Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 1.1 MINGGU KE-2


PENGANTAR KEDOKTERAN

KELOMPOK D-6
Tutor : Dra. Arni Amir, M.S Ketua Sekretaris Meja Sekretaris Papan : Eric firmando : Sri Mardlaniah 1210313081 1210312082

: Dewi Esti Diantini 1210312084

Anggota: 1. AA Noval Ubaedillah 2. Atikah Rahmadhani 3. Fakhry Mar-i Fathaniy 4. Kurnia Fitra Hasana 5. Hayyumahdania Reswan 6. Mai Tsarah Aini 7. Mega Yuliana 1210312072 1210313079 1210312081 1210313080 1210313082 1210312073 1210319002

MEDICAL EDUCATION UNIT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2012

Modul II KOMUNIKASI EFEKTIF


Skenario 2

PAK KUNDUR DIRUJUK


Pak kundur umur 60 tahun seorang tuna rungu dirujuk ke rumah sakit dari puskesmas, dengan keluhan tidak bisa kencing dari semalam. Setelah mendapat keterangan dari keluarga pasien, dokter melakukan pemeriksaan, pasien tampak kesakitan. Dokter menduga pak kundur menderita prostatic hypertrophy. Dengan menunjukkan sikap empati dokter meletakkan tangn di punggung Pak Kundur dan berkata: sabar ya pak, kami akan menolong bapak. Kemudian dokter meminta perawat untuk memasang keteter agar urin bisa keluar dan mengkonsultasikan kepada Bagisn Bedah Urologi. Di Bagian Bedah, Dokter melakukan pemeriksaan dan melakukan perencanaan operasi. Dokter menerangkan penyakit yang diderita Pak Kundur kepada keluangganya serta menjelaskan tindakan yang dilakukan, sehingga keluarga Pak Kundur merasa tenang. Setelah diadakan rapat keluarga yang dihadiri niniak mamak, semua sepakat menyetujui tindakan operasi yang akan dilakukan pada Pak Kundur. Operasi akan dilaksanakan setelah istrinya menandatangani surat persetujuan tindakan medis. Bagaimana anda menjelaskan cara seorang dokter berkomunikasi dengan orang dan masyarakat disekitar tempat bekerja serta dengan profesi lainnya yang terkait.

SEVEN JUMPS
I. TERMINOLOGI
1. Tuna rungu adalah seseorang yang tidak bisa mendengar. 2. Dirujuk adalah disarankan ke tempat yang lebih tinggi tingkatannya yang pelayanannya lebih baik. 3. Puskesmas adalah pelayanan kesehatan untuk penyakit yang bisa di tangani dan berada pada setiap kecamatan. 4. Rumah sakit adalah sebuah tempat pelayanan kesehatan dimana disana ada dokter, perawat, dan ahli medis lainnya yang biasanya digunakan untuk orang sakit. 5. Pasien adalah orang yang mempunyai keluhan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 6. Prostatic hypertrophy adalah pembengkakan prostat pada laki-laki. Prostatic : prostat hyper : berlebih trophy : pembengkakan 7. Dokter adalah sebuah profesi yang memiliki pelayanan kesehatan dn karna keilmuannya dapat menyembuhkan orang sakit. 8. Empati adalah suatu sikap yang ikut merasakan kesusahan orang lain. 9. Perawat adalah salah satu ahli medis yang membantu dokter melayani pasien. 10. Keteter adalah sebuah alat kesehatan yang berbentuk pipa yang dimasukkan kepada alat kelamin untuk mengeluarkan cairan seperti urin. 11. Urin adalah air seni yang merupakan hasil dari proses ekskresi ginjal ( filtrasi, reabsorbsi, augmentasi) yang beracun dan membahayakan tubuh jika tidak dikeluarkan, mengandung air, amonia, garam 12. Konsultasi adalah kegiatan mencari informasi tentang keluhan yang dialaminya kepada orang yang lebih memahami tentang keluhan yang dialaminya. 13. Bedah urologi adalah bagian ilmu yang membahas tentang kandung kemih/urin. 14. Operasi adalah tindakan medis untuk pengangkatan atau memasukkan alat untuk penyembuhan. 15. Niniak mamak adalah orang yang dituakan oleh suatu kaum. 16. Tindakan medis adalah suatu perbuatan yang dilakukan untuk penyembuhan

II.

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Mengapa Pak Kundur dirujuk ke rumah sakit dari puskesmas? 2. Mengapa Pak Kundur tidak bisa kencing dari semalam? 3. Mengapa dokter melakukan pemeriksaan setelah mendengar keterangan pasien? 4. Mengapa Pak Kundur kesakitan? 5. Bagaimana cara dokter melakukan pemeriksaan? 6. Bagaimana keterangan yang diperoleh dokter dari keluarga pak kundur? 7. Mengapa dokter menduga pasien menderita? 8. Apa penyebab dari Prostatic hypertrophy ? 9. Mengapa dokter perlu menunjukkan sikap empati? 10. Mengapa dokter meletakkan tangan di punggung pasien?

11. Mengapa dokter meminta perawat memasang keteter? 12. Mengapa dokter perlu mengkonsultasikan kepada bagian urologi? 13. Mengapa dokter merencanakan tindakan operasi? 14. Mengapa dokter menjelaskan penyakit yang dideritai Pak Kundur? 15. Bagaimana cara dokter menjelaskan penyakit yang diiderita pasien kepada keluarga pasien? 16. Mengapa keluarga Pak Kundur merasa tenang? 17. Mengapa dokter perlu menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan? 18. Mengapa dalam pengambilan keputusan perlu diadakan rapat niniak mamak? 19. Mengapa operasi bisa dilaksanakan setelah keluarga pasien menandatangi surat perjanjian tindakan medis?

III. ANALISIS MASALAH


1. Pak Kundur dirujuk ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan lebih baik dan tindakan lanjut karena peralatan di puskesmas tidak tengkap dan tenaga medisnya juga kurang ahli. 2. Pak Kundur tidak bisa kencing dari semalam disebabkan Pak Kundur menderita Prostatic Hypertrophy. 3. Karena pasien tersebut tuna rungu sehingga dokter membutuhkan informasi dari keluarga pasien untuk mendukung diagnosa dokter tersebut agar dapat mengambil tindakan medis selanjutnya. 4. Pak kundur merasa kesakitan karena penyakit yang dideritanya dan pemeriksaan secara fisik oleh dokter. 5. Dokter melakukan pemeriksaan dengan cara menanyakan keluhan, melihat keadaan fisik pasien dengat alat kesehatan dan mendiagnosa penyakit yang diderita pasien dengan menerapkan sistem EBM. 6. Keterangan yang diperoleh dokter yaitu Pak Kundur tidak bisa kencing dari semalam, bagaimana riwayat penyakitnya dan bagaimana pola hidup Pak Kundur selama ini. 7. Dokter menduga Pak Kundur menderita Prostatic Hypertrophy berdasarkan keterangan yang diperoleh dokter tersebut dari keluarga Pak Kundur dan pemeriksaan kesehatan yang dilakukannya dari gejala-gejala yang ditimbulakan. 8. Penyebab dari Prostatic Hypertrophy yaitu memiliki banyak istri atau anak dan juga pola hidup yang tidak sehat. 9. Dokter perlu menunjukkan sikap empati agar pasien merasa nyaman dan percaya terhadap dokter untuk menyampaikan keluhan yang dialaminya, sehingga dokter mudah memperoleh keterangan pasien soal penyakit yang dideritanya. 10. Dokter meletakkan tangan di punggung pasien untuk menunjukkan rasa empatinya erhadap pasien tersebut untuk tercapainya komunikasi yang efektif. 11. Dokter meminta perawat memasang keteter kepada pasien agar urin pasien yang dari semalam tidak keluar dapat dikeluarkan. 12. Dokter perlu melakukan konsultasi pada bagian bedah urologi karena bagian bedah urologi merupakan spesialisasi bagian urin sehingga dokter mendapatkan informasi yang akurat untuk mendukung tindakan medis selanjutnya.

13. Dokter merencanankan tindakan operasi untuk membantu proses penyembuhan penyakit yang diderita pasien, yaitu prostatic hypertrophy (pembengkakkan prostat). 14. Dokter harus menjelaskan penyakit yang diderita pasien kepada keluarga pasien agar keluarga pasien mengetahui apa penyakit yang diderita oleh keluarganya dan apa tindakan yang harus dilakukan dokter untuk penyembuhannya sehingga tidak terjadi kesalah pahaman antara dokter dengan pasien maupun keluarga pasien tersebut. 15. Dokter menjelaskan penyakit yang diderita pasien kepada keluarga pasien dengan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh keluarga pasien dan menjelaskan dengan sabar apa penyakit yang diderita pasien tersebut agar tidak ada kesalah pahaman antara dokter dengan keluarga pasien. 16. Keluarga Pak Kundur merasa tenang karena dokter telah memberi informasi tentang penyakit yang diderita Pak Kundur. 17. Dalam budaya minangkabau untuk pengambilan keputusan perlu diadakan rapat niniak mamak terlebih dahulu karena niniak mamak merupakan seseorang yang dituakan di suatu kaum di minangkabau. Dalam pengambilan keputusan untuk operasi Pak Kundur ini, niniak mamak tidak hanya berpengaruh terhadap keputusan yang diambil tetapi apabila keluarga Pak Kundur kekurangan biaya untuk operasi ini niniak mamak juga akan membantu menyumbang dana dan doa untuk keberhasilan proses operasi Pak Kundur nantinya. 18. Operasi bisa dilaksanakan setelah keluarga pasien menandatangani surat persetusujuan tindakan medis untuk mendapat penanggungjawaban atau bukti bahwa keluarga menyetujui tindakan medis yang dilakukan oleh dokter yang merupakan salah satu syarat untuk operasi.

IV. SKEMA
RS rujukan puskesmas

dokter r

konsultasi

Mitra kerja pasien

keluarga

Komunikasi efektif

budaya informasi

keputusan Tindakan medis

V.

LEARNING OBJECTIVE

1. Mampu memahami bagaimana komunikasi efektif antara dokter dengan pasien, keluarga pasien dan mitra kerjanya. 2. Mampu menjelaskan jenis-jenis komunikasi. 3. Mampu memahami bagaimana empati dalam komunikasi. 4. Mampu menjelaskan komunikasi verbal dan nonverbal. 5. Mampu menjelaskan komunikasi dalam budaya minangkabau. 6. Mampu menjelaskan bagaimana cara pengambilan keputusan dalam budaya minangkabau. 7. mampu menjelaskan cara seorang dokter menyampaikan rujukan dan berkonsultasi dengan sejawatnya dan profesi lain.

VI. BELAJAR MANDIRI VII. BERBAGI INFORMASI


1. KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN, KELUARGA PASIEN DAN MITRA KERJANYA A. Komunikasi Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari satu pihak ke pihak lain untuk tujuan tertentu. Sedangkan menurut Evertt, komunikasi adalah sebagai suatu proses yang didalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber ke penerima dengan tujuan untuk mengubah perilakunya. Tujuan komunikasi Memberikan informasi Mempengaruhi orang lain Mengekspresikan perasaan Komponen Dasar Komunikasi Pengirim Cara mengirim Pesan yang dikirim Penerima Cara menerima Saluran dan media untuk mengirim Konteks yang terjadi Dasar Komunikasi 1. Membuka diri 2. Mendengar aktif Prinsip mendengar aktif : Penerimaan terhadap orang lain

Menghargai perasaan orang lain Toleransi terhadap keanehan orang lain Cara mendengar aktif: Konsentrasi Kontak mata perlihatkat minat dengan sikap tubuh Dorong lawan bicara untuk bicara Tanyakan kejelasan bila belum jelas Jangan sengan menanyakan secara detail Ringkas setiap saat Jangan emosi Jangan terburu-buru Jedah dibutuhkan dalam percakapan 3. Bertanya Tertutup pertanyaan yang semua jawabannya telah disediakan, responden hanya memilih jawabannya saja. Terbuka pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari responden. 4. Mengekspresikan Observasi Pikiran Perasaan Keinginan Faktor-Faktor Keberhasilan Komunikasi 1. Komunikator 2. Pesan yang disampaikan 3. Komunikan mampu menafsirkan pesan sesuai kebutuhan 4. Konteks lingkungan yang kondusif 5. Sistem penyampaian metode dan media Menurut Blundel(2004), dalam komunikasi ada beberapa hambatan. Hambatan itu adalah sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Fisiologi Psikologis, prasangka Budaya Politik Ekonomi Teknologi

B. Komunikasi Efektif Tersampainya gagasan, pesan, dan perasaan dengan cara baik dalam kontak sosial yang baik pula. Suatu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi sehingga menghasilkan respon.

Agar suatu komunikasi bisa efektif, ada lima prinsip yang mesti diterapkan. Lima prinsip itu disingkat dengan kata REACH R = respect (menghargai) sikap hormat dan menghargai lawan bicara. E = empati keterbukaan dan kepercayaan yang akan menghasilkan feedback yang positif. A = audible dapat didengarkan dan dimengerti dengan baik. C = clarity jelas dan terbuka, tidak saling curiga H = humble ( rendah hati) mau menghargai, mengakui kesalahan, menerika kritikan dan tidak sombong. Menurut Endong, ada dua model komunikasi yaitu: 1. Model linear komunikasi satu arah/garis luru 2. Model sirkuler komunikasi dua arah dimana adanya feedback, sehingga tercipta komunikasi yang efektif. Ada lima aspek dalam membangun komunikasi efektif, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Kejelasan Ketepatan bahasa yang benar, akurat Konteks sesuai keadaan lingkungan Alur sistematika Budaya

Menurut Santoso Sastropoetro, agar suatu komunikasi itu efektif terdapat lima syarat yang dipenuhi. Lima syarat itu adalah sebgai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Menciptakan suasana yang menguntungkan Bahasa musah dimengerti Pesan menggugah perhatian Pesan menguntungkan komunikasi Pesan menumbuhkan penghargaan bagi pihak komunikasi

C. Komunikasi Efektif antara Dokter dengan Pasien dan Keluarga Pasien Langkah-langkah komunikasi dokter dengan pasien 1. 2. 3. 4. 5. 6. Great (memberi salam) Ask (bertanya) Tell (memberi informasi) Help (memberi bantuan) Explain (memberi penjelasan) Return (kontrol kembali) Ada empat metode komunikasi dokter dengan pasiennya

1. 2. 3. 4.

Model of actifity, dokter menjadi pihak yang aktif. Model of avidence, dokter memberi arahan. Model of mutual, dokter dan pasien sama-sama aktif. Model of provider, dokter memberi pelayanan yang terbaik. Dua cara pendekatan komunikasi antara dokter dengan pasien

1. Dokter center comunication style Yaitu komunikasi berdasarkan kebuttuhan pasien untuk diagnosa penyakitnya. 2. Patient center comunication style Yaitu komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang penyakitnya. Termasuk penyakit pasien, kekhawatirannya, harapannya, serta apa yang difikirkannya. Adapun manfaat dari komunikasi efektif antara dokter dengan pasien, yaitu: Mengatasi kendala kedua belah pihak antara dokter dengan pasien. Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya. Pasien percaya sepenuhnya kepada dokter yang akan berpengaruh pada proses penyembuhan pasien. Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga pasien akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter. Pasien merasa dokter mampu menyelesaikan masalah kesehatannya. Dalam suatu komunikasi tentu tidak akan selalu berjalan dengan mulus, begitu juga dalam komunikasi dokter dengan pasien. Adapun hambatan dalam komunikasi dokter dengan pasiennya, yaitu: Pasien yang tertutup Emosi pasien yang tidak terkontrol kurangnya motivasi diri pasien perbedaan budaya dan bahasa dapat memunculkan masalah karena perbedaan pemahaman budaya masing-masing.

Komunikasi yang efektif antara dokter dan keluarga pasien: Memberi gambaran tentang informasi penyakit sang pasien kepada keluarga berupa masalah yang dihadapi oleh pasien. Komunikasi yang efektif antara dokter dan masyarakat:
-

Mengadakan program yang sejalan dengan budaya setempat Menggunakan bahasa yang bisa dipahami masyarakat setempat Menggali masalah kesehatan yang sedang dihadapi masyarakat

D. Komunikasi Dokter dengan Mitra Kerjanya

Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi pasien baik secara lisan, tulisan atau elektronik pada saat yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Memberi surat rujukan dan laporan penangganan pasien dengan benar demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Komunikasi yang efektif antara dokter dan teman sejawat:
1. Dalam memberikan rujukan, seorang dokter harus memberikan informasi yang

lengkap tentang kondisi pasiennya kepada rekan sejawatnya.


2. Informasi mengenai pasien dapat disalurkan melalui surat maupun media elektronik

lainnya.
3. Dokter harus menulis cae repotnya yaitu informasi tentang pasien yang digunakan

untuk rujukan.
4. Tidak menjelek-jelekkan antar profesi. 5. Saling berbagi informasi 6. Menerapkan kejujuran dalam bekerja. 7. Patuh dengan etika profesi masing-masing.

Selain sesama dokter, dokter juga harus berkomunikasi baik dengan perawat. Dalam berkomunikasi dokter tidaklah memberi intruksi kepada perawatnya, tetapi membuat rencana medis yang jelas dan rinci. Perawat bukan melaporkan, tetapi memberi informasi kepada dokter. Dokter berkewajiban membimbing dan membantu perawat agar dapat bekerja dengan baik. 2. JENIS-JENIS KOMUNIKASI Komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah sehingga keduanya dapat memahami apa yang dibicarakan. Namun, kenyataannya tidak semua orang pandai menyampaikan pikirannya dengan berkomunikasi sehingga cara berkomunikasi berkembang menjadi beberapa jenis. A. Berdasarkan Media Pengiriman Pesan 1. Komunikasi oral/lisan tatap muka secala langsung, telepon, pertemuan, rapat, dll. Kelebihan: Mendapatkan tanggapan langsung secara jelas Memungkinkan disertai nada suara/warna suara dan gerak-gerak tubuh(nonverbal) Dilakukan dengan cepat 2. Komunikasi tertulis Memo, laporan, selebaran, dll.

Kelebihan: Ada catatan sehingga komunikasi tetap. Memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya dan rumusan katakatanya. 3. Komunikasi elektronik Email, radio, dll. Kelebihan: Prosesnya cepat Bisa disimpan B. Berdasarkan Media Tutur 1. Komunikasi lisan a. Komunikasi langsung Komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bertatapan langsung tanpa ada jarak/peralatan yang membatasi komunikasi mereka. b. Komunikasi tidak langsung komunikasi yang dilakukan dengan peralatan alat seperti telepon, hp, dll karna ada jarak antara mereka. 2. Komunikasi tulisan Komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung, cotohnya surat, email, spanduk, dll. C. Berdasarkan Sifatnya 1. Komunikasi agresif Komunikasi yang lebih didominasi oleh satu pihak, pihak yang lain hanya sebagai pendengar, biasanya bersifat mengendalikan lawan bicara. Ciri-ciri: Lebih menekankan kehendak sendiri Bernada keras Menginterupsi pembicaraan orang lain Beragumentasi dengan segala cara agar yang dikemukakannya menang 2. Komunikasi pasif Merupakan lawan dari komunikasi agresif. Pelaku komunikasi pasif biasanya membiarkan dirinya menjadi pendengar, tidak mampu membertahankan pendapatnya secara langsung. Ciri-ciri: Lebih banyak mendengar dan tidak mengungkapkn pendapatnya Mengikuti kata-kata lawan bicara untuk menghindari konflik Tidak biasa mengambil keputusan 3. Komunikasi aservatif Bersifat terbuka, komunikasi dua arah, saling menghargai, pelaku komunikasi dan lawan bicara tidak mementingkan kehendak sendiri. Ciri-ciri: Saling terbuka

Mendengarkan dan memahami pendapant orang lain Mencari solusi dan keputusan bersama Menghargai pendapat masing-masing pihak D. Berdasarkan Banyak Orang yang Terlibat 1. Komunikasi intrapersonal Komunikasi diri sendiri baik disadari maupun tidak. 2. Komunikasi interpersonal Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. 3. Komunikasi kelompok Sekumpulan orang mempunyai tujuan yang sama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. 4. Komunikasi publik Komunikasi antara seorang pembicara dengansejumlah orang yang tidak dikenali satu persatu. 5. Komunikasi organisasi Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi yang bersifat formal dan informal yang lebih lurus dari komunikasi kelompok. 6. Komunikasi masa Komunikasi yang menggunakan media masa baik cetak maupun elektronik. 3. EMPATI DALAM KOMUNIKASI Empati dalah suatu respons afektif dan kognitif yang komplek padaemosional orang lain, merasakan emosional orang lain, simpatik dan menyelesaikan masalah dan mengambil perspektif orang lain. Taylor mengatakan empati merupakan faktor esensial untuk membangun hubungan yang saling percaya. Empati sering disebut resonansi dari perasaan, sehingga ia turut bergerak, turut paham dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya yang akan menyelesaikan masalah. Empati berhubungan dengan Berusaha mengerti baru dimengerti Diagnosa sebelum respon Keyakinan Fokus pada orang lain Kontak mata Senyum hangat Saling menyukai Pentingnya empati dalam komunikasi dokter dengan pasien adalah sebagai berikut.

Kemampuan kognitif dokter dalam mengerti kebutuhan dokter Menunjukkan sensitifitan dokter Perilaku dokter terhadap pasien The Empathy Communication Coding System (ECCS) Levels: Level 0 : Dokter menolak sudut pandang pasien Level 1 : Dokter mengenal secara sambil lalu Level 2 : Dokter mengenal sudut pandang pasien secara implisit. Level 3 : Dokter menghargai pendapat pasien. Level 4 : Dokter mengkonfirmasi kepada pasien. Level 5 : Dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien. Level 3-5 pengenalan dokter terhadap sudut pandang pasien tentang penyakitnya ,secara eksplisit Ke4trampilan empati BUKAN hanya sekedar berbasa-basi atau bermanis mulut kepada pasien,melainkan: Mendengarkan aktif Responsif pada kebutuhan pasien Responsif pada kepentingan pasien Usaha memberikan pertolongan pada pasien 4. KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL A. Komunikasi Verbal Istilah verbal dalam kamus bahasa indonesia adalah lisan, maksudnya komunikasi dilakukan antara pembicara dan pendengar hanya menggunakan lisan saja. Mahmud Machfoedz mengungkapkan bahwa komunikasi verbal ialah Komunikasi yang dilakukan secara lisan melalui suatu percakapan. Sedangkan dalam ilmu komunikasi menyatakan bahwa istilah komunikasi verbal yaitu proses penyampaian informasi berupa lisan dan tulisan. Hal ini sependapat dengan Drs. PC Bambang Herimanto, MM bahwa: Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasa digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan dan maupun lisan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi verbal adalah suatu kegiatan percakapan/penyampaian informasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. B. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah suatu proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata tetapi bisa isyarat, bahasa, simbol, pakaian, intonasi, dll. Komunikasi nonverbal memiliki beberapa kharakteristik, yaitu: 1. 2. 3. 4. Kita selalu berkomunikasi Arti tergantung kepada konteks Komunikasi nonverbal lebih dapat dipercaya Cara utama dalam menyatakan perasaan dan sikap Ada beberapa jenis dari komunikasi nonverbal, yaitu: 1. Objek Penggunaan pakaian oleh seseorang. 2. Sentuhan Bidang yang meliputi sentuhan sebagai komunikasi nonverbal bisa salaman, menggenggam tangan, mengelus, sentuhan punggung, dll. 3. Penggunaan waktu Ketepatan waktu/ jangka waktu yang tepat. 4. Gerak tubuh Kontak mata Isyarat Ekspresi wajah Sikap tubuh 5. Proxemik/bahasa ruang Jarak intim Jarak personal Jarak sosial Jarak publik 6. Vokalik(paralanguage) Nada bicara, suara, kecepatan, kualitas, intonasi, dll. 7. Lingkungan Ruang Jarak Temperatur Penerangan Fungsi dari komunikasi nonverbal adalah 1. Repetisi Mengulangi perilaku verbal (mengangguk) 2. Subtitusi Menggantikan perilaku verbal (menggoyangkan telapak tangan) 3. Kontradiksi Verbal dan nonverbal bertentangan (senyum sambil mencibir) 4. Aksentuasi Menekan/melengkapi perilaku verbal (menggunakan tangan saat bicara) 5. Komplemen

Meregulasi perilaku verbal (saat kuliah melihat jam) Pentingnya pesan nonverbal adalah Sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud, relatif lebih bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan Mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Merupakan cara komunikasi yang lebih efesien Merupakan sarana sugesti yang paling tepat Tujuan dari komunikasi nonverbal Memudahkan komunikasi Mengatur alur percakapan Ekspresi emosi Melengkapi, menangtang, atau membangkang verbal Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain Mempermudah tugas kusus Perbedaan Komunikasi Verbal dengan komunikasi nonverbal Komunikasi verbal bersaluran tunggal, nonverbal multisaluran Pesan verbal terpisah-pisah, pesan nonverbal berkesinambungan Komunikasi nonverbal lebih banyak mengandung muatan emosional dibanding komunikasi verbal 5. KOMUNIKASI DALAM BUDAYA MINANGKABAU Minangkabau adalah masyarakat atau kelompok etnik dengan budaya khas dan wilayah kultural yg meliputi sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Riau, Jambi, Bengkulu, dan Negeri Sembilan di Malaysia. Sumatera Barat berbeda dari Minangkabau, ia adalah kesatuan wilayah administratif, didiami oleh masyarakat berlatar Minangkabau, Mentawai, Mandahiling, Nias, Jawa, dll. FALSAFAH HIDUP ALAM TAKAMBANG JADI GURU KECERDASAN INTELEKTUAL Alam adalah sumber ilmu/ pengetahuan Alam terdiri atas unsur-unsur yang setara namun dengan kadar dan peran yang berbeda Api membakar, Air membasahi,

Angin mendinginkan, Tanah menghidupi. KECERDASAN SOSIAL Alam (kejadian, keteraturan, dan hukum-hukumnya) jd sumber inspirasi dan iktibar dlm menata khidupan sosial Masyarakat terdiri atas unsur-unsur yang setara namun dengan kadar peran berbeda Nan pakak palapeh badie Nan buto pahambuih lasuang Nan kuaik pambao baban Nan cadiak tampek baraja KECERDASAN SPIRITUAL Adat bersendi syarak-syarak bersendi kitabullah Syarak mangato adat mamakai Syarak mendasari restrukturisasi sosial Minangkabau: Raja Ibadat dalam komposisi Rajo Tigo Selo, Tuan Kadhi dlm lembaga parlemen Basa Ampek Balai alim ulama dalam struktur tungku tigo sajarangan musajik, surau, katik, imam, bila, malin, labai, dll. A. Komunikasi dalam Budaya minangkabau DASAR KOMUNIKASI Nan kuriak kundi Nan merah sago Nan baik budi Nan indah bahaso KESANTUNAN KOMUNIKASI Langgam Kato: Langgam kato adalah tata krama berbicara sehari-hari di antara sesama individu dalam masyarakat Minangkabau, berdasarkan status sosial, bukan stratifikasi sosial, karena orang Minangkabau egalitarian dan demokratis.

Langgam kato, yaitu Kato Nan Ampek: Mandaki, manurun, mandata, malereng KATO MANDAKI Kato mandaki adalah Tatakrama berkomunikasi dengan dengan status sosialnya lebih tinggi, seperti Yang muda kepada Yang tua, anak kepada orang tua, murid kepada guru, dll. Ciri-ciri: tata bahasa rapi, ungkapan maksud jelas, gunakan kata ganti orang ke-1 (ambo), dan sapaan kehormatan kepada lawan bicara (mamak, uda, uni, inyiak, etek, amai, serta beliau untuk orang ketiga). KATO MANURUN Santun berkomunikasi antara orang yang status sosialnya lebih tinggi kepada yang lebih rendah, misalnya orang tua kepada anak, guru kepada murid, mamak kepada kemenakan. KATO MANDATA Kato mandata adalah komunikasi di antara orang yang status sosialnya sama dan akrab. Cirinya lebih bebas. KATO MALERENG Kato malereng adalah Tatakrama berkomunikasi di antara orang yang status sosialnya sama dan saling menyegani, misalnya antara ipar dengan besan, sesama menantu dalam sebuah rumah, mertua kepada menantu/ sebaliknya, atau di antara sesama pejabat publik. Ciri-ciri : tata bahasa rapi, banyak menggunaklan kiasan, menggunakan kata pengganti orang pertama (wak ambo), kedua (gelar dan panggilan kekerabatan) dan ketiga (beliau) yang bersifat khusus B. Komunikasi Antar Budaya Definisi: Komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda ( beda ras, etnik, sosioekonomi atau gabungan dari semuanya) Stewart L. Tubs Fungsi Komunikasi Antar Budaya Fungsi Pribadi: Mengkomunikasikan seorang individu Untuk menyatakan Identitas Sosial Untuk menyatakan Integrasi Sosial

Menambah Pengetahuan Melepaskan Diri atau jalan keluar Fungsi Sosial: Pengawasan bermanfaat untuk menginformasikan perkembangan lingkungan Menjembatani perbedaan antar masyarakat Sosialisasi nilai2 kebudayaan suatau masyarakat Menghibur misalnya menonton budaya lain

6. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BUDAYA MINANGKABAU INDIVIDUAL: Tolok Ukur: Raso jo Pareso Raso (perasaan/ kecerdasan emosional) Pareso (rasio/ kecerdasan intelektual) Raso dibao naiak Pareso dibao turun Proses pengambilan keputusan dilkukan secara bertahap : Musyawarah orang seperut (saparuik) Musyawarah orang sekaum Musyawarah orang sekampung Musyawarah orang senagari Proses pengambilan keputusan dipimpin oleh anggota kerabat yang laki-laki : Mamak Mamak rumah tertua (tungganai) Penghulu Anggota kerabat yang perempuan (bundo kanduang) juga dimintai pendapatnya dalam pertemuan-pertemuan tahap awal di lingkaran saparuik (seperut) Pertemuan untuk melaksanakan musyawarah ini dapat terjadi di tahap yang paling bawah sampai ke paling atas, disesuaikan dengan skala persoalan yang akan dibahas, yaitu : Rumah gadang Rumah gadang kaum / suku

Balai Adat Namun pada saat ini proses pengambilan keputusan menurut adat minangkabau yang disarikan dari Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak, karangan H. Idrus Hakimy DT Rajo Pangulu mengatakan bahwa cara mengambil keputusan pada saat ini merupakan hasil penggabungan kedua cara. Sesuai istilah : Bajanjang naiek batanggo turun, Naiek dari janjang nan di bawah, Turun dari tanggo nan diateh, Babilang dari aso, Mangaji dari alief, Kamanakan barajo ka Mamak, Mamak barajo ka Panghulu, Panghulu barajo ka mufakat, Mufakat barajo ka nan bana, Nan bana badiri sandirinyo, Nan manuruik alua jo patuik. Maka : Bulek aie ka pambuluah, Bulek kato ka mufakat, Aie batitian batuang Manusia batitian bana Dalam pengambilan keputusan, budaya minangkabau memiliki lima pendekatan, yaitu: 1. OTORITAS Institusi-institusi sosial tradisional Minangkabau: (a) sistem extended family (keluarga besar), (b) masjid dan surau, (c) pemimpin agama dan pemimpin adat, dan (d) kaum cerdik pandai/ cendikiawan.

Institusi-institusi sosial tersebut memiliki peranan penting di dalam proses sosialisasi, sebagai pusat dan penyebaran imformasi, bahkan merupakan institusi yang akomodatif dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan prinsip musyawarah yang dipegang teguh oleh masyarakat. 2. MUSYAWARAH MUFAKAT Semua unsur harus terlibat Semua unsur berada pada posisi atau kedudukan yang sama (duduk sama rendah tegak sama tinggi). Perbedaan pendapat tidak saja diakui dan diterima, melainkan menjadi suatu keharusan (bersilang kayu dalam tungku, dengan begitu maka api akan hidup). Proses musyawarah dianggap sebagai bagian dari proses dialektika, untuk menghasilkan sintesis-sintesis. Proses demikian memang memakan waktu yang relatif panjang, namun pengabaian mekanisme tersebut akan berdampak pada kurangnya partisipasi warga dalam mendukung pelaksanaan keputusan yang dihasilkan. 3. KEPEMIMPINAN Pemimpin mesti kuat seperti pohon beringin, sebagai tempat berlindung, panutan, tahan kritik, mau menerima saran, dan tidak menggurui Penghormatan diberikan kepada kualitas pemimpin, bukan pada kedudukannya; raja alim raja disembah, raja lalim raja disanggah. Kedudukan seorang pemimpin hanyalah didahulukan selangkah, ditinggikan seranting. Oleh karena itu, diingatkan agar hati-hati yang di tas, yang di bawah akan menimpa. Menolak kultus individu dan pola patron klien. 4. EGALITARIAN & DEMOKRASI Interaksi didasari oleh prinsip egalitarian dan demokratis. Tidak ada yang memerintah dan yang diperintah (apalagi yang menguasai dan dikuasai). Yang dilaksanakan adalah keputusan bersama melalui proses musyawarah. Penghargaan kepada setiap orang adalah sama. Meskipun setiap orang berbeda peran dan kemampuannya, masing-masing setara dan sama fungsionalnya dalam kehidupan masyarakat. Pergeseran ke pola feodalistik dianggap sebagai kontaminasi kultural. 5. TANAH merupakan faktor yang sangat penting bagi masyarakat Minangkabau, baik dari segi ekonomis dan praktis maupun dari segi emosional dan sentimental. Tanah ulayat (tanah pusaka) merupakan identitas keminangan seseorang. Tanah tersebut dimiliki secara komunal-matrilineal-clan, dan bukan merupakan komoditi yang dapat diperjualbelikan. Pengalihan hak hanya dimungkinkan melalui wakaf dan hibah, di samping melalui cara yang sangat dihindarkan: pagang gadai.

Kalaupun sekarang telah terjadi perubahan dan penyimpangan dari ketentuan dimaksud, dan merupakan sumber persengketaan yang umum dan banyak terjadi, namun ketentuan tersebut masih tetap dipertahankan. 7. KONSULTASI DAN RUJUKAN Konsultasi merupakan upaya meminta bantuan profesional penangganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli. Sedangkan rujukan merupakan suatu upaya pelimpahan wewenang atau tanggungjawab penangganan suatu kasus penyakit yang dialami pasien yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai. Tata cara konsultasi dan rujukan adalah: a. Alasan dilakukannya konsultasi/rujukan dijelaskan secara lengkap kepada dokter tempat merujuk. b. Dokter yang melakukan rujukan sebaiknya berkomunikasi secara langsung dengan dokter tempat dia merujuk. c. Dokter harus mencatat keluhan pasien secara lengkap tetapi tidak berlebihan. d. Konsultasi dan rujukan dilakukan sesuai dengan kode etika profesi. Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan rujukan eksternal. A. Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk. B. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertical (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah). Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan medis dan rujukan kesehatan. A. Rujukan medis Rujukan medis yaitu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab untuk masalah kesehatan. Tujuannya adalah untuk memulihkan penyakit dan memulihkan status kesehatan pasien. Rujukan medis ini memiliki tiga bentuk rujukan, yaitu rujukan pasien (transver of patient), rujukan ilmu pengetahuan (transver of knowledge), dan rujukan bahan pemeriksaan laboratorium(transver of specimens) 1. Rujukan pasien(transver of patient) Penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih sempurna atau sebaliknya untuk pelayanan tidak lanjut. 2. Rujukan ilmu pengetahuan(transver of knowledge) Pengiriman dokter atau tenaga yang lebih ahli dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan diskusi, atau sebaliknya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

3. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium(transver of specimens) Pengiriman bahan pemeriksaan ke laboratorium dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan yang lebih mampuatau sebaliknya untuk tidak lanjut. B. Rujukan kesehatan Rujukan kesehatan yaitu peimpahan wewenang dan tanggungjawab untuk masalah kesehatan masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan derajat kesehatn dan mencegah penyakit yang ada di masyarakat. Ada tiga jenis rujukan kesehatan, yaitu rujukan tenaga kerja, rujukan sarana, dan rujukan operasional. Konsultasi dan rujukan ini memiliki beberapa kharakteristik. Ruang lingkup dari kegiatan konsultasi dan rujukan ini yaitu dalam meminta bantuan profesional dari pihak ketiga. Pihak ketiga yang diminta bantuannya adalah orang yang lebih ahli dibidangnya. Konsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli. Agar informasi yang didapat oleh seorang dokter akan lebih akurat dan mendukung tindakan medis dokter selanjutnya. Untuk wewenang dan tanggungjawab tetap pada dokter yang meminta konsultasi. Adapun hal-hal yang tidak dibenarkan dalam proses rujukan oleh dokter adalah sebagai berikut. Mencantumkan keterangan tidak lengkap Melakukan rujukan kaarena malas Melakukan rujukan untuk mengalihkan tanggungjawab Melakukan rujukan karena mengharapkan imbalan Melakukan rujukan setelah keadaan pasienn sangat parah Sedangkan seorang konsultan juga ada hal yang tidak boleh dilakukan, yaitu: Tidak memberi jawaban sebenarnya Mengambil ahli pasien Mencegah tindakan dokter perujuk Mencela hasil pemeriksaan

DAFTAR PUSTAKA
Kuliah pakar oleh dr.Hj. Erly, Sp.MK tentang dasar komunikasi dan komunikasi tahun 2012. Kuliah pakar oleh Yuliandre Darwis, PH.D tentang komunikasi antar budaya dalam dunia kesehatan tahun 2011. Kuliah pakar oleh Hasanuddin tentang komunikasi dan pengambilan keputusan menurut budaya minangkabau tahun 2012. Pawer point Achmad Basyuni, SH.,M.Kes tentang teknik komunikasi. Power point Yusrizal dan Wita Mustafa tentang Komunikasi Organisasi Nonverbal. http://riswantohidayat.wordpress.com/komunikasi/komunikasi-verbal/ www.google.com

Anda mungkin juga menyukai