Oleh:
NIM : 237046013
DOSEN PEMBIMBING
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mandiri ini dengan tepat
waktu. Tugas mandiri ini membahas tentang Rancangan Proposal Riset
Kuantitatif dengan judul “Pengaruh pola makan dan progressive muscle relaxation
(PMR) untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2
diwilayah kerja Puskesmas Sekupang Kota Batam Tahun 2024”.
Tugas mandiri ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah
Riset Kuantitatif. Tugas mandiri ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan dalam memahami pasien diabetes
melitus. Saya menyadari bahwa tugas mandiri ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Akhir kata, semoga tugas mandiri ini bermanfaat bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................11
3.3 Sampel.....................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................70
4
BAB I
PENDAHULUAN
6
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2020
angka diabetes mellitus sebanyak 475 orang. Sedangkan tahun 2021
sebanyak 5.207 orang. (Dinkes Kota Batam, 2020). Provinsi dengan
capaian tertinggi untuk pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus
adalah dengan capaian 100%. Provinsi Kepulauan Riau mencapai 94%
(Sumber : Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2020 dalam Profil Kesehatan
Indonesia 2019)
Dari 20 puskesmas di Kota Batam, Wilayah tertinggi pertama pada
penderita Diabetes Mellitus tipe 2 didapatkan di Puskesmas Sekupang
sebanyak 997 kasus, yang terdiri dari 5 kelurahan yaitu: Sei Harapan 234
kasus, Patam lestari 221 kasus, Tanjung riau 214 kasus, Tiban Indah 196
kasus, dan Tanjung Pinggir 132 kasus (Puskesmas sekupang, 2019) dan
wilayah tertinggi kedua pada penderita lansia dengan Diabetes Mellitus
tipe 2 didapatkan di Puskesmas Tiban baru sebanyak 980 kasus. (Dinas
Kesehatan Kota Batam, 2019).
Diabetes adalah penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, serangan
jantung, stroke, dan amputasi anggota tubuh bagian bawah. Antara tahun
2000 dan 2019, terjadi peningkatan angka kematian akibat diabetes
sebesar 3% berdasarkan usia. Pada tahun 2019, diabetes dan penyakit
ginjal akibat diabetes menyebabkan sekitar 2 juta kematian. (Who,
Diabetic, 2023)
7
komponen dalam penatalaksanaan diabetes melitus yaitu diet, pemantauan
kadar gula darah, terapi (jika diperlukan), pendidikan kesehatan, latihan
fisik. (Sasi Bella., dkk., 2021)
Salah satunya adalah teknik relaksasi otot progresif. Relaksasi otot
progresif yang diberikan pada pasien dengan diabetes dapat menurunkan
kadar gula darah. Teknik ini mengajarkan individu bagaimana beristirahat
dengan efektif dan mengurangi ketegangan pada tubuh. Banyaknya
manfaat terapi relaksasi otot progresif seperti mengurangi insomnia,
menurunkan stres dan tekanan darah. (Meilani rini., dkk., 2023)
Pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang teratur, menjaga berat
badan normal dan menghindari penggunaan tembakau merupakan cara
untuk mencegah atau menunda timbulnya diabetes tipe 2. Diabetes dapat
diobati dan konsekuensinya dapat dihindari atau ditunda dengan pola
8
makan, aktivitas fisik, pengobatan dan pemeriksaan rutin serta pengobatan
komplikasi. (Who, Diabetic, 2023)
Pola konsumsi makanan dan minuman manis menjadi salah satu
faktor risiko. Diabetes Melitus. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
tahun 2018 melaporkan perilaku konsumsi makanan manis sebagian besar
penduduk mengonsumsi makanan manis sebanyak 1-6 kali per minggu
dengan prevalensi 47,8%, hanya 12% pendudukan yang mengkonsumsi
makanan manis sebanyak <3 kali per bulan. Pola konsumsi minuman
manis mayoritas mengkonsumsi minuman manis sebanyak >1 kali per hari
(61,3%) dan hanya 8,5% pendudukan yang mengkonsumsi minuman
manis <3 kali per bulan. (Amalia & Dewi.,2023)
Salah satu pengaturan pola makan atau manajemen nutrisi gula
darah yang umum untuk dilakukan adalah diet rendah karbohidrat. Diet
rendah karbohidrat sendiri terbukti mampu untuk menurunkan kadar gula
darah serta trigliserida dalam tubuh. Sehingga diet rendah karbohidrat
menjadi salah satu diet yang paling direkomendasikan bagi para penderita
diabetes mellitus tipe 2 dengan tujuan untuk mengobati tingginya kadar
gula darah. Adapun makanan yang direkomendasikan dalam diet rendah
karbohidrat ini meliputi sereal, gandum, buah-buahan, sayuran, serta susu
rendah lemak. Makanan ini harus dikonsumsi saat melakukan diet rendah
karbohidrat dengan tujuan agar kadar glukosa darah dalam tubuh dapat
dikendalikan (Tri Chandra, dkk.,2023)
Berdasarkan Hasil penelitian yang di lakukan oleh (Meilani rini.,
dkk., 2023) menunjukkan bahwa ada menunjukan bahwa terdapat
perbedaan signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol
dengan nilai p 0,000* (<0,05). Selisih kadar gula darah antar kelompok
setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif yaitu -43,6 mg/dl
Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh (Sasi bella., dkk.,
2021). Hasil penerapan menunjukkan bahwa setelah dilakukan penerapan
relaksasi otot progresif selama 7 hari, terjadi penurunan kadar gula darah
pada pasien diabetes melitus, yaitu pada subyek I (Tn. B) dari 221 menjadi
131 mg/dl dan pada subyek II (Ny. M) dari 275 menjadi 185 mg/dl.
9
Dampak yang muncul akibat diabetes mellitus jika tidak diatasi
adalah meningkatnya penyakit ginjal dan kebutaan pada usia di bawah 65
tahun, dan juga amputasi. Selain itu, diabetes juga menjadi penyebab
terjadinya amputasi, disabilitas, hingga kematian. Dampak lain dari
diabetes adalah mengurangi usia harapan hidup sebesar 5-10 tahun.
Diabetes dan komplikasinya membawa kerugian ekonomi yang besar bagi
penderita diabetes dan keluarga mereka, sistem kesehatan dan ekonomi
nasional melalui biaya medis langsung, kehilangan pekerjaan dan
penghasilan (Infodatin, 2018).
Untuk mengendalikan diabetes Kementerian Kesehatan sendiri
telah membentuk 13.500 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) untuk
memudahkan akses warga melakukan deteksi dini penyakit diabetes.
Selain itu Menteri Kesehatan menghimbau masyarakat untuk melakukan
aksi CERDIK, yaitu dengan melakukan: Cek kesehatan secara teratur
untuk megendalikan berat badan, periksa tensi darah, gula darah, dan
kolesterol secara teratur. Enyahkan asap rokok dan jangan merokok. Rajin
melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti berolah raga,
dan berjalan kaki. Upayakan dilakukan dengan baik, benar, teratur dan
terukur. Diet yang seimbang dengan mengkonsumsi makanan sehat dan
gizi seimbang, konsumsi buah sayur minimal 5 porsi per hari, sedapat
mungkin menekan konsumsi gula hingga maksimal 4 sendok makan atau
50 gram per hari, hindari makanan/minuman yang manis atau yang
berkarbonasi. Istirahat yang cukup. Kelola stress dengan baik dan benar.
Berdasarkan dari uraian di atas, peneliti tertarik ingin meneliti
tentang “Pengaruh pola makan dan progressive muscle relaxation (PMR)
untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2
diwilayah kerja Puskesmas Sekupang Kota Batam Tahun 2024”.
10
diabetes melitus tipe 2 diwilayah kerja Puskesmas Sekupang Kota Batam
Tahun 2024?”
1.3 Tujuan
11
1.2.4 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Peneliti
Bermanfaat untuk menambah pengetahuan, pengalaman,
wawasan dalam melaksanakan penelitian tentang terapi non-
farmakologi berupa penerapan pola makan dan progressive
muscle relaxation (PMR) untuk menurunkan kadar gula darah
pada pasien diabetes melitus tipe 2.
1.4.2.2 Bagi Pasien Dan Keluarga
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi
kepada pasien mengenai masalah diabetes mellitus yang
sering terjadi dan mejaga pola makan keluarga yang
menderita diabetes serta melakukan progressive muscle
relaxation (PMR) yang bermanfaat untuk menurunkan kadar
gula darah pada pasien diabetes mellitus.
1.4.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan
sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk
mengembangkan ilmu tentang perawatan pada pasien
diabetes.
1.4.2.4 Bagi Mahasiswa
Manfaat penulisan karya ilmiah bagi pembaca yaitu menjadi
sumber referensi dan informasi bagi orang yang membaca
karya tulis ilmiah ini supaya mengetahui dan lebih
memahami bagaimana terapi Non-farmakologi serta
perawatan penderita diabetes mellitus.
1.4.2.5 Lahan Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan dan masukan
untuk menerapkan pola makan dan progressive muscle
relaxation (PMR) pada penderita diabetes mellitus.
12
No. Judul karya tulis variabel Metode penelitian Hasil penelitian
ilmiah dan
penulis
3. The Effect Of Variable The research design used The results showed that
Progressive independent : a quasi- experimental there was a significant
Muscle Progressive approach with a pre-post- effect on decreasing
Relaxation On Muscle test control group design blood pressure
Reducing Stress Relaxation approach. The sample (p=0.013) and that
13
And Blood Sugar Variable consisted of 36 there was an effect on
In Type 2 dependent : respondents who were decreasing blood sugar
Diabetes Mellitus Reducing Stress divided into 18 levels (p=0.034)
Patients In The And Blood Sugar intervention groups and
Work Area Of In Type 2 18 control groups. The
Taniwel Public Diabetes Mellitus group was given a
Health Center therapeutic intervention
for 1 week with a
duration of 2 times a day,
namely in the morning
and afternoon for 10-15
minutes. The instruments
used are a glucometer,
blood sugar level
observation sheet, and
Diabetes Distress Scale
(DDS) questionnaire. .
Data analysis used the
Wilcoxon test and Paired
t-test to see pair data.
Then for the research
group, the data used the
Man-Whitney Test.
15
diabetes, memberikan panduan praktis kepada dokter dalam
menetapkan jenis diabetes pada individu pada saat diagnosis.
Tabel.2.1 Klasifikasi Diabetes Melitus
Diabetes orang dewasa yang Mirip dengan tipe 1 yang berkembang perlahan
berkembang secara perlahan dan pada orang dewasa tetapi lebih sering memiliki
dimediasi oleh kekebalan ciri sindrom metabolik, autoantibodi GAD
tunggal, dan mempertahankan fungsi sel beta
yang lebih besar.
Diabetes tipe 2 yang rentan terhadap Muncul dengan defisiensi ketosis dan insulin
ketosis tetapi kemudian tidak memerlukan insulin;
episode umum ketosis, tidak dimediasi oleh
imun.
Dipicu oleh obat atau bahan kimia Beberapa obat dan bahan kimia mengganggu
sekresi atau tindakan insulin, beberapa dapat
menghancurkan sel beta.
Bentuk spesifik yang tidak umum Terkait dengan penyakit langka yang dimediasi
16
dari diabetes yang dimediasi oleh oleh kekebalan.
kekebalan Banyak kelainan genetik dan kelainan
Sindrom genetik lain terkadang kromosom yang meningkatkan risiko diabetes
berhubungan dengan diabetes
Diabetes mellitus pada kehamilan Diabetes tipe 1 atau tipe 2 pertama kali
didiagnosis selama kehamilan.
a) Faktor Lingkungan
b) Enterovirus
c) Faktor Genetik
a) Faktor Genetik
c) Faktor usia
Hereditas
20
Kekurangan protein kronik dapat mengakibatkan
hipofungsi pancreas. Infeksi virus coxsakie pada
seseorang yang peka secara genetic. Stress fisiologis dan
emosional meningkatkan kadar hormon stress (kortisol,
epinefrin, glucagon, dan hormon pertumbuhan), sehingga
meningkatkan kadar glukosa darah.
Kehamilan
Usia
Obesitas
21
suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin.
Bagian eksokrin mengeluarkan larutan encer alkalis serta enzim
pencernaan melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen saluran
cerna. Di antara sel-sel eksokrin di seluruh pankreas tersebar
kelompok-kelompok atau “pulau” sel endokrin yang dikenal
sebagai pulau (islets) langerhans atau sel pankreas yang
memproduksi hormon ini disebut sel pulau Langerhans, sel
endokrin pankreas yang terbanyak adalah sel (beta), tempat sintesis
dan sekresi insulin, dan sel a (alfa) yang menghasilkan glukagon.
Sel D (delta), yang lebih jarang adalah tempat sintesis
somatostatin. (Maria Insana, 2021)
A. Hormon
22
Sel alfa memproduksi hormon glukagon, yang
menstimulasi pemecahan glikogen di hati,
pembentukan karbohidrat di hati, dan pemecahan
lemak di hati dan jaringan adiposa. Fungsi utama
glukagon adalah menurunkan oksidasi glukosa dan
meningkatkan kadar glukosa darah. Melalui
glikogenolisis (pemecahan glikogen hati) dan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari lemak
dan protein), glukagon mencegah glukosa darah turun
di bawah kadar tertentu ketika tubuh berpuasa atau di
antara waktu makan. Pada kebanyakan orang, kinerja
glukagon dipicu ketika glukosa darah turun di bawah
70 mg,/dl
24
respirasi sel. Dengan demikian, efek glukagon secara
keseluruhan adalah meningkatkan kadar glukosa darah dan
membuat semua jenis makanan dapat digunakan untuk
produksi energi. Sekresi glukagon dirangsang oleh
hipoglikemia, yaitu kadar glukosa rendah dalam darah. Hal
ini dapat terjadi pada keadaan lapar atau selama stres
fisiologis, misalnya olahraga.
B. Insulin
1.4.5 Patofisiologi
Semua tipe diabetes melitus, sebab utamanya adalah
hiperglikemi atau tingginya gula darah dalam bentuk yang
disebabkan sekresi insulin, kerja dari insulin atau keduanya
(Ignativicius & Workman, 2006).(Riamah, 2022)
1. Rusak nya sel pankreas. Rusaknya sel beta ini dapat disebabkan
oleh genetik, imonulogis, atau dari lingkungan seperti virus.
Karakteristik ini biasanya terdapat pada diabetes melitus tipe 1,
1.4.7 Komplikasi
Secara umum komplikasi diabetes melitus dibagi menjadi 2 (dua),
yaitu: (Riamah, 2022)
27
berhenti merokok, menagtasi hipertensi, kontrol dislipidamea,
kontrol hiperglikemi, pengontrolan kadar gula darah secara
teratur mengurangi risiko terjadinya retinopati.
28
Sumber : (Tandra Hans, 2021)
3) Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes
meIlitus, tetapi pemeriksaan urin tidak dapat digunakan sebagai
dasar diagnosis adanya diabetes mellitus. Pada pemeriksaan
urin, urin akan dianalisis, mengandung glukosa (gula) atau
tidak. jika dalam urin ditemukan adanya glukosa, hal itu dapat
memperkuat dugaan adanya diabetes mellitus.
4) Tes keton
Keton ditemukan dalam urin jika kadar glukosa darah sangat
tinggi atau sangat rendah. Jika hasil tes positif dan kadar
glukosa juga tinggi, dapat memperkuat dugaan adanya diabetes
mellitus
5) Pemeriksaan Mata
29
1) Faktor risiko yang dapat dimodifikasi (diubah)
30
merniliki DM maka risiko untuk menderita DM adalah
75%. Risiko untuk mendapatkan DM dari ibu lebih besar
10-30% dari pada ayah dengan DM. Hal ini dikarenakan
penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih besar dari
ibu.
b) Usia
1.4.11 Penatalaksanaan
Tujuan umum penatalaksanaan DM adalah meningkatkan
kualitas hidup penyandang diabetes , menghilangkan
keluhan, mengurangi risiko komplikasi akut, mencegah dan
menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati dan
makroangiopati sera menurunkan morbiditas dan mortalitas
31
DM. Sedangkan tujuan utama terapi DM adalah mencoba
menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah
dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler
serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM
adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia)
tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola
aktivitas pasien (Margareth, 2015). (Roni,dkk., 2022)
d. Intervensi farmakologis
33
Pola makan seseorang akan berpengaruh terhadap keadaan
gizi dikarenakan kualitas dan kuantitas konsumsi pangan akan
berpengaruh terhadap asupan zat gizi yang selanjutnya
mempengaruhi kesehatan seseorang. Asupan zat gizi optimal
yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kelompok umur
tertentu 1 akan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan
perkembangan sehingga seseorang akan hidup lebih sehat dan
terhindar dari berbagai risiko penyakit. (Eva., dkk, 2023)
4) Aktivitas fisik
34
Pola makan memiliki 3 (tiga) Komponen yaitu jenis,
frekuensi, dan jumlah makan.
1) Frekuensi Makan
2) Jenis Makanan
karbohidrat kompleks
karbohidrat simpel.
3) Jumlah makanan
c. Perawatan Kaki
36
diutamakan bahan makanan
yang berserat tinggi
37
protein seperti tahu, tempe, telur dan daging
38
tekanan darah, konsumsi oksigen, dan kerja kelenjar keringat.
(Kemenkes, 2023).
39
Tangan dan lengan (bagian Tegangkan terlebih dahulu
kiri dan kanan – satu tangan
pada satu waktu) Bawa lengan ke atas bahu anda dan
tegangkan lengan atas anda
Dahi Angkat alis anda setinggi mungkin
Mata dan pipi Pejamkan mata anda rapat-rapat dan
senyum dengan ketat
Mulut dan rahang Buka mulut anda lebar-lebar dan tahan
beberapa saat
Leher Tarik kepala anda perlahan dan tahan
beberapa saat
Bahu Gerakkan bahu anda ke arah telinga
anda
40
Memberikan terapi relaksasi otot progresif selama 15-20 menit
dan dilakukan mengecekan GDS sebelum dan sesudah makan
dalam 5 hari. Mendokumentasikan respon klien Diabetes
mellitus setiap setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif
dan mengevaluasi tanda dan gejala serta kadar glukosa darah
menggunakan lembar observasi pada hari kelima setelah
diberikan terapi relaksasi otot progresif. Latihan ini bermanfaat
untuk mengurangi konsumsi oksigen tubuh, laju metabolisme
tubuh, laju pernapasan, ketegangan otot, kontraksi ventricular
prematur dan tekanan darah sistolik serta gelombang alpha otak
serta dapat meningkatkan beta endorphin dan berfungsi
meningkatkan imun seluler.
41
E. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai
dan dicintai.
1) Perawatan (nursing)
2) Orang (person)
42
Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola,
pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang
menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon
spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan
terintegrasi. Person adalah system dari bagian-bagian interpedent yang
membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga
keseimbangan.
3) Kesehatan(health)
4) Lingkungan
43
Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh factor yang
bukan bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi
system, dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai
kesehatan yang menjadi tujuan pasien. Individu menghubungkan
dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungan-nya. System perilaku
berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap factor
lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang
menyertainya. Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan
mengganggu keseimbangan system perilaku dan mengancam stabilitas
seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya system
membangun kembalieqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan
berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan
dengan perilaku-perilaku yang baik.
Diabetes melitus
Terapi
Penkes/ edukasi
Model keperawatan
Dorothea Jhonson
Kadar Gula
Pemantauan (Behavior) Darah
darah Kadar
Gula
Diet Pola Makan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada Pengaruh
pola makan dan progressive muscle relaxation (a) untuk menurunkan
44
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 diwilayah kerja
Puskesmas Sekupang Kota Batam Tahun 2024. Hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian. (Sugiarto,
dkk.,2023).
BAB III
METODE PENELITIAN
45
Kelompok Pre Test Intervensi Post Test
Kelompok Q1 X Q2
intervensi
Kelompok Q3 - Q4
kontrol
Keterangan:
46
3.2.1.2 Populasi terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang
memenuhi kriteria dalam penelitian dan biasanya dapat di
jangkau oleh peneliti. (Setiana & Rina, 2021)
3.3 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang diambil dengan cara
tertentu, dimana pengukuran dilakukan. Adapun sampel dalam
penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di wilayah
kerja Puskesmas Sekupang Kota Batam tahun 2024. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling
berdasarkan kriteria. Purposive sampling ialah pengambilan
sampel yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat
oleh peneliti berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya melalui studi pendahuluan. (Setiana & Rina,
2021)
47
3.3.2 Kriteria eksklusi
Kriteria eklusi ialah kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
sampel dan akan menimbulkan bias pada penelitian. (Setiana &
Rina, 2021) Kriteria eklusi sampel sebagai berikut :
a. Responden dengan Diabetes Melitus Tipe 1
b. Responden yang mengalami gangguan jiwa
c. Responden yang mengalami demensia
48
Variabel bebas dalam penelitian Pola Makan dan progressive
muscle relaxation (PMR)
3.6.2 Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat adalah variable yang dipengaruhi oleh variable
bebas (independen). (Aviana, dkk., 2022) Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Kadar Gula Darah
Pola Makan
Penurunan Kadar
Gula Darah
Progressive Muscle
Relaxation (PMR)
50
3.9.3 Uji Validitas Instrument Penelitian
Instrument penelitian untuk Pola Makan merupakan alat ukur
yang akan di uji validitas dan reabilitas dan depresi pada lansia
dengan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ)
merupakan alat ukur yang belum baku dan akan di uji validitas dan
reabilitas pada instrument penelitian.
3.9.4 Uji Reabilitas
alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu
test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan
akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah
pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel
51
kekosongan dari data yang dibutuhkan. Dalam
melakukan editing ada beberapa hal yang harus
diperhatikan :
a. Memeriksa Kelengkapan Data
Memeriksa kelengkapan data adalah memeriksa
semua pertanyaan yang diajukan telah dilengkapi
jawabannya atau tidak.
b. Memeriksa Kesinambungan Data
Memeriksa apakah semua data berkesinambungan
atau dalam arti tidak ditemukan data atau keterangan
yang bertentangan antara satu dengan yang lainnya.
c. Memeriksa Keseragaman Data
Memeriksa apakah ukuran yang dipergunakan telah
seragam atau tidak. Seandainya data tidak lengkap
atau berkesinambungan, tidak seragam maka
dilakukan mendatang kembali responden atau
memperbaiki yang kurang.
3.9.1.2 Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode numeric
(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa
kategori. Untuk melakukan dalam pengolahan data
maka setiap jawaban dari kuesioner yang telah
disebarkan diambil kode dengan karakter masing-
masing. Kegiatan pemberian kode numeric terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian
kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis
data menggunakan computer.
3.9.1.3 Entry
Kegiatan memasukan kata yang telah dikumpulkan dan
dimasukkan kedalam system komputerisasi data editor
dan dianalisa secara deskriptif dan analitik dengan
menggunakan program komputerisasi.
52
3.9.1.4 Tabulating
Tabulasi adalah kegiatan memasukan data-data hasil
penelitian kedalam table-tabel sesuai dengan kriteria.
Sebelum dilakukan tabulasi, dilakukan kegiatan untuk
mengecek kembali data yang telah dimasukkan, apakah
ada data yang missing, melihat variasi data dan
konsisten data dan selanjutnya mengelompokan data
sesuai tujuan penelitian, kemudian dimasukkan dalam
table sesuai tujuan penelitian, kemudian dalam table
sesuai kategori variable, dan didalam penelitian ini
tidak ada yang missing.
3.10.2 Analisa Data
3.9.2.1 Analisa Univariat
Analisa Univariat terdiri dari metode deskriptif dan
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dari
suatu statistik penelitian (Rumengen, 2008).
Perhitungan analisa univariat ini dilakukan dengan
persentase menggunakan rumus
Keterangan :
P : Presentasi
f : Jumlah frekuensi
n : Jumlah responden
53
3.11 Definisi Operasional
Tabel.3.3
Definisi operasional
Pernyataan Negatif:
a. Tidak Pernah = 4
b. Kadang - Kadang
=3
c. Sering = 2
d. Selalu = 1
Variable Terapi Menggunakan media Skala nominal 0 = Dilakukan
bebas : relaksasi yang booklet yang berisi sesuai pedoman
memberikan petunjuk pelaksanaan dan jadwal (10
progressiv efek relaks teknik relaksasi kali pada 10
e muscle dengan suatu progresif disertai kelompok otot)
relaxation aktivitas gambar Gerakan 1 = Tidak
(PMR) otot yang kontraksi dan dilakukan
kemudian relaksasi pada setiap sesuai
dapat kelompok otot secara pedoman dan
menurunkan bergantian. Teknik jadwal (< 10
ketegangan relaksasi dilakukan kali
pada otot. sebanyak 2 kali dan < 10
sehari selama 5 hari kelompok otot
54
setelah
diberikan
terapi
55
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Batam, 2020., Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Tri Chandra Wahyudi.,Dkk., 2023., The Influence Of Diet And Physical Activity
On Increasing Blood Glucose Levels Of Type 2 Diabetes Mellitus Client:
Literature Study. Universitas Pembangunan Veteran Jakarta, Indonesia. Nursing
Analysis: Journal Of Nursing Research. Vol. 3, No. 1, Mei 2023, Hal. 1-12
Badan Pusat Statistic Provinsi Kepulauan Riau, 2021. Jumlah Penduduk Hasil
Sensus Penduduk (Sp) (Jiwa), 2010-2020
56
Meilani Rini., Dkk., (2020)., Efektivitas Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kadar
Gula Darah: Penelitian Quasi Eksperimen Pada Penderita Diabetes Militus Tipe 2
Usia Produktif: Pontianak., Borneo Nursing Journal (Bnj)
Https://Akperyarsismd.E-Journal.Id/Bnj Vol. 2 No. 2 Tahun 2020
Silviani Irene & Joseph Partogi Sibarani., 2023., Komunikasi Kesehatan Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2., Scopindo Media Pustaka : Surabaya
57
Senja Amalia & Tulus Prasetyo., 2021., Perawatyan Lansia Oleh Keluarga Dan
Care Giver., Bumi Medika: Jakarta
Amalia Amanda & Dewi Agustina., 2023., Hubungan Pola Makan Dengan
Kejadian Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskemas Medan Johor.,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara., Ssn: 2614-6754 (Print) Issn: 2614-
3097(Online) Halaman 20877-20885 Volume 7 Nomor 3 Tahun 2023
Http://Forikes-Ejournal.Com/Index.Php/Sf Http://Dx.Doi.Org/10.33846/Sf11406
Sari Rizki U.M., Dkk., 2023., Hubungan Perilaku Self Management Dengan
Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Puskesmas Sekupang
Kota Batam., Universitas Awal Bros : Kota Batam
Eva Irma yani.,dkk., 2023., Perencanaan pangan dan gizi : menjaga kesehatan
anda dengan pola makan seimbang., Get Press Indonesia : Indonesia
Sakinah Khadija.K., 2021., Zat Gizi dan Anjuran Pola Makan., Guepedia :
Indonesia
Tandra Hans., 2021., Edisi Revisi : Penderita Diabetes Boleh Makan Apa Saja., “
Panduan Lengkap tentang Diet dan Cara Mengaturnya untuk Penderita Diabetes”.,
PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
58
Sugiarto.,dkk., 2023., METODE PENELITIAN KUANTITATIF UNTUK
PARIWISATA., Penerbit ANDI : Yogyakarta
Setiana Anang & Rina Nuraeni., 2021., Riset Keperawatan., Lovrinz Publishing:
Cirebon
Afdhal fitri, dkk., 2023., BUKU AJAR : praktik lab keperawatan komunitas II.,
CV.Adanu abimata: Jawa Barat
59