Anda di halaman 1dari 5

TINJAUN KASUS ETIK DAN LEGAL HUKUM

Oleh
SAKTI PERDANA SIREGAR
237046008

DOSEN PENGAMPU
PROF Dr. HASIM PURBA, SH MH

PROGRAM MEGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
TINJAUAN KASUS

Ny. Farida adalah seorang ibu yang sedang hamil bayi pertama hasil
perkawinan dengan suaminya Tn. Rudi berprofesi sebagai TNI, sedangkan Ny. F
seorang dokter umum. Selama kehamilan berlangsung dari bulan 1 sampai bulan
terakhir Ny. F senantiasa melakukan control terhadap perkembangan janinnya.
Pada saat ingin melahirkan Ny. F dirawat di RS tipe C. dalam proses persalinan
terdapat hambatan. Selama 8 jam persalinan belum terlaksana dan Ny.F terlihat
kelelahan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa air ketuban (-). Atas
pertimbangan dokter (DPJP) serta tenaga medis lainnya, seharusnya Ny. F dirujuk
ke RS yang lebih tinggi /bagus agar bisa membantu proses persalinan secara
normal. Akan tetapi RS yang akan dituju sangat jauh dan hanya bisa ditempuh
jalur darat sekitar 10 jam perjalanan. Melihat kondisi Ny. F yang semakin lemah
dan tidak akan mungkin bisa di rujuk ke RS tersebut, maka DPJP dan tim medis
lainnya melakukan perundingan dan telah mendapatkan persetujuan dari suami
untuk melakukan proses pesalinan dengan metode SC di RS tipe C tersebut.
Tenaga medis yang tersedia saat itu adalah dr. obgyn 1 orang, dr anastesi 1 orang.
dr bedah 1 orang dan sejumlah perawat yang dibutuhkan. Operasi SC berjalan
lancar walaupun dilakukan pada malam hari. BBL ditempatkan diruang perawatan
bayi. Setelah lebih kurang 6 jam By. Ny. F ditemukan meninggal oleh perawat
yang sedang bertugas saait itu. Akibatnya pihak keluarga menuntut pihak RS,
Dokter dan seluruh perawat. Hasil pemeriksaan menyeluruh ditemukan cairan
pada rongga pernafasan dan organ lain. Akibatnya keluarga korban melakukan
tuntutan pidana dan melaporkan kejadian ini ke pihak polisi untuk menggugat RS.

1. Buatlah analisis kasus dari aspek perawat pelayanan kesehatan terhadap


seorang pasien yang ingin melahirkan!

2. Apakah keputusan dari tindakan medis untuk SC itu sudah tepat?

3. Apakah penyebab kematian bayi karena cairan?

4. kenapa samapai terdapat cairan di rongga pernafasan bayi?

5. siapakah yang harus bertanggung jawa adanya cairan yang mengendap?


1.kasus dari aspek perawat pelayanan kesehatan terhadap seorang pasien
yang ingin melahirakan:

Dalam pelayanan keperawawatan di Rumah sakitbelum mencerminkan gaya


pelayanan professional. Cara memberikan asuhan keperawatan tidak sepenuhnya
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasien.standar pelayanan yang terdapat
dalam undang undang republic Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
keperawatan di sebut standar profesi dan dipahami sebagai pedoman yang harus
dijadikan pedoman dalam menjalankan profesi dengan baik dan benar. Selain itu
berdasarkan kajian hokum UU No 36 Tahun 2009 tetntang kesehatan dan Hak dan
Kewajiban pasal 4 : bahwa setiap manusia berhak mendapatkan kesehatan

Pada kasus diatas menunjukkan bahwa kelalaian perawat dalam hal ini yaitu
kurangnya komunikasi dengan dokter DPJP dimana selama 8 jam persalinan
belum terlaksana yang mengakibatkan air ketuban (-) , seharusnya setelah melihat
kondisi pasien yang semakin melemah tanpa harus menunggu 8 jam perawat
harus berkomunikasi tindakan yg harus dilaksanakan secepat mungkin untuk
menolong ibu dan bayi.

Kelalaian yang juga ditimbulkan oleh perawat adalah damage atau kerugian, yaitu
segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan
kesehatan yang diberikan dimana perawat dan tenaga kesehatan lainnya tidak
berkolaborasi tentang keadaan bayi yang baru lahir padahal sebelumnya sudah
mengetahui bawha air ketuban (-). Seharunya perawat memastikan keadaan bayi
setelah lahir.

Dampak-dampak yang ditimbulkan:


a. terhadap pasien:
1). Timbulnya masalah keperawatan baru yang dapat membuat pasien lebih
terbebani baik dari segi kesehatan maupun biaya rumah sakit
2).Kemungkinan terjadi komplikasi/munculnya masalah kesehatan mental si
pasien akibat kehilangan bayinya.
3). Terdapat pelanggaran hak dari pasien, yaitu mendapat perawatan sesuai
standar yang benar.
4). Pasien dalah hal ini keluarga pasien dapat menuntut pihak rumah sakit atau
perawat secara perorangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu KUHP.

b. perawat sebagai individu/pribadi


1). Perawat tidak dipercaya oleh pasien dan keluarga pasien dan telah melanggar
prinsip-prinsip moral/ etik, anatara lain:
a). Beneficience, yaitu tidak melakukan hal yang sebaiknya dan merugikan pasien
b). avoiding killing, yaitu perawat tidak menghargai kehidupan manusia, jatuhnya
menambah penderitaan pasien dan keluarga karena telah kehilangan bayinya.

c. bagi Rumah Sakit


1). Kurangnya kepercayaan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan di
RS
2). Menurunnnya kualitas keperawatan dan profesi nakes lainnya dan
kemungkinan melanggar visi dan misi rumah sakit.
3). Kemungkinan rumah sakit dapat dituntut secara hukum.

2.keputusan untuk tindakan SC sudah tepat

Dalam hal ini Ibu F berhak mendapatkan pengobatan untuk mendapatkan kembali
kesehatanya serta berhak menikmati pelayanan kesehatan yang aman, bermutu
dan terjangkau.
Dalam kasus diata, Ny. F tidak mendapatkan pelayanan yang aman dan bermutu
Akan tetapi dokter dan perawat serta nakes lainnya kurang memperhatikan
keadaan si bayi setelah tindakan selesai, seharusnya tenaga kesehatan yang
menangani pasien tersebut berkolaborasi dalam memastikan apakah air ketuban
(-) tidak tertelan oleh si bayi dan tidak akan menimbulkan masalah kedepan
apalagi hingga mengakibatkan kematian.

3. penyebab kematian bayi karena cairan


Dari kasusu diatas tindakan SC yang dilakukan pada Ny F sudah tepat
dikarenakan jika tidak dilakukan SC dapat membahayakna kondisi Ny. F.yang
semakin lemah dan tidak memungkinkan untuk di rujuk ke RS, dikarenakan jarak
Rs yang jauh. Meninjau dari hasil pemeriksaan ditemukan cairan pada rongga
pernafasan dsn organ lainnya dapat dikatan bayi meninggal karena cairan, karena
dari awal sebelum tindakan SC dilakukan air ketuban (-).
4.Cairan terdapat di rongga pernapasan bayi
Karena alasannya yaitu akibat dari lamanya proses persalinan kemungkinan air
ketuan pecah dan masuk kerongga pernafasan bayi, sehingga bayi menelan cairan
ketuban sampai pernafasan, maka saluranpernafasan bayi terhambat
mengakibatkan kondisi bayi lemah dan meninggal

5.yang bertanggung jawab yaitu


. Yang bertangungga jawab dokter penaggung jawab Dokter penanggung jawab
pelayanan berdasarkan Pasal 24 UU 44 Tahun 2009, peraturab Menteri kesehatan
tentang klasifikasi dan kepegawaian RS. Dengan jelas mengatur bahwa pelayanan
medis khusus, yaitu pelayanan penyakit Dalam, pelayanan Bedah, Pelayanan
Anak pelayanan kebidanan dan ginekologi. Dalam hal ini tentu saja dapat
dikatakan bahwa pihak RS , termasuk para dokter dan tim medis yang ada di tim
bedah, seluruh profesi yang terkibat terlebih dr. obgyn dan perawat yang bertugas.
Telah lalai dalam melaksanakan pelayanan dalam melaksanakan pelayanan sesuai
ketentuan, apabila lalai sehingga mengakibatkan kematian pasien.

Anda mungkin juga menyukai