas Leher
Pembesaran KGB
Compos mentis normal
leher (-)

Tanda tanda vital


TD : 130/75 mmHg
T : 36.7˚C
HR : 76x/menit
RR : 18 x/menit
Ekstremitas
Spo2 : 99% Akral hangat, CRT <2
Abdomen
detik, Kesan dalam batas
Kesan dalam
normal
batas normal
Status Oftalmologi
OD OS

1/300 Visus 6/6

Orthoforia Posisi Bola Mata Kesan Orthoforia

Palpasi N TIO Palpasi N

O O O O
O O
O O Gerak Bola Mata O O

O O O O
O O
+
+ +
Lapang Pandang + +
+ +
+
Status Oftalmologi

OD OS
OD Keteranagan OS
Madarosis (-) Supersilia Madarosis (-)
Trikiasis (-), Distikiasis (-) Silia Trikiasis (-), Distikiasis (-)
Eksoftalmus (-), Endoftalmus (-), Bulbus Oculi Eksoftalmus (-), endoftalmus (-),
strabismus (-), nystagmus (-) strabismus (-), nystagmus (-)
Parese N. V (-), Parese N. VII(-) Parese/Paralise Parese N. V (-), Parese N. VII(-)
Ektropion (-), entropion (-),edema (-), Palpebra Superior Ektropion (-), entropion (-),edema (-),
hiperemis (-), ptosis (-) hiperemis (-), ptosis (-)
Ektropion (-), entropion (-), edema (-), Palpebra Inferior Ektropion (-), entropion (-), edema (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Hiperemis, injeksi (+) Konjungtiva Tarsal Hiperemis (-), edema (-), sekret (-)
Hiperemis, injeksi (+) Konjungtiva Forniks Hiperemis (-), edema (-), sekret (-)
Injeksi (+), sekret (-) Konjungtiva Bulbi Injeksi mix (-), sekret (-)
OD  Keterangan OS

Injeksi (+), ikterik (-) Sklera Injeksi (-), ikterik (-)

Terdapat ulkus kornea central arah Kornea Jernih


pukul 3-6, 1 mm dari limbus, berbatas
tegas, berbentuk bulat, berdiameter
10 mm
Dangkal, hipopion (-), hifema (-) Camera Oculi Anterior Dalam

Sulit dinilai Iris Nodul (-), Sinekia (-)

Sulit dinilai Pupil Bulat, central, regular, refleks cahaya (+)

Sulit dinilai Lensa Jernih

Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan


Pemeriksaan Penunjang
Scropping Cornea
• Eosin : Tidak ditemukan Entamoeba

• Jamur (KOH 10%) : ditemukan Hifa jamur bersepta dan berspora

• Pengecetan Gram : tidak ditemukan bakteri


Pemeriksaan Anjuran Lainnya

- Tes Fluoresein  melihat defek epitel kornea


- Tes Seidel  melihat perforasi kornea
- Tes USG  karena funduskopi tidak dapat dilakukan untuk melihat COP, lensa, vitreous
chamber dan retina
- Scraping kornea  untuk pengecatan gram dan kultur
- Kultur Saboraud Dextrose  melihat kultur jamur
Diagnosis Klinis
Diagnosis Banding

● Ulkus kornea OD ec bakteri ● Ulkus kornea OD ec amoeba

Diagnosis Kerja

Ulkus Kornea OD ec Infeksi Jamur


Tatalaksana
Medikamentosa :
• Natamicin 5 % eyedrops fls 1 dd gtt/jam OD
• Levofloxacin 0,5% eyedrop fls 3 dd gtt 1 OD
• Siklopentolat 1% eyedrops fls 3 dd gtt 1 OD
• Asam mafenamat 500 mg 3x1

Non-Medikamentosa :
- Mengedukasi pasien mengenai penyakitnya
- Memberikan penjelasan mengenai tatalaksana
yang akan dilakukan
- Mengedukasi pasien mengenai cara menjaga
hygiene mata, tidak mengucek mata
Prognosis

● Quo ad Vitam : Bonam


● Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
● Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Anatomi Kornea
Kornea:
- Jaringan transparan bersifat avascular
- Banyak serabut saraf
- Organ refraksi kuat yang membelokkan sinar
masuk ke dalam mata
- Indeks refraksi 1.376, diameter 7,8 mm
Makroskopis
Limbus:
- Area pinggir kornea
- Peralihan antara kornea dan sklera
- Terdiri dari lapisan sel punca pluripotent 
regenerasi epitel kornea
- A. sirkulus limbus  menutrisi kornea perifer

Inflamasi kornea  dilatasi


Mikroskopis
Lapisan Kornea:

1. Lapisan Epitel
Terdiri dari 5-7 lapis sel epitel skuamosa
bertingkat tak berkeratin, dan menyusun
sekitar 10% ketebalan kornea. Sel epitel di
bagian basal merupakan lapisan germinal
epitel dan bermitosis saat proses regenerasi.
Sel ini akan berdiferensiasi serta bermigrasi ke
arah permukaan.

2. Membran Bowman
Merupakan massa aselular hasil kondensasi
kolagen tipe 1 dan tipe 3, dengan tebal ± 12
mikron. Struktur ini cukup resisten terhadap
infeksi dan cedera, namun tidak mampu
beregenerasi.
Mikroskopis
3. Stroma
Merupakan lapisan kornea yang paling
tebal. Terdiri dari keratosit dan matriks
ekstraseluler, yang paling banyak tersusun
atas fibril kolagen tipe 1. Fibril kolagen
tersusun dalam banyak lapisan dan terletak
sejajar satu sama lain, dengan ukuran serta
jarak antar fibril yang teratur sehingga
memungkinkan terjaganya fungsi transmisi
cahaya.

4. Membran Descement
Merupakan lamina basal dari sel endotel, dan
sangat resisten terhadap bahan kimia,
trauma, infeksi, proses patologik serta
degradasi enzim. Mempunyai kemampuan
regenerasi.
Mikroskopis
5. Lapisan Endotel
Terdiri atas selapis sel berbentuk heksagonal
yang memiliki kompleks tautan antarsel kuat
yang berfungsi sebagai barrier terhadap
cairan humor akuos, dan sebagai pompa
metabolik yang tersebar di seluruh permukaan
dalam kornea untuk memasukkan nutrisi
serta mengeluarkan cairan berlebihan dari
stroma.
Keratitis
Terbatas pada Epitel.

Ulkus Kornea
Merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai
dengan adanya infiltrate supuratif disertai defek
kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan
kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai
stroma.
Diagnosis
• Adanya Riwayat trauma, benda asing, abrasi

Anamnesis • Adanya Riwayat penyakit kornea sebelumnya


• Riwayat penggunaan kortikosteroid jangka
panjang

• Adanya injeksi siliar, kornea edema, adanya


Pemeriksaan infiltrate, hilangnya jaringan kornea disertai
adanya jaringan nekrotik
Oftalmologis • Dapat terjadi inflamasi COA yang menyebabkan
adanya hipopion

• Ketajaman penglihatan, pemeriksaan slit-


Pemeriksaan lamp,refleks pupil,pewarnaan kornea dengan
fluoresein
Diagnostik • Kultur dengan pewarnaan gram,giemsa, dan
KOH
Manifestasi Klinis

Gejala Subjektif: Gejala Objektif:


● Eritema pada kelopak mata dan ● Injeksi siliar
konjungtiva ● Hipopion
● Sekret mukopurulen ● Hilangnya sebagian kornea dan
● Sensasi benda asing pada mata ditemukan infiltrat
● Pandangan buram
● Terdapat bintik putih pada kornea, sesuai
lokasi ulkus
● Fotofobia
● Rasa nyeri
Tes Fluoresein
● Mata ditetesi larutan fluorescein 2%
● Dibilas menggunakan NaCl fisiologis atau aquades steril
● Dilihat menggunakan Cobalt Blue filter pada slit lamp
● Interpretasi: Warna kehijauan  defek epitel kornea (+)

Tes Seidel
● Mata ditetesi larutan fluorescein 2%
● Dilakukan sedikit penekanan pada mata
● Dibilas menggunakan NaCl fisiologis atau
aquades steril
● Dilihat menggunakan Cobalt Blue filter pada slit
lamp
● Gambaran cairan aqueous mengalir keluar dari
defek kornea  Perforasi kornea
Diagnosis Ulkus Kornea
●Pemeriksaan laboratorium penunjang
• Pemeriksaan laboratorium rutin
• Pemeriksaan mikrobiologis
• Corneal scraping dasar dan tepi ulkus -> spatula kimura  atau ujung
jarum 20G
• Pemeriksaan pewarnaan Gram dan Giemsa (identifikasi  organisme
penginfeksi), 10% KOH (identifikasi jamur).
ULKUS KORNEA BAKTERIAL
• Etiologi : S. aureus, S. pneumoniae, Pseudomonas
• Faktor resiko : lensa kontak, Riwayat operasi kornea, trauma,
benda asing.
• Gambaran:
• S. aureus, S. pneumonia ; ulkus oval, warna putih batas
tegas.
• Pseudomonas ;ulkus berbentuk ireguler, eksudat
mukopurulen hijau, batas tidak tegas, dapat terjadi
nekrosis liquefaksi.
ULKUS KORNEA VIRAL
• Etiologi : HSV, Herpes zoster, varicella zoster.
• Kontak dengan penderita, transmisi vertikal ibu dan neonates,
imunosuppressan, Riwayat terinfeksi VZV sebelumnya.
• Gambaran:
• Herpes simplex; tampak lesi vesicular di region
periorbital, limfadenitis preaurikular, epithelial keratitis,
dendritic ulcer.
• Herpes Zooster; lesi awal vesicular, terdistribusi
dermatomal, pseudodendritik ulcer, didahului
Hutchinson’s sign.
ULKUS KORNEA FUNGAL
• Etiologi : filamentous fungsi (aspergillus fusarium, yeast
(candida)
• Faktor resiko : trauma dengan material tanaman, ekor hewan,
imunosupresan.
• Ulkus putih keabu-abuan dengan tepi meninggi, dapat ditemui
hipopion, dapat ditemui cincin kekuningan steril (pertemuan
antara antigen dengan antibody)
ULKUS KORNEA AMOEBA
• Etiologi : acanthamoeba
• Faktor resiko : kontak langsung dengan air (biasa dengan
menggunakan kontak lensa), infeksi oportunistik.
• Gambaran: ring-shaped lesion sentral atau parasentral yang
stadium lanjut akan membentuk abses.

Terdapat gambaran
ring lesion
Ulkus Marginal

● Merupakan komplikasi sekunder dari konjungtivitis


bakteri akut atau kronik
● Bukan merupakan suatu proses infeksi dan tidak
mengandung bakteri penyebab.
● Gambaran sebagai infiltrat oval atau linear yang terletak
di tepi kornea dan terpisah dari limbus oleh sebuah area
transparan yang disebut sebagai lucid interval.
Ulkus Mooren

● Penyebab masih belum diketahui, diduga terjadi akibat


proses autoimun
● Terjadi ulserasi bagian perifer kornea, dengan sekitar 60-
80% unilateral, dan ditandai dengan rasa nyeri,
penggaungan limbus serta kornea perifer yang berjalan
progresif
Pembentukan Sikatrik
• Tergantung dari kedalaman ulserasi
• Bila hanya terkena bagian epitel superfisial
kornea dapat kembali jernih tanpa kekeruhan
• Scar pada kornea dapat dibagi menjadi tiga tipe:
• Nebula: <1/3 scar hanya dapat dilihat dengan slit
lamp
• Makula: ~1/3  scar dapat dilihat dengan
pencahayaan yang adekuat
• Leukoma: >1/3  scar dapat dilihat dengan
mata telanjang
Sikatriks Nebula

● Kerusakan kornea pada Membran Bowman sampai 1/3


stroma.

● Pada pemeriksaan, terlihat kabut di kornea, hanya dapat


dilihat di kamar gelap dengan Slit-lamp dan bantuan
kaca pembesar.
Sikatriks Makula

● Kerusakan kornea pada 1/3 stroma sampai 2/3


ketebalan stroma.

● Pada pemeriksaan, putih di kornea, dapat dilihat di


kamar gelap dengan slitlamp tanpa bantuan kaca
pembesar.
Sikatriks Leukoma
● Penyembuhan akibat ulkus kornea perforata.

● Kerusakan kornea lebih dari 2/3 ketebalan stroma.

● Kornea tampak putih, dari jauh sudah kelihatan.


Tatalaksana
● Debridement
● Tetes mata sikloplegik  untuk mengurangi fotofobia
● Antibiotik
sesuai dengan kuman penyebab atau berspektrum luas:
Sulfonamide 10-30%, Basitrasin 500 unit, Tetrasiklin 10 mg, Gentamisin 3 mg, Neomisin 3,5-5
mg, Tobramisin 3 mg, Eritromisin 0,5%, Kloramfenikol 10 mg, Ciprofloksasin 3 mg, Ofloksasin
3 mg, Polimisin B 10.000 unit
● Anti jamur
topikal amphotericin B, thiomerosal, natamycin, imidazole, ketoconazole 3x200 mg
● Herpes zoster
steroid topical untuk mengurangi gejala, Acyclovir
● Anti acanthamoeba
poliheksametilen biguanid + propamidin isetionat atau salep klorheksidin glukonat 0,02%
Pembedahan

Flap konjungtiva Keratoplasti


● Untuk pengelolaan ulkus kornea Indikasi:
persisten steril (keratitis 1. Dengan pengobatan tidak sembuh
neurotropik, keratitis paparan, 2. Terjadinya jaringan parut yang
anestesi kornea setelah herpes zoster mengganggu penglihatan
oftalmikus) 3. Kedalaman ulkus telah
mengancam perforasi
Daftar Pustaka
● llyas S. 2015. Ilmu Penyakit Mata, Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

● Sitorus S, et.al. 2017. Buku Ajar Oftalmologi. Jakarta: BP FKUI.

● Susyanti, M. 2017. Ulkus Kornea. Buku Ajar Oftalmologi. Jakarta: Badan


Penerbit FK UI.

● Vaughan D, Asbury J. Oftalmologi Umum. Anatomi dan Embriologi Mata. Edisi


ke-17. Jakarta: EGC; 2013.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai