Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Manifestasi Klinik


Tinea pedis yang tersering dilihat adalah bentuk interdigitalis. Di antara jari IV
dan V. Terlihat fisura yang diingkari sisik halus dan tipis dan dapat meluas ke
bawah jari (subdigital) serta ke jari yang lain. Sering terlihat maserasi berupa
kulit putih dan rapuh. Bila bagian kulit mati dibersihkan terlihat kulit baru, yang
pada umumnya juga telah terinfeksi oleh jamur.

Bentuk lain ialah yang disebut moccasin foot. Pada seluruh kaki, dari telapak,
tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisik. Eritema biasanya
ringan dan terutama terlihat pada bagian tepi lesi. Di bagian tepi lesi dapat pula
dilihat papul dan kadang-kadang vesikel. Pada bentuk akut terlihat vesikel,
vesiko-pustul dan kadng-kadang bula. Kelainan idi dapat dimulai pada sela jari
kemudian meluas ke punggung kaki dan telapak kaki. Isi vesikel berisi cairan
jernih kental. Setelah pecah, vesikel tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk
lingkaran yang disebut koleret. Pada pemeriksaan pada paien kali ini didapatkan
gejala subjektif dan gejala objektif berupa:

3.1.1 Gejala Subjektif

Gejala subjektif didapatkan dengan cara melakukan anamnesis mengenai


keluhan yang dirasakan oleh pasien An. Y usia 17 tahun. Adapun pasien
mengeluhkan terasa nyeri pada bagian kaki yang terdapat luka setiap
terkena air. Sensasi nyeri yang dirasakan tidak disertai dengan gatal. Rasa
nyeri yang timbul biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.
3.1.2 Gejala Objektif

Pada pemeriksaan fisik didapatkan informasai mengenai gejala objektif


yang dialami oleh An. Y Usia 17 tahun pada regio pedis interdigitalis III
dan IV, dan daerah palmar ditemukan makula eritem dengan skuama dan
maserasi ukuran lentikuler dan numular diskert sirkumskripta.

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik An. Y usia 17 tahun


didapatkan informasi mengenai Gejala klinis, berupa gejala subjektif dan gejala
objektif yang dicurigai mengarah pada infeksi jamur dermatofita pada daerah
pedis (Tinea pedis) dengan tipe interdigitalis atau intertriginosa.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap HG. 2013. Pola penyakit kulit akibat infeksi jamur superfisial di
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan
periode Januari 2009 – Desember 20012 [ KTI]. Medan: FK USU

Djuanda, Adhi. 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai