Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN RONDE KEPERAWATAN

PADA PASIEN Ny.S DENGAN KANKER SERVIKS DI RUANG NIFAS


DAHLIA RSD Dr. SOEBANDI JEMBER
Tanggal 9 s/d 10 Oktober 2014

Disusun Oleh :
Dianita Indra Prawestri (14.0103.1076)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2014

RONDE KEPERAWATAN

A. Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan,
perawat associate yang perlu juga melibatakan seluruh anggota tim kesehatan.
1. Karakteristik
a. Pasien dan keluarga dilibatkan secara langsung
b. Pasien merupakan fakus kegiatan
c. Perawat associate, perawat primer dan konselor melakukan diskusi
bersama
d. Konselor memfasilitasi kegiatan ronde keperawatan
e. Konselor mengembangkan dan meningkatkan kemampuan perawat
associate dan perawat primer dalam mengatasi masalah.
2. Karakteristik klien yang dilakukan ronde
a. K;ien dengan penyakit kronis
b. Klien dengan penyakit komplikasi
c. Klien dengan penyakit akut
d. Klien dengan permasalahan keperawatan yang belum terselesaikan

B. Tujuan Ronde Keperawatan


1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
b. Menumbuhkan

pemikiran

tentang

tindakan

keperawatan

berorientasi pada masalah klien


c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan

yang

d. Meningkatkan kemampuan validasi data klien


e. Meningkatkan kemampuan justifikasi
f. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
g. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan

C. Manfaat Ronde Keperawatan


1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatn dengan tepat dan
benar.

D. Metode
Diskusi dan ronde keperawatan

E. Media
1. Materi disampaikan secara lisan
2. Sarana diskusi : Kertas, Bullpen
3. Dokumen / status klien

F. Waktu dan Tempat


Ruangan

: Nifas / Dahlia RSD dr. Soebandi Jember

Waktu

: 20 menit

Hari / Tanggal

: Jumat / 10 Oktober 2014

G. Peran Masing-Masing Dalam Ronde Keperawatan


1. Peran pemimpin ronde keperawatan
a. Menjelasakan keadaan dan data demografi klien
b. Menjelaskan masalah keperawatn utama

c. Menjelasakan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan


d. Menjelasakan tindakan selanjutnya
e. Menjelasakan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
2. Peran anggota ronde keperawatan
a. Mendengarkan pemaparan kasus
b. Memberikan pertanyaan
c. Mengajukan masukan terhadap rencana tindakan selanjutnya
3. Peran pembimbing ronde keperawatan
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

H. Langkah-Langkah Kegiatan Ronde Keperawatan


No
1.

Waktu
5 menit

Tahap
Pembukaan

Kegiatan
a. Salam

pembuka

dan

mengingatkan

kontrak sebelumnya.
b. Memperkenalkan anggota ronde pada
klien
3

10 menit

Penyajian

a. Menjelasakan identitas klien

masalah

b. Menjelaskan

riwayat

penyakit

dan

keperawatan
c. Menjelaskan masalah klien dan rencana
tindakan yang telah dilaksanakan dan atau
belim dilaksanakan serta memilih prioritas
yang perlu didiskusikan
d. Validasi data

No

Waktu

Tahap

Kegiatan
e. Justifikasi masalah

10 menit

Post ronde

a. Diskusi tentang masalah yang belum


terselesaikan dari validasi data antar tim
ronde
b. Menentukan

solusi

dalam

mengatasi

masalah
c. Salam penutup

I. Langkah-Langkah Ronde Keperawatan


1. Persiapan ronde keperwatan
a. Penetapan kasus, minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
b. Pemberian inform consent pada penderita atau keluarga
2. Pelaksanakan
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana kegiatan yang akan dan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim kasus tersebut.
c. Pemberian justivikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana kegiatan yang akan
dilakukan .
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan
ditetapkan pasca ronde.
e. Mendiskusikan hasil temuan pada pasien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.

LAMPIRAN

A. Identitas Pasien
Pengakajian dilakukan pada 9 Oktober 2014 pukul 07.00 WIB dengan metode
auto anamnesa dan allo anamnesa, pengamatan dan observasi langsung,
pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis. Berdasarkan pengkajian yang telah
dilakukan di dapatkan hasil identitas pasien bernama Ny.S, umur 37 tahun,
agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan wiraswasta, golongan darah O+,
nomor register 0359508, dirawat di ruang dahlia bagian gynekologi bed 4 RSD
dr Soebandi Jember dengan diagnose medis P3003 dengan Ca Cervix dan
anemia. Pasien masuk pada 6 Oktober 2014, yang bertanggung jawab kepada
pasien adalah Tn. S, umur 46 tahun, pekerjaan petani, pendidikan SMP, dan
hubungan dengan pasien adalah suami.

B. Keluhan Utama
Keluar darah dari jalan lahir

C. Riwayat penyakit sekarang


8 bulan yang lalu pasien mengeluhkan keluar darah dari vaginanya, pasien
memeriksakannya ke RS Bina Sehat dan didiagnosis Ca Cervix, kemudian pasien
di minta rujuk ke Surabaya. Pasien menolak karena biaya. Satu bulan yang lalu
pasien mengatakan sempat rawat inap di RSD dr Soebandi selama 6 hari. Pada
hari minggu keadaan pasien melemah, pasien pada hari senin (6/10) langsung
pergi ke RSD dr.Soebandi untuk memeriksakan keadaannya. Pasien masuk lewat
IGD. Pasien mendapatkan Inf RL dengan 20 tpm, injeksi Cefo 1gr. Pasien
kemudian di bawa ke ruang dahlia.

D. Riwayat penyakit dahulu


Pasien tidak memiliki penyakit menular seperti HIV, TBC, PMS. Pasien juga
tidak memiliki penyakit jantung, ginjal, diabetes milletus, hipertensi, asma.

Pasien tidak memiliki penyakit tumor atau kanker sebelumnya. Pasien pernah
MRS di dr. Soebandi 1 bulan lalu

E. Riwayat kesehatan keluarga


Dari keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat tumor ataupun kanker.
Keluarga pasien tidak memiliki penyakit menular seperti HIV, TBC, PMS,
penyakit jantung, ginjal, diabetes milletus, hipertensi, dan asma.

F. Pola-pola fungsi kesehatan


1. Pola persepsi&tatalaksana hidup sehat
Setelah mengetahui diagnosa nya pasien melakukan pengobatan dengan
jamu, ramuan yang dibuat sendiri dari daun dan rempah.
2. Pola Konsep diri
Pasien merasa malu dengan keadaannya yang sekarang, pasien ingin menjadi
sosok ibu yang baik yang masih dapat merawat anaknya yang bungsu hingga
dewasa, tetapi pasien merasa kurang optimis dengan keberadaanya di RS,
pasien hampir 1minggu berada di RS dan ia tidak bisa apa apa dan hanya
merepotkan anak dan keluarganya.
3. Pola reproduksi dan seksual
Pasien telah memiliki 3 anak yang hingga saat ini sehat, sedangkan
hubungan dengan suami pasien mengatakan sudah tidak melakukan
hubungan intim lagi karena saat berhubungan selalu mengeluarkan darah.

G. Riwayat obstetric
1. Riwayat menstruasi
Pasien menarche saat usia 12 tahun, dengan lama mens 6 hari dan siklusnya
teratur 26 hari, serta tidak dismenorhoe. Pasien merasa belum menopause.
2. Riwayat perkawinan
Pasien menikah pada usia 19 tahun dan menikah hanya satu kali saja
3. Riwayat kehamilan dan persalinan

Pasien pernah hamil sebanyak 3 kali, hamil pertama pada usia 19 tahun.
Ketiga kehamilan tersebut berakhir pada persalinan yang semuanya di tolong
oleh dukun. Ketiga anak pasien adalah perempuan
4. Riwayat kelainan obstetric
Pasien mengatakan tidak memiliki tumor sebelumnya, atau penyakit yang
sejenis dengan ini sebelumnya. Pasien sebelum ini pernah mengalami
keputihan yang abnormal.
5. Riwayat penggunaan kontrasepsi
Pasien menggunakan KB pil selama tahun. Selama penggunaan tidak
mengalami keluhan. Pasien biasanya datang ke bidan.

H. Pemeriksaan fisik
Pasien dalam keadaan sadar tetapi masih tampak lemah, TTV terakhir:
TD= 110/80; N=84; RR=18; S=36,3C. Pemeriksaan fisik terhadap:

1. Kepala dan leher


Rambut hitam dan kusam, konjungtiva anemis, sclera berwarna putih, tidak
ada pernafasan cuping hidung, mukosa bibir kering dan pucat, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid.
2. Abdomen
I: Warna sawo matang, tidak ada lesi, abdomen cembung.
A: Bising usus 10x/menit
P: Nyeri tekan pada seluh bagian abdomen, abdomen distended, teraba masa
P: Timpany, pekak pada hepar
3. Thorax / Dada
I: Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada penggunaan otot bantu nafas,
RR 18x/menit reguler, ictus cordis tidak terlihat
P: Tidak ada masa maupun nyeri tekan, vocal fremitus teraba, ictus cordis
teraba di ICS 4
P: Sonor (paru), Pekak (jantung)

A: Whezing (-), Rhonki (-), s1 s2 tunggal


4. Genetalia
Terpasang DC, VT: teraba porsio berdungul-dungul, perdarah pervagina
berwarna merah gelap, berbau,
5. Ekstermitas
Kekuatan otot,

Odema,

CRT 2 detik, akral dingin

I. Pemeriksaan diagnostic
Hematologi lengkap

Tanggal 7 Oktober 2014

Hemoglobin

2,9

12,0 16,0

Leukosit

7,7

4,5 11,0

Hematokrit

9,8

36 46

Trombosit

255

150 - 450

Hematologi lengkap

Tanggal 8 Oktober 2014

Hemoglobin

6,7

12,0 16,0

Leukosit

7,3

4,5 11,0

Hematokrit

20,9

36 46

Trombosit

209

150 - 450

J. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Kamis (9/10) didapatkan
rumusan empat diagnose sebagai berikut :
1. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan perdarahan intra
servikal.
2. Resiko

tinggi

infeksi

pertahanan sekunder.

yang berhubungan

dengan

ketidakadekuatan

3. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri yang berhubungan dengan


terdiagnosa kanker cerviks.
4. Perubahan pola seksual berhubungan dengan bau tidak enak pada vagina,
perdarahan.

K. Perencanaan
1. Diagnosa 1. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan
perdarahan intra servikal
Tu: Perfusi jaringan pasien adekuat setelah dilakukan tindakan dalam 3x24
jam
Kh: konjungtiva tidak anemis, mukosa bibir lembab dan kemerahan,
ekstermitas hangat, CRT < 3 detik, Hb meningkat > 8 gr%, perdarahan
pervagina berkurang.
Intervensi :
a. Observasi perdarahan dan TTV
b. Memantau hasi Lab (Hb)
c. Laksanakan hasil kolaboratif memberian infuse RL, tranfusi PRC,
injeksi

2. Diagnosa

2.

Resiko

tinggi

infeksi

yang

berhubungan

dengan

ketidakadekuatan pertahanan sekunder


Tu: pasien tidak mengalami infeksi selama melakukan perawatan di rumah
sakit.
Kh: tidak ada tanda-tanda infeksi, leukosit dalam batas normal, TDS= 120140mmHg, TDD= 70-90mmHg, N=80-100x/menit, S=36-37C
Intervensi :
a. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah
genetalia, dan kebersihan lingkungan (tempat tidur).
b. Ajarkan cara perawatan diri pada daerah genetalia pada pasien dan
keluarga.

c. Anjur mengganti pembalut minimal 3x sehari.


d. Anjurkan pasien untuk memaksimalkan masukan peroral ( makanan dari
RS setidaknya harus habis).
e. Kolaborasi pemeriksaan Lab (leukosit)
f. Melaksanakan hasil kolaborasi inj antibiotic.

3. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri yang berhubungan dengan


terdiagnosa kanker cerviks.
Tu: Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi pasien
menjadi stabil
Kh:pasien mampu mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya; mampu
membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat; dapat
mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara
konstruktif; mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.
Intervensi :
a. Kontak dengan pasien sering dan perlakukan pasien dengan hangat dan
sikap positif.
b. Berikan dorongan pada pasien untuk mengekpresikan perasaan dan
pikian tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan
pengobatan.
c. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap
mispersepsi tentang penyakitnya.
d. Bantu pasien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup
mandiri

melewati

interpersonal,

hidup

peningkatan

dengan

kanker,

pengetahuan,

meliputi

kekuatan

hubungan

pribadi

dan

pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.


e. Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal
perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial,
penolakan untuk mendiskusikan masa depan.

4. Perubahan pola seksual berhubungan dengan bau tidak enak pada vagina,
perdarahan.
Tu: pasien dapat menerima perubahan setelah di lakukan tindakan
keperawatan dalam 1x24 jam
Kh: Pasien dan atau pasangan dapat mengungkapkan penerimaan akan
perubahan pola seksual.
Intervensi :
a. Jelaskan efek penyakit, kesehatan fungsi seksual.
b. Diskusikan perasaan klien terhadap fungsi seksual.
c. Diskusikan masalah tersebut dengan pasangan
d. Beri waktu sendiri untuk klien membicarakan masalah pola seksual.

L. Pelaksanaan
Pada tanggal 9 Oktober 2014 telah dilaksanakan tindakan sebagai berikut,
Jam 07.30 : 1. Mengobservasi perdarahan
R/ perdarah 30cc, berbau dan berwarna merah gelap
2. Mengobservasi konjungtiva
R/ konjungtiva anemis
3. Memastikan tranfusi telah di berikan
R/ pasien mengatakan sudah tranfusi sekitar jam 06.00 1
kantong.
4. Menganjurkan pada pasien untuk menghabiskan makanan dari
RS.
R/ pasien hanya mampu menghabiskan setengah porsi
5. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang perawatan diri
khususnya daerah genetalia.(mengganti pempers rutin min 3x
dan membersihkan area genital)
R/ pasien dan keluarga mengerti

Jam 10.15: 1. Melakukan kontak dengan pasien sering dan perlakukan pasien
dengan hangat dan sikap positif.
R/ Pasien menerima keberadaan kita
2. Memberikan dorongan pada pasien untuk mengekpresikan
perasaan danpikian tentang kondisi, kemajuan, prognose, sistem
pendukung dan pengobatan.
R/ pasien dapat bercerita
3. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap
mispersepsi tentang penyakitnya.
R/ pasien antusias mendengarkan
4. Bantu pasien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup
mandiri melewati hidup dengan kanker, meliputi hubungan
interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan
pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.
R/ Pasien responsif
5. Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal
perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial,
penolakan untuk mendiskusikan masa depan.
R/ pasien mengatakan terganggu dengan keadaanya, pasien
hanya berharap bisa sembuh saja dan pulang
6. Menjelaskan efek penyakit, kesehatan fungsi seksual.
R/ mendengarkan
7. Mendiskusikan perasaan klien terhadap fungsi seksual.
R/ pasien percaya dan mau bercerita
8. Menyarankan untuk mendiskusikan masalah tersebut dengan
pasangan
R/ pasien bersedia menerima

Jam 12.00: 1. Mengobservasi TTV


R/ Td 120/80, N 82, RR 18, S 36,8C, CRT 2 detik, konjungtiva
anemis
2. Mengobservasi perdarahan
R/ Perdarahan berwarna merah berbau dan sudah ganti 2x
pembalut hari ini
3. Melaksanakan kolaborasi Injeksi Cefo (antibiotic) dan Kalnex
(pembekuan darah)

Pada tanggal 10 Oktober 2014 telah dilaksanakan tindakan sebagai berikut,


Jam 06.30 : 1. Mengobservasi perdarahan
R/ perdarah 30cc, berbau dan berwarna merah gelap
2. Mengobservasi konjungtiva
R/ konjungtiva anemis
3. Mengobsevasi pemenuhan nutrisi pasien
R/ pasien menghabiskan lauk, tetapi nasi hanya setengah habis.
Jam 07.00 : 4. Melaksanakan kolaborasi pemberian transfusi 1 kolf
R/ pasien tidak mengeluhkan apa-apa saat tranfusi berlangsung.
Sesaat setelah tranfusi 1 kolf habis, keluarga pasien melaporkan bahwa pasien
menggigil.
Jam 07.40 : 5. Mengobservasi TTV
R/ TD: 100/80 N: 84x/menit S: 37,8 C
Berdasarkan keadaan tersebut muncullah diagnosa baru yaitu
hipertermi.
6. Melaksanakan kolaboasi pemberian inj Pamol
7. Memberikan dan mengajarkan pemberian kompres hangat pada
pasien dan keluarga
R/ keluarga memahami dan dapat mempraktikkan
Jam 10.00 : 8. Membantu pasien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk
hidup mandiri melewati hidup dengan kanker, meliputi

hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan


pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.
9.Menyarankan untuk mendiskusikan masalah hubungan seksual
dengan pasangan.
R/ pasien telah mendiskusikannya dengan suami
Jam 11.15: 10.Melaksanakan kolaborasi pemeriksaan LAB
R/pasien menyetujui tindakan tersebut
Jam 14.00 : 11.Memberikan KIE terkait nutrisi saat dirumah, segera mencari
pertolongan kesehatan saat kondisi memburuk
R/ pasien dan keluarga mendengarkan secara antusias
12.Mengantarkan pasien pulang.

M. Evaluasi
Dilaksanakan pada tanggal 9-10-2014 jam 14.15
Diagnosa 1. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan perdarahan
intra servikal.
S:O : Perdarahan masih terjadi 20cc, CRT 2 detik, akral dingin, konjungtiva
anemis
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutka RT

Diagnosa 2. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan


pertahanan sekunder
S:O: Tidak ada tanda infeksi, suhu 36,8 C, TD 120/80 , N 82x/menit, pempers baru
saja diganti, makan siang dihabiskan, hasil LAB leukosit 7,9 , Hemoglobin 8,2
A: Masalah teratasi sebagian
P: Pantau terhadap terjadinya infeksi

Diagnosa 3. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri yang berhubungan


dengan terdiagnosa kanker cerviks
S : Pasien mengatakan sudah dapat bercerita keluh kesahnya pada anak, pasien
mengatakan sedikit mampu menerima keadaanya sekarang
O: Pasien tampak sedikit bisa tersenyum
A: Masalah teratasi sebagaian
P: Lanjutkan RT

Diagnosa 4. Perubahan pola seksual berhubungan dengan bau tidak enak pada
vagina, perdarahan
S : Pasien mengatakan belum sempat berbicara dengan suami terkait pola
hubungan.
O: A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan RT

Dilaksanakan pada tanggal 10-10-2014 jam 10.00


Diagnosa Hipertermi
S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa demam lagi
O: TD: 110/80 N: 80x/menit RR: 16x/menit S: 36,6 C
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

Dilaksanakan pada tanggal 10-10-2014 jam 13.45


Diagnosa 1. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan perdarahan
intra servikal.
S:O : Perdarahan masih terjadi 10cc, CRT 2 detik, akral hangat, konjungtiva
Berwarna merah muda, Hemoglobin 9,5

A : Masalah teratasi
P : Hentikan RT

Diagnosa 2. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan


pertahanan sekunder
S:O: Tidak ada tanda infeksi, suhu 36,5 C, TD 120/80 , N 80x/menit, pempers baru
saja diganti, makan siang dihabiskan, hasil LAB leukosit 7,5 , Hemoglobin 9,5
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi terkait personal hygien, nutrisi dan mobilisasi di rumah

Diagnosa 3. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri yang berhubungan


dengan terdiagnosa kanker cerviks
S : Pasien mengatakan sudah dapat bercerita keluh kesahnya pada anak, pasien
mengatakan sedikit mampu menerima keadaanya sekarang
O: Pasien dapat tersenyum
A: Masalah teratasi
P: Hentikan RT

Diagnosa 4. Perubahan pola seksual berhubungan dengan bau tidak enak pada
vagina, perdarahan
S : Pasien

mengatakan telah

Hubungan seksual.
O: A: Masalah teratasi
P: Hentikan RT

berbicara

dengan suami terkait

pola

Anda mungkin juga menyukai